Anda di halaman 1dari 11

Oleh:

Dian Vitasari
2013730025
Pembimbing:
dr. Kartini Sp.A
PENDAHULUAN

 Kejang demam adalah bangkitan kejang yang berkaitan dengan
demam > 38˚C pada anak sehat yang tidak memiliki riwayat kejang
tanpa demam sebelumnya, tidak adanya bukti infeksi intrakranial dan
penyebab lainnya dapat disingkirkan.
 Kejang demam biasanya terjadi pada usia antara 6 bulan sampai
5 tahun, dengan puncaknya pada usia 18 bulan.
 Prevalensi yang dilaporkan di berbagai negara sangat bevariasi,
di Amerika Utara dan Eropa bagian barat sekitar 2-5%, tetapi di
asia angka nya dapat lebih tinggi.
 Diperkirakan satu dari tiga anak mengalami kejang demam
berulang sebanyak 75% pada tahun pertama dan 91% pada
tahun kedua setelah onset kejang demam pertamakali.
METODOLOGI PENELITIAN

 Populasi dan sampel penelitian
 Populasi anak dengan kejang demam pertamakali sebanyak 438
anak dari 3 rumah sakit
 Sampel diambil dengan metode consecutive sampling dari bulan
Agustus 2008 sampai April 2010 dari dua RS di Yogyakarta dan
satu RS di Klaten.
 Anak dengan kejang demam pertamakali di follow-up selama 12
bulan
METODOLOGI PENELITIAN

 Kriteria Inklusi : Anak dengan episode pertama kejang demam berusia
antara 6 bulan sampai 5 tahun dan orangtua pasien bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
 Kriteria Eksklusi: Anak dengan abnormalitas neurologis, seperti
parese, kelemahan otot, gangguan kesadaran, hidrosefalus, atau defisit
neurologis lainnya pasca kejang
 Lost to Follow up : apabila dalam satu tahun follow-up tidak
diperoleh informasi lagi apakah anak mengalami kejang berulang atau
tidak
METODOLOGI PENELITIAN

 Analisis Statistik
 Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square dan analisis
multivariat dilakukan dengan menggunakan Cox proportional
hazards regression model.
 Besarnya hubungan antara variabel prediktif dan beruangnya
kejang demam dinyatakan dalam hazard ratio (HR) dan CI 95%
 Data dianalisis menggunakan SPSS versi 16.0 untuk windows
HASIL

Kejang Demam Pertamakali



Agustus 2008-April 2010 ( n=438)
- RS Dr. Sardjito (n=178)
- RS Sleman ( n=136)
- RS Suradji Tirtonegoro (n=124)

Kriteria Inklusi (n=226)


- RS Dr. Sardjito (n=94)
- RS Sleman ( n=88)
- RS Suradji Tirtonegoro (n=44)
Lost to follow up
(n=30)
Completed Follow up (n=196)

Kejang demam Tanpa Kejang demam


berulang (n=56) berulang (n=140)
Kejang Demam Tanpa Kejang Demam
Variabel 95% CI P
Berulang (n=56) Berulang (n=140)
Laki-Laki 32 81 0.61-1.74 0.92

Usia saat onset pertama kejang


25 28 1.42-4.06 0.001
demam < 12 bulan
Riwayat Keluarga Kejang Demam 
Keluarga inti 33 46 1.25-8.08 <0.001
Keluarga besar 7 31 0.92-6.40 0.10
Tidak ada riwayat keluarga 16 63 1.0
Riwayat keluarga epilepsy 2 7 0.19-3.21 0.73
Kejang Fokal 3 4 0.51-5.19 0.42
Kejang Demam Komplek 19 44 0.63-1.89 0.76
Suhu tubuh < 40˚C pada saat
31 46 1.35-3.89 0.002
onset kejang demam
Durasi demam sebelum onset kejang

≤ 1 jam 7 5 1.35-5.80 0.015


> 1-24 jam 45 115 0.66-5.09 0.26
> 24 jam 4 20 1.0
Faktor Prediktif HR 95% CI P

Usia < 12 bulan



2.42 1.41-4.18 0.001

Riwayat Keluarga inti dengan kejang


demam 2.73 1.59-4.70 <0.001

Suhu tubuh < 40˚C


2.11 1.24-3.58 0.006

Durasi demam ≤ 1 jam


1.69 0.76-3.78 0.20
DISKUSI

 Insiden Kejang Demam berulang pada penelitian kohort ini sebesar
28.6%. Angka ini tidak berbeda jauh dengan insiden kejang demam
berulang di populasi negara barat berkisar antara 29-55%.

 67.9%anak mengalami kejang demam sederhana, sementara sisanya


(32.1%) mengalami kejang demam kompleks. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Karande, yang melaporkan bahwa 9-
35% kejang demam merupakan kejang demam kompleks.

 Riwayat kejang demam pada keluarga inti dan usia saat onset kejang
demam pertamakali < 12 bulan merupakan prediktor untuk kejang
demam berulang
KESIMPULAN DAN SARAN

 Riwayat Kejang demam di keluarga inti, usia saat onset kejang demam
pertama < 12 bulan dan suhu tubuh saat onset kejang < 40˚C
merupakan faktor prediktif untuk kejang demam berulang pada anak
 Para dokter dapat mengedukasi pada orangtua atau pengasuh tentang
kemungkinan berulangnya kejang demam pada anak dengan faktor
prediktif
 Penelitian lebih lanjut dapat dipertimbangkan terhadap kepatuhan
terhadap profilaksis intermiten diazepam, episode demam, dan
pengukuran suhu dan metode nya
KETERBATASAN PENELITIAN

 Peneliti tidak mempertimbangkan jumlah episode demam sebagai
prediktor kejang demam berulang. Risiko seorang anak mengalami
kejang, dapat lebih tinggi bila ada peluang untung kejang demam.
 Pemantauan pengukuran suhu tubuh. Perbedaan jenis termometer
dapat mempengaruhi pembacaan suhu dan pengukuran suhu di RS
biasanya tidak dilakukan pada saat kejang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai