Anda di halaman 1dari 11

Referat ‘’Nyeri ‘’

KEPANITRAAN KLINIK STASE ANESTESI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI CIBADAK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
Nyeri

Definisi
Menurut International Association for Study of
Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Etiologi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

• Kelainan yang mengakibatkan rasa nyeri,


mencakup: infeksi, keadaan inflamasi, trauma,
kelainan degenerasi, keadaan toksik metabolik
atau neoplasma.
• faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain:
lingkungan, umur, kelelahan, riwayat nyeri
sebelumnya, mekanisme pemecahan masalah
pribadi, kepercayaan, budaya dan tersedianya
orang-orang yang memberi dukungan.
KLASIFIKASI NYERI
Nyeri berdasarkan tempatnya:
1) Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya
pada kulit, mukosa
2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral
3) Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/
struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah
yang berbeda, bukan daerah asal nyeri
4) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada system
saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus, dan lain-lain
Nyeri berdasarkan sifatnya
1) Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu yang lama
3) Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berinstensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit,
lalu menghilang, kemudian timbul lagi
Nyeri berdasarkan berat ringannya:
1) Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah
2) Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi
3) Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi
Nyeri berdasarkan jenisnya:
1) Nyeri nosiseptif : nyeri inflamasi yang dihasilkan oleh rangsangan kimia,
mekanik dan suhu yang menyebabkan aktifasi maupun sensitisasi pada
nosiseptor perifer (saraf yang bertanggung jawab terhadap rangsang
nyeri).
2) Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan
neural pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi
jalur saraf aferen sentral dan perifer, biasanya digambarkan dengan rasa
terbakar dan menusuk.
3) Nyeri psikogenik, nyeri yang dapat memunculkan intensifikasi nyeri
somatik atau neurogenik dan juga merupakan suatu manifestasi
psikoneurotik. Karakteristik dari nyeri psikogenik, seperti: lokasi nyeri
selalu tidak mempunyai hubungan dengan suatu penyebab yang
mungkin, tindakan klinis dan respon pada pengobatan mungkin non
fisiologis, tidak diharapkan dan tidak biasa. Nyeri wajah Atipikal adalah
salah satu nyeri psikogenik
Nyeri berdasarkan lamanya serangan

Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas bervariasi
dari berat sampai ringan. Nyeri ini terkadang bisa hilang sendiri tanpa
adanya intervensi medis, setelah keadaan pulih pada area yang
rusak. Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga kesehatan
sangat agresif untuk segera menghilangkan nyeri. Misalnya nyeri pasca
bedah.

Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas
bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan.
Patofisiologi nyeri
Transmisi: potensial aksi
lalu naik keatas menuju
ditransmisikan menuju
batang otak dan
neuron susunan saraf
thalamus. Selanjutnya
Transduksi: aktivasi pusat yang berhubungan
terjadi hubungan timbal
reseptor, adanya stimulus dengan nyeri. Tahap
balik antara thalamus
nyeri yang mengakibatkan dimulai dari konduksi
antara pusat yang labih
stimulasi nosiseptor, disini impuls dari neuron aferen
tinggi di otak yang
stimulus noxious dirubah primer ke kornu dorsalis
mengurusi respon
menjadi potensial aksi medulla spinalis,
persepsi dan afektif yang
kemudian akan bersinaps
berhubungan dengan
pada neuron susunan
nyeri.
saraf pusat,

Persepsi: pesan nyeri di Modulasi: sinyal yang


relay menuju ke otak dan mampu mempengaruhi
menghasilkan suatu proses nyeri tersebut,
perasaan yang subjektif tempat modulasi sinyal
yang dikenal sebagai yaitu kornu dorsalis
persepsi nyeri. medulla spinalis
Penilaian nyeri
1. Wong-Baker Faces Pain Rating Scale

2. Verbal Rating Scale (VRS)


3. Numerical Rating Scale (NRS)

4. Visual Analogue Scale (VAS)


Penanganan nyeri
1. Farmakologis
Non farmakologis
• Pendekatan Nonfarmakologik

1. Terapi dan Modalitas Fisik


Terapi fisik untuk meredakan nyeri mencakup beragam bentuk
stimulasi kulit (pijat, stimulasi saraf dengan listrik
transkutis, akupuntur, aplikasi panas atau dingin, olahraga).
Stimulasi saraf dengan listrik melalui kulit (TENS atau TNS).

2. Strategi kognitif-perilaku
relaksasi, penciptaan khayalan (imagery), hipnosis, dan
biofeedback. bernafas dalam, meditasi dan mendengarkan
musik-musik yang menenangkan, umpan balik hayati

Anda mungkin juga menyukai