Anda di halaman 1dari 30

BARISAN DAN DERET

By : Qurratul Aini
Barisan Bilangan
Barisan Bilangan adalah urutan bilangan-
bilangan yang diurutkan dengan aturan
tertentu.
Selanjutnya, bilangan-bilangan tersebut
disebut SUKU dari barisan, yang
dinotasikan dengan U n (Suku ke-n) dan
aturan pengurutan bilangan-bilangan
tersebut disebut POLA dari barisan.
Contoh Barisan
 1, 2, 4, 8, 16, ...
 2, 3, 5, 8, 12, 17, ..., 30, ...
 1, 4, 7, 10, 13, ..., ...
 1, 3, 2, 4, 3, 5, 4, 6, ..., 7, ...
 3, 9, 6, 9, 9, 9, 12, ..., ...
 1, 2, 5, 14, ..., 122, ...
 dst
Contoh Bukan Barisan
 1, 2, 10, 5, 4, 19, 21, ...
 2, 6, 30, 30, 15,...
Barisan dan Deret Khusus
Berdasarkan pola pengurutannya, secara
khusus Barisan dan Deret dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
 Barisan dan Deret Aritmatika
 Barisan dan Deret Geometri
Barisan dan Deret Aritmatika
Barisan Aritmatika adalah barisan yang
mempunyai pola keteraturan selisih dua
suku berurutan tetap nilainya.
Atau dengan kata lain, Barisan Aritmatika
adalah barisan yang selisih dua suku
berurutannya bernilai sama.
Selanjutnya, selisih dua suku berurutan
tersebut disebut BEDA dari barisan
aritmatika, dinotasikan dengan “b”.
Jadi, U 2  U1  U3  U 2 U 4  U3  ...  b
Barisan dan Deret Aritmatika
Suku pertama suatu barisan aritmatika yaitu U1 ,
biasanya dinotasikan dengan “a”.
Berdasarkan definisi dari barisan aritmatika,
diperoleh bahwa :
U1  a
U2  a  b
U 3  a  b  b  a  2b
U 4  a  2b  b  a  3b
.
.
.
U n  a   n  1 b
Barisan dan Deret Aritmatika
Jadi, diperoleh rumus untuk menentukan suku
ke-n suatu barisan aritmatika adalah

Un  a   n 1 b
dimana,
U n : Suku ke-n dari barisan aritmatika
a : Suku pertama dari barisan aritmatika
b : Beda dari barisan aritmatika
Barisan dan Deret Aritmatika
Berdasarkan beda dari barisan aritmatika,
barisan aritmatika dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
 Barisan Aritmatika Naik adalah barisan
aritmatika dengan beda positif ( b  0 ).
 Barisan Aritmatika Turun adalah barisan
aritmatika dengan beda negatif ( b  0 ).
Barisan dan Deret Aritmatika
Contoh :
1. Tentukan suku ke-20 dari barisan 2, 5, 8, 11,
...
2. Tentukan suku ke-15 dari barisan 30, 25, 20,
15, ...
3. Suku ke-5 dan ke-8 suatu barisan aritmatika
adalah 13 dan 22. Tentukan suku ke-50 dari
barisan tersebut.
Barisan dan Deret Aritmatika
Deret Aritmatika adalah jumlahan suku-
suku dari suatu barisan aritmatika.
Jadi,
Barisan Aritmatika : U1 , U 2 , U 3 , U 4 ,...
Deret Aritmatika : U1  U 2  U3  U 4  ...
Selanjutnya, Jumlah n suku pertama dari
barisan aritmatika dinotasikan dengan S n .
Barisan dan Deret Aritmatika
Diberikan n suku pertama dari suatu barisan
aritmatika dengan suku pertama a dan beda b
sebagai berikut :
a, a  b, a  2b, a  3b,..., a   n  3 b, a   n  2  b, a   n 1 b
Diperoleh jumlah n suku pertama dari barisan di
atas adalah :
Sn  a  (a  b)  (a  2b)  ( a  3b)  ...  ( a   n  3 b)  (a   n  2 b)  (a   n 1 b) (1)
Barisan dan Deret Aritmatika
Berdasarkan sifat bilangan real, dapat pula dikatakan
bahwa :
S   a   n 1 b   a   n  2 b    a   n  3 b   ...   a  3b    a  2b    a  b   a
n (2)

Dengan menjumlahkan pers. (1) dan pers. (2),


diperoleh :
2Sn   2a   n 1 b   2a   n 1 b   2a   n 1 b  ...   2a   n 1 b   2a   n 1 b    2a   n 1 b 
Akibatnya, diperoleh :
2Sn  n  2a   n  1 b 
Barisan dan Deret Aritmatika
Dengan kata lain, rumus untuk menentukan jumlah
n suku pertama dari barisan aritmatika adalah :
Sn   2a   n  1 b 
n
dimana, 2
S n : Jumlah n suku pertama dari barisan aritmatika
a : Suku pertama dari barisan aritmatika
b : Beda dari barisan aritmatika
Barisan dan Deret Aritmatika
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2016, Andi mulai
bekerja sebagai seorang PNS dengan gaji
pokok sebesar Rp. 2.500.000,00-.
Berdasarkan aturan, setiap dua tahun
seorang PNS akan mendapatkan kenaikan
gaji berkala sebesar Rp.100.000,00- /bulan.
Tentukan berapa jumlah gaji yang telah
diperoleh Andi setelah 10 tahun menjadi
seorang PNS.
Barisan dan Deret Geometri
Barisan Geometri adalah barisan yang
mempunyai keteraturan perbandingan dua
suku berurutan tetap nilainya.
Atau dengan kata lain, Barisan Geometri adalah
barisan yang perbandingan dua suku
berurutannya bernilai sama.
Selanjutnya, perbandingan dua suku berurutan
tersebut disebut RASIO dari barisan geometri,
dinotasikan dengan “r”.
Jadi, U  U  U  ...  r
2 3 4

U1 U2 U3
Barisan dan Deret Geometri
Suku pertama suatu barisan geometri yaitu U1 ,
biasanya dinotasikan dengan “a”.
Berdasarkan definisi dari barisan geometri, maka
diperoleh bahwa :
U1  a
U 2  ar
U 3  ar 2
U 4  ar 3
.
.
.
U n  ar n 1
Barisan dan Deret Geometri
Jadi, diperoleh rumus untuk menentukan
suku ke-n suatu barisan geometri adalah
n 1
U n  ar
dimana,
U n : Suku ke-n dari barisan geometri

a : Suku pertama dari barisan geometri


r : Rasio dari barisan geometri
Barisan dan Deret Geometri
Berdasarkan rasio dari barisan geometri, barisan
geometri dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
 Barisan Geometri Naik adalah barisan
geometri dengan rasio lebih dari satu ( r  1 ).
 Barisan Geometri Turun adalah barisan
geometri dengan rasio kurang dari satu ( r  1 ).
Barisan Dan Deret Geometri
Contoh :
 Tentukan suku ke-20 dari barisan
1, 2, 4, 8,16,...
 Tentukan suku ke-8 dari barisan
32,16, 8, 4,...
 Diberikan barisan geometri. Diketahui jumlah
suku ke-1 dan ke-2 adalah 16, jumlah suku
ke-3 dan ke-4 adalah 4. Tentukan suku ke-8
dari barisan geometri tersebut.
Barisan dan Deret Geometri
Deret Geometri adalah jumlahan suku-
suku dari suatu barisan geometri.
Jadi,
Barisan Geometri : U1 , U 2 , U 3 , U 4 , ...
Deret Geometri : U1  U 2  U 3  U 4  ...
Selanjutnya, Jumlah n suku pertama dari
barisan geometri dinotasikan dengan S n .
Barisan dan Deret Geometri
Diberikan n suku pertama dari suatu
barisan geometri dengan suku pertama a
dan rasio r sebagai berikut :
a, ar , ar 2 , ar 3 , ..., ar n 3 , ar n  2 , ar n 1

Diperoleh jumlah n suku pertama dari


barisan di atas adalah :
S n  a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 3  ar n  2  ar n 1 (1)
Barisan dan Deret Geometri
Dengan mengalikan pers. (1) dengan bilangan
rasio r, maka diperoleh
rSn  r  a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 3  ar n  2  ar n 1 
(2)
 rSn  ar  ar 2  ar 3  ar 4  ...  ar n  2  ar n 1  ar n

Dengan mengurangi pers. (1) dan (2), diperoleh :


S n  rS n   a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 3  ar n  2  ar n 1 
  ar  ar 2  ar 3  ar 4  ...  ar n  2  ar n 1  ar n 
 1  r  S n  a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 3  ar n  2  ar n 1
 ar  ar 2  ar 3  ar 4  ...  ar n  2  ar n 1  ar n
 1  r  S n  a  ar n  a 1  r n 
Barisan dan Deret Geometri
Dengan kata lain, rumus untuk menentukan jumlah
n suku pertama dari barisan geometri adalah :
a 1  r n 
Sn  , untuk r  1
1 r
atau
a  r n  1
Sn  , untuk r  1
r 1
dimana,
S n : Jumlah n suku pertama dari barisan geometri
a : Suku pertama dari barisan geometri
r : Rasio dari barisan geometri
Barisan dan Deret Geometri
Contoh :
Deret Geometri Tak Hingga
Bagaimana jika diberikan masalah seperti
berikut :
Tentukan Jumlah deret berikut :

1 1 1 1
1     ....
3 9 27 81
Deret Geometri Tak Hingga
Untuk menghitung jumlah deret seperti
pada masalah tersebut, dapat kita anggap
bahwa n   . Hal tersebut karena
banyaknya suku dari deret geometri
tersebut adalah tak hingga.
Akibatnya, berdasarkan rumus untuk r  1 ,
yaitu :
a 1  r n

Sn 
1 r
Deret Geometri Tak Hingga
Diperoleh S adalah S n dimana n   ,
yaitu :
a
S 
1 r
Dimana :
S  : Jumlah deret geometri tak hingga
a : Suku pertama deret geometri tak hingga
r : Rasio deret geometri tak hingga
Deret Geometri Tak Hingga
Contoh :
SEKIAN

SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai