KELOMPOK 7 :
DEA DIYAN
AGHNIZAR
FARHAN ALBAIHAQI
NADIA INDRIANI
SILVY FAUZIAH
ARSITEKTUR &
REGIONALISME
PENGERTIAN REGIONALME
DALAM ARSITEKTUR
Regionalisme dalam arsitektur merupakan sutu gerakan dalam arsitektur yang
menganjurkan penampilan bangunan yang merupakan hasil senyawa dari
internasionalisme dengan pola cultural dan teknologi modern dengan akar, tata nilai
dan nuansa tradisi yang masih di anut oleh masyarakat setempat.
ARSITEKTUR &
LAHIRNYA REGIONALISME REGIONALISME
DALAM ARSITEKTUR
Regionalisme diperkirakan berkembang sekitar tahun 1960 (Jenks, 1977). Sebagai
salah satu perkembangan Arsitektur Modern yang mempunyai perhatian besar pada ciri
kedaerahan, aliran ini tumbuh terutama di negara berkembang. Ciri kedaerahan yang dimaksud
berkaitan erat dengan budaya setempat, iklim, dan teknologi pada saatnya (Ozkan, 1985).
Menurut William Curtis, Regionalisme diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang
bersifat abadi, melebur atau menyatu antara yang lama dan yang baru, antara regional dan
universal. Kenzo Tange menjelaskan bahwa Regionalisme selalu melihat ke belakang, tetapi tidak
sekedar menggunakan karakteristik regional untuk mendekor tampak bangunan.
Arsitektur Tradisional mempunyai lingkup regional sedangkan Arsitektur Modern
mempunyai lingkup universal. Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama regionalisme adalah
menyatunya Arsitektur Tradisional dan Arsitektur Modern.
Arsitektur Tradisional mempunyai lingkup regional sedangkan Arsitektur Modern mempunyai lingkup universal. Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama regionalisme
adalah menyatunya Arsitektur Tradisional dan Arsitektur Modern.
b. Pola-pola budaya/perilaku, sebagai penentu tata ruang, hirarki, sifat ruang yang dipakai untuk membangun kawasan
agar sesuai dengan keadaan sosial budaya masyarakat tersebut. Contoh : Penerapan Konsep Sanga Mandala Pada
Rumah Bali Modern.
Tempelan usnur arsitektur masa lmpau (AML) menyatu ke bangunan masa kini (dibangun pada zaman kolonial) bahan bangunan maupun dekorasinya
menunjukkan bangunan jaman kolonial,kemudian elemen bentuk atap dari arsitektur lama di tempelkan , sekarang bangunan ini memiliki dua menara
pada kedua sudut kiri dan kanan. ( Mesjid di Padang Ganting, kota Padang). (Sumber: museum, Aditiawarman, Padang)
c.Elemen fisikAML tidak terlihat jelas dalam AMK
ARSITEKTUR &
Beach Walk Bali
REGIONALISME
Contoh AML yang tidak terlihat jelas dalam AMK di Bali yaitu :Beach Walk Shopping Centre, yang
berlokasi di Jalan Pantai Kuta, Kab. Badung. Sepintas Mall ini terlihat megah dan mewah jika dilihat
oleh kebanyakan orang awam, sedangkan jika dilihat lebih teliti Mall ini Transformasi bentuk
arsitektur regional (kasus Minangkabau) sebenarnya sudah berlangsung sejak jaman kolonial
contoh bangunan mesjid di Sungai Puar Bukittinggi, dan beberapa tempat lainnya di Sumatera
Barat memperlihatkan hal itu. (Sumber: Museum, Aditiawarman , Padang) sesungguhnya memliki
ciri khas Arsitektur Tradisional, yaitu pada bagian atap yang terbuat dari bahan alang-alang.
d.Wujud AML mendominasi AMK ARSITEKTUR &
Wujud AML mendominasi AMK, jika bangunanitu mencoba mentransformasikan bentuk-bentuk AML ke AMK,
berapa desain bangunan seperti ini misalnya Bank BPD di jalan pemuda dengan mengambil kemiringan bentuk
REGIONALISME
badan bangunan AML. Contoh lain adalahBank Mandiridi Imam Bonjol Padang, yang mencoba
mentransformasikanmodel bangunan beranjung, ke AMK.
Bangunan Bank BPD, jalan Pemuda Padang, hanya meniru badan bangunan tradisional (sumber: Couto, 2008)
e.Ekspresi ujud AML menyatu di dalam AML
Ekspresiujud AML akan dapat menyatu dengan AMK bila skala, proporsi serta komposisi bangunan AMK
mendekati bangunan AML. Contoh bangunan seperti ini misalnya bangunan Bank Indonesia di jalan jendral
Sudirman kota Padang, adalah usaha maksimal arsitek untuk mentransformasikan bentuk-bentuk arsitektur AML
ke AMK. Namun masih memiliki kelemahan, karena ekspresi bentuk yang terjadi bukanlah sebuah arsitektur
“baru”, hal ini disebabkan karakter bentuk atap bangunan gonjong pada dasarnya sangat sangat kuat
mengandungkarakter AML.
Jadi efek Bangunan Bank BPD, yang ditimbulkan mirip dengan tempelan AML pada AMK. Usaha untuk merubah karakter ini nampak dengan merubah material dan warna. Tetapi
tetap saja karakter AML yang sangat kuat itu tidak bisa dieliminir dengan perubahan material dan warna. Contoh lain adalah Museum Aditiawarman Kota Padang, pada bangunan
ini unsur arsitektur baru menyatu dengan arsitektur lama.
Latar Belakang
Sumber :www.google.co.id
Masyarakat Saynatsalo menginginkan balai kota yang baik pada kota Saynatsalo yang merupakan kota baru, terletak
di pusat kota pertanian kecil, Finlandia, maka kemudian diadakannya kompetisi arsitektur untuk menemukan
desain balai kota yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Dalam balai kota yang dibuat terdiri dari ruang dewan,
kantor pemerintah daerah, perpustakaan, staf, dan ruang ritel yang akan memperluas fungsi balai kota aslinya.Alvar Profile Arsitek
Aalto yang merupakan arsitek terkenal terpilih sebagai arsitek dalam membuat balai kota Saynatsalo. Dirancang Profil Profile Arsitek
oleh Alvar Aalto pada tahun 1949 dan selesai pada Desember 1951. Balai kota ini dibuat dengan pencampuran Nama : Alvar
Nama : Alvar AaltoAalto
secara monumental antara modern dan tradisional yang membentuk desain baru yang kontroversi pada saat itu. Warga Negara:
Warga Negara: FinnishFinnish
Yang menekankan bangunan regionalisme pada Balai Kota Saynatsalo adalah desain balai kota yang dipengruhi Lahir: 3 Februari 1898, Kuortane
arsitektur vernacular Finlandia seperti terdapat beberapa ukiran atau pahatanpada batu granit, memiliki ornament- Lahir:
Finlandia3 Februari 1898,
ornament pada batu bata yang khas, memiliki struktur kayu yang unik, yang desain tersebut mengambil dari Kuortane
Wafat : 11 MeiFinlandia
1976
arsitektur local yang sudah hampir jarang terlihat. kemudian adanya perbedaan ketinggian, kemiringan dengan
penahan papan kayu. Bangunan memiliki orientasi ke taman seperti alun-alun yang berada pada tengah bangunan Wafat : 11 Mei 1976
dengan mengambil gaya dari alun-alun Piazza Vecchia Bergamo, Itali yang juga berfungsi sebagai
sirkulasipengunjung.Ciri khas lain adalah tangga rumput yang melengkapi satu set tangga yang berdekatan dengan
ruang dewan.Tangga rumput juga membangkitkan gagasan arsitektur Yunani dan Italia kuno melalui pembentukan
bentuk menyerupai kondisi amfiteater sederhana.Material bahan pada bangunan juga menggunakan bahan local,
seperti batu bata, pada hampir sebagian besar bangunan, batu granit, dan kayu. Desain alto juga sangat erat dengan
filosofi-filosofi arsitektur tradisional seperti arsitektur vernacular Karelia, dalam fisik terlihat dari sudut atap
bangunan yang tidak konstan.
ARSITEKTUR &
REGIONALISME
ARSITEKTUR &
REGIONALISME
2.) Asia
Kyoto International Conference Center(ICC Kyoto)
Latar Belakang
Latar belakang didirikan ICC Kyoto adalah sebagai wadah pusat kegiatan pertemuan internasional juga sebagai
symbol baru kota Kyoto, maka diadakan saymbara. Dari 195 entri karya yang bersaing, Sachio Otani terpilih
sebagai desain yang paling baik. Pembangunannya dimulai pada 24 Januari 1964 dan selesai pada tanggal 20 Maret
1966, dan 21 Mei mulai dibuka.Bangunan terletak pada Tokyo, yang berada pada tepi Danau Takaragaike dan dasar
Gunung Hiei. Gaya yang diambil dari arsitektur ini merupakan gaya regionalism, dan brutalism. Gaya Regionalism
terlihat dari site dan tampilan bangunan. Bangunan yang terletak pada sekitaran ruang hijau dengan memadukan
antara gunung, danau dan sturktur dengan menekankan desain pada penyatuan alam, yang terkait erat dengan Profile Arsitek
harmonialam sebagai ciri khas arsitektur tradisional Jepang. Pada bangunan menekankan pada Japanese lanskap Nama: Sachio Otani
yang menyelaraskan lingkungan alam dengan suasana ibukota kuno Jepang, Kyoto. Dengan luas 156.000 meter Lahir:Kyoto (1924-2013)
persegi dengan bentuk dari serangkaian tumpang tindih segitiga yang saling melengkapi baik secara visual dan Lulusan:Universitas Tokyo tahun
konseptual, merupakan interpretasi modern dari bentuk-bentuk tradisional (segitiga dengan lebar dasar 1946Mendapatkan gelar master pada tahun
mengambil bentuk alam yaitu pegunungan sekitar (Gunung Hei), sementara atasnya yaitu segitiga terbalik 1951
mengambil bentuk kuil tradisional Shinto, Ise, yang di sebut Chigi
Sachio Otani menjelaskan alasan sebenarnya mengapa
memilih trapesium ntuk mengatur potongan melintang
bentuk bangunan,
bagian bawah untuk mewadahi kegiatan-
kegiatan yang membutuhkan ruang lebar, sedangkan
bagian atas untuk ruang yang lebih sempit.
sesuai dengan tuntutan bentuk auditorium, bagian
bawah dimana banyak
orang dituntuk ruang lebih besar, sedangkan dinding yang
tidak sejajar
baik bagi akustik.
secara struktural dengan adanya bentuk tersbut, dapat
mengatur susunan
letak lantai, melebar ke bawah atau menyempit ke atas.