Anda di halaman 1dari 11

Sifilis laten : diagnosis dan pengobatan

Oleh: Fitri Andini


Pembimbing: dr. Mainiadi, Sp.KK, FINSDV, FAADV
Pendahuluan

Sifilis merupakan infeksi sistemik kronik yang


disebabkan Treponema pallidum sp. pallidum
(selanjutnya dinamakan T. pallidum). Sifilis laten
rnerupakan stadium penyakit sifilis yang
dimulai dcngan hilangnya manifestasi sifilis
primer." ataupun sekunder pada penderita
yang tidak mcndapatkan pcngobaten.
Epidemiologi

Puncak kejadian sifilis yang pernah dilaporkan di negara-negara


Barat, terjadi pada saat Perang Dunia 11, tetapi kemudian menurun
secara dramatis bersamaan dengan ditemukannya dan tersedianya
antibiotik penisilin. Perubahan perilaku seksual, dan juga kcbijakan
keschatan masyarakat.s Pada tahun 2000-2004, angka kejadian
penyakit ini kembali meningkat karena peningkatan laki-laki yang
berhubungan scksual dengan laki-laki (LSL).
STADIUM SIFILIS
Perjalanan Sifilis Tanpa Diobati

Sifilis laten dini dapat terjadi setelah stadium primer


dan sekunder, selanjutnya dapat masuk ke stadium
laten lanjut. Hasil sebuah penelitian di Oslo,
menunjukkan bahwa pada 25% penderita sifilis laten
dini akan masuk ke stadium sifilis sekunder dan
umumnya terjadi pada tahun pertama.
Diagnosis Sifilis Laten

Diagnosis sifilis laten dini ditegakkan bila dalam 12 bulan


terakhir ditemukan satu atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:
• Titer VDRL/RPR sebanyak 4 kali atau lebih;
• Anamnesis didapatkan gejala sifilis primer dan sekunder, riwayat
kontak seksual dengan orang diduga menderita sifilis , kontak
seksual dengan seseorang Les VDRL atau RPR dan TPHA reaktif.
Pemeriksaan Serologis

Uji Serologis Nontroponemal Uji Serologis Troponemal


• Menggunakan antigen yang terdiri
atas lesitin, kolesterol, dan Beberapa macarn uji treponernal
kardiolipin yang dimurnikan misalnya uji fluorescent treponemal
(komponen dari membran sel antibody absorption test (FrA-Abs),
marnalia), untuk mendeteksi microhaemaqqlutination and
antibodi terhadap kardiolipin yang haemagglutination assays for
terdapat dalarn serum penderita antibodies to Treponema pallidum
sifilis. (MIIA-TP, TPHA atau I IATTS), juga
enzyme-linked immunosorbent
• veneral disease research laboratory
assays (ELISA) dan Treponema
(VDRL) dan rapid plasma reaqin (RPR).
pollidutn immobilization (TPI).
Pengobatan
zatin penisilin 2.4 juta UI, IM, dosis
al, sedangkan pada sifilis laten lanjut,
tin penisilin 2,4 juta Ul, IM, diberikan
kali dengan interval satu minggu.

Bila pengobatan terlewat satu dosis, maka pengobatan dapat te


(tidak perlu diulang), asalkan interval antara penyuntikan y
dan yang kedua tidak lebih dari 2 rninggu, narnun pad
dosis harus diulang. Pada penderita sifilis latcn dini dan sifilis
yang alergi terhadap penisilin serta tidak hamil, dapat
doksisiklin oral 2x100 mg/hari atau tetrasiklin oral 4 x 5
selama 30 hari." Pemberian azitrornisin 2 gram dosis tun
cfcktif pada sifilis dini, narnun pernah dilaporkan resisten
azitrornisin di beberapa daerah geografis tertentu
1. Pemeriksaan serologis sifilis
non-treponemal (VDRL atau
RPR) dilakukan setelah
pengobatan 3, 6, 12, dan 24
bulan untuk menilai
keberhasilan pengobatan.
Tindak Lanjut Setelah Pengobatan

Pada penderita sifilis yang telah diberikan pcngobatan yang cukup adekuat harus dievaluasi
kembali secara klinis" serta serologis (uji nontreponemal kuantitatif) pada 1, 3, 6, 12 buIan setelah
pengobatan.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 10


11

Anda mungkin juga menyukai