Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan kepribadian

dan Tumbuh kembang


OLEH KELOMPOK 3
1. LINDA SAPUTRI (P17220173010)
2. CHORIRULIS SILVI NARULITA (P17220173011)
3. ARUM PUTRI FEBILIANI (P17220173012)
4. NISA SHOFIA (P17220173013)
5. WAHYU IRFANDI (P17220173018)
6. REYNA OKTAVIA RISTANTI (P17220173036)
PENGERTIAN
Perkembangan kepribadian yaitu suatu organisasi yang unik pada diri setiap
individu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan
lingkungan sehingga menjadi penentu atau mempengaruhi tingkah laku.
Kepribadian mencakup kebiasaan,sikap,dan sifat yang dimiliki seseorang apabila
berhubungan dengan orang lain.

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa,
yang dipengaruhi oleh factor bawaan dan lingkungan.
TUMBUH KEMBANG KEPRIBADIAN
1. Usia balita (0-5 tahun)
a. Perkembangan Sosial dan Emosional
• Balita akan menikmati masa-masa bermain dengan balita lain atau orang lain.
• Balita belajar untuk mengerti tentang perasaan dan kebutuhan orang lain
• Balita mulai mengembangkan rasa simpati pada orang lain
• Balita mulai mengenal rasa berbagi dengan temannya walaupun balita pada usia ini juga bisa sangat
bandel.
• Balita juga sedang menikmati berbagai aktifitas fisik, jadi pastikan ibu mempersiapkan banyak tenaga
untuk mengawasinya.
b. Pemahaman
• Balita akan banyak bertanya dan memahami hal baru
• Balita akan banyak memahami hal baru seperti tugas-tugas sederhana, angka-angka,
mengidentifitasi benda dan ukuran, membandingkan benda dan lain sebagainya.

c. Perkembangan Fisik
• Balita ibu akanIa akan tumbuh besar, tapi belum terlalu siap untuk melakukan berbagai aktifitas fisik
yang berat.
• Mempunyai kemampuan untuk berjalan dan berlari, melempar, menangkap, naik tangga dan pohon,
meloncat, mengenakan baju sendiri, ke kamar mandi sendiri dan lain sebagainya.

d. Perkembangan Bahasa
• Mengalami pekembangan yang baik dalam berbicara atau merespon perkataan, bahkan bisa dibilang
mereka adalah “pembicara ahli”.
• Balita akan senang berkelakar dan ia bahkan akan mentertawakan dan mengatakan hal-hal yang
menurutnya konyol.
2. Anak (6-10 tahun)
A. Aspek Kognitif
• Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang
bersifat konkret.
• Pada tahap ini, ditandai dengan tiga kemampuan baru yang akan dikuasai anak, yaitu
kemampuan mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, dan mengasosiasikan
(menghubungkan/menghitung) angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan
angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi.
• Pada masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
yang sederhana.
B. Aspek Fisik/Motorik
• Perubahan fisik yang terjadi pada masa ini, akan berjalan lebih lambat di banding masa bayi dan
masa awal kanak-kanak.
• Pada awal periode (usia 6 tahun), anak terlihat masih seperti anak kecil. Nanti, di akhir periode
(usia 10 tahun), anak sudah berubah dan mulai tampak seperti orang dewasa. Apalagi ada
beberapa anak yang mengalami pubertas di akhir periode ini.
• Pada masa usia sekolah, anak sudah siap menerima pelajaran keterampilan yang berkaitan dengan
motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenang, bermain bola,
dan atletik.
C. Aspek Bahasa

• Kemampuan anak dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary) mengalami perkembangan
yang pesat pada usia anak sekolah. Sekitar 2.500 kata yang dikuasai oleh anak usia 6 tahun, akan meningkat
mejadi 50.000 kata yang bisa dikuasai saat nanti anak berusia 11-12 tahun.
• Seiring dengan tingkat berpikir anak yang sudah lebih maju, anak akan banyak bertanya soal waktu dan sebab
akibat. Di tambah dengan adanya pelajaran bahasa yang di dapat anak di sekolah, maka diharapkan pada
periode ini anak bisa memiliki keterampilan mengolah informasi yang di terima, serta berpikir dan menyatakan
gagasannya.

D. Aspek Sosio-Emosional

• Menurut Erikson, anak usia 6-10 tahun akan memasuki tahap Industrial vs Inferioritas. Kalau sebelumnya anak
banyak berada di lingkungan keluarga, pada tahap ini anak akan banyak keluar ke lingkungan sekolah.
• Sehingga semua aspek memiliki peran bagi anak (orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi
perhatian, teman harus menerima kehadirannya). Tapi sayangnya, anak tidak selalu mendapatkan itu semua.
Sehingga orang tua harus paham tentang kondisi sekolah anak, teman sepermainanya, dsb.
3. Remaja (11-16 tahun)
A. Ciri-ciri fisik

Perbedaan Laki-laki Perempuan

Usia 11 – 16 tahun 10 – 15 tahun


Ciri khusus Terjadi mimpi basah Mengalami menstruasi

Ciri – ciri tumbuhnya kumis dan payudara tumbuh membesar, tumbuhnya rambut di
kelamin jambang, tumbuhnya ketiak dan di sekitar alat kelamin, serta membesarnya
sekunder rambut di ketiak dan pinggul.
di sekitar alat kelamin, serta
dada menjadi lebih bidang.
B. Ciri-ciri Psikologis

Usia Ciri-ciri Psikologis


Kurang Mulai memperhatikan penampilan. Mudah cemas dan bingung bila adanya perubahan
lebih usia psikis. Tidak mau dibatasi aktivitasnya. Mulai memilih teman yang cocok. Tidak mau
10-17 tahun diperlakukan seperti anak kecil. Selalu ingin mencoba hal-hal baru. Senang meniru idola
atau berkhayal. Mulai bersikap kritis. Mulai ada perubahan bentuk fisik. Mulai
menghasilkan hormon reproduksi. Alat kelamin mulai berkembang.Hormon pertumbuhan
masih terus dihasilkan.
4. Dewasa

A. Dewasa Awal (Umur 20-30)


Ciri Perkembangan :
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam
Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi
1. Berorientasi pada tugas,
2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien
3. Mengendalikan perasaan pribadi
4. Keobjektifan
5. Menerima kritik dan saran
6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi
7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru
 Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima di awal usia 20-an. Sistem musculoskeletal
berkembang dengan baik dan terkoordinasi. Periode tersebut merupakan periode ketika kegemaran
terhadap atletik mencapai puncaknya. Semua sistem lain pada tubuh (mis. kardiovaskular,
penglihatan, pendengaran, dan reproduktif) juga berfungsi pada efisiensi puncak.

B. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya (40 – 60 tahun)


 Perkembangan Psikososial
Meliputi: kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam
pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat
mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa tengah.
 Perkembangan Kognitif
Proses kognitif meliputi waktu reaksi, memori, persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan
kreativitas. Waktu reaksi selama periode ini hampir berubah atau menjadi berkurang di bagian akhir
usia paruh baya. Memori dan kemampuan memecahkan masalah tetap sama selama masa paruh baya.
Proses belajar terus berlanjut dan dapat dikembangkan dengan motivasi yang kian meningkat di masa
kini.
 Masalah Kesehatan
Penyebab utama kamatian pada kelompok usia ini meliputi kecelakaan kendaraan bermotor, dan
kecelakaan di tempat kerja, penyakit kronis seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Pola gaya
hidup individu yang berkombinasi dengan penuaan, riwayat keluarga, dan stressor perkembangan
(mis. Menopause, klimakterik) serta stressor situasional (mis, perceraian) sering kali berkaitan
dengan masalah kesehatan yang muncul.
C. Masa Dewasa Lanjut / Masa Tua (Umur 60 – Mati).
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa ini adalah integritas ego versus putus asa. Seseorang
yang mencapai integritas ego memandang kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari
keberhasilan yang dicapai dimasa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir kehidupan yang
dapat diterima.
5. Lanjut Usia (65 Tahun)
Perkembangan yang terjadi pada lansia :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, membutuhkan perubahan peran,
dan penyesuaian pada lansia.
3. Mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
4. Mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam
kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja
dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai