Anda di halaman 1dari 40

SOL INTRAKRANIAL

ET CAUSA
METASTASIS
TUMOR PARU
PENULIS :
RAISA MASRAN
030.14.162

PEMBIMBING :
DR. JULINTARI INDRIYANI, SP.S
Pendahuluan
SOL Tumor ota
intrakranial metastasis

Tumor otak meliputi Tumor otak metastasis


85-90% dari seluruh yang terjadi sekitar 20-
tumor susunan saraf 30% dari semua tumor
pusat pada organ sistemik

40% dari tumor


80% intrakranial dan primernya di paru-
20% di kanalis spinalis paru, 20% dari
payudara

lebih sering
bermetastasis ke otak,
tulang, dan kelenjar
adrenal. jarang pada
anak namun sering
usia >40 tahun
Identitas Pasien

 Nama : Tn. S
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 49 Tahun
 Alamat : Jl. Kayu manis timur No. 46 Jakarta
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Buruh
 Nomor RM : 01.01.53.54
 Tanggal Masuk Rumah Sakit : 10-10-2018
Anamnesis

Keluhan •penurunan kesadaran

Utama
•penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS
•Bicara pelo, kelemahan tubuh sesisi, mulut

RPS
mencong, mual, kejang disangkal
•Berbaring, berdiam diri, nafsu makan menurun
•nyeri kepala
•muntah menyembur tanpa didahului mual
• riwayat kanker paru-paru

RPD • Kemoterapi
• TB paru-paru, stroke, hipertensi, diabetes
mellitus, trauma disangkal

• Tidak ada

RPK

• buruh , pengemudi ojek

R.Pekerjaan

• Merokok

R.Kebiasaan • Meminum kopi


PEMERIKSAAN FISIK

 Tanggal : 12 Oktober 2018


 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 GCS : E4M6Vafasia sensorik
 Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 64 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK

 Status Generalis
 Kepala : Normocephali
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm
Refleks cahaya langung (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung (+/+)
 Hidung : Normal
 Mulut : Normal
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
pembesaran tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung Paru
 Inspeksi : Tidak tampak iktus kordis
 Palpasi : Tidak teraba iktus  Inspeksi : Betuk dada simetris
 Perkusi : Tidak dilakukan  Palpasi : Gerak napas kanan
pemeriksaan tertinggal
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II  Perkusi : Sonor pada lapang
reguler, murmur (-) gallop (-) paru kiri
 Auskultasi : Vesikuler pada
lapang paru kiri dan melemah
pada lapang paru kanan, rhonki (-
/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas

Abdomen  Atas : Akral hangat (+/+)


oedem (-/-) deformitas (-/-)
 Inspeksi : Simetris
 Bawah : Akral hangat (+/+)
 Palpasi : Bising usus (+), 2x/menit oedem (-/-) deformitas (-/-)
 Perkusi : Timpani di seluruh regio
 Auskultasi : Supel, nyeri tekan (-
)

Genitalia : Tidak dilakukan


Status Neurologi

 GCS : E4M6VAfasia Sensorik


 Tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk : - (negatif)
Brudzinki I : - (negatif)
Brudzinki II : - (negatif)
Laseque : - (negatif)
Kernig : - (negatif)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Oktober 2018


 Leukosit 18,5 [10^3/uL], hemoglobin 10,1 g/dL, hematokrit 30%,
ureum 38 mg/dL, creatinine 1,01 mg/dL, glukosa darah sewaktu 117
mg/dL, natrium 132 mmol/L, kalium 4,0 mmol/L, klorida 99 mmol/L.
Rontgen thorax , posisi : AP

Kesan :
-efusi pleura
-massa paru kanasn
CT Scan kepala tanpa kontras
dan dengan kontras
CT scan

 Kesan : Suspek Glioblastoma Multiforme , DD/ Multiple Abses


Cerebri sinistra
EKG

Deskripsi:
Suspek
abnormal EKG
RESUME

 Pasien diantarkan oleh keluarganya ke IGD RSBA dengan keluhan


penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS disertai berbicara tidak
nyambung. Nyeri kepala hebat sejak 1 bulan SMRS. Muntah
menyembur sejak 10 hari SMRS, berisi makanan, frekuensi muntah
lebih dari 5 kali perhari.
 Terdapat riwayat kanker paru-paru. Riwayat TB paru-paru, stroke,
hipertensi, diabetes mellitus, trauma disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan GCS
E4M6Vafasia, tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36,5 oC, nadi 64
x/menit, pernapasan 18 x/menit.
Resume

 Pada pemeriksaan neurologi didapatkan paresis nervus VII dextra


sentral, afasia sensorik. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
leukositosis, dan anemia. Pada pemeriksaan radiologis foto thorax
dijumpai efusi pleura hemithoraks kanan dd/ curiga adanya massa
pada medial thoraks kanan. Pada CT scan kepala non kontras dan
kontras didapatkan suspek glioblastoma multiforme DD/ multiple
abses cerebri sinistra.
DIAGNOSIS KERJA

 Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran, parese nervus VII dextra


central, Afasia sensorik
 Diagnosis Topis : Hemisfer serebri sinistra
 Diagnosis Etiologi : Tumor otak metastasis
 Diagnosis Patologi : SOL intrakranial et causa metastasis tumor paru
Terapi dari Bagian Neurologi:

 IVFD Asering : PAG (2:1) /8 jam


 Inj. Citicolin 2 x 1 gr
 Inj. Piracetam 4 x 3 mg
 Inj. Ranitidine 2 x 1 amp
 Inj. Dexametasone 4 x 10 mg, 4 x 10 mg, 3 x 10 mg, 2 x 10 mg, 2 x 5
mg
 Tablet Piracetam 2 x 1200 mg
 Bio ATP 2 x 1
 Manitol 100 cc dalam 20 menit 8 jam kemudian 3 x 100 cc
Follow Up

 Hari 1, keadaan umum pasien tampak penurunan kesadaran


dengan GCS E1M5V2, pupil bulat isokor 3mm/3mm, terdapat refleks
cahaya langsung dan tidak langsung, refleks patologis positif pada
kedua kaki, terdapat parese nervus VII dextra sentral, tidak terdapat
kesan lateralisasi.
 Hari ke 2 pasien GCS pasien E2M4V1, terdapat parese nervus VII
dextra sentral, tidak terdapat kesan lateralisasi, refleks patologis
positif di kaki kiri
Follow Up

 Hari ke 3 GCS pasien mulai membaik E4M5V4-5, tidak terdapat


kesan lateralisasi, terdapat parese nervus VII dextra sentral, refleks
patologis negatif di kedua kaki pasien.
 Hari ke 4 kesadaran pasien sudah membaik E4M6Vafasia, pasien
sudah dapat berbicara spontan namun tidak bermakna dan tidak
memahami instruksi, kemampuan menamai terganggu, refleks
patologis negatif di kedua kaki, masih terdapat parese nervus VII
dextra sentral. Keluarga pasien mengeluhkan pasien sulit tidur dan
belum buang air besar selama 3 hari.
Follow Up

 Hari ke 5 kesadaran pasien membaik E4M6Vafasia, pasien lebih


aktif berbicara spontan, refleks patologis negatif di kedua kaki,
terdapat parese nervus VII sentral.
PROGNOSIS

 Ad vitam : Dubia ad malam


 Ad functionam : Dubia ad malam
 Ad sanationam : Dubia ad malam
ANALISIS KASUS
Laki-laki 49 • Prevalensi tersering usia >40 tahun
tahun
• Gradualtumor
• Parese nervus VII dextra
central
• CT-Scanlesi di hemisfer
Penurunan sinistra>dextra
• Lesi di
kesadaran supratentoriumprevalensi
80%
• SOLlesi kompresi
mesencefalonpenurunan
kesadaran
• Traksi/distorsi arteri dan vena dan
duramater
• Hebat, memberattumor
• Peningkatan tekanan intrakranial
• Peningkatan volume
nyeri kepala kompartemen intrakranial
progresifmassa intrakranial
hebat peningkatan TIK
•Mual (-)
•gejala tumor
Muntah metastasis
menyemprot •pergeseran otak
CT-Scan lesi
parese nervus
lesi kortikal hipodens
VII dextra
serebri sinistra pada hemisfer
central
sinistra
lesi pada lobus
pemeriksaan
temporal superior
berbicara tidak fisik afasia
posterior hemisfer
nyambung sensorik
serebri sinistra
(Wernicke)
(area Wernicke)
Hipodens,
CT-Scan kepala enhancement dan
khas tumor otak
kontrast dan non ring’s enhancement
metastasis
kontrast lesi multiple dan
edema peritumoral
foto • Efusi pleura dd/ massa paru
dextra

thoraks
• tumor paru di diagnosis di

RPD RS Persahabatan
• selesai kemoterapi
sebanyak 6x
tumor paru tumor paru

• metastasis paling • Patologi Anatomi (-)


sering 40% • NSCLC (Non Small
umumnya Cell Lung Cancer)
• multiple  80%
• bermetastasis adenocarcinoma
melalui jalur limfatik terbanyak
dan hematogen metastasis ke otak
• Osmolaritas 284,5
• untuk menurunkan tekanan
intrakranial
manitol • dosis 100cc dalam 20 menit dan 8
jam kemudian 3 x 100 cc

• Dexamethasone 4 x 10 mg, 3 x 10
mg, 2 x 10 mg, 2 x 5 mg
obat pilihan • untuk mengurangi edema
utama peritumoral
• mengurangi permeabilitas kapiler
(Kortikosteroid) tumor dan mengurangi tekanan
intrakranial
•H2 bloker
Ranitidine

•Piracetam 4 x 3
gram
neuroprotektan
•Citicoline 2 x 1
gram
WBRT, bedah
reseksi,
dirujuk biopsi
Stereostatic
Radiosurgery
Prognosis

ad
ad vitam ad
sanationam
dubia ad fungsionam
dubia ad
bonam ad malam
malam
•menegakan diagnosis :
•Anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang
•SOL intrakranial et causa
metastasis tumor paru
DAFTAR PUSTAKA
 Simamora SK, Zariah Z. Space Occupying Lesion
(SOL). Lampung. Jurnal Medula Unila. 2017; 7(1) : 68-
72.
 Amri I. Peningkatan Tekanan Intrakranial. Medika
Tuladoko.Jurnal Ilmiah Kedokteran. 2017; 4(3) : 3-12.
 Japari I, Tekanan Tinggi Intrakranial. Sumatra Utara :
Jurnal digital USU. 2002; 2-6.
 Brust JCM. Current Diagnosis & Treatment Neurology.
New York : MC Graw Medical. 2012; 161-64.
 Ginsberg L. Lecture Notes Neurology. Jakarta :
Erlangga. 2007; 117-20.
 Lastri DN, Octaviana F.Crash Course Neurology.
Indonesia : Elsevier. 2015; 153-66.
DAFTAR PUSTAKA
 Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2017; 85-87.
 Popper HH. Progression and Metastasis of Lung Cancer. Springer.
2016[cited 2018Oct19] 35(1)75-91. Diakses dari : http//Spingerlink.com
 Shenny S, Thorell W. Mannitol. 2017.[cited2018Oct21] Diakses dari :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470392/
 Kaal ECA, Vecht CJ. The management of brain edema in brain
tumors.Netherland. 2004; 593-99.
 Ismail A, Handayany G, Mukmin A. Pengaruh Pengunaan Obat
Piracetam dan Citicoline Terhadap Stroke Iskemik Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.2017; 5(1) : 1-5.
 Ina J. Kanker Paru : Sebuah Kajian Singkat. Indonesia Journal Chest.
2016. [cited 2018Oct22] 4 (1). 28-32.

Anda mungkin juga menyukai