gender, usia,
Mortalitas dan
hormon, gen, Lupus
morbiditas
ras dan Eritematosus
masih cukup
keadaan Sistemik (SLE)
tinggi
lingkungan
Monitor
Diagnosis klinis Tatalaksana
keterlibatan
dan tergantung
system organ
laboratorium keparahan
baru
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Lupus Eritematosus Sistemik (systemic lupus erythematosus) (SLE)
merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan terjadinya
kerusakan sel dan organ akibat adanya autoantibodi pada jaringan
dan kompleks imun.
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
• Menyerang wanita pada usia reproduksi yaitu 15-40 tahun, dengan perbandingan
frekuensi pada pria dan wanita adalah 9:1.
• Amerika Serikat insiden = 5,1 per 100.000 penduduk, prevalensi = 52 kasus per 100.000
penduduk. Jarang pada ras kaukasia
• prevalensi SLE di Asia pada 24 negara yang diteliti adalah 30-50/100.000 penduduk
• Belum terdapat data epidemiologi SLE yang mencakup semua wilayah Indonesia.
• Data tahun 2002 di RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, didapatkan 1.4% kasus
SLE dari total kunjungan pasien di poliklinik Reumatologi Penyakit Dalam,
• RS Hasan Sadikin Bandung terdapat 291 Pasien SLE atau 10.5% dari total pasien yang
berobat ke poliklinik reumatologi selama tahun 2010
• Di RSUP Sanglah sendiri jumlah penderita SLE yang di rawat dalam kurun waktu tahun
1999 tercatat 18 orang dengan rerata umur 29,1 tahun, sebanyak 16 orang (88%) adalah
suku Bali dengan rasio perempuan dan laki-laki 17:1
Tinjauan Pustaka
Patogenesis
Tinjauan Pustaka
Manifestasi Klinis
• Manifestasi konstitusional: kelelahan, demam, penurunan BB
• Manifestasi Muskuloskeletal : poliartritis, mialgia
• Manifestasi Kulit : fotosensitivitas, butterfly rash, ruam malar, SLEi diskoid kronik,
alopesia, panikulitis, SLEi psoriaform
• Manifestasi Kardiovaskular: perikarditis ringan, efusi pericardial, penebalan pericardial.
• Manifestasi Paru-paru: Fibrosis interstitial, vaskulitis paru dan pneumonitis
• Manifestasi Ginjal: hipertensi, nefritis lupus.
• Manifestasi Hemopoetik: anemia normositik normokrom ,lekopenia dan limfopenia
,trombositopenia idiopatik (ITP),
• Manifestasi Susunan Saraf: Neuropsikiatri SLE
• Manifestasi Gastrointestinal : hepatomegali, nyeri perut yang tidak spesifik,
splenomegali, peritonitis aseptik, vaskulitis mesenterial, pancreatitis
Pemeriksaan Penunjang
• Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju endap darah (LED).
• Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila
diperlukan kreatinin urin.
• Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profiil lipid).
• PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid.
• Serologi ANA, anti-dsDNA, komplemen (C3,C4))
• Foto polos thorax
Kriteria Batasan
Ruam malar Diagnosis Eritema yang menetap, rata atau menonjol, pada daerah malar dan cenderung tidak melibatkan lipat
nasolabial.
Ruam diskoid. Plak eritema menonjol dengan keratotik dan sumbatan folikular.
Fotosensitivitas. Ruam kulit yang diakibatkan reaksi abnormal terhadap sinar matahari.
Ulkus mulut. Ulkus mulut atau orofaring, umumnya tidak nyeri.
Arthritis non erosif. Artritis non erosif yang melibatkan dua atau lebih sendi perifer, ditandai oleh nyeri tekan, bengkak
atau efusia.
Serositis
Pleuritis a. Riwayat nyeri pleuritik atau pleuritc friction rub atau terdapat bukti efusi pleura.
Perikarditis. b. Terbukti dengan rekaman EKG atau pericardial friction rub atau terdapat bukti efusi perikardium.
Gangguan renal Proteinuria persisten > 0,5gr/ hari, atau silinder sel dapat berupa eritrosit, hemoglobin, granular,
tubular atau gabungan.
Gangguan neurologi Kejang dan psikosis yang bukan disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolic.
Gangguan hematologic Anemia hemolitik dengan retikulosis, atau leukopenia atau limfopenia atau trombositopenia.
Gangguan imunologik yaitu anti DNA posistif, atau anti Sm positif atau tes serologik untuk sifilis yang positif palsu.
Antibodi antinuklear positif. Titer abnormal dari antibodi anti-nuklear berdasarkan pemeriksaan imunofluoresensi atau
pemeriksaan setingkat pada setiap kurun waktu perjalan penyakit.
Diagnosis Banding
• Undifferentiated connective tissue disease
• Sindroma Sjögren
• Sindroma antibodi antifosfolipid (APS)
• Fibromialgia (ANA positif)
• Purpura trombositopenik idiopatik
• Lupus imbas obat
• Artritis reumatoid dini
• Vaskulitis
Penatalaksanaan
• Konservatif
• Imunosupresif agresif
Komplikasi dan Prognosis
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : WM
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 17 Tahun
• Alamat : Puri Gading Jimbaran Kuta Badung
• Bangsa : Indonesia
• Suku : Flores
• Agama : Kristen Katolik
• Pekerjaan : Pelajar
• Status : Belum Menikah
• Tanggal MRS : 06 Agustus 2014
• Tanggal Pemeriksaan : 14 Agustus 2014
Anamnesis
Keluhan utama: Lemah dan bengkak seluruh tubuh
• pasien pulang mandi di kali ibu pasien melihat anaknya pulang tampak pucat sekali
dimana seluruh tubuh pasien tampak putih seperti tidak ada darah lagi didalam
Juni 2013 tubuhnya tanpa adanya tanda-tanda perdarahan maupun luka
• saat itu pasien hanya mengeluh seperti lemah biasa belum ada keluhan lainya.
• Saat itu pasien masih bisa bersekolah seperti biasanya
September • Keluhan tidak hilang dimana pucat dan lemah masih dirasakan
• Saat itu pasien juga dikatakan sempat panas tinggi, keluhan semakin
2013 memberat hingga pasien tidak dapat bersekolah
4 Juli 2014 • Dirawat di RSUP sanglah selama 1 minggu untuk kemoterapi pertama
• Anggota keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala yang sama seperti
pasien. Riwayat penyakit jantung, asma, kencing manis, dan hipertensi serta
Riwayat keluarga hepatitis di keluarga disangkal oleh pasien. Tetapi nenek pasien dikatakan
meninggal setelah mengalami serangan kejang dan dikatakan memiliki
hipertensi
• Pasien adalah seorang pelajar SMA. Keseharian pasien selain belajar yaitu
Riwayat pribadi membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Kesehariannya pasien berjalan kaki
untuk berangkat kesekolah dengan jarak kurang lebih setenga kilo meter. Pasien
dan sosial tinggal bersama ayah dan ibunya beserta tiga orang adiknya. Riwayat merokok
dan minum minuman beralkohol disangkal oleh pasien.
Riwayat • Sebelumnya pasien sempat diberikan pengobatan pada RSU Ruteng dengan
methyl prednisolon, Furosemid, dan Na Penitoin. Di RSUP Sanglah pasien
sudah menjali kemoterapi dan mendapat transfusi darah sebanyak 2
Pengobatan kantong.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Tanda Vital:
• Kondisi Umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Gizi : Baik
• GCS : E4V5M6
• Tekanan darah : 150/110 mmHg
• Nadi : 82 kali/menit
• Respirasi : 20 kali/menit
• Suhu aksila : 36,5 0C
• Tinggi badan : 150 cm
• Berat badan : 45 kg
• BMI : 20 kg/m2
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
• Kepala : alopecia (-)
• Wajah : moonface (+), malar rash (+)
• Mata : Anemis +/+, Ikterus -/-, Reflek Pupil +/+ isokor, oedeme
palpebrae +/+
• THT
Telinga : Sekret -/-, hiperemis -/-
Hidung : Sekret (-)
Tenggorokan: Tonsil T1/T1, faring hiperemi (-), coated tongue(-)
• Leher : kelenjar tiroid normal, pembesaran kelenjar getah
bening (-)
Pemeriksaan Fisik
• Thorax : Simetris
Cor : Inspeksi :Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Tidak teraba iktus kordis
Perkusi : Batas atas jantung ICS II
Batas bawah jantung setinggi ICS V
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri + 2cm
Auskultasi : S1S2 tunggal regular murmur (-)
Pulmo : Inspeksi : Simetris
Palpasi : Pergerakan simetris, taktil vokal fremitus N/N
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler ++ Ronki - - wheezing --
++ -- --
++ -- --
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen :
Inspeksi : distensi (-), striae (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : hepar/lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Perkusi : timpani
• Inguinal dan genetalia : dalam batas normal
• Ekstremitas : Hangat + + edema --
++ --
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (6-8-2014)
TES HASIL UNIT NORMAL KETERANGAN
WBC 14,68 x103/µL 4.10 – 11.00 Tinggi
%NE 87,4 % 47.00 – 80.00 Tinggi
Makroskopis
Warna kuning
Darah negatif
Konsentrasi padat
Lendir negatif
Mikroskopis
Eritrosit negatif /lp <3
Lekosit negatif
Amoeba
Kista Negatif
Telur Cacing Negative
Pemeriksaan Foto Thoraks AP (8-8-
2014)
Cor : Kesan membesar
Pulmo : Tidak tampak adanya
infiltrate/ nodul, Corakan
bronkovesikular normal
Tampak perselubungan di hemithorax kiri
bawah
Sinus pleura kanan dan kiri tajam
Diafragma kanan dan kiri normal
Tulang tak tampak ada kelainan
• Kesan :
• Kardiomegali
• Efusi pleura kiri
Pemeriksaan USG Urologi (11-8-2014)
• Ginjal kanan : Ukuran normal (12,76 x 5,21 cm),
• Kesan :
echocortex menurun dengan corticomedulary
index > 1, batas sinus cortex tidak tampak jelas, • Glomerulonefritis bilateral.
pelviocalyceal system melebar ringan, tidak
tampak batu/massa/kista.
• Cairan bebas di cavum Douglasi.
• Ginjal kiri : Ukuran normal (10,92 x 6,15),
echocortex menurun dengan corticomedulary
index > 1, batas sinus cortex tidak tampak jelas, • Buli/Uterus saat ini tidak
pelviocalyceal system melebar ringan, tidak
tampak batu/massa/kista. tampak adanya kelainan.
• Buli : Terisi urine minimal, dinding buli tidak
tampak menebal, tak tampak batu/massa.
• Uterus : Ukuran normal, echo parenkim normal,
tidak tampal adanya SOL.
• Tampak echo cairan bebas di cavum Douglasi.
Diagnosis Kerja
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)
• NPSLE
• Lupus Nefritis
- Nefrotic Syndrome
- Hipertensi Stage II
- Oedema Anasarca
• Bisitopenia
Penatalaksanaan
• Masuk Rumah Sakit
• Diet 2000 kkal, protein 75 gr
• Kemoterapi siklofosfamid 500mg dalam NaCl 0,9% 250 cc
• Methyl prednisolon 3x16 mg
• Captopril 2x25 mg
• Amlodipin 1x10 mg
• CaCO3 3x500 mg
• Simvastatin 1x20 mg
• Furosemide 2x20 mg
• Spironolacton 50 - 0 – 0
Planning diagnosis
• Serologi ANA ulang
• anti-dsDNA
• komplemen (C3,C4))
Planning Monitoring
• Vital sign
• Keluhan
• Tanda perdarahan
• CM-CK
Prognosis
• Vitally : dubious ad bonam
• Functionally : dubious ad malam
BAB 4
PEMBAHASAN
Diagnosis SLE
Kriteria Temuan pada pasien
Ruam malar • Ruam malar
Ruam diskoid. • Arthritis non erosive pasien mengeluh nyeri pada seluruh tubuh sehingga tidak
Fotosensitivitas. dapat berjalan
Ulkus mulut. • gangguan hematologi : anemia dan trombositopenia pada pemeriksaan darah
Arthritis non erosif. lengkap
Serositis • gangguan renal : eritrosit pada urin, peningkatan BUN dan kreatinin serum
Pleuritis • ANA test yang dilakukan di RS ruteng : positif
Perikarditis.
Gangguan renal
Gangguan neurologi Pasien telah memenuhi 4 dari 11 kriteria SLE menurut ACR yang
direvisi 1997
Gangguan hematologic
Gangguan imunologik
Antibodi antinuklear positif.
Terdapat manifestasi konstitusional sesuai dengan teori yaitu kelelahan,
demam, dan penurunan berat badan
• Pada pemeriksaan fisik TD 150/110 dan edema anasarka
dapat disebabkan oleh penurunan laju GFR dan
hipoalbuminemia
Diagnosis lupus nefritis didapatkan dari temuan hipertensi, edema dan
hipoalbuniemia pada pasien ini, juga didapatkan adanya eritrosit pada urin
dan pengingkatan kadar BUN dan serum kreatinin. Pemeriksaan kadar
C3/C4 dan anti dsDNA diperlukan untuk menentukan klasifikasi lupus
nefritis.
• Pada pasien ini terdapat sindrom nefrotik yang ditandai dengan adanya
protein uria masif yaitu 9,6 g/L 24 jam, juga terdapat hipoalbuminemia,
edema dan peningkatan kolesterol total sehingga terjadi hyperlipidemia.