OLEH
Hima Cipta Nirmala
Reni Widyastuti
PEMBIMBING
dr. Ketut Mariadi, Sp.PD
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• Dispepsia adalah suatu sindroma klinik/kumpulan
keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti mual,
muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa
terbakar, rasa penuh ulu hati, dan cepat merasa
kenyang
• Dispepsia secara klinis dibagi atas: 1) Dispepsia akibat
gangguan motilitas; 2) Dispepsia akibat tukak; 3)
Dispepsia akibat refluks; 4) Dispepsia tidak spesifik
• Mekanisme yang menimbulkan keluhan dispepsia
masih belum jelas.
PENDAHULUANPENDAHULUAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah lengkap (7 Juni 2012)
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
WBC (x103/µL) 12,53 4.10 – 11.00
Neu % 80,60 47.00 – 80.00
Lym % 5,80 13.00 – 40.00
Mo % 6,90 2.00 – 11.00
Eo % 0,00 0.00 – 5.00
Ba % 0,30 0.00 – 2.00
Neu # (x103/µL) 8,0 2.50 – 7.50
Lym # (x103/µL) 0,54 1.00 – 4.00
Mo # (x103/µL) 0,64 0.10 – 1.20
Eo # (x103/µL) 9,19 0.00 – 0.50
Ba # (x103/µL) 0,15 0.00 – 0.10
RBC (x103/µL) 5,0 4,5 – 5,9
HGB (g/dL) 12,20 12,0 – 17,5
HCT(%) 30,70 41,00 – 53,00 Rendah
MCV (fL) 85,40 80,00 – 100,00
MCH (pg) 30,20 26,00 – 34,00
MCHC (g/dL) 35,40 31,00 – 36,00
RDW (%) 11,60 11,60 – 14,80
PLT (x103/µL) 247, 60 150,00 – 440,00
Kimia Klinik (7 Juni 2012)
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
Kesan:
• Gastritis erosive corpus
• Gastritis superficial anthrum
Thorax PA
• Thorax AP:
• Cor : CTR 50 %,
bentuk dan ukuran
normal
• Pulmo : infiltrate (-),
corakan bronkovaskular
normal
• Sinus pleura : kanan
dan kiri tajam
• Diafragma : kanan dan
kiri normal
• Kesan : Normal
BOF
• Tidak tampak batu
radioopaq
• Kontur ginjal kanan dan
kiri tidak tampak jelas
• Psoas line kanan dan
kiri tidak tampak jelas
• Distribusi gas usus N,
terdapat masa feses
Kesan : Normal BOF
EKG
• Sinus rhytm
HR: 113 x/minute
axis normal
p wave: normal
PR interval normal
ST-T change (-)
normal ECG
DIAGNOSIS
Dyspepsia ec. Gastritis
PENATALAKSANAAN
• BPLbisa rawat poliklinik
• Omeprazole 2x20 mg p.o
• Sucralfat 3x CI
• Antasida 3x CI
Monitoring:
• Keluhan
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Faktor Resiko dan Terapi
• Pasien menderita maag sejak umur 16
tahun, sering telat makan, dan makan
hanya 2 kali sehari. Suka makanan
pedas.
• Dua minggu SMRS mengkonsumsi
lawar dan sayur urab. Kemungkinan
pada pembuatan makanan tersebut
tidak higienis sehingga terdapat infeksi
kuman Helicobacter pylori.
Analisis Faktor Resiko dan Terapi
• Keluhan dispepsia berhubungan dengan
stres yang berlangsung lama.
• Lawar dan sayur urab makanan iritatif
50% penderita dispepsia keluhannya timbul
berhubungan dengan makanan pedas.
• Infeksi Helicobacter pylori dapat
menimbulkan gastritis.
• Ketiga faktor resiko tersebut sesuai dengan
teori dimana dinyatakan mekanisme yang
menimbulkan keluhan dispepsia bisa terjadi
karena kondisi kejiwaan, infeksi kuman
Helicobacter pylori, serta diet dan
lingkungan.
Analisis Faktor Resiko dan Terapi
• PPI menghambat sekresi asam lambung. Diaktivasi pd
lingkungan asam
Sayuran 75 gr ½ gelas
Minyak 10 gr 1 sdm
Tabel 2. Nutrisi harian keluarga
Jenis Jumlah Jadwal/hari
Karbohidrat
Nasi 1 prg (50-100 gr) 2 kali
Roti - -
Mie - -
Lainnya - -
Protein 1 potong (50-75 gr) 1 kali
Hewani 1 potong (50 gr) 2 kali
Nabati - -
Susu Pepaya (100 gr) 1 kali
Buah 50-75 gr 3 kali
Sayuran - -
Lainnya
Jus
Daftar Analisis Kebutuhan Pasien
• Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien
makan 2 atau 3 kali sehari dengan uraian menu:
Sarapan nasi dan tahu atau tempe,
makan malam menunya adalah nasi, ikan laut atau
ayam, dan sayur (non kacang-kacangan), kadang-
kadang ditambah buah-buahan (pepaya).
• Pasien mengaku mengalami kendala dalam pola
makannya, pemilihan jenis makanan, serta nafsu
makan menurun.
• Dari data nutrisi harian keluarga tersebut, masih
kurang untuk memenuhi kebutuhan energi pasien.
Kebutuhan Bio-psikososial
• Lingkungan biologis/keluarga langsung pasien tidak ada yang mengalami penyakit
serupa seperti yang dialami pasien.
Lingkungan Rumah: Pasien tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya. Pasien
bekerja sebagai guru tari. Anaknya yang pertama laki-laki yang baru saja tamat
SMP. Sedangkan anak keduanya laki-laki yang masih bersekolah kelas 1 SMP.
• Pasien tinggal dalam 1 lingkungan yang terdiri dari ruangan untuk melatih tari,
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar dapur, dan 1 kamar mandi. Pasien tidur
bersama suaminya dalam 1 kamar berukuran kurang lebih 4 x 5 meter. Kamar
pasien tergolong permanen dimana atap, dinding, dan lantai dibuat dari bahan
permanen dan sudah dikeramik. Rumah penderita tergolong rapi dengan banyak
barang-barang yang tertata rapi. Ventilasi secara umum tergolong baik, terdapat
pertukaran udara dan masuknya sinar matahari dari beberapa jendela di rumah
pasien.
• Sumber air untuk mandi dan mencuci baju berasal dari PDAM. Untuk air minum
dan keperluan memasak keluarga pasien memakai air mineral yang dimasak.
Tempat pembuangan sampah menggunakan tempat sampah, dimana sampah
dibungkus dalam kantong plastik dan dibuang di tong sampah besar di depan
rumah. Rumah pasien berada dalam lingkungan yang dekat jalan raya sehingga
memudahkan pasien bepergian dan mencapai akses pelayanan kesehatan.
Faktor Psikososial
• Dalam keadaan sakit ini pasien sangat membutuhkan pengertian
dan dukungan dari keluarga, terutama karena pasien harus rutin
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, minum obat, dan
menjalankan pola diet tertentu.