Anda di halaman 1dari 43

GASTRITIS

OLEH
Hima Cipta Nirmala
Reni Widyastuti
PEMBIMBING
dr. Ketut Mariadi, Sp.PD
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• Dispepsia adalah suatu sindroma klinik/kumpulan
keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti mual,
muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa
terbakar, rasa penuh ulu hati, dan cepat merasa
kenyang
• Dispepsia secara klinis dibagi atas: 1) Dispepsia akibat
gangguan motilitas; 2) Dispepsia akibat tukak; 3)
Dispepsia akibat refluks; 4) Dispepsia tidak spesifik
• Mekanisme yang menimbulkan keluhan dispepsia
masih belum jelas.
PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Beberapa teori  penyebab dispepsia yaitu asam lambung,


dismotilitas dan hipersensitivitas viseral, kejiwaan, infeksi
kuman Helicobacter pylori, serta diet dan lingkungan.
• Infeksi kuman Helicobacter pylori dapat menimbulkan
gastritis kronis secara bervariasi, yang ditandai dengan
adanya infiltrasi netrofil dalam mukosa lambung dan
produksi mediator-mediator inflamasi yang dapat
mempengaruhi asam lambung, motilitas lambung, dan
kemungkinan mempengaruhi persepsi viseral.
• Dikatakan sekitar 50% penderita keluhannya timbul bisa
berhubungan dengan makanan: kopi, merokok, alkohol,
pedas, asam, panas, soda, dan lain-lain.
PENDAHULUAN
PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa


dan submukosa lambung.
• Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang
paling sering dijumpai di klinik karena
diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala
klinis.
• Diagnosis gastritis dapat ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan endoskopi.
• Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah
eritema, eksudatif, flat-erosion, raised erosion,
perdarahan, dan edematous rugae
PENDAHULUAN
PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis


yang amat penting.
• Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori
pada orang dewasa mendekati 90%.
• Kebanyakan gastritis tanpa gejala. Mereka yang mempunyai
keluhan biasanya berupa keluhan yang tidak khas.
• Keluhan yang sering dihubung-hubungkan dengan gastritis
adalah nyeri panas dan pedih di ulu hati disertai mual
kadang-kadang sampai muntah.
• Keluhan-keluhan tersebut sebenarnya tidak berkorelasi baik
dengan gastritis. Keluhan-keluhan tersebut juga tidak dapat
digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan pengobatan.
Pemeriksaan fisik juga tidak dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.1
PENDAHULUAN
PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Pengobatan gatritis akibat infeksi kuman


Helicobacter pylori bertujuan untuk melakukan
eradikasi kuman tersebut
• Eradikasi dilakukan dengan kombinasi antara
berbagai antibiotika dan proton pump inhibitor
(PPI).
• Antibiotika yang dianjurkan adalah klaritomisin,
amoksisilin, metronidazole, dan tetrasiklin. Bila
PPI dan kombinasi 2 antibiotika gagal dianjurkan
menambahkan bismuth subsalisilat/subsitral
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
PENDAHULUAN
IDENTITAS
PENDAHULUAN
PASIEN
PENDAHULUAN

• Nama : Alit Artini A.A


• Umur : 34 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Suku : Bali
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Hindu
• Pendidikan : SMA
• Status perkawinan : Sudah menikah
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Jl.Tukad Melangit no.28 Denpasar

PENDAHULUAN
ANAMNESIS
ANAMNESIS
PENDAHULUAN

Keluhan Utama : Nyeri di ulu hati


• Pasien mengeluh nyeri ulu hati sejak 3 hari SMRS. Keluhan
nyeri ulu hati ini dirasakan seperti rasa terbakar di ulu hati
yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Nyeri ulu hati ini
dirasakan hilang-timbul. Nyeri ulu hati ini timbul setelah
pasien mengkonsumsi makanan. Nyeri ulu hati ini berkurang
bila pasien meminum obat berupa sirup yang didapatnya dari
dokter umum, tapi pasien tidak tahu nama obat tersebut.
• Pasien juga mengeluhkan adanya perut kembung sejak 1 hari
SMRS. Perut kembung ini dirasakan seperti adanya rasa
penuh di ulu hati. Keluhan perut kembung ini bertambah berat
jika pasien mengkonsumsi makanan, dan pasien merasa
lebih nyaman ketika pasien beristirahat. Tidak terdapat
keluhan mual ataupun muntah.
PENDAHULUAN
ANAMNESIS
ANAMNESIS
PENDAHULUAN
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien dikatakan menderita maag dari umur 16 tahun. Pasien
menyatakan sering telat makan dan makan hanya 2 kali
sehari.
• Pasien menyatakan saat masih remaja pasien suka
mengkonsumsi makanan pedas. Satu bulan SMRS, pasien
makan tidak teratur selama dua minggu. Pasien hanya makan
satu kali sehari, dan pernah tidak makan sama sekali. Dua
minggu SMRS pasien sempat mengkonsumsi makanan pedas
seperti lawar dan sayur urab. Saat itu pasien merasakan
perutnya perih dan sempat berobat ke rumah sakit.
• Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus,
stroke, asma disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS
PENDAHULUAN
ANAMNESIS
PENDAHULUAN
Riwayat Pengobatan
• Dua hari SMRS pasien sempat dibawa ke UGD karena mengalami
keluhan yang sama, pasien memperoleh pengobatan sucralfat 3xI
cth, antacid 3x CI, omeprazole 3x30 mg. Awalnya keluhan pasien
mau berkurang sehingga pasien dipulangkan, namun keluhan
tersebut memburuk kembali meski pasien sudah mengkonsumsi
obat tersebut.
Riwayat Keluarga
• Pasien menyatakan ayahnya menderita sakit maag dan ibunya
mengalami gangguan pada hatinya. Riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, asma di keluarga disangkal oleh
pasien.
PENDAHULUAN
ANAMNESIS
ANAMNESIS
PENDAHULUAN
Riwayat sosial
• Penderita adalah seorang pelatih tari. Sejak satu bulan yang lalu pasien
menyatakan mendapatkan banyak kesibukan terkait dengan merawat
mertuanya di rumah sakit dan mengurus upacara ngaben mertuanya.
• Pasien menyatakan satu bulan belakangan ini pasien sering tidak teratur
makan. Pasien hanya makan satu kali sehari dan pernah tidak makan sama
sekali. Hal ini terjadi karena pasien sibuk merawat mertuanya di rumah
sakit.
• Dua minggu SMRS pasien juga jarang makan dan ketika makan pasien
sempat mengkonsumsi makanan pedas seperti lawar dan sayur urab. Hal
ini karena ada upacara ngaben mertua pasien sehingga pasien kerap kali
mengkonsumsi makanan yang pedas. Pasien menyatakan tidak pernah
mengkonsumsi alkohol, obat-obatan NSAID, ataupun merokok. Keluarga
penderita termasuk dalam golongan sosial ekonomi sedang. Pendidikan
penderita ialah hingga tamat SLTA.
PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
STATUS PRESENT
• Kedaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4 V5 M6
• Gizi : Baik
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 84 x / mnt, regular, isi cukup
• RR : 18 x/ mnt
• Tax : 36,5 0C
• Berat badan : 50 kg
• Tinggi badan : 160 cm
• BMI : 19.53 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
Mata : anemis -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ Isokor
Kepala Leher
THT :
Telinga : daun telinga N/N, sekret tidak ada
Hidung : sekret tidak ada
Tenggorokan : tonsil T1/T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Lidah : ulkus (-), papil lidah atrofi (-)
Bibir : stomatitis (-)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
• Thorax : Simetris
• Cor :
– Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
– Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS VI, 2 cm lateral MCL S, kuat angkat (-)
– Perkusi :
• Batas atas jantung ICS II kiri
• Batas kanan jantung 1 cm lateral PSL kanan ICS V
• Batas kiri jantung 2 cm lateral MCL kiri ICS VI
– Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
• Pulmo :
– Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
– Palpasi : vocal fremitus N/N
– Perkusi : sonor/sonor
– Auskultasi :Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
Abdomen :
– Inspeksi : distensi (-)
– Auskultasi : bising usus (+) normal
– Palpasi : hepar/lien tidak teraba, ginjal tidak teraba.
– Perkusi : Timpani, ascites (-)

• Inguinal : Pembesaran kelenjar inguinal dekstra 2 x 2 cm, konsistensi


kenyal, batas tegas, permukaan rata, mobile, nyeri tekan (-)

• Ekstremitas : Hangat +/+ edema −/-


+/+ -/-
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah lengkap (7 Juni 2012)
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
WBC (x103/µL) 12,53 4.10 – 11.00
Neu % 80,60 47.00 – 80.00
Lym % 5,80 13.00 – 40.00
Mo % 6,90 2.00 – 11.00
Eo % 0,00 0.00 – 5.00
Ba % 0,30 0.00 – 2.00
Neu # (x103/µL) 8,0 2.50 – 7.50
Lym # (x103/µL) 0,54 1.00 – 4.00
Mo # (x103/µL) 0,64 0.10 – 1.20
Eo # (x103/µL) 9,19 0.00 – 0.50
Ba # (x103/µL) 0,15 0.00 – 0.10
RBC (x103/µL) 5,0 4,5 – 5,9
HGB (g/dL) 12,20 12,0 – 17,5
HCT(%) 30,70 41,00 – 53,00 Rendah
MCV (fL) 85,40 80,00 – 100,00
MCH (pg) 30,20 26,00 – 34,00
MCHC (g/dL) 35,40 31,00 – 36,00
RDW (%) 11,60 11,60 – 14,80
PLT (x103/µL) 247, 60 150,00 – 440,00
Kimia Klinik (7 Juni 2012)
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan

Bun (mg/dL) 7 8,00-23,00 Rendah

Creatinin (mg/dL) 0,59 0,70-1,20

Kalium 3,72 3,6-5,5

Natrium 147 135-147

Glukosa darah 81,00 70,00-140,00


sewaktu (mg/dL)
ENDOSKOPI
Esofagus: normal
Gaster:
• corpus erosive
• Angulus, antrum, prepyloric
 hiperemis
• Duodenum: normal

Kesan:
• Gastritis erosive corpus
• Gastritis superficial anthrum
Thorax PA
• Thorax AP:
• Cor : CTR 50 %,
bentuk dan ukuran
normal
• Pulmo : infiltrate (-),
corakan bronkovaskular
normal
• Sinus pleura : kanan
dan kiri tajam
• Diafragma : kanan dan
kiri normal
• Kesan : Normal
BOF
• Tidak tampak batu
radioopaq
• Kontur ginjal kanan dan
kiri tidak tampak jelas
• Psoas line kanan dan
kiri tidak tampak jelas
• Distribusi gas usus N,
terdapat masa feses
Kesan : Normal BOF
EKG
• Sinus rhytm
HR: 113 x/minute
axis normal
p wave: normal
PR interval normal
ST-T change (-) 
normal ECG
DIAGNOSIS
Dyspepsia ec. Gastritis

PENATALAKSANAAN
• BPLbisa rawat poliklinik
• Omeprazole 2x20 mg p.o
• Sucralfat 3x CI
• Antasida 3x CI

Monitoring:
• Keluhan
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Faktor Resiko dan Terapi
• Pasien menderita maag sejak umur 16
tahun, sering telat makan, dan makan
hanya 2 kali sehari. Suka makanan
pedas.
• Dua minggu SMRS  mengkonsumsi
lawar dan sayur urab.  Kemungkinan
pada pembuatan makanan tersebut
tidak higienis sehingga terdapat infeksi
kuman Helicobacter pylori.
Analisis Faktor Resiko dan Terapi
• Keluhan dispepsia berhubungan dengan
stres yang berlangsung lama.
• Lawar dan sayur urab  makanan iritatif 
50% penderita dispepsia keluhannya timbul
berhubungan dengan makanan pedas.
• Infeksi Helicobacter pylori dapat
menimbulkan gastritis.
• Ketiga faktor resiko tersebut sesuai dengan
teori dimana dinyatakan mekanisme yang
menimbulkan keluhan dispepsia bisa terjadi
karena kondisi kejiwaan, infeksi kuman
Helicobacter pylori, serta diet dan
lingkungan.
Analisis Faktor Resiko dan Terapi
• PPI  menghambat sekresi asam lambung. Diaktivasi pd
lingkungan asam

Omeprazole • Metaboisme di hati, waktu paruh = 1-2 jam, Durasi


mencapai 24 jam. Terapi:3-4 hari.
• Edukasi px: konsumsi obat 1 jam sebelum makan, 2x20
mg sehari (4 Hari)

• Sitoprotektif  barier psikokimia, meningkatkan sintesis


prostaglandin, menstimulasi produksi mukus dan
Sukralfat bikarbonat, dan meningkatkan pertahanan dan repair
mukosa
• Perlu pH asam --> tidak bersamaan dengan antasida.
• Dosis: 1 gram , 4 kali sehari pada perut yg kosong.

• Menetralkan asam lambung


• Biasanya berupa campuran magnesium hidroksida dan
Antasida aluminium hidroksida  utk mencegah efek samping
• 3x/hari, 1 jam setelah makan
• Dikonsumsi tidak lebih dari 2 minggu
Daftar Permasalahan
• Pasien belum terlalu mengerti mengenai
penyakitnya
• Pasien merasa sedikit terganggu karena
belum dapat melanjutkan kegiatan sehari-
harinya
• Pasien merasa semenjak 1 bulan terakhir
tidak makan secara teratur karena
kesibukannya. Pasien juga mengeluh harus
menjaga pola makannya sesuai anjuran
dokter, hal ini karena pasien suka
mengkonsumsi makanan pedas
D Kebutuhan Pasien
Daftar Analisis
Kebutuhan fisik-biomedis
-Kecukupan Gizi
Kebutuhan pasien dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Berat badan pasien 50 kg dan tinggi badan pasien 160 cm
sehingga berat badan ideal pasien adalah
(TB-100) - 10% x BB = 54 kg.
• Kebutuhan kalori pasien per harinya didapatkan
25 kkal x 54 kg = 1350 kkal.
• Setelah ditambah beban aktivitas kebutuhan kalorinya adalah:
1350 + 30% x 1350 = 1755 kkal.
• Asupan ideal dari karbohidrat pada pasien ini per harinya
didapatkan 60% x 1350 = 810 kkal, dari lemak 25% x 1350 =
337,5 kkal, sedangkan dari protein 15% x 1350 = 202,5 kkal.
• Dari perhitungan di atas didapatkan hasil bahwa kebutuhan
karbohidrat pasien perhari adalah 202,5 gram, kebutuhan lemak
perhari adalah 37,5 gram, dan kebutuhan protein perhari
adalah 50,6 gram.
Pembagian bahan makanan sehari
pasien yaitu :
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras 200 4 gelas tim
Maizena 40 8 sdm
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 50 2 ptg sdg
Sayuran 200 2 gls
Buah 300 3 ptg sdg papaya
Minyak 25 2½ sdm
Gula pasir 70 7 sdm
Pembagian Bahan Makanan Sehari

Waktu Jenis Jumlah Takaran


Pagi Beras 50 gr 1 gelas tim
Telur ayam 50 gr 1 butir
Sayuran 50 gr ½ gelas
Minyak 5 gr ½ sdm
Gula pasir 10 gr 1 sdm
Pk 10.00 Maizena 20 gr 4 sdm
Gula pasir 30 gr 3 sdm
Pepaya 100 gr 1 ptg sdg
Siang Beras 75 gr 1½ gelas
Daging 50 gr 1 ptg sdg
Tempe 25 gr 1 ptg sdg
Sayuran 75 gr ½ gelas
Pepaya 100 gr 1 ptg sdg
Minyak 10 gr 1 sdm
Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pk 16.00 Maizena 20 gr 4 sdm

Gula pasir 30 gr 3 sdm

Malam Beras 75 gr 1½ gelas

Daging 50 gr 1 ptg sdg

Tempe 25 gr 1 ptg sdg

Sayuran 75 gr ½ gelas

Pepaya 100 gr 1 ptg sdg

Minyak 10 gr 1 sdm
Tabel 2. Nutrisi harian keluarga
Jenis Jumlah Jadwal/hari
Karbohidrat
Nasi 1 prg (50-100 gr) 2 kali
Roti - -
Mie - -
Lainnya - -
Protein 1 potong (50-75 gr) 1 kali
Hewani 1 potong (50 gr) 2 kali
Nabati - -
Susu Pepaya (100 gr) 1 kali
Buah 50-75 gr 3 kali
Sayuran - -
Lainnya
Jus
Daftar Analisis Kebutuhan Pasien
• Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien
makan 2 atau 3 kali sehari dengan uraian menu:
 Sarapan nasi dan tahu atau tempe,
 makan malam menunya adalah nasi, ikan laut atau
ayam, dan sayur (non kacang-kacangan), kadang-
kadang ditambah buah-buahan (pepaya).
• Pasien mengaku mengalami kendala dalam pola
makannya, pemilihan jenis makanan, serta nafsu
makan menurun.
• Dari data nutrisi harian keluarga tersebut, masih
kurang untuk memenuhi kebutuhan energi pasien.
Kebutuhan Bio-psikososial
• Lingkungan biologis/keluarga langsung pasien tidak ada yang mengalami penyakit
serupa seperti yang dialami pasien.

 Lingkungan Rumah: Pasien tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya. Pasien
bekerja sebagai guru tari. Anaknya yang pertama laki-laki yang baru saja tamat
SMP. Sedangkan anak keduanya laki-laki yang masih bersekolah kelas 1 SMP.

• Pasien tinggal dalam 1 lingkungan yang terdiri dari ruangan untuk melatih tari,
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar dapur, dan 1 kamar mandi. Pasien tidur
bersama suaminya dalam 1 kamar berukuran kurang lebih 4 x 5 meter. Kamar
pasien tergolong permanen dimana atap, dinding, dan lantai dibuat dari bahan
permanen dan sudah dikeramik. Rumah penderita tergolong rapi dengan banyak
barang-barang yang tertata rapi. Ventilasi secara umum tergolong baik, terdapat
pertukaran udara dan masuknya sinar matahari dari beberapa jendela di rumah
pasien.

• Sumber air untuk mandi dan mencuci baju berasal dari PDAM. Untuk air minum
dan keperluan memasak keluarga pasien memakai air mineral yang dimasak.
Tempat pembuangan sampah menggunakan tempat sampah, dimana sampah
dibungkus dalam kantong plastik dan dibuang di tong sampah besar di depan
rumah. Rumah pasien berada dalam lingkungan yang dekat jalan raya sehingga
memudahkan pasien bepergian dan mencapai akses pelayanan kesehatan.
Faktor Psikososial
• Dalam keadaan sakit ini pasien sangat membutuhkan pengertian
dan dukungan dari keluarga, terutama karena pasien harus rutin
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, minum obat, dan
menjalankan pola diet tertentu.

• Pasien saat ini tinggal bersama suaminya yang sangat


memperhatikan kondisi kesehatan pasien. Suami pasien selalu
mengusahakan segala hal yang dapat memperingan penyakit
pasien. Hubungan pasien dengan tetangga rumahnya juga akrab
seperti sebuah keluarga besar. Sejak menderita sakitnya ini pasien
belum bekerja lagi karena merasa lemas.

• Pasien sempat merasa lelah ketika mengurus mertuanya yang


sakit. Pasien mengaku sempat merasa stress saat itu sehingga
kerap kali tidak teratur makan dan lupa makan. Pasien merasa hal
tersebut bias saja menjadi pencetus penyakitnya. Saat ini pasien
mengaku ingin sembuh dan akan rajin control ke poliklinik agar
bias kembali beraktivitas seperti biasa.
Akses Pelayanan Kesehatan

 Penyakit gastritis merupakan penyakit yang


membutuhkan pemeriksaan rutin untuk
mencegah perburukan penyakit dan timbulnya
komplikasi, sehingga hendaknya pasien tinggal
di tempat yang mudah menjangkau pusat
pelayanan kesehatan terdekat.
 Saat ini pasien tinggal di wilayah Panjer yang
lokasinya cukup strategis, sehingga akses
pelayanan kesehatan tergolong mudah,
termasuk akses ke RSUP Sanglah yang hanya
memerlukan waktu kurang lebih 10 menit.
Saran dan Pemecahan Masalah
KIE pasien :
• Terkait dengan pasien yang belum mengerti mengenai penyakit
yang dideritanya, diberikan edukasi meliputi apa itu penyakit
dispepsia yang disebabkan oleh gastritis, pemicunya, serta
bagaimana komplikasinya bila tidak tertangani dengan baik.
• Pada kasus ini pasien diterapi dengan omeprazole 2 x 20 mg
sehari yang diberikan selama 4 hari. Pasien diedukasi agar
mengkonsumsi obat ini saat perut kosong, kira-kira 1-2 jam
sebelum makan. Pasien juga diberikan sukralfat dalam bentuk
suspensi sebanyak 3x2 sendok makan sehari, pasien diedukasi
agar mengkonsumsi obat saat perut masih kosong, yaitu 1 jam
sebelum makan atau sebelum tidur. Antasida diberikan 3 kali
sehari, sekitar 1 jam setelah makan, dengan dosis 1 sendok
makan tiap kali pemberian. Pasien diedukasi untuk
mengkonsumsi obat ini tidak lebih dari 2 minggu. Apabila masih
ada keluhan setelah itu pasien dianjurkan untuk kembali kontrol
ke dokter dan tidak membeli obat tanpa resep dokter.
Saran dan Pemecahan Masalah
KIE pasien :
• Terkait dengan pasien yang merasa sedikit terganggu karena
belum dapat melanjutkan kegiatan sehari-harinya untuk
mengurus pekerjaan rumah tangga dan bekerja sebagai
guru tari, harus ditekankan bahwa istirahat sangat
diperlukan dalam proses kesembuhan penyakit ini.
• Dari wawancara, pasien juga sedikit mengeluh harus
menjaga pola makannya sesuai anjuran dokter, hal ini
karena pasien suka mengkonsumsi makanan pedas. Selain
itu pasien belum terlalu mengetahui apa pentingnya diet
sehingga hal ini perlu ditekankan kembali
LAMPIRAN FOTO
LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai