Anda di halaman 1dari 25

JOURNAL READING

Penanganan Keratitis Pseudomonas dengan Infus


Antibiotik Topikal Berkelanjutan dengan Lensa
Morgan
Pembimbing : dr. Retno Wahyuningsih, Sp.M
Presentator : Tiara Ayu Pratiwi - 1620221229
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Mata RS Umum Daerah Ambarawa
Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
Abstrak
• Tujuan: Walaupun diberi penanganan standar, keratitis
Pseudomonas dapat berlanjut dan mengakibatkan hilangnya
penglihatan. Lensa Morgan dapat menjadi alat administrasi
antibiotik topikal efektif.

• Metode: Dua pasien dengan keratitis Pseudomonas telah


gagal respon dengan topikal rawat jalan intens. Karena
diperkirakan akan segera terjadi kebutaan, Lensa Morgan
digunakan untuk lavage dengan ceftazidim (50 mg/mL),
bersama penanganan konvensional lainnya.
Abstrak
• Hasil: Tiga hari setelah lavage, kultur kornea menjadi (-).
Infus dilanjut 1 minggu untuk memastikan sterilisasi infeksi
sebelum beralih pada terapi topikal standar.
Infeksi berhasil dieradikasi dan mata selamat.

• Kesimpulan: Lensa Morgan dapat menjadi alternatif


dalam menangani keratitis infeksius berat dan agresif atau
sklerokeratitis karena tidak invasif, hanya butuh pelatihan
minimal, dan hemat biaya.
Penyambung tubing intravena digunakan untuk pertukaran
obat, administrasi beberapa obat bersamaan, dan
titrasi dosis.
Pendahuluan
Pendahuluan
Pseudomonas aeruginosa (bakte Terapi lain dengan bilas
ri batang Gram-negatif) antibiotik subpalpebral (
Faktor risiko : pakai le
‒ biasa ditemukan di tanah da untuk
nsa kontak jangka pa
n air skleritis refrakter dan ker
‒ heathcare-associated infecti njang. atitis berat)  kelemaha
ons n : butuh
‒ 6% - 39% kasus keratitis ba pelatihan, dapat timbul li
kterial di AS d scarring permanen da
‒ agresif, destruktif, sangat vir n
ulen disfungsi aponeurosis le
vator palpebra
Pendahuluan
Terapi dengan Lensa Morgan
• Alat untuk memberi obat secara kontinu pada mata untuk
bilas mata (ocular lavage)
• Alat irigasi di IGD setelah paparan kimia

• Infus antibiotik kontinu pada keratitis Pseudomonas agresif


dan sterilitas klinis kornea berhasil dicapai.
Bahan dan Metode
• Dua pasien terlibat.
• Keratitis Pseudomonas tetap berlanjut dan mengancam
penglihatan mata yang terkena sehingga penghentian
infeksi sangat penting.
Kasus 1
Kasus 1
Gadis, 11 tahun, dengan ulkus mata kanan setelah renang
dengan pakai lensa kontak.

Ulkus di kornea superotemporal (visus 20/100).

Dirawat di PICU dan diberi vankomisin 30 mg/ml dan


tobramisin 14 mg/ml tiap 1 jam di mata kanan.
Kultur (+) P. aeroginosa sensitif siprofloksasin & tobramisin

Dalam 3 hari, nyeri dan fotosensitivitas berkurang, dan


hipopion teratasi.

Dipulangkan dengan obat pulang tobramisin 14 mg/ml


tiap jam dan siprofloksasin 4 x/hari selama terjaga dan
lanjut tiap 2 hingga 3 hari
Kasus 1
• 1 minggu kemudian, hipopion muncul kembali dan ulkus
memburuk. Pasien dirawat kembali, dan ulkus dikultur lagi.
• Regimen rawat jalan dilanjut + 0,15% amfoterisin B / 2 jam
+ 0,1% desomedin / 2 jam + flukonazol oral 200 mg/hari
• Dalam 48 jam, pewarnaan Gram dan Giemsa tidak
menunjukkan elemen jamur atau Acanthamoeba, dan
kultur serta hasil sensitifitas tidak berubah.
• Ulkus jadi lebih dalam dan lebar,
hipopion meluas dan
akan segera terjadi perforasi
Kasus 1
Terapi alternatif : bilas antibiotik Sedasi ringan diberi
Flukonazol oral dilanjut
subpalpebra intermiten untuk memberi
sambil menunggu kultur
kenyamanan

Namun invasif, dapat terbentuk Diberi melalui spuit ke tabung


jaringan parut dan Lensa Morgan sehingga
disfungsi levator palpebra -> masing- masing pengobatan
pakai lensa Morgan diberikan tiap 2 jam secara
berurutan

Diberikan infus ceftazidim 50 Tiap jam, infus ceftazidime


mg/ml dengan kecepatan dihentikan 10 menit dan 5 ml
20 ml/jam melalui lensa Morgan antara 0,15% amfoterisin B
dengan pompa IV elektronik atau 0,1% desomedine
Kasus 1
• Pemeriksaan mata harian dilakukan dengan melepas
sementara Lensa Morgan
• Hari ke-2 infus, nyeri memberat, kornea dilapisi debris
nekrotis, inflamasi berat konjungtiva dengan
eksudat membranosa dan sklera paralimbal terinjeksi
Kasus 1
• Pemeriksaan apakah ada skleritis nekrotik dilakukan
dalam pengaruh anestesi (EUA).
• Biopsi kornea dan pengambilan jaringan tepi ulkus
dilakukan untuk kultur dan pewarnaan khusus sehingga
dapat menyingkirkan infeksi jamur dan Acanthamoeba.
• Perforasi kornea mikroskopis disatukan dan ditambal
dengan lapisan membran amnion.
• Skleritis nekrotik (-)  lavage kontinu ceftazidime
25 mg/mL dilanjut  kultur ulang dan pewarnaan (-).
• Pengobatan dihentikan, ganti dengan
prednisolone 1% topikal 2x/hari.
Kasus 1
Hari ke-5 : perforasi mikroskopik lain ditemukan & diperbaiki.
Total 7 hari lavage kontinu ceftazidime sebelum diberi topikal.

1 bulan setelah lavage lensa Morgan, ulkus kornea pulih


sempurna dengan skar ekstensif dan neovaskularisasi.

Setelah 4 bulan, keratitis sembuh dengan skar


neovaskularisasi tebal di area yang perforasi.

Pasien mengalami katarak dengan sinekia posterior


dan visus persepsi cahaya.

Setelah 6 bulan, dilakukan keratoplasti penetrasi dengan


ekstraksi katarak dan penempatan lensa intraokular 
3 bulan setelahnya, visus 20/40.
01 03
5 hari setelah lavage lanjut, 4 bulan kemudian, keratitis
2 perforasi mikroskopik tidak aktif lagi dengan skar
diperbaiki dengan lem dan kornea neovaskular padat di
area di mana perforasi
lapisan membran amnion.
sebelumnya. Katarak putih
Inflamasi konjungtiva muncul dengan sinekia
eksudatif mulai membaik. posterior iris ke lensa

02 04
3 bulan setelah menjalani
1 bulan setelah lavage lensa keratoplasti dengan
Morgan, ulkus kornea pulih ekstraksi katarak dan
sempurna dengan skar luas penempatan lensa
dan neovaskularisasi. intraokular, visus 20/40
Kasus 2
Kasus 2
• Anak perempuan, 11 bulan, dengan sindrom Apert datang
dengan pneumonia dengan komplikasi dan butuh intubasi.
• Orbita dangkal bilateral sehingga lagoftalmus dan kornea
terpapar  ada opasitas kornea  swab sekret untuk
kultur  diberi vancomycin 50 mg/mL dan tobramycin
14 mg/mL tiap 1 jam topikal.
• Hasil swab : batang Gram-negatif.
• Pengobatan 2 hari, ulkus tetap berlanjut  EUA,
ditemukan ulserasi ekstensif dengan penipisan kornea.
• Kultur positif P. aeruginosa  infus kontinu Ceftazidime
50 mg/mL (20 mL/jam) bilateral melalui lensa Morgan.
Kasus 2

Penurunan
Tiga hari Lavage kontinu
ceftazidime
Tarsorafi setelahnya, EUA dilanjut 4 hari Skar kornea Keratoplasti
fortified selama 1
sementara untuk kembali dan dan tarsorafi bilateral dengan penetrasi setelah
bulan dengan
menjaga posisi infeksi telah lateral neovaskularisasi operasi koreksi
pengobatan
lensa. berhenti serta permanen terbentuk. kraniofasial
salep
kultur negatif. dilakukan.
ciprofloxacin.
Dokumentasi Kasus 2

Setelah 2 hari pengobatan topikal standar,


ulserasi ekstensif dengan
penipisan kornea ditemukan.

Tarsorafi sementara bilateral diletakkan


untuk menjaga Lensa Morgan
untuk lavage kontinyu.
Dokumentasi Kasus 2

Infeksi tereradikasi 1 bulan pasca inisiasi


lavage kontinu melalui Lensa Morgan.
Skar kornea bilateral signifikan dengan
neovaskularisasi ditemukan.
Diskusi
Diskusi • Keratitis mikroba penyebab uta
ma kebutaan kornea.
• Keratitis Pseudomonas dapat m
engakibatkan skar kornea,
astigmatisme ireguler, buta per
manen
• Meallet mengajukan penggunaan la
vage subpalpebral
• Graft korneaskleral penetrasi dan
antibiotik topikal. Namun, butuh lati
lamelar disarankan untuk
han dan dapat
keratoskleritis refrakter namun beris
skar kelopak mata permanen.
iko terjadi penolakan.
• Pengobatan topikal dikombinasik
• Pemberian topikal kurang efektif (
an dengan injeksi antibiotik
hanya 1-7% diserap)
intrastromal dan subkonjungtival
karena tiap tetes didilusi dengan ref
memberi hasil bervariasi.
leks menangis dan
disebar dengan kedipan
Diskusi
Dapat mencapai konsentrasi
antibiotik tinggi secara
cepat di permukaan okuler

Titrasi presisi melalui pompa IV

Peletakkan lensa tidak butuh


latihan atau minimal
Tidak invasif dan dapat
ditoleransi
Mudah dilepas untuk
memantau klinis efek terapeutik
Tidak butuh masuk ke ICU
(biaya tinggi)

Kentungan Lensa Morgan


Diskusi
• Lavage kontinu dengan antibiotik menggunakan Lensa
Morgan lebih efektif dibanding topikal pada model hewan
dan mencapai konsentrasi lebih tinggi di humor aqueous
ketika dibandingkan dengan tetesan tiap 15-30 menit.
• Harus dipertimbangkan sebagai alternatif untuk
infeksi kornea fulminan atau refrakter.
Terima Kasih
Atas Perhatian Anda

Anda mungkin juga menyukai