Anda di halaman 1dari 24

PIODERMA

Pembimbing : dr. Flora Anisah, Sp.KK


Disusun Oleh :
Rezha Adhitya Lebang
Eliya Nur Hasanah

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
PIODERMA

Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan

DEFINISI

oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh kedua-


duanya.


● Penyebab yang utama dari pioderma
ETIOLOGI adalah Staphylococcus B hemolyticus, Streptococcus
aureus.

FAKTOR ●



Higiene yang kurang
Menurunnya daya tahan
PREDISPOSISI ●
● Telah ada penyakit lain di kulit

Pioderma Primer
KLASIFIKASI


● Pioderma Sekunder
BENTUK PIODERMA
IMPETIGO

• Pioderma terbatas di epidermis (pioderma superfisialis)


• Klasifikasi
▫ Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris,
impetigo Tillbury Fox)
▫ Impetigo bulosa (vesikobulosa, cacar monyet)
▫ Impetigo neonatorum
IMPETIGO KRUSTOSA
Streptococcus B hemolyticus

•Hanya terdapat pd anak


•Tempat predileksi di
muka, yakni disekitar
lubang hidung dan mulut
•Kelainan kulit berupa
eritema dan vesikel yang
cepat memecah sehingga
jika penderita datang
berobat yang terlihat ialah
krusta tebal berwarna
kuning seperti madu.
IMPETIGO BULOSA
Staphylococcus aureus

•Keadaan umum tidak


dipengaruhi.
•Tempat predileksi di ketiak, dada,
punggung.
•Sering bersama-sama miliaria.
•Terdapat pada anak dan orang
dewasa.
•Kelainan kulit berupa eritema,
bula dan bula hipopin. Kadang-
kadang waktu penderita datang
berobat, vesikel/bula telah
memecah sehingga yang tampak
hanya koleret dan dasarnya masih
eritematosa.
IMPETIGO NEONATORUM
Staphylococcus aureus

•Varian impetigo bulosa yg terdapat pada neonatus


•Lesi seperti impetigo bulosa tetapi lokasinya
menyeluruh
•Dapat disertai demam
FOLIKULITIS
Staphylococcus aureus
Folikulitis superfisialis (impetigo
Bockhart):
• Terdapat di dalam epidermis
• Tempat predileksi tungkai bawah
• Kelainan berupa papul/pustul yg
eritematosa dgn rambut di tengah,
multipel

Folikulitis profunda:
• Sampai ke subkutan
• Gambaran klinis seperti folikulitis
superfisialis, hanya teraba infiltrat di
subkutan
• Contohnya sikosis barbe
FURUNKEL / KARBUNKEL
Staphylococcus aureus

•Radang folikel rambut dan


jaringan di sekitarnya
•Multipel = furunkulosis
•Karbunkel = kumpulan
furunkel Furunkel
•Nodus eritematosa yg
nyeri dengan pustul di
tengah  abses  pecah
 fistula
•Tempat predileksi: Aksila,
bokong
Karbunkel
EKTIMA
Streptococcus ß haemolyticus

•Ulkus superfisial dgn krusta


di atasnya
•Gejala Klinis:
• Tampak sebagai krusta
tebal berwarna kuning
• Berlokasi di tungkai
bawah
• Jika krusta diangkat
tampak ulkus yg dangkal
PIONIKIA
Staphylococcus dan/atau Streptococcus B hemolyticus

Radang sekitar kuku oleh


piokokus.
Gejala klinis
Didahului trauma, mulai
infeksi pada lipatan kuku,
terlihat tanda-tanda
radang dan menjalar ke
matriks dan lempeng
kuku, dapat terbentuk
abses subungual.
ERISIPELAS
Streptococcus B hemolyticus
Penyakit infeksi akut di dermis
dan epidermis
Gejala utama: Eritema
berwarna merah cerah,
berbatas tegas, tepi meninggi,
tanda radang akut disertai
gejala konstitusi
Gejala Klinis:
• Demam, malaise.
• Didahului trauma,
sehingga predileksinya di
tungkai bawah.
• Dapat disertai edema,
vesikel dan bula.
• Terdapat leukositosis
SELULITIS FLEGMON

• Serupa dgn erisipelas tetapi juga • Selulitis yg mengalami


mengenai subkutis supurasi
• Lesi eritema, hangat, bengkak dan
terdapat nyeri tekan
• Lesi difus, tdk berbatas tegas, dg
tanda radang akut
ULKUS PIOGENIK
Berbentuk ulkus, gambaran klinisnya tidak khas
dengan disertai pus diatasnya. Dibedakan
dengan ulkus lain yang disebabkan oleh kuman
gram negatif sehingga perlu dilakukan kultur.
ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
Staphylococcus aureus

•Didapati pada anak


•Faktor predisposisi berupa
daya tahan tubuh yang
menurun juga banyak
keringat, sehingga sering
bersama denga miliaria
•Kelainan berupa nodus
eritema, multiple, tidak nyeri,
berbentuk kubah dan lama
memecah.
•Lokasinya di tempat yang
banyak keringat.
HIDRAADENITIS
Staphylococcus aureus

•Infeksi kelenjar apokrin


•Pubertas, dewasa muda
•Sering didahului oleh trauma,
dengan gejala konstitusi
berupa demam, malaise.
•Ruam berupa nodus, dengan
kelima tanda radang akut.
Kemudian melunak menjadi
abses, dan memecah
membentuk fistel yang disebut
hidradenitis supuratif.
•Terbanyak berlokasi di ketiak,
juga di perineum.
•Terdapat leukositosis.
PENGOBATAN UMUM
SISTEMIK
Penisilin G prokain dan semi-
Linkomisin dan Klindamisin
sintetiknya
• Penisilin G prokain, dosisnya 1,2 • Dosis linkomisin, 3×500 mg/hari.
juta/hari i.m, obat ini sudah tidak • Klindamisin diabsorbsi lebih
dipakai lagi karena dianggap tidak banyak karenanya dosisnya lebih
praktis dan pemakaiannya sering kecil yaitu 4×150 mg/hari/os,
menimbulkan syok anafilaktik pada infeksi berat dosisnya
• Ampisillin, dosis 4×500 mg, ante 4×300-450 mg/hari.
cunam • Linkomisin agar tidak dipakai lagi
• Amoksisilin, dosisnya sama dan digantikan oleh Klindamisin
dengan ampisilin, dipakai post- karena potensial antibakterinya
cunam dan absorbsinya lebih lebih besar dan efek sampingnya
cepat sehingga kadar dalam lebih sedikit dan tidak terlalu
plasma lebih tinggi. terhambat oleh adanya makanan
• Golongan obat penisilin resisten- dalam lambung.
penisillinase, contohnya adalah
oksasillin, kloksasillin,
dikloksasillin, flukloksasillin.
Dosis 3×250 mg/hari ante-cunam.
SISTEMIK
Eritromisin Sefalosporin
• Dosis 4×500 mg/hari/os. • Bila terjadi pioderma berat
Efektifitasnya kurang yang dengat obat diatas tidak
dibandingkan Linkomisin/ menunjukan hasil maka
klindamisin dan obat golongan dipakailah Sefalosporin.
penisilin resisten- • Ada empat generasi yang
penisillinase. berkhasiat untuk kuman gram
• Cepat menyebabkan resistensi positif yaitu generasi I juga
dan kadang terjadi tak enak di generasi IV.
lambung. • Contohnya adalah sefadoksil
dari generasi I dengan dosis
dewasa, 2×500 mg atau
2×1000 mg/hari
TOPIKAL
• Bermacam obat topikal dapat digunakan untuk pioderma,
contohnya basitrasin, neomisin, mupirosin. Neomisin
berkhasiat juga untuk bakteri gram negatif, Neomisin
dituliskan sering mengalami sensitisasi, sedangkan
teramisin dan kloramfenikol sebenarnya tidak terlalu
efektif namun sering dipakai karenanya harganya murah.
Obat-obatan ini biasanya berbentuk salep atau krim.
• Selain itu juga baik agar diberikan kompres terbuka
contohnya, larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan
rivanol 1 o/oo dan yodium povidon 7,5 % yang dilarutkan 10
kali.
TATALAKSANA
Impetigo Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi
Krustosa salep antibiotik. Antibiotik sistemik
diberikan jika krusta banyak.

Impetigo Vesikel/ bula sedikit  dipecahkan +


Bulosa salep antibiotik.
Vesikel/ bula banyak  diberi juga
antibiotik sistemik
Impetigo Antibiotik harus diberikan secara
Neonatorum sistemik. Topika dapat diberikan bedak
salisil 2%.
Folikulitis Antibiotik sistemik/ topikal.

Furunkel/ Lesi sedikit  antibiotik topikal


Karbunkel Lesi banyak  antibiotik topikal +
sistemik
Jika berulang  cari faktor predisposisi

Ektima Sedikit: angkat krusta + salep antibiotik


Banyak: angkat krusta + antibiotik
sistemik
Pionikia Kompres dengan larutan antiseptik +
antibiotik sistemik
Jika terjadi abses kuku diekstraksi
Erisipelas/ Istirahat
Selulitis/ Tungkai bawah dan kaki yg diserang
Flegmon ditinggikan
Antibiotik sistemik
Topikal: kompres terbuka dgn larutan
antiseptik
Flegmon: insisi bila diperlukan
Abses •Antibiotik sistemik + topikal
Multipel •Mengatasi faktor predisposisi
Kelenjar
Keringat
Hidraadenitis •Antibiotik sistemik
•Insisi  bila telah terbentuk abses
•Kompres terbuka  bila nodus belum
melunak
•Eksisi kelenjar apokrin  pada kasus kronik
dan residif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai