Anda di halaman 1dari 39

REFERAT PLASENTA

PREVIA
Kanana Adiwijaya
111 2016 2169
Dokter Pembimbing Klinik:
dr. Ainun J. Palinrungi Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Angka kematian maternal di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
• .Penyebab terpenting kematian maternal : perdarahan (40- 60%), infeksi (20-30%) dan keracunan
kehamilan (20-30%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain
• .Perdarahan antepartum : 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa,
solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas.
BAB II
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 38 tahun
Alamat : Bukit Indah Pare Pare
Pekerjaan : IRT
Suku : Bugis
No. RM : 150266
Tanggal Masuk : 5 Januari 2019
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri perut tembus kebelakang
Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang perempuan 38 tahun G3P2A0 gravid 39-40 minggu datang dengan keluhan nyeri perut tembus kebelakang.
Pasien mengaku keluhan dialami sejak ± 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluarkan darah
dari jalan lahir disertai dengan lendir. Demam (-), pusing (-), nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), nyeri perut bagian bawah
(+), BAB biasa, BAK lancar. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Riwayat minum obat SMRS tidak ada. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan tidak memiliki riwayat alergi serta penyakit asma. Riwayat ANC 4x,
Riwayat Injeksi TT 2x.
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
Riwayat Menstruasi:
Menarche sejak usia 15 tahun, siklus haid teratur, lama haid 5-7 hari dengan ganti pembalut 2-3 kali dalam sehari.

Riwayat Kontrasepsi:
Kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien adalah pil kombinasi tiap bulan selama 4 tahun.
Riwayat Obstetri:
1. 2007/seksio caesarea/ 3300gr/perempuan/hidup/lahir di RS. Fatimah
2. 2012/seksio caesarea /3400/perempuan/lahir di RSUD Andi Makassau
3. 2019/ Kehamilan sekarang
Riwayat Ginekologi:
1. Penyakit IMS: tidak ada
2. Leukorea: tidak ada
3. Fluor albus: tidak ada
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis:
Kepala dan Leher:
Keadaan umum: Sakit sedang
Mata:
Kesadaran: Composmentis, GCS E4V5M6
 Kelopak : Edema (-/-)
Status Gizi:
 Konjungtiva : Anemis (+/+)
 Berat badan : 55 kg
 Sklera : Ikterik (-/-)
 Tinggi badan : 159 cm
 Pupil : Bulat, isokor 2,5mm/2,5mm, refleks cahaya (+/+)
 BMI : 21,7kg/m2 (Normal)
Telinga : Pendengaran dalam batas normal.
Tanda-tanda vital:
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-).
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
Mulut : Sianosis (-), perdarahan pada gusi (-).
 Nadi : 80 x/ menit
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), JVP dalam
 Pernapasan : 22 x/ menit
batas normal.
 Suhu : 36,50C
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
Thorax: Abdomen:
Paru:  Inspeksi : Linea nigra (+), striae albicans (-), luka bekas
 Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-/-).
operasi (+).
 Palpasi : Fremitus raba (D=S), nyeri (-/-).
 Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-).
 Perkusi : Suara ketok sonor (+/+), nyeri ketok (-/-).
 Perkusi : Timpani.
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung:
 Auskultasi: BU (+) normal.

 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. Ektremitas:


 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Ekstremitas Atas : Akral dingin, edema (-/-).
 Perkusi : Batas kanan parasternal line dextra. Ekstremitas Bawah : Akral dingin, edema (-/-), varises
Batas kiri ICS V 2 jari lateral MCL sinistra. (-/-), refleks patella (+/+) normal.
 Auskultasi: S1 S2 tunggal regular, bising jantung (-).
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
Pemeriksaan Obstetri • Pemeriksaan dalam: Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan luar dalam
TFU : 3 jari dibawah processus xhypoideus (35 cm)
Lingkar Perut : 92 cm
Situs : Memanjang
Punggung : Kiri
Terendah : Kepala
His : (+) 1x10 (10-15 detik)
Gerakan : (+) anak di rasakan ibu
Anak kesan : Tunggal
DJJ : 140 x/menit
TB : 3220 gram
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Darah Rutin (5 Januari 2019)
Parameter Hasil Nilai Normal

WBC 12,84 x 103/µl 5.00 – 10.00

RBC 2,41 x 106/ µl 4.00 – 5.00

HGB 7,1 g/dl 12.0 – 16.0

PLT 152 x 103/µl 150 – 400


LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
2) Hemostatis (5 Januari 2019)
Parameter Hasil Nilai Normal

CT 11 menit < 15 Menit

BT 2 menit 30 detik 1 Menit - 3 menit


LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
3. USG (5 Januari 2019):
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
3. USG (5 Januari 2019):

- Gravid tungga hidup, letak kepala, pengukuran FL dan BPD sesuai usia kehamilan ± 39-40 minggu.
- Plasenta: letak corpus posterior dan anterior letak rendah, menutup oui, echo normal.
- Cairan amnion saat ini: cukup (8 cm)/keruh.
- Fetal movement (+).
- HR : 143 BPM, reguler.
Kesan: Gravid tunggal, hidup, letak kepala, estimasi usia kehamilan 39-40 minggu, dengan plasenta previa totalis.
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
3. USG (5 Januari 2019):

- Gravid tungga hidup, letak kepala, pengukuran FL dan BPD sesuai usia kehamilan ± 39-40 minggu.
- Plasenta: letak corpus posterior dan anterior letak rendah, menutup oui, echo normal.
- Cairan amnion saat ini: cukup (8 cm)/keruh.
- Fetal movement (+).
- HR : 143 BPM, reguler.
Kesan: Gravid tunggal, hidup, letak kepala, estimasi usia kehamilan 39-40 minggu, dengan plasenta previa totalis.
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
DIAGNOSIS
G3P2A0 Gravid aterm + Post Seksio Caesarea 2 kali + Plasenta previa totalis

PENATALAKSANAAN
Tatalaksana awal:
 IVFD RL 20 tpm
 Cefuroxime Sodium 1 gr/IV pre operasi
 Rencana Sectio Caesarea
 Lapor OK
 Konsul Anestesi
 Persiapan darah PRC 2 bag
 Cukur Pubis
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
Terapi operatif: Sectio Caesarea

Terapi Post Sectio Caesarea:

 Awasi keadaan umum dan tanda vital

 IVFD RL 20 + Drips Oksitosin 10 IU 20 tpm

 Cefuroxime Sodium 1 gr/12 jam/IV

 Drips Metronidazole 0,5 gr/8 jam/IV

 Injeksi Ketorolac amp/8 jam/IV

 Injeksi Ranitidin amp/8 jam/IV

 Injeksi Asam Traneksamat amp/8 jam/IV

 Cek Hemoglobin 2 jam post sectio caesarea

Terapi non-Medikasi: Edukasi vaginal hygiene dan ASI eksklusif 6 bulan


LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA

PROGNOSIS
 ad vitam : dubia ad bonam
 ad sanationam : dubia ad bonam
 ad functionam : dubia ad malam
LAPORAN KASUS PLASENTA PREVIA
RESUME
Seorang perempuan 38 tahun G3P2A0 gravid 39-40 minggu datang dengan keluhan nyeri perut tembus
kebelakang. Pasien mengaku keluhan dialami sejak ± 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengeluarkan darah dari jalan lahir disertai dengan lendir. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan tidak memiliki riwayat alergi serta penyakit asma.
Riwayat ANC 4x, Riwayat Injeksi TT 2x.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan status gizi underweight dan tanda-tanda vital Tekanan darah 130/80
mmHg, Nadi 80 x/ menit, Pernafasan 22 x/ menit dan Suhu 36,50C. pasien tampak anemis. Pada pemeriksaan obstetric
didapatkan TFU 3 jari dibawah procesus xhypoideus, situs memanjang, punggung kiri, bagian terendah kepala serta
didapatkan pelepasan darah dan lendir.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan kadar hemoglobin yaitu 7,1 g/dl. Dari pemerikssaan
USG kesan yang didapatkan adalah terdapat Plasenta Previa totalis.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI PLASENTA PREVIA
• Plasenta previa: plasenta yang ada didepan jalan lahir
(prae = di depan ; vias = jalan).
• Plasenta previa : implantasi plasenta di bagian bawah
→menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan
perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
INSIDENSI PLASENTA PREVIA
• Pada beberapa Rumah Sakit Umum : 1,7 % sampai dengan 2,9 %.

• Negara maju angka kejadiannya lebih rendah: kurang dari 1 % → berkurangnya wanita yang hamil

dengan paritas tinggi.

• frekuensi plasenta previa totalis sebesar 20-45%, plasenta previa parsialis sekitar 30% dan plasenta

previa marginalis sebesar 25-50%.


FAKTOR RESIKO DAN ETIOLOGI PLASENTA PREVIA

• Wanita dengan umur 35


• Multigravida
• Wanita dengan riwayat abortus
KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA

1. Plasenta previa totalis atau komplit : plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.

2. Plasenta previa parsialis : plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.

3. Plasenta previa margianalis : plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.

4. Plasenta letak rendah : plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yang

sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih

kurang 2 cm dari ostium uteri internum.


KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA
PATOFISIOLOGI PLASENTA PREVIA

Triwulan ketiga→segmen bawah uterus akan semakin melebar →serviks mulai membuka.
Plasenta terletak diatas ostium uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan
segmen bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan robekan plasenta pada
tempat perlekatannya →Perdarahan
PATOFISIOLOGI PLASENTA PREVIA
GAMBARAN KLINIS PLASENTA PREVIA
• Perdarahan uterus yang keluar melalui vagina tanpa disertai dengan adanya nyeri
• Perdarahan biasanya terjadi diatas akhir trimester kedua
• Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan dapat berhenti sendiri
• Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa sebab yang jelas setelah
beberapa waktu kemudian
• palpasi abdomen sering teraba bagian terbawah janin masih tinggi diatas simfisis
dengan letak janin tidak dalam letak memanjang
• tidak ditemui nyeri maupun tegang pada perut ibu saat dilakukan palpasi
DIAGNOSIS PLASENTA PREVIA
1. Anamnesia: umur kehamilan, rasa nyeri, warna dan bentuk perdarahan, frekuensi dan banyak perdarahan.

2. Inspeksi : banyaknya darah yang keluar, darah beku, dan sebagainya.

3. Palpasi abdomen: kelainan letak pada janin, bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
bergoyang, terapung atau mengolak di atas pintu atas panggul.

4. Pemeriksaan inspekulo: sumber perdarahan

5. Pemeriksaan radio-isotop
a) Plasentografi jaringan lunak
b) Sitografi
c) Plasentografi indirek
d) Arteriografi
e) Amniografi
f) Radio isotop plasentografi.
6. Ultrasonografi

7. Pemeriksaan dalam: perdarahan yang lebih dari 500 cc, perdarahan yang telah berulang, his telah mulai dan janin
sudah dapat hidup diluar janin
PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA
1. Ekspektatif
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
d. Janin masih hidup.
2. Terminasi:
a. Kehamilan telah cukup bulan
b. Perdarahan banyak
c. Anak telah meninggal
PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA

Seksio Cesarea
• Mengosongkan rahim sehingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan
perdarahan.
• Mencegah robekan serviks dan segmen bawah rahim.
• Indikasi SC:
a. Dilakukan pada semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau
meninggal, serta semua plasenta previa lateralis, posterior, karena
perdarahan yang sulit dikontrol.
b. Semua plasenta pevia dengan perdarahan yang banyak, berulang dan
tidak berhenti dengan tindakan yang ada.
c. Plasenta previa yang disertai dengan panggul sempit, letak lintang.
KOMPLIKASI
• Perdarahan antepartum yang dapat menimbulkan syok

• Kelainan letak pada janin sehingga meningkatnya letak bokong dan letak lintang.

• Selama persalinan: ruptur atau robekan jalan lahir, prolaps tali pusat, perdarahan postpartum, perdarahan
intrapartum, serta dapat menyebakan melekatnya plasenta sehingga harus dikeluarkan secara manual atau bahkan
dilakukan kuretase.

• Pada janin: asfiksia, kematian janin dalan uterus, kelainan kongenital serta cidera akibat intervensi kelahiran.
PROGNOSIS
• Jumlah dan kecepatan perdarahan

• Kesegeraan pertolongan

• Kematian pada ibu dapat dihindari apabila penderita segera memperoleh transfusi darah dan segera lakukan
pembedahan seksio sesarea.

• Perawatan yang intensif pada neonatus sangat membantu mengurangi kematian perinatal.
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Frekuensi perdarahan antepartum kira-kira 3% dari seluruh
persalinan. Perdarahan ante partum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, ruptura sinus marginalis, atau vasa
previa. . Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Ultrasonografi merupakan motede
pertama sebagai pemeriksaan penunjang dalam penegakkan plasenta previa.

Plasenta Previa adalah suatu kesulitan kehamilan yang terjadi pada trimesters kedua dan ketiga kehamilan. Dapat
mengakibatkan kematian bagi ibu dan janin. Ini adalah salah satu penyebab pendarahan vaginal yang paling banyak pada
trimester kedua dan ketiga. Plasenta Previa biasanya digambarkan sebagai implantasi dari plasenta di dekat ostium interna uteri
(didekat cervix uteri).
KESIMPULAN
Kematian pada ibu dapat dihindari apabila penderita segera memperoleh transfusi darah dan segera lakukan pembedahan
seksio sesarea. Prognosis terhadap janin lebih buruk oleh karena kelahiran yang prematur lebih banyak pada penderita plasenta
previa melalui proses persalinan spontan maupun melalui tindakan penyelesaian persalinan. Namun perawatan yang intensif
pada neonatus sangat membantu mengurangi kematian perinatal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H.Ilmu kebidanan (keempat ed.). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2011.

2. Sulaiman Sastrawinata.1985. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman.. Hal 102-122.

3. WHO.2007. Maternal Mortality in 2005. http://www.who.int. Diakses pada tanggal 18 Januari 2019

4. Prawirohardjo, Sarwono. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan; Bagian Ketiga: Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir (Masalah Ibu); Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi

ke-4. Jakarta: Penerbit P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008. h. 492-513.

5. Mose, Johanes C.2004. Penyulit Kehamilan; Perdarahan Antepartum; Dalam: Obstetri Patologi, edisi ke-2. Editor: Prof. Sulaiman Sastrawinata, dr, SpOG(K), Prof. Dr. Djamhoer Martaadisoebrata, dr,

MPSH, SpOG(K), Prof. Dr. Firman F. Wirakusumah, dr, SpOG(K). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC dan Padjadjaran Medical Press. Halaman 91-96.

6. Chalik, TMA. 2008. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Widya Medika, Jakarta.

7. Cuningham, FG., 1993. Obstetri Haemorrhage in : William Obstetri Appleton Century Crarfts, USA.
8. Tarigan, D. 1994. Perdarahan Selama Kehamilan. Bagian Anatomi FK USU, Medan.

9. Gultom, Ernawati. 2009. Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Jurnal Universitas Sumatra Utara. Halaman 3

10. Pritchard, Mc., 1991. Obstetri Williams. Edisi 17. Penerbit EGC, Jakarta.

11. Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jilid 1 dan 2. Edisi II. Penerbit EGC, Jakarta.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai