Anda di halaman 1dari 29

HIDROLOGI PERKOTAAN

Tahapan Analisis Hidrologi

Tahapan perhitungan untuk analisis hidrologi pada perencanaan saluran


drainase :

1)Menentukan curah hujan rerata daerah dengan metode aljabar,


Thiessen, dan Isohyet
2)Menentukan hujan harian maksimum / rancangan dengan metode
Gumbel, Log Pearson Tipe III
3)Menentukan Intensitas Hujan (I) dengan metode Haspers, Weduwen,
Mononobe
4)Menentukan debit limpasan permukaan dengan Metode Rasional atau
Rasional Modifikasi yang tergantung pada koefisien pengaliran (C),
Intensitas hujan rancangan (I), dan luas daerah pengaliran (A).
Hujan Rerata Daerah Aliran

Pemilihan cara perhitungan curah hujan rerata daerah umumnya


menggunakan standar luas daerah sebagai berikut :

•Daerah dengan luas < 250 ha dengan variasi topografi yang kecil dapat
diwakili oleh sebuah alat ukur hujan.
•Daerah 250-50.000 ha dengan titik pengamatan tersebar merata dapat
digunakan cara rata-rata aljabar
•Daerah 120.000-500.000 ha dengan titik pengamatan tersebar cukup
merata, dimana curah hujannya tidak telalu dipengaruhi oleh kondisi
topogafi, dapat digunakan cara Poligon Thiessen.
•Daerah > dari 500.000 Ha, dapat digunakan cara Ishoyet.
Hujan Rerata Daerah Aliran

a) Metode Rata-rata Aljabar

   ... i
d
d  d1 d 2 d3 dn 
n n
n
b) Metode Poligon Thiessen

i
A1d 1 A d 2 A dn  Ai .d i
n A
 . ....... .
d 2 n

A
c) Metode Isohyet

d 0  d1 d1  d 2 dn 1  dn
n
d i 1  d i
A1  A2  ...  An i 2 Ai
d 2 2 2 
A1  A2  A3  ...  An A
Probabilitas Hujan

Suatu data hujan (x) akan mencapai suatu harga tertentu


disamai/kurang/lebih dari (x1) dan diperkirakan terjadi sekali dalam
kurun waktu T tahun, maka T tahun ini dianggap sebagai periode ulang
dari x1

Dalam perencanaan saluran drainase, periode ulang yang digunakan


tergantung dari fungsi saluran serta daerah tangkapan hujan yang akan
dikeringkan.

Sedangkan besarnya peluang terjadinya hujan tersebut dalam kurun


waktu T tahun adalah : 1
Pr 
T
Tabel nilai kala ulang untuk berbagai jenis saluran drainase

No. Jenis kawasan Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier

1. Permukiman 5-10 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun


 Kota sedang 10-20 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun
 Kota kecil

2.
Industri 2-5 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun

3. Perumahan 5-20 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun


Analisis Hujan Rancangan

Curah hujan rancangan (design rainfall) adalah curah hujan dengan


suatu peluang tertentu yang mungkin terjadi pada suatu daerah pada
periode kala ulang tertentu yang mungkin untuk dilampaui.

Periode waktu yang dibutuhkan dalam mencari curah hujan


rancangan disesuaikan dengan keperluan perencanaan

Dikenal beberapa jenis distribusi frekuensi dan yang biasanya


digunakan dalam hidrologi antara lain:
• Distribusi Normal,
• Distribusi Log Normal,
• Distribusi Log Pearson tipe III,
• Distribusi Gumbel.
Analisis Limpasan Permukaan

Untuk menghitung besarnya debit limpasan permukaan, digunakan


metode rasional. Bentuk umum dari persamaan Rasional (jika daerah
pengaliran kurang dari 0,8 km2 ) adalah sebagai berikut :

Q  0,00278. C . I . A
dengan :
C = nilai koefisien pengaliran
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Untuk daerah pengaliran lebih dari 0,8 km2 
digunakan rumus Metode Rasional yang telah dimodifikasi.
 Metode ini merupakan pengembangan dari metode rasional untuk
intensitas curah hujan yang lebih lama dari waktu konsentrasi.
 Konsep Metode Rasional Modifikasi ini dapat menghasilkan hidrograf
untuk memperhitungkan koefisien limpasan, koefisien tampungan,
intensitas hujan dan luas daerah aliran dalam menghitung debit
limpasan permukaan.

Q  0,00278 . Cs . C . I . A
dengan :
Cs = koefisien tampungan
Koefisien tampungan

2Tc
Cs 
2Tc  Td
dengan :
Tc = waktu konsentrasi (jam) = To + Td
Td = waktu pengaliran / drain flow time (jam)
Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi adalah :


waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari suatu titik terjauh pada
suatu DAS hingga titik pengamatan aliran (outlet).
Waktu konsentrasi terdiri dari dua bagian yaitu
a) waktu yang diperlukan air larian sampai ke sungai terdekat (To)
b) waktu yang diperlukan aliran air sungai sampai ke lokasi
pengamatan (Td)

Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu konsentrasi :

Tc = To + Td
To merupakan waktu aliran air permukaan (runoff) untuk mengalir
melalui permukaan tanah ke saluran/sungai terdekat
2 n 
To   x3,28 xLx 
3 S

dengan :
L = Panjang pengaliran di atas permukaan lahan (m)
n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

atau To dapat dicari dengan menggunakan grafik


Td merupakan waktu aliran dimana air jatuh pada titik awal ke
outlet pengamatan. Td dapat diperkirakan dari kondisi hidrolik
pada saluran.
Jika parameter-parameter hidrolik aliran tsb sulit ditentukan maka
Td dapat diperkirakan dengan menggunakan kecepatan aliran :
Ls
Td 
60V
dengan :

Ls = Panjang pengaliran didalam saluran/sungai (m)


V = Kecepatan aliran rerata (m/dt), bila dirumuskan adalah:
 Untuk permukaan tertutup (paved), V = 4.918.S0.5
 Untuk permukaan tidak tertutup (unpaved) = 6.196.S0.5
Koefisien Pengaliran (c)

Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air yang


mengalir di permukaan akibat hujan (limpasan) pada suatu daerah
dengan jumlah curah hujan yang turun di daerah tersebut.
Besarnya koefisien pengaliran dipengaruhi oleh:
– Kemiringan daerah aliran
– Struktur geologi tanah
– Jenis permukaan tanah
– Klimatologi

Untuk menentukan harga koefisien pengaliran adalah


n

 A .C i i
Cm  i 1
n

A i 1
i
Intensitas Hujan

Intensitas curah hujan (I) menyatakan besarnya curah hujan dalam


periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mm/jam.

Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi


digunakan rumus Mononobe :
23
R24  24 
I   
24  Tc 
dengan:
R24 = curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm)
I = intensitas hujan (mm/jam)
Tc = waktu konsentrasi (jam)
Analisis Pengaruh Pasang Surut terhadap
Limpasan Permukaan
Pasang surut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sistem
drainase di wilayah perkotaan yang terletak pada kawasan pantai,
khususnya untuk daerah yang datar dengan levasi muka tanah yng
cukup rendah.
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1) Terjadi genangan pada kawasan-kawasan yang elevasinya berada di
bawah muka air pasang
2) Terhambatnya aliran air/banjir pada saluran yang langsung
berhubungan dengan laut atau sungai akibat naiknya permukaan air
saat pasang
3) Drainase dengan sistem gravitasi tidak dapat bekerja penuh,
sehingga perlu bantuan pompa dan pintu otomatis pada outlet-outlet
yang berfungsi mencegah masuknya air laut  biaya mahal
4) Bangunan-bangunan air, khususnya yag terbuat dari metal mudah
berkarat dan rusak akibat terkena air laut  meningkatkan biaya
pemeliharaan
Perencanaan sistem drainase yang dipengaruhi pasang surut perlu
memperhatikan beberapa hal berikut :
1)Tinggi dan tipe pasang surut  untuk mengetahui rambatan air pasang
yang masuk ke main drain
2)Elevasi kawasan yang menjadi obyek drainase terutama elevasi muka air
di main drain.

Gambar Pasang Surut Selat Sunda


Tipe pasang surut : campuran condong ke harian
Tipe pasang surut
TINGGI DAN RENDAH
PASANG SURUT
Ditentukan dengan rumus-rumus
sebagai berikut :
•MSL = Z0 + 1,1 ( M2 + S2 )
•DL = MSL – Z0 MHWL = Z0 + (M2+S2)
•HHWL = Z0+(M2+S2)+(O1+K1)
•MLWL = Z0 – (M2+S2)
•LLWL = Z0-(M2+S2)-(O1+K1) .
•HAT = Z0 + ∆Ai
= Z0 + (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
•LAT = Z0 – ∆Ai
= Z0 – (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
Dengan:
• MSL = Muka air laut rerata (mean sea level ), adalah muka air
rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di daratan
• MHWL = Muka air tinggi rerata (mean high water level), adalah
rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun
• HHWL = Muka air tinggi tertinggi (highest high water level),
adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan
mati
• MLWL = Muka air rendah rerata (mean low water level), adalah
rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun
• LLWL = Air rendah terendah (lowest low water level), adalah air
terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati
• DL = Datum level
• HAT = Tinggi pasang surut
• LAT = Rendah pasang surut
Grafik Pasang Surut
Grafik Pasang Surut

Anda mungkin juga menyukai