•Daerah dengan luas < 250 ha dengan variasi topografi yang kecil dapat
diwakili oleh sebuah alat ukur hujan.
•Daerah 250-50.000 ha dengan titik pengamatan tersebar merata dapat
digunakan cara rata-rata aljabar
•Daerah 120.000-500.000 ha dengan titik pengamatan tersebar cukup
merata, dimana curah hujannya tidak telalu dipengaruhi oleh kondisi
topogafi, dapat digunakan cara Poligon Thiessen.
•Daerah > dari 500.000 Ha, dapat digunakan cara Ishoyet.
Hujan Rerata Daerah Aliran
... i
d
d d1 d 2 d3 dn
n n
n
b) Metode Poligon Thiessen
i
A1d 1 A d 2 A dn Ai .d i
n A
. ....... .
d 2 n
A
c) Metode Isohyet
d 0 d1 d1 d 2 dn 1 dn
n
d i 1 d i
A1 A2 ... An i 2 Ai
d 2 2 2
A1 A2 A3 ... An A
Probabilitas Hujan
2.
Industri 2-5 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun
Q 0,00278. C . I . A
dengan :
C = nilai koefisien pengaliran
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Untuk daerah pengaliran lebih dari 0,8 km2
digunakan rumus Metode Rasional yang telah dimodifikasi.
Metode ini merupakan pengembangan dari metode rasional untuk
intensitas curah hujan yang lebih lama dari waktu konsentrasi.
Konsep Metode Rasional Modifikasi ini dapat menghasilkan hidrograf
untuk memperhitungkan koefisien limpasan, koefisien tampungan,
intensitas hujan dan luas daerah aliran dalam menghitung debit
limpasan permukaan.
Q 0,00278 . Cs . C . I . A
dengan :
Cs = koefisien tampungan
Koefisien tampungan
2Tc
Cs
2Tc Td
dengan :
Tc = waktu konsentrasi (jam) = To + Td
Td = waktu pengaliran / drain flow time (jam)
Waktu Konsentrasi
Tc = To + Td
To merupakan waktu aliran air permukaan (runoff) untuk mengalir
melalui permukaan tanah ke saluran/sungai terdekat
2 n
To x3,28 xLx
3 S
dengan :
L = Panjang pengaliran di atas permukaan lahan (m)
n = angka kekasaran Manning
S = kemiringan lahan
A .C i i
Cm i 1
n
A i 1
i
Intensitas Hujan