Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAHAN DAERAH
GAMBARAN UMUM
PENGELOLAAN KEUANGAN
PEMERINTAHAN DAERAH
PEMERINTAHAN DAERAH
Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
OTONOMI DAERAH
• DILAKSANAKAN SEJAK TAHUN 2000 DENGAN
LANDASAN UU 22/2009 DAN UU 25/2009
• Daerah otonom: kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Meliputi propinsi, kabupaten/kota dimana
pemerintahannya adalah pemerintahan propinsi,
pemerintahan kabupaten/kota
PEMERINTAH DAERAH
Gubernur, bupati, dan/ atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah

salah satu aspek yang dikelola adalah


keuangan daerah
KEUANGAN DAERAH
semua hak dan kewajiban daerah (otonom)
dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk di dalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah tersebut

Harus dikelola dengan “baik”


PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
pengelolaan keuangan oleh pemerintah
daerah baik pemerintah propinsi, kabupaten,
maupun pemerintah kota yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan Daerah.
SIKLUS PKD

Pelaksanaan Penatausahaan

Perencanaan Pelaporan

Pertanggungjawaban
SIKLUS PKD

Masing masing tahap pengelolaan


keuangan daerah tersebut membutuhkan
input dan menghasilkan output dimana
output dari tahapan pertama menjadi input
bagi tahapan berikutnya
SIKLUS PKD-perencanaan
• Tahap Perencanaan adalah suatu tahap dimana pemerintah merumuskan
tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka pendek
beserta program, kegiatan, dan anggaran yang mencerminkan strategi
pemerintah dalam rangka pencapaian tujuannya.
• Perencanaan meliputi perencanaan jangka panjang yaitu perencanaan
pemerintah daerah yang ingin dicapai dalam jangka waktu 20 sampai
dengan 25 tahun yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD); perencanaan jangka menengah
merupakan perencanaan pemerintah daerah yang ingin dicapai oleh
pemerintah daerah dalam jangka waktu 5 tahun yang tertuang dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM); perencanaan
jangka pendek yaitu perencanaan pemerintah daerah yang ingin dicapai
dalam jangka waktu 1 tahun yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Pendek (RPJP).
• Input dari perencanaan jangka pendek antara lain adalah RPJP dan RPJM
itu sendiri, sedangkan output dari suatu perencanaan jangka pendek adalah
suatu program, kegiatan dan anggaran yang tertuang di dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
SIKLUS PKD-penatausahaan
• APBD sebagai input dari proses perencanaan jangka pendek
merupakan output bagi pelaksanaan APBD berupa pelaksanaan
penerimaan daerah, pelaksanaan belanja daerah, dan pelaksanaan
pembiayaan daerah. Dalam aturan pengelolaan keuangan daerah
ditetapkan bahwa pemerintah daerah dilarang melaksanakan
penerimaan maupun pengeluaran dana sebelum APBD ditetapkan.
• Dalam rangka pelaksanaan pendapatan, belanja maupun
pembiayaan dibutuhkan suatu sistem dan prosedur yang baik yang
dapat mendorong terlaksananya pelaksanaan tersebut secara
ekonomis dan efisien serta transparan dan akuntabel.
• Sistem tersebut dikenal dengan penatausahaan keuangan daerah
yang meliputi sistem dan prosedur penerimaan kas, sistem dan
prosedur pengeluaran kas dan siste pengelolaan kas di Satuan
Kerja Perangkan Daerah. Output dari penatausahaan keuangan
daerah adalah suatu bukti transaksi maupun bukti kejadian dari
sistem dan prosedur yang telah dilaksanakan
SIKLUS PKD-pelaporan
• Output pelaksanaan berupa bukti transaksi merupakan input bagi
proses selanjutnya yaitu proses pelaporan keuangan daerah yang di
dalamnya merupakan proses akuntansi yang meliputi: pencatatan,
pengklasifikasian, dan penyusunan laporan keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan Atas Lapran Kauangan.
• Laporan-Laporan keuangan tersebut menjadi input bagi pemerintah
daerah untuk pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan daerah
dimana sebelumnya dilakukan audit secara independen terlebih
dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
• Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tersebut menjadi bahan
bagi DPRD dan masyarakat dalam mengevaluasi dan mengkritisi
kebijakan pemerintah daerah dimana hasil evaluasi dan hasil
kritikan DPRD dan masyarakat tersebut menjadi masukan bagi
pemerintah daerah pada tahapan perencanaan
LANDASAN HUKUM
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
diatur menggunakan peraturan perundangan. Peraturan
perundangan meliputi Undang-Undang Dasar, Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah.
Selain itu ada pula Peraturan Menteri dan Peraturan
Presiden. Peraturan Perundangan tersebut masuk
dalam tata urutan perundangan yang berlaku di
Indonesia dimana aturan yang lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi (Lex
Speciale derogate lax generale).
LANDASAN HUKUM
Landasan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah adalah:

Undang-Undang Dasar 1945; Undang-Undang 32 dan 33 tahun


2004 tentang Otonomi Daerah, Undang-Undang 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-Undang 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Negara, Undang-Undang 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Peraturan Pemeritah no.
58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan darah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri no 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
HUBUNGAN ANTAR PERATURAN

UU 25/2004 UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004 UU 32/2004 UU 33/2004

PP PP PP
misal: PP 24/2005

Pengelolaan keuangan
PEMDA
sekian

Anda mungkin juga menyukai