Pendahuluan
Epidemiologi
PENDAHULUAN
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit
infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Di Indonesia maupun diberbagai
belahan dunia.
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit
menular yang kejadiannya paling tinggi dijumpai
di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan kedua
dijumpai di Cina yang mencapai 2 juta orang dan
Indonesia menduduki urutan ketiga dengan
penderita 583.000 orang.
ETIOLOGI
• Penyebabnya adalah Mycobacterium
tuberculosis
• kuman batang, keadaan “dormant” pada
tubuh host
• terdiri dari asam lemak (lipid).
• Lebih tahan terhadap asam, gangguan kimia
dan fisika.
• Sifat aerob menyenangi jaringan tinggi kadar
oksigen
Identifikasi M. tuberculosis
Batuk-batuk Gambaran
mengeluarkan
darah atau penyakit Dada terasa
sakit atau
pernah
mengeluarkan tuberkulosis nyeri
darah paru
Terasa sesak
pada waktu
bernafas
Diagnosis
PENGOBATAN TB
Prinsip Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip
sebagai berikut:
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis
obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal
(monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT –
KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (DOTS program) oleh seorang Pengawas
Menelan Obat (PMO).
Pengobatan dilakukan dalam 2 tahap: Tahap intensif dan tahap
lanjutan
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan
lanjutan.
Tahap intensif (2-3 bulan)
o Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
o Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu.
o Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)
dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan (4-6 bulan)
o Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu yang lebih lama
o Tahap lanjutan penting untuk membunuh bakteri persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan
Paduan OAT yang digunakan oleh Program
Nasional Penanggulangan TB di
Indonesia:
o Kategori 1 : 2HRZE/4(HR)3.
o Kategori 2 : 2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan
paduan OAT Sisipan : HRZE dan OAT Anak :
2HRZ/4HR
Paduan OAT dan peruntukannya.
1. Kategori-1
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien
baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks
positif
• Pasien TB ekstra paru
2. Kategori -2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien
BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)
OAT Sisipan (HRZE)
Paduan OAT ini diberikan kepada pasien
BTA positif yang pada akhir pengobatan
intensif masih tetap BTA positif.
Pengobatan TB
Obat yang digunakan terdiri dari :
Lini I Lini II
Rifampisin ( R ) Kanamisin
Isoniazid (H) Amikasin
Pirazinamid (Z) Gol Fluoroquinolon
Streptomisin (S) (Levofloxacin)
Etambutol (E) Amoksilin + asam klavulanat
(tidak dianjurkan jangka
panjang)
Paduan OAT: Program Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia
Paket obat dalam program penanggulangan TB ada 2 :
1.Paket KDT
• Terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet.
• Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien.
2.Paket Kombipak
– Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister.
– Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam
pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan OAT dan peruntukannya
Kategori 1: 2(HRZE)/4 (HR)3
Tahap Lanjutan
Tahap Intensif
3 kali seminggu
tiap hari
Berat Badan RH (150/150) +
RHZE (150/75/400/275) + S
E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu
2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
30-37 kg + 500 mg 2 tab 4KDT + 2 tab Etambutol
Streptomisin inj.
3 tab 4KDT 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
38-54 kg + 750 mg + 3 tab Etambutol
Streptomisin inj.
55-70 kg 4 tab 4KDT 4 tab 4KDT 4 tab 2KDT
+ 1000 mg + 4 tab Etambutol
Streptomisin inj.
≥71 kg 5 tab 4KDT 5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
+ 1000mg + 5 tab Etambutol
Streptomisin inj.