-----: inhibisi
___: stimulasi
Peran sistem saraf sebagai pengendalian
cepat tekanan darah
Salah satu fungsi penting pengendalian sirkulasi oleh
sistem saraf adalah kemampuannya untuk menyebabkan
peningkatan cepat tekanan darah ketika fungsi
vasokonstriktor dan kardioakselerator sistem saraf
simpatis terstimulasi secara bersamaan.
Pada saat bersamaan (resiprokal), terjadi inhibisi serabut
saraf parasimpatis ke jantung.
Pengendalian tekanan darah oleh sistem saraf berlangsung
dalam hitungan detik.
Efek peningkatan tekanan darah 2x nilai N = 5-10 detik.
Efek penghambatan sistem saraf ke sistem kardiovaskular
dalam menurunkan tekanan darah ½ N :10-40 detik.
Peran sistem saraf sebagai pengendalian
cepat tekanan darah
Efek:
Hampir semua arteriola pada sirkulasi sistemik mengalami
vasokonstriksi -- > meningkatkan tahanan perifer & tekanan
darah arteri.
Vena mengalami konstriksi -- > meningkatkan venous return,
curah jantung dan tekanan darah arteri.
Heart rate, kontraktilitas jantung, curah jantung dan tekanan
darah arteri meningkat.
Exercise
Pada subyek yang melakukan olahraga, aliran darah ke
otot rangka meningkat yang disebabkan:
Peningkatan metabolisme otot rangka
Peningkatan tekanan darah
Selama olahraga intensitas berat, tekanan darah meningkat 30-40% -- >
meningkatkan aliran darah ke otot 2x lipat.
Penyebab peningkatan tekanan darah selama berolahraga:
Bersamaan dengan teraktivasinya korteks motorik, formatio
retikularis juga terstimulasi -- > aktivasi area vasokonstriktor &
cardioaccelerator -- > peningkatan tekanan darah.
Stres juga meningkatkan tekanan darah 2x N dalam
beberapa detik -- > alarm reaction -- > fight or flight.
Mekanisme refleks untuk memelihara
tekanan darah arteri
Baroreceptor reflex
Chemoreceptor reflex
Low-pressure receptor
Volume reflex
CNS ischemic response
Barorefleks
Diinisiasi oleh reseptor regang (baroreseptor atau
pressoreseptor) yang terletak di beberapa tempat pada
dinding beberapa pembuluh darah arteri besar.
Mekanisme: peningkatan tekanan darah -- > peregangan
dinding pembuluh darah arteri -- > eksitasi baroreseptor
-- > SSP -- > sinyal umpan balik melalui sistem saraf
otonom ke sistem sirkulasi -- > penurunan tekanan darah
ke nilai normal.
Baroreseptor
Terletak pada sinus karotikus dan arkus aorta.
Perjalanan impuls dari baroreseptor ke SSP:
Baroreseptor pada sinus karotikus -- > Hering’s nerves -- >
n.glossofaringeus -- > traktus solitarius pada medula
Baroreseptor pada arkus aorta -- > n.vagus -- > tr.solitarius.
Baroreseptor mulai terstimulasi pada tekanan darah arteri
50-60 (sinus karotikus) atau 80-90 (arkus aorta) s.d.
maksimal 180 (mm Hg).
Onset respon baroreseptor sangat cepat dalam hitungan
detik, dan berespon utamanya terhadap tekanan darah
yang dinamis, kurang berespon terhadap tekanan darah
yang statis.
Setelah sinyal dari baroreseptor sampai ke traktus
solitarius di medula oblongata maka
1) area vasokonstriktor terhambat
2) pusat parasimpatis vagus tereksitasi
sehingga tahanan perifer dan curah jantung menurun.
Bagaimana apabila tekanan darah menurun?
Tekanan darah menurun -- > regangan baroreseptor
berkurang -- > impuls melalui n.glossfaringeus & n.vagus
ke traktus solitarius berkurang -- > disinhibisi area
vasokonstriktor dan inhibisi parasimpatis vagus -- >
tekanan darah menurun kembali ke nilai normal.
Peran baroreseptor & perubahan postur
tubuh
Baroreseptor berperan mencegah penurunan tekanan
darah pada bagian atas tubuh selama perubahan posisi
tubuh utamanya pada posisi berdiri.
Baroreseptor sebagai pressure buffer system
Baroreseptor disebut pressure buffer system karena
berperan mencegah peningkatan/ penurunan tekanan
darah
Serabut saraf dari baroreseptor disebut buffer nerves.
Baroreseptor & pengaturan tekanan darah
jangka panjang
Resetting baroreseptor
Penurunan firing baroreseptor pada kondisi tekanan darah yang
tetap tinggi dalam jangka waktu lama
Pengaruh baroreseptor pada ginjal
Peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu lama -- >
stimulasi baroreseptor -- > penurunan aktivitas serabut saraf
simpatis, termasuk yang ke ginjal -- > peningkatan ekskresi
natrium dan air dari ginjal -- > penurunan volume darah -- >
penurunan tekanan darah (kembali ke nilai normal).
Refleks kemoreceptor
Kemoreseptor sebagai reseptor yang mendeteksi
perubahan kekurangan oksigen, kelebihan karbondioksida
dan ion hidrogen.
Mekanisme kerjanya serupa dengan baroreseptor, akan
tetapi tentu saja rangsangan yang menstimulasi berbeda.
Kemoreseptor terletak pada organ kemoreseptor (ukuran
2 mm) yang berada pada badan karotis (2) dan badan
aorta (1-3)
Salah satu badan karotis terletak pada bifurkatio karotis
Rangsangan dari kemoreseptor diteruskan ke pusat
vasomotor melalui n. Hering dan n.Vagus (bersama
dengan rangsangan dari baroreseptor).
Refleks kemoreceptor
Kemoreseptor mendapat suplai arteri nutrisi kecil dari
arteri karotis dan aorta. Penurunan aliran darah a.karotis
dan aorta akan menurunkan aliran darah arteri nutrisi ke
kemoreseptor -- > penurunan oksigen, penumpukan
karbondioksida dan ion hidrogen -- > stimulasi
kemoreseptor -- > eksitasi pusat vasomotor -- >
peningkatan tekanan darah.
Refleks kemoreseptor mulai bekerja pada tekanan darah
arteri <80 mm Hg.
Peran kemoreseptor lebih besar dalam hubungannya
dengan pengendalian respirasi.
Low-pressure receptor
Terletak pada dinding atrium dan arteri pulmonalis
Serupa dengan baroreseptor yang terletak pada arteri
sistemik besar.
Berperan untuk mencegah perubahan tekanan darah
secara drastis akibat perubahan volume darah.
Volume reflex
PENINGKATAN VOLUME DARAH -- > peregangan
atrium -- >
-- > dilatasi arteriola aferen ginjal -- > peningkatan GFR
-- > penurunan sekresi ADH (vasopressin) -- > peningkatan
volume urin
-- > PENURUNAN VOLUME DARAH