Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN JAGA

Sabtu, 20 Oktober 2018

Visum Hidup - KDRT


Penanggung Jawab:
dr. R. P. Uva Utomo, MH. Sp. KF

Residen Jaga:
dr.Liya Suwarni
dr.Edgar Saragih
dr. Tri Handayani
Koas Jaga
 Margaretha Himawan  Ina Depari (UKI)
(UKRIDA)  Karen Patricia (UKI)
 Puteri Nabella (UKRIDA)  Lidya Phoa (UKI)
 Aba Madonna (UKRIDA)  Menisco Octaviandi (UKI)
 Aldesy Indriani (UKRIDA)  Nur Alim (TRISAKTI)
 Angela Shanty(UKRIDA)  Azmi Kamil (TRISAKTI)
 Farah (TRISAKTI)
KRONOLOGIS

Pada hari Sabtu, 20


Oktober 2018 pada Korban mengeluh
pukul 10.30 WIB, di pusing dan merasa
tempat kost korban pandangan sedikit
Pelaku memukul korban
jalan Damarwulan II kabur. Keluhan
dengan tangan kosong
Nomor 67, korban mual, muntah ,
pada bagian kepala.
terlibat cekcok dan pingsan
dengan tante disangkal oleh
korban. korban.
Identitas Umum
 Jenis kelamin: Perempuan
 Umur : 23 tahun 4 bulan
 Berat badan : 51 kg
 Tinggi badan : 157 cm
 Warna kulit : Sawo matang
 Ciri rambut : warna hitam, panjang,
lurus, distribusi merata
 Keadaan gizi : Kesan gizi cukup
(IMT 20,69 kg/m2)
Keadaan Umum dan
Tanda Vital
 Tingkatkesadaran : Sadar penuh
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Pernapasan : 22 x/menit
 Denyut nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36,7°C
Pemeriksaan tubuh
bagian luar

PERMUKAAN KULIT
TUBUH
1. Kepala:
Daerah berambut :
Sebuah luka memar
pada kepala sisi kiri,
Panjang : 4 cm, Lebar :
1,5 cm
2. Wajah : tidak ada kelainan
3. Leher : tidak ada kelainan
4. Bahu : tidak ada kelainan
5. Dada : tidak ada kelainan
6. Punggung : tidak ada kelainan
7. Pinggang : tidak ada kelainan
8. Perut : tidak ada kelainan
ANGGOTA GERAK
1. Anggota gerak atas:
Kanan :tidak ada kelainan
Kiri :tidak ada kelainan

2. Anggota gerak bawah :


Kanan : tidak ada kelainan
Kiri :tidak ada kelainan
BAGIAN TUBUH TERTENTU
1. Mata : tidak ada kelainan
2. Hidung : tidak ada kelainan
3. Mulut :
a. Bibir :tidak ada kelainan
b. Selaput lendir mulut :
i) Atas : tidak ada kelainan
ii) Bawah : tidak ada kelainan
c. Lidah : tidak ada kelainan
d. Langit-langit mulut : tidak ada kelainan
e. Rongga mulut : tidak ada kelainan
f. Gigi geligi : tidak ada kelainan
BAGIAN TUBUH TERTENTU
4. Telinga : tidak ada kelainan
5. Tulang – tulang : tidak ada kelainan
Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan
dari pemeriksaan atas korban tersebut maka
saya simpulkan bahwa korban adalah seorang
perempuan, umur dua puluh tiga tahun empat
bulan, kesan gizi cukup. Didapatkan luka akibat
kekerasan tumpul berupa luka memar kepala.
Akibat hal tersebut tidak menimbulkan penyakit
atau halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan atau mata pencarian dan kegiatan
sehari-hari
Tinjauan Pustaka
Mekanik Fisika Kombinasi Kimia/Korosif
mekanik dan fisik
Kekerasan oleh Suhu (suhu tinggi, Luka akibat Asam kuat
benda tajam suhu rendah) tembakan senjata
api

Kekerasan oleh Sengatan listrik Basa kuat


benda tumpul
Benda yang Perubahan
mudah pecah tekanan udara
(kaca)  dapat (barotrauma)
mengakibatkan
luka campuran
(luka iris, luka
tusuk, luka lecet)

Petir

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007
Budiyanto, Arif et all. Ilmu Kedokteran Forensik.. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Indonesia.
1997
Memar Fraktur
(Kontusio, Hematom) (Patah Tulang)

Trauma Tumpul

Lecet Robek
(Ekskoriasi, Abrasi) (vulnus laceratum)

Budiyanto, Arif et all. Ilmu Kedokteran Forensik.. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Indonesia. 1997
Luka Memar (kontusio)
• Salah satu bentuk luka yg ditandai oleh kerusakan jaringan tanpa
disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap
ke jaringan di sekitarnya.

Ciri-cirinya
• Bentuk tak teratur
• Batas tak tegas
• Lokasi bisa dimana saja
• Pembengkakan +
• Bila ditekan, warna tetap

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. 2007
Perubahan Warna Luka
Memar
0-24 Jam 1 - 7 hari 1–2 > 2minggu
minggu

Polson et Merah, Hijau (hari Kuning Resolusi


al (1985) ungu, ke 7)
hitam
KDRT
Definisi KDRT
 UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga No.
23 Tahun 2004 Pasal 1 angka 1 (UU PKDRT) memberikan
pengertian bahwa :

 Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap


perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau
penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan


kekerasan dalam rumah tangga.
Lingkup Rumah Tangga
dalam Undang-undang ini
meliputi :
a. Suami, isteri, dan anak
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan
keluarga dengan orang sebagimana yang
dimaksud pada huruf (a) karena hubungan
darah perkawinan dan persusuan, pengasuhan
dan perwalian, yang menetap dalam rumah
tangg; dan/atau
c. Orang yang bekerja membantu rumah
tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
20
21
Bentuk – Bentuk Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
 Kekerasan Fisik
 Kekerasan Psikis
 Kekerasan Seksual
Kekerasan Fisik
 Kekerasan fisik adalah perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka
berat. Dalam hal ini tidak menutup
kemungkinan korban meninggal, sehingga
pelaku bisa dituntun dengan KUHP (Kitap
Undang – Undang Hukum Pidana).

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan


kekerasan dalam rumah tangga.
Kekerasan Psikis
 Kekerasan psikis adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak
berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada
seseorang. Misalnya makian, ancaman cerai, tidak
memberi nafkah, penghinaan, menakut-nakuti,
melarang bergaul/beraktifitas di luar rumah.

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan


kekerasan dalam rumah tangga.
Kekerasan Seksual
 Kekerasan seksual menurut pasal 8 UU RI No 23 Tahun 2004 meliputi:
 Pemaksaan hunungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam lingkungan rumah tangga tersebut
 Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap salah seorang
dalam rumah tangga dengan orang lain untuk tujuan komersial
dan/atau tujuan tertentu. Misalkan melacurkan istri.
 Penelantaran rumah tangga seseorang yang menelantarkan orang
dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang
berlaku baginya atau karena persetujan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan, dan pemeliharaan terhadap
orang tersebut. Misalnya tinggalkan anak dan istri tanpa memberi
nafkah.

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan


kekerasan dalam rumah tangga.
Aspek Hukum Dan
Ketentuan Pidanan Dalam
KDRT
UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga
UU PKDRT Pasal 3 menyebutkan Penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga dilaksanakan berdasarkan:
 Penghormatan hak asasi manusia
 Keadilan dan kesetaraan gender
 Nondiskriminasi
 Perlindungan korban

UU PKDRT Pasal 4 menyebutkan Penghapuan kekerasan dalam rumah


tangga bertujuan:
 Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga
 Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga
 Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga
 Memelihara keutuhan numah tangga yang harmonis dan sejahtera.

Sumber: Peraturan Pemerintah RI No. 4 Tahun 2005 tentang Penyelenggaran dan Kerjasama
Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Ketentuan Pidana
 Ketentuan pidana terhadap pelanggaran KDRT diatur
oleh Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan KDRT sebagai berikut:

UU Nomor 23 tahun 2004 pasal 44


 Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik
dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (Lima) tahun atau denda paling banyak
Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah)
 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengakibatkan korban jatuh sakit atau luka
berat, dipidanakan penjara paling lama 10 tahun atau
denda paling banyak Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta
rupiah).

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan


kekerasan dalam rumah tangga.
 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mengakibatkan matinya korban, dipadana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau
denda paling banyak Rp. 45.000.000,- (empat puluh
lima juta rupiah).

 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap isteri atau
sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau kegiatan sehari-harian, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau
denda paling banyak Rp. 5.000.0000,- (lima juta
upiah).

Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan


kekerasan dalam rumah tangga.
Bentuk dan Siklus KDRT
Analisis Kasus
Perempuan , 23 tahun 4 bulan, kesan gizi cukup, mengaku dipukul oleh
tantenya.
• Identitas
• Korban KDRT
luka memar pada kepala -> Kekerasan tumpul

Hal tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk


menjalanankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian sehari-sehari
UU Nomor 23 tahun 2004 pasal 44
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai