Anda di halaman 1dari 4

ASPEK REGULASI : MONITORING PERIZINAN PLTA/M/MH

Permen Bappenas 4/2015 • PP 23/2014 ttg tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
PP 23/2015
• PP 121/2015 ttg Pengusahaan Air
Permen PUPR 27/2015 • Perpres 38/2015 tentang KPBU Dalam Penyediaan Infrastruktur
PP 121/2015 • PP 104/2015 ttg Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan
PermenKeu 190/2015
Hutan
Perpres 38/2015 MOU ESDM-PUPR
• PP 105/2015 ttg Penggunaan Kawasan Hutan.
• Permen Bappenas 4 /2015 ttg Tata Cara Pelaksanaan KPBU dalam
Perka LKPP 19/2015 Penyediaan Infrastruktur
PP 104/2015 • Permen PUPR 27/2015 ttg Bendungan
PMK 78/2014 • PermenKeu 190/2015 ttg Pembayaran Ketersediaan Layanan dalam
PP 105/2015
Rangka KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur.
PMK 164/2014 jo. 65/2016 • MoU ESDM - PUPR ttg Pembangunan dan Pengelolaan PLTA di Indonesia
• Perka LKPP 19/2015 ttg Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha
Perpres 3/2016 Permen ESDM 3/2015 KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur
• PMK 78/2014 ttg Pengelolaan BMN/BMD
Permen ESDM 19/2015 • PMK 164/2014 ttg Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN dalam
Perpres 4/2016
Penyedian Infrastruktur
Permen PUPR 9/2016
• Permen ESDM 3/2015 ttg Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan Harga
PP 27/2014 Patokan Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN
Permen ESDM 50/2017
• Permen ESDM 19/2015 ttg Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit
Sekretariat Bersama Percepatan Pembangunan PLTA tengah Listrik Tenaga Air dengan kapasitas sampai dengan 10 MW oleh PT.PLN
merancang: • Permen ESDM 12/2017, Permen ESDM 43/2017, dan Permen ESDM
1. PermenPUPR terkait Tata Cara Pelaksanaan KPBU atau sewa 50/2017 ttg Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan
Dalam pemanfaatan infrastruktur SDA untuk Pembangunan
Tenaga Listrik
PLTA/PLTM/PLTMH
2. Raperpres mengenai Percepatan Pembangunan PLTA • Permen PUPR 9/2016 ttg Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
Dan Badan Usaha Dalam Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air
Untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air/Pembangkit Listrik
Tenaga Minihidro/Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
ASPEK REGULASI : PENGEMBANGAN HYDROPOWER SISI PLN

Law No. 30 of 2009 concerning Electricity.

Government Regulation No. 14 of 2012 concerning Electricity Supply Businesses jo. Government Regulation No. 23 of 2014 concerning The Amendment to
Government Regulation No. 14 of 2012.

Government Regulation No. 79 of 2014 concerning National Energy Policy.

MEMR Regulation No. 35 of 2013 concerning Procedures for Electricity Business License.

MEMR Regulation No. 50 of 2017 concerning Utilisation of Renewable Energy Sources for Electricity Supply.

MEMR Regulation No. 10 of 2017 concerning Principles of Power Purchase Agreements jo. MEMR Regulation No. 49 of 2017 concerning The Amendment to
MEMR Regulation No. 10 of 2017 jo. MEMR Regulation No. 10 of 2018 concerning The Second Amendment to MEMR Regulation No. 10 of 2017.

PT PLN (Persero) Directors Decree No. 0620.K/DIR/2013 concerning General Guidelines for Procurement of Goods and Services PT PLN (Persero) and
Directors Regulation No 0527.K/DIR/2014 subject Amendment of Directors Decree No. 0620.K/DIR/2013 and PT PLN (Persero) Circular Letter No.
0010.E/DIR/2016 subject to Procurement Technical Guidelines

PT PLN (Persero) Director Regulation No. 0357.K/DIR/2014 concerning Guidelines for Interconnection of Renewable Energy to PLN Distribution Line System

2
ASPEK REGULASI : PERMEN ESDM 50/2017 (1)

3
ASPEK REGULASI : ISU PERMEN ESDM 50/2017 (2)

Isu-isu terkait implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan
Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik berupa :
1. tidak ada perbedaan antara energi terbarukan dengan energi lain (fossil), jadi EBT bersaing dengan
energi yang lain (energi fosil). Hal ini berbeda dengan semangat Undang Undang yang mengatakan
bahwa energi terbarukan prioritas (Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 dan Paris Agreement
2015);
2. Skema penentuan tarif listrik yang berdasarkan Biaya Pokok Pembangkitan (BPP) Pembangkitan
setempat, hal ini tidak menguntungkan bagi investor EBT;
3. panjangnya birokrasi dalam penetapan harga pembelian listrik dari energi terbarukan;
4. produsen listrik swasta diwajibkan menggunakan skema BOOT (Build, Own, Operate, Transfer), jadi
pembangkit listrik diserahkan ke PLN begitu kontrak jual beli listrik (Power Purchase
Agreement/PPA) habis. Pola ini dianggap merugikan perusahaan swasta dan yang merasa tidak
sesuai dengan kaidah bisnis, jika pola ini diterapkan maka dikhawatirkan investasi swasta terhadap
pembangunan EBT berkurang.
ketentuan tersebut menghambat target capaian bauran Energi Terbarukan di sektor ketenagalistrikan
sebagaimana Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang ditetapkan melalui Perpres Nomor 22 Tahun
2017, Padahal, pencapaian bauran Energi Terbarukan tersebut membutuhkan investasi yang sangat
besar

Anda mungkin juga menyukai