secara mendadak pada tungkai (limb) yang mengancam viabilitas dan seringkali memerlukan revaskularisasi segera.” The Trans-Atlantic Inter-Society Consensus 2007 Thrombosis Embolisme • Hasil dari bekuan darah • Hasil dari material (trombus (blood clot) dalam arteri, mural yang terakumulasi yang dapapt disebabkan dan lepas) yang melewati oleh steroskeloris obstruktif arteri dan mengobstruksi progresif, hiperkoagubilitas, arteri perfer. Sumber emboli atau diseksi arteri atau biasanya dari jantung. aorta. Temuan Klinis Anamnesis Pemeriksaan Fisik • Onset • Rule of P’s (pain, pallor, • Durasi paresis, pulse deficit, paresthesisa, dan • Gejala (parestesia dan nyeri poikilothermia) otot) Pemeriksaan Penunjang • Riwayat penyakit (merokok, hipertesi, hiperlipidemia) • Hand- held Doppler • Riwayat keluarga • Pada severe ischemia, ankle Doople pressure are • Riwayat kebiasaan imposible to measure (merokok) • Pada less severe ischemia, ankle pressure 30-50 mmHg dengan ABI 0,3 Klasifikasi • ALI biasanya diklasifikasikan berdasarkan penyebab-trombosis atau embolisme- karena berimplikasi untuk pengobatan dan prognosis. Akan tetapi klasifikasi ini tidak berguna karena tidak ada cara definitif untuk mengetahui apakah oklusi disebabkan oleh trombus atau embolus. • Klasifikasi ALI berdasarkan keparahan iskemia arteri dapat membantu menentukan kegawatan intervensi dan berdampak pada keluaran. Gambaran Klinis • Dampak awal iskemia akut adalah nervus sensorik (paresthesia) nervus motorik(kelemahan otot) kulit otot (berkurangnya perfusi arteri). • Oleh karena itu, muscle tenderness adalah salah satu tanda end-stage dari ALI. Gejala oklusi vaskular bergantung dari ukuran occluded arteri dan apakah telah terbentuk kolateral sebelumnya. Oklusi tiba-tiba pada arteri proksimal tanpa adanya kolateral mengarah pada white leg, sementara oklusi siperfisial arteri femoralis pada kolateral ang terbentuk baiasanya asimtiatis. Tatalaksana • Antikoagulsi sistemik dengan heparin unfraksi sebaiknya dilakukan untuk meminimalisisr risiko propagasi bekuan darah untuk menvegah trombosis ikrovaskular dari pembuluh darah distal dibawah perfusi. • Bolus berdasarkan berat badan 100 mg/kg baik untuk kebanyakan asien diikuti infus inravena 1000 U/jam. • Tatalaksan ALI bergantung dari iskemia tungkai yang nampak secara klinis. Rutherford mengklasifikasikan ALI yang membantu menentuan terapi intervensi yang tepat dan prognosis keseluruhan. • ALI Class I terapi medis, seperti antikoagulasi. Revaskularisasi bisa dilakukan secara elektif dan dapat terdiri dari trombolitik atau intevensi bedah umum. Terapi pilihan bergantung pada durasi ALI, lokasi, dan penyebab okusi, keberadaan atau ketiadaan penyakit ateroskelorosis oklusif, dan bergantung dari kondisi medis pasien. • Class II memerlukan pendekatan fleksibel untuk intervensi. Semua pasien dengan ALI kelas II memerlukan revaskularisasi untuk menjaga integritas fungsional dari extremitas yang terkena.