Anda di halaman 1dari 15

CILLIATA

(Balantidum coli)
Kelompok 4

Maria Paola Pade 164111015

Maria Stefani Soli Reba Watu 164111016

Maria Yolanita Pajang 164111017

Maria Yosefa Natris Ndoa 164111018

KELAS A / SEMESTER II

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2016/ 2017
Pendahuluan

Balantidium coli

Merupakan protozoa usus manusia yang terbesar


dan satu-satunya golongan cilliata manusia yang
patogen,
menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysentri.
Epidemiologi

Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-
tropis seperti:

Filipina

Papua Nugini

Irian Barat

Amerika Serikat ( Pada masyarakat yang memelihara babi)

Hospes
Hospes Babi sebagai reservoir host
Hewan yang dapat tertular kera, tikus
Morfologi
 Ada dua stadium hidup
Balantidum coli:
• Vegetatif atau trofozoit
• Kista
Ciri-ciri Morfologi Trofozoit
 Berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50
µm.
 Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di
daerah mulut silia lebih panjang (adoral
cilia).
 Bagian anterior terdapat cekungan
dinamakan peristom dan terdapat mulut
(sitostom), tidak memiliki usus namun
dibagian posterior memiliki anus
Terdapat 2 inti yang terdiri dari
makronukleus dan mikronukleus .
 Terdapat vakuole makanan
Ciri-ciri Morfologi Kista

 Kista berbentuk bulat, ukuran 50-70 µm

 Sitoplasma bergranul, terdapat makronukleus &


mikronukleus serta sebuah badan refraktil.

 Kista yang dapat hidup di luar badan adalah


bentuk infektif.
Siklus Hidup
Patologi dan Gejala Klinik

 Balantidiasis tidak menampakkan gejala klinis, dan infeksi pada


manusia terjadi karena makan kista infektif yang tertelan bersama
air atau makanan yang telah tercemar tinja babi atau penderita
lainnya.

 Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang
memperbanyak diri.

 Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin terdapat


daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya
ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut
mungkin terdapat tinja yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan
lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat
diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi, nyeri pada colon,
anemi dan cachexia.
Pada infeksi sedang yang akut mungkin darah dan nanah.
Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-
hilang diselingi oleh konstipasi, nyeri pada colon, anemi dan
cachexia.

Gejala klinis :

– Diare ( Darah dan berlendir )

– Mual dan muntah

– Nyeri perut

– Nafas bau tinja

– Nafsu makan berkurang

– Sakit kepala

– Badan lesu

– Badan turun
Fulminan Balantidiasis akut adalah penyakit
balantidiasis yang datang tiba-tiba dan
dengan intensitas yang besar.
Infeksi mungkin lebih sering dan gejala tentu
lebih parah pada orang dengan system
imun yang lemah

Diagnosis
 Sigmoidiskop; berguna untuk mendapatkan
bahan pemeriksaan
 Diagnosis laboratorium dapat ditentukan
dengan pemeriksaan tinja untuk menemukan
bentuk kista atau tropozoit Balantidium coli.
Terapi Antimikroba
o Tetraciklin untuk hewan terinfeksi
untuk menghambat sintesis protein mikroba.
Metronidasol
selama 10 hari untuk Dewasa 750 mg 3x1
Anak-anak 35 -50 mg
Pencegahan

 Pemurnian dari air minum.


 Penanganan makanan yang tepat.
 Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
 Pemantauan kontak dari pasien balantidiasis.
 Pembuangan kotoran pada jamban yang
memenuhi persyaratan sanitasi.
 Kurangi kontak dengan kotoran babi.

Anda mungkin juga menyukai