Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN

CHF (CONGESTIVE HEART FAILUR) DI KARTIKA DWI MULYANINGSIH


1811040088

RUANG CEMPAKA
KASUS
Tn. P usia 59 tahun sudah tidak bekerja dibawa ke RS oleh keluarga dengan keluhan sesak
napas. Setelah dilakukan pemerikasaan oleh dokter didapat diagnosa medis Chf, Hepatitis.
Dari riwayat kesehatan yang sekarang didapatkan : pasien mengatakan masih sesak, sesak
yang dirasakan sudah sejak seminggu yang lalu, , kaki bengkak, mual muntah, kulit pucat dan
kuning. Pada bulan september 2018 pasien pernah di rawat di RS selama 2 hari lalu membaik
kemudian bulan oktober pasien mengalami sesak kembali dan dibawa ke puskesmas lalu
dirujuk ke RSUD banyumas. Setelah dilakukan pemeriksaan thorax didapatkan hasil
cardiomegali dan pnemumonia di paracardial pulmo dextra.
Riwayat kesehatan dahulu didapatkan pasien pernah dirawat di RS karena sesak napas
tersebut, pasien belum pernah dilakukan operasi sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit
keluarga seperti DM dan Hipertensi. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa pasien perokok berat dengan konsumsi rokok lebih dari satu bungkus,
pasien lebih suka minum kopi ketimbang makan. Bila sesak menyerang biasnya pasien
meminum ramuan jamu sendiri yaitu temulawak dan kencur.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis, kulit kuning, sklera ikterik,
terdapat odem di ektremitas bawah, terpasang kateter DC, TD 110/70 mmhg, N 78x/m, RR
24x/m, S 36 derajat celsius. BB 40 kg TB 160cm IMT 15,6 (underweight). Leukosit 13,47
^3/uL, 71 10^3/uL, BUN 51,0 mg/dl, total bilirubin 7,16 mg/dl, bilirubin direk 4,13 mg/dl,
bilirubin indirek 3,03 mg/dl, SGOT 441 u/L, SGPT 614 u/L, Leukosit 6/lpb, Eritrosit 131/lpb,
kimia urine : bilirubin 1+
PATHWAYS KASUS
Kelebihan
volume cairan Merokok

Ketidakmampua Terganggu aliran


Oedem n sirkulasi darah darah ke otot
Arterisklerosis
balik vena jantung

cardiomegali Gagal
jantung Hipoksia Disfungsi
dan asidosis miokardium

Penekanan
Sesak napas Bed rest Defisit
pada pulmo
perawatan diri

Ketidakefekti
fan pola
napas
• Menurut setiati (2014) ada berbagai penyakit yang disebabkan dari merokok salah
satunya kardiovaskuler. Perokok lebih rentan menderita aterosklerosis pembuluh
darah besar dibandingkan bukan perokok. Arterisklerosisi mengalami
pengerasan/penebalan sehingga terganggunya aliran darah ke otot jantung, hal ini
menyebabkan disfungsi miokardium sehingga terjadi hipoksia dan asidosis akibat
penumpukan asam laktat dan terjadilah gagal jantung.
•Gagal jantung ditandai dengan kardiomegali, kardiomegali merupakan pembesaran
jantung yang didapat dari rontgen thorak dan dapat mengakibatkan sesak napas,
hal ini ditandai dengan RR pasien 24x/m.
•Akibat dari sesak napas, pasien dibatasi akitivitasnya karena untuk meminimalisirkan
serangan sesak napas sehingga pasien dipasang kateter DC.
•Akibat terjadinya gagal jantung, aliran balik vena tidak dapat mengakomodasi
semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena sehingga terjadinya
edema ekstremitas bawah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakefektifan pola napas
Perawat menegakkan diagnosa ini dikarenakan pasien mengatakan sesak napas
dengan RR 24x/m. Pasien terlihat sesak.
2. Kelebihan volume cairan
Perawatan menegakkan diagnosa ini dikarenakan terdapat edema pada ekstremitas
bawah dan asites diperut. Urine tampung 500cc, input cairan 1000cc.
3. defisit perawatan diri
Perawat meneggakkan diagnosa ini karena pasien mengatakn makan, minum dan
mandi dibantu oleh keluarga. Terpasang kateter DC.
INTERVENSI
1. ketidakefektifan pola napas
Intervensi :
- monitor keluhan sesak napas pada pasien termasuk kegiatan yang meningkatkan
pernapasan.
-Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
-Berikan posisi posisi semi fowler
-Ajarkan teknik pernapasan dengan mengerucutkan bibir dengan tepat
Berikan posisi semi fowler
Rasionalisasi : pemberian kepala lebih tinggi dari tempat tidur dapat mempermudah
fungsi pernapasan dengan adanya gravitasi, peningkatan pemberian oksigen dengan
hasil pola napas klien kembali efektif dan sesak napas berkurang (Kushariyati,2010).
Dalam penelitian Majampoh, dkk (2013) hasil frekuensi pernapasan sebelum
diberikan posisi semi fowler termasuk dalam kategori frekuensi sesak nafas berat
maupun sedang dan setelah diberikan posisi semi fowler menjadi frekuensi
pernapasan normal.
Ajarkan teknik pernapasan mengerucutkan bibir dengan tepat
Rasionalisasi :
pursedLIP Breathing (PLB) merupakan teknik yang digunakan untuk membantu
bernapas lebih efektif, yang memungkinkan mendapatkan untuk mendapatkan
oksigen yang dibutuhkan. PLB melatih untuk mengeluarkan napas lebih lambat,
sehingga bernapas lebih mudah dan pada tingkat yang nyaman (Tian et al, 2008).
Teknik pernapasan ini dilakukan dengan menahan menahan udara pda proses
ekspirasi yang dikeluarkan melalui bibir yang dikerucutkan (seperti tiup lilin) secara
perlahan.
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
Intervensi
1. monitor intake dan output
2. berikan obat yang diresepkan untuk mengurangi preload
3. monitor edema perifer

Berikan obat yang diresepkan untuk mengurangi afterload - preload


Rasionalisasi : obat diuretic untuk mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi
kongesti pulmonal pada fungsi diastolic. Selain itu obat diuretik digunakan untuk mengurangi
pembengkakan pada tubuh dengan hasil pengeluarannya melalui urin. Pada pasien diberikan
spironolactone 25 gram 1x1 hari. (ebook pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi, 2006)
Defisit perawatan diri
Intervensi
1. Pertimbangan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
2. Menentukkan jumlah dan jenis bantuan yang diperlukan
3. Memberikan bantuan sampai pasien sepenuhnya dapat merawat diri

• Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri


Rasionalisasi : ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanisia yang banyak mengalami
kemunduran fisik maupun psikis. Kurang imobilitas fisik merupakan masalah yang sering dijumpai pada
pasien lanjut usia akibat berbagai masalah fisik, psikologis, dan dapat menyebbakan komplikasi hampir
semua sistem organ (malida, 2011).
KOMPLIKASI
Bila tidak diobati tanda dan gejala klinis dari gagal jantung akan mengakibatkan
efusi perikardial dan temponade jantung : masuknya cairan kekantung perikardium,
cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukuran maksimal yang ditandai
dengan adanya asites dan edema pada ektremitas bawah.
PROGNOSIS
Prognosis pasien akan baik karena hasil evaluasi hari terakhir pasien
mengatakan keluhan sesak nafas tidak ada, edema serta asites sudah
berkurang. Dengan RR 20x/m N:70x/m S:36 derajat celsius, TD 110/80 mmhg
Pasien sudah bisa melakukan perawatan diri seperti makan dan minum
dilakukan sendiri dan mandi seka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai