MA+ MO 3a M
3b 3c
Anoda
A2
Koreksi Blanko A1
0 c1 c2
konsentrasi sampel
Larutan Standar
50 45 40 50 ml sampel
5 10
0 ml. 5 ml. 10 ml mis. 100 ppm
50 50 50 Cr adalah standar
50 ml . 45ml dan 40 ml adalah
aquades atau pelarut
Tiap tiap larutan ditentukan nilai absorbannya dengan AAS,
kemudian dibuat kurva kerja yang menunjukkan hubungan
antara nilai absorban dengan konsentrasi. Nilai konsentrasi
untuk larutan yang diukur dapat terletrak pada sumbu x
positif atau sumbu x negatif yang dibuat dengan skala yang
sama dengan sumbu x positif. Nilai absorban dicantumkan
pada sumbu y
Kurva kerja yang dihasilkan dianggap linier sampai
konsentrasi yang sangat rendah sehingga kurva tersebut dapat
diperpanjang sampai nilai absorban = 0
Titik potong kurva tersebut dengan sumbu x (pada nilai
absorban=0) menunjukkan konsentrasi larutan sample
Konsentrasi sample yang diperoleh harus dikalikan
dengan banyaknya pengenceran karena dengan penambahan
aquades untuk menyamakan volum, sample mengalami
pengenceran.
c Cara Pembacaan Konsentrasi secara
.
langsung
Unsur-unsur tertentu
membutuhkan suhu yang tidak terlalu
tinggi untuk dapat teratomisasi dengan
baik
Ada unsur-unsur yang membutuhkan
suhu yang lebih tinggi untuk teratomisasi
Suhu pada burner dapat dipilih
dengan kombinasi bahan bakar yang
sesuai
4. Laju Alir Acetylen
Untuk beberapa unsur tertentu. Kecepatan
aliran acetylen akan meningkatkan kepekaan
pengukuran
Ada unsur-unsur yang membutuhkan kecepatan
aliran acetylen rendah untuk memperoleh kepekaan
yang tinggi seperti: unsure Ca dan Mg hanya
membutuhkan kec aliran acetylen 1,5 ltr/menit dan
kecepatan aliran udara konstan 7,8 l/menit
Untuk pengukuran-pengukuran yang
menggunakan pelarut oganik kecepatan aliran dari
acetylen umumnya setengah dari kecepatan aliran
yang biasa karena pelarut–pelarut itu juga ikut