Anda di halaman 1dari 9

kasus

Tn.M usia 54 tahun pendidikan smp pekejaan sopi dibawa ke S oleh keluaga
dengan keluhan nyei ulu hati dan nyei luka dicubitus pasien kuang lebih 2 tahn
tiah baing setelah dilakukan pemeiksaan oleh dokte pasien dinyatakan
Dai iwayat kesehatan sekaang didapatkan: pasien mengatakan nyei ulu hati
sudah seminggu, tidak nafsu makan dan mual, sbelumnya pasien diawat disud
majenang selama 6 bulan namun tidak ada peubahan. Pada tgl 30 desember 2018,
pasien diujuk ke sud banyumas dari pemeriksaan usg didapatkan
hepahtosplenomegali.
iwayat kesehatan dahulu didapatkan data pasien penah diawat disud cilacap dan
penah dilakukan opeasi gangen pada biji buungnya, pasien memiliki iwayat dm,
dai hasil wawancaa pasien memiliki iwayat peokok, konsumsi alkohol dan pola
makan bebas.
Dai pemeiksaan fisik didapatkan kesadaan compos metis, TD:110/70 mmhg,
suhu: 37, espiasi: 20 x/mnt nadi: 80x/mnt, hb 10,7 , hematoit 31,5 ,leukosit 18,06
tedapat cii-cii infeksi sepeti kaki bengkak memeah dan tedapat push dan bau
menyengat luka dicubitus, GDS 168mg/dl. Pada tanggal 5 januai pasien dilakukan
tindakan debidemen oleh dokte
Pathway kasus
umu

Penuunan fugsi Penuunan fungsi


inda pankeas

Konsumsi Penuunan kualitas dan


makanan manis Gaya hidup
kuantitas insulin

hipeglikemia

Penuunan glukosa Keusakan vaskule


dalam sel

Cadangan lemak Esiko ketidak Neuopati peife


dan potein tuun stabilan kada
glukosa ulkus
Bb tuun
Keusakan
integitas
kulit

pembedahan

Adanya
Pengeluaan
nyei pelukaan pada
histamine
kaki

Luka insisi
Gangguan tidak teawat
mobilitas
fisik
Peningkatan leukosit

Esiko
infeksi
Diagnosa kepeawatan
 Nyei akut
peawat menegakan diagnosa ini dikaenakan adanya tanda dan gejala sepeti
pasien mengatakan nyei ulu hati dan nyei luka dicubitus
 Keusakan integitas kulit
pewat menegakan diagnosa ini dikaenakan adanya luka dicubitus pada
bokong dan kaki
 Gangguan mobilitas fisik
peawat menegakan diagnosa ini dikaenakan saat pengkajian didapat pasien
sudah tiah baing kuang lbh 2 tahun
Intevensi dan implementasi
1. Mengkaji nyeri secara komprehensip (Rasional: Untuk
mengetahui tingkat nyeri pasien)
Nyei akut 2. Berikan informasi tentang nyeri termasuk penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan hilang, antisipasi
 Pain Management terhadap ketidaknyamanan dari prosedur (Rasional:
Dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai
1. Kaji secara komprehensip nyeri maka akan mengurangi kecemasan itu sehingga
akan menurunkan persepsi nyeri. Sebuah penelitian
2. Berikan informasi tentang nyeri mengindikasikan bahwa pasien yang diberi pendidikan
pra operasi tentang hasil yang akan dirasakan pasca
termasuk penyebab nyeri, operasi tidak menerima banyak obat-obatan untuk
berapa lama nyeri akan hilang, nyeri dibandingkan orang yang mengalami prosedur
operasi yang sama tetapi tidak diberi pendidikan pra
antisipasi terhadap operasi, Taylor 2012)
ketidaknyamanan dari prosedur 3. Ajarkan cara penggunaan terapi non farmakologi
(distraksi, guide imagery,relaksasi) (Rasional: Latihan
3. Ajarkan cara penggunaan terapi pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi
oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan
non farmakologi (distraksi, guide ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-
imagery,relaksasi) ansietas-ketegangan otot, Smeltzer & Bare 2012))
4. Mengkolaborasikan pemberian analgesik (Rasional:
4. Kolaborasi pemberian analgesic Pada pasien dengan nyeri ulu hati pemberian analgetik
diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan pasien,
ACI Urology Network-Nursing, 2012)
Keusakan integitas kulit Gangguan mobilitas fisik
 Pesue manajemen • Joint movement
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan • Mobility
pakaian yang longgar • Self cae
2. Hindari kerutan padaa tempat tidur 1. Monitoing vs sblm/sesudah latihan
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan lihat espo pasien saat latihan
dan kering
2. Ajakan pasien atau kesehatan lain
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
setiap dua jam sekali untuk teknik ambulasi
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan 3. Kaji kemampuan pasien dalam
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil mobilisasi
pada derah yang tertekan 4. Latih pasien dalam pemenuhan adls
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 5. Dampingi pasiensaat mobilisasi
8. Monitor status nutrisi pasien 6. Beikan alat bantu jika klien
9. Memandikan pasien dengan sabun dan memelukan
air hangat
7. Ajakan pasien bagaimana meubah
posisi dan beikan bantuan jika
dipelukan
komplikasi
 Bila tidak dilakukan debidement oleh dokte maka
komplikasi yang muncul bisa mengakibatkan selulitis.
meupakan infeksi yang menyeba dai tempat munculnya
dekubitus ke lapisan dalam kulit. Gejala selulitis yakni
kulit kemeahan dan nyei dibagian ulkus. Dai data pasien
ada tanda infeksi yakni leukosit 18,06 hb 10,7. tanpa
pengobatan yang baik infeksi ini dapat menyeba ke
pembuluh daah, jaingan otot, atau tulang
pognosis

Tn.M awalnya lukanya memang jelek bau dan mengeluakan push. Setelah
dilakukan tindakan opeasi debidement dan tindakan kepeawatan selama 3 hai
pognosinya lukanya membaik, bau dai luka tidak semenyengat sblum
debidement, Cuma pasien kaki sudah mengenai saaf menyebabkan saat ini pasien
tidak bsa jalan lagi.
soal

 Seoang laki laki beumu 54 tahun dibawa keluaganya ke sud banyumas dengan
keluhan nyei ulu hati, dai iwayat penyakit dahulu pasien memiliki dm dan
sudah tiah baing kang lebih 2 tahun dan tedapat luka ulkus, didapatkan
pemeiksaan fisik TD 90/70 N: 76 S: 37 espiasi 17 GDS : 154. hasil pengkajian
kekuatan otot menuun pada kedua kaki. Apakah diagnosa kepeawatan utama
pada kasus diatas
A. Hambtan mobilitas fisik
B. Penuunan cuah jantung
C. Ketidak efeftifan pefusi jaingan ceebal
D. Keusakan mobilitas fisik
E. Intoleansi aktifitas

Anda mungkin juga menyukai