Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH
PADA NN.T DENGAN TONSILITIS
DI RUANG EDELWAIS RSUD
BANYUMAS

ratnasari
(1811040126)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


KASUS
Nn. T berumur 16 tahun berpendidikan SLTP. Dibawa ke poli THT RSUD
Banyumas oleh keluarganya dengan keluahan nyeri saat menelan dan demam tinggi.
Setelah dilakukan pemeriksaan dihasikan tonsil T3-T3,detritus (+), krypra melebar oleh
dokter diagnosa Tonsilitis
Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan: 1 minggu SMRS Pasien
mengatakan nyeri saat menelan, demam sudah 2 Hari dan pasien tidak nafsu makan,
pada tanggal 7 Desember 2018 pasien dibawa keluarga ke Puskesmas dan dirujuk ke
RSUD Banyumas. Pada tanggal 11 Desember 2018 pasien berobat ke poli THT dan
disarankan dokter untuk operasi tonsilektomi pada hari sabtu tanggal 12 Desember.
Dan pasien masuk ke ruang edelwais pada tanggal 11 desember 2018.
Riwayat kesehatan daluhu didapatkan data pasien mengatakan belum pernah
dirawat di RS sebelumnya dan pasien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM,
hipertensi, dll.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Kesadaran composmentis, tekanan darah
90/60 mmHg, suhu tubuh 38◦C, pernapasan 20 x/menit, nadi 95 x/menit, dan pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12.2 g/dL; leukosit 11.47 rb/ul; trombosit 540
rb/ul; hematrokit 36,4 % ; BB 42 kg; TB 155 cm. IMT: 17,5kg/m (berat badan kurang).
Pada tanggal 12 Desember 2018 pasien dilakukan tindakan tonsilektomi oleh dokter
B a k t e r i & Vi r u s

masuk ke dalam hidung /faring


Ansietas

infeksi pada hidung /faring G e l i s a h , C e m a s , Ta k u t ,


P o l a I s t i r a h a t Te rg a n g g u

p e n ye b a r a n k e s i s t e m l i m f e d a n t o n s i l
Kurangnya Pengetahuan
Te n t a n g Ti n d a k a n
O p e r a s i Te rg a n g g u
To n s i l t e r l i h a t tonsillitis
pre operasi
bengkak & kemerahan

tonsil membesar tonsilektomi

Imun
sakit tenggrokan post operasi

D e ma m
n ye r i t e l a n Luka Insisi

Peningkatan penurunan intake nutrisi Te r p u t u s n y a J a l a n n ya M a s u k


Kontinuitas Kuman
suhu tubuh: Jaringan
Hipertermi D o l o r, k o l o r,
Ketidakseimbangan E k s p r e s i N ye r i r u b o r, t u m o r,
kebutuhan nutrisi fungsi Laesa
kurang dari
kebutuhan tubuh
Nyeri Resiko infeksi
DX KEPERAWATAN
• Pre Oprasi :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan
makanan
2. Hipertermi b.d perubahan laju metabolisme
3. Ansietas b.d ancaman status terkini.

• Pro Operasi :
4. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
5. Resiko infeksi b.d prosedur invasif
 PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
TUBUH B.D KURANG ASUPAN MAKANAN
Perawat menegakan diagnosa ini karena adanya tanda dan gejala
seperti pasien pasien sulit menelan sehingga tidak nafsu makan, berat
badan 42 kg, tinggi badan 155 cm , IMT 17,5 (berat badan kurang) .

 HIPERTERMI B.D PERUBAHAN LAJU METABOLISME


Perawat menegakan diagnosa ini karena adanya tanda dan gejala
seperti pasien demam tinggi dengan suhu 39 C.

 CEMAS B.D ANCAMAN PADA STATUS TERKINI


Perawat menegakan diagnosa ini karena adanya tanda dan gejala
seperti pasien tampak tegang, gelisah, cemas, bibir pucat, dan N 95x/
menit
 NYERI AKUT B.D AGENS
CEDERA FISIK
Perawat menegakan diagnosa ini karena adanya tanda
dan gejala seperti pasien mengatakan nyeri di bagian perut
bekas luka operasi dengan skala 7

 RESIKO INFEKSI B.D PROSEDUR


INVASIF

Perawat menegakkan diagnosa ini dikarenakan adanya


tanda dan gejala seperti adanya Leukosit 32,15rb/ul,
adanya luka post operasi dibagian abdomen
PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH B.D KURANG ASUPAN
MAKANAN

A. Manajemen gangguan makan


1. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien
2. Monitor tanda-tanda fisiologi
3. Monitor intake / asupan cairan secara tepat
4. Monitor kalori makanan harian
5. Kolaborasi dengan timkesehatan lain untuk mengembangkan
rencana perawatan dengan melibatkan klien dan orang yang
terdekatnya yang tepat
1. Monitor intake / asupan cairan secara tepat
Rasional: Untuk mengetahui tingkat perkembangan klien

2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan


rencana perawatan dengan melibatkan klien dan orang yang
terdekatnya yang tepat
Rasional: Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi
sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap
klien
HIPERTERMI B.D PERUBAHAN LAJU
METABOLISME

1. Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya


2. Beri obat atau cairan IV
3. Dorong konsumsi cairan
4. Pantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan demam
serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam
1. Observasi tanda-tanda vital
Rasional: mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien
2. Beri obat atau cairan IV
Rasional: Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh
darah vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke
jantung.(Priharjo, Robert. 1995)
ANSIETAS B.D ANCAMAN
PADA STATUS TERKINI
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
3. Berikan informasi yang faktual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis.
4. Kaji untuk tanda verbal dan non verbal.
5. Anjurkan Teknik relaksasi nafas dalam
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
(Rasional: unutk membina hubungan saling percaya dan membantu pasien
untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran sehingga
mampu mengurangi kecemasan, Purwanto 2013)
2. Anjurkan Teknik relaksasi nafas dalam
Rasional: dipercaya mampu merangsang tubuh untuk melepas opoid
endogen yaitu endorphin dan enkefalin (smeltzer & bare,2002)
NYERI AKUT B.D AGENS
CEDERA FISIK
MANAJEMEN NYERI

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif.


2. Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidak nyamanan.
3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
4. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
5. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
Rasional: membentu mengevaluasi derajat ketidakkenyamanan dan
terjadinya komplikasi (ACI Urology Network-Nursing, 2012)

2. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.


Rasional: Pada pasien dengan nyeri kolik abdomen pemberian analgetik
diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan pasien, ACI Urology
Network-Nursing, 2012)

3. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi


Rasional : Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi
oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang
menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot, Zmelter & Bare 2012)
RESIKO INFEKSI B.D
PROSEDUR INVASIF
– Monitor TTV
– Memonitor tanda-tanda infeksi
– Ajarkan pasien mengenai tanda dan gejala infeksi
– Kolabori pemberian antibiotik
1. Memonitor TTV
Rasional: TTV merupakan tindakan pengawasan terhadap
perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat, jika HR, TD, T dan RR
meningkat/menurun drastis itu menandakan adanya metabolisme yang
abnormal, dan pada kondisi pasien tertentu hal ini akan membahayakan
kondisi pasien,Yuli; 2009)
2. Memonitor tanda-tanda infeksi
Rasional: Pada luka yang mengalami infeksi seiring berjalannya waktu akan
muncul nanah/pes. Nanah terbentuk karena adanya penyerangan
terhadap antibodi dengan antigen, hal ini tidaklah baik bagi pasien dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan memperburuk kondisi pasien, Potter &
Perry, 2005)
3. Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
(Rasional: Antibiotic diperlukan jika sudah terjadi tanda-tanda infeksi
seperti: Jika suhu tubuh meningkat atau panas 38C, Nyeri pinggang,
Terjadi kemerahan dan panas disekitar insersi, CCNIH; 2012)
KOMPLIKASI

• Bila tidak dilakukan perawatan tonsilektomi akan mengakibatkan


malnutrisi ditambah dengan terjadinya penurunan dari BB 45 menjadi
BB 42 kg;TB 155 cm. IMT: 17,5kg/m (berat badan kurang),
PROGNOSIS
• Prognosis pasien akan baik karena hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan perbaikan leukosit ke keadaan normal yaitu 3.70-
10.10mg/dl, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada perdarahan.
Prognosis pasien akan tidak baik bila pasien menolak dilakukan
operasi tonsilektomi, maka pasien akan kesulitan menelan makanan
sehingga menyebabkan nutrisi pasien kurang dari kebutuhan tubuh.
Bila tidak membaik pada post operasi jika pasien batuk atau reflek
memuntah dapat menyebabkan daerah operasi menyebabkan
perdarahan.
TERIMAKASIH
1. Seorang perempuan, usia 16 tahun dibawa ke RSUD Banyumas dengan nyeri
saat menelan dan demam tinggi. Setelah dilakukan pemeriksaan dihasikan tonsil
T3-T3,detritus (+), krypra melebar. Dan akan di lakukan tindakan
pembedahan . Pasien kelihatan lemas , pasien makan sulit menelan
sehingga tidak nafsu makan, berat badan 42 kg, tinggi badan 155 cm ,
IMT 17,5 . TD: 90/60 mmHg. N: 95x/m . S: 38 C R: 23x/m. Apakah masalah
keperawatan yang paling tepat pada kasus diatas ?
a. Hipotermia
b. Ansietas
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
e. Nyeri
2. Nn. S berusia 16 tahun akan dilakukan tindakan tonsilektomi pasien
terlihat gelisah, cemas, bibir pucat TD 90/60 mmHg, N 95x/ menit.
Intervensi manakah yang dipilih sebagai prioritas?
a. Monitor tanda-tanda fisiologi
b. Observasi TTV
c. Anjurkan Teknik hipnotis
d. Gunakan strategi komunikasi
e. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
3. Seorang perempuan berusia 16 tahun MRS dengan tonsillitis kronis
dan dilakukan tindakan tonsilektomi. Keluarga pasien bertanya ke
perawat apa saja yang di lakukan sehabis operasi amandel? Respon
perawat adalah?
a. Mengonsumsi es krim, jus, es susu dan puding
b. Mengonsumsi teh anget, air anget, susu anget dan puding
c. Mengonsumsi minuman soda
d. Setelah sadar, sebaiknya tidak boleh makan minum nunggu kentut
dahulu
e. Mengonsumsi makan yang keras atau kasar

Anda mungkin juga menyukai

  • Soca Katarak
    Soca Katarak
    Dokumen14 halaman
    Soca Katarak
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • Soca SNH
    Soca SNH
    Dokumen10 halaman
    Soca SNH
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • Soca STT Multiple
    Soca STT Multiple
    Dokumen25 halaman
    Soca STT Multiple
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • Soca Isk
    Soca Isk
    Dokumen11 halaman
    Soca Isk
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • Presus Icu - Rosc
    Presus Icu - Rosc
    Dokumen11 halaman
    Presus Icu - Rosc
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Ami
    Laporan Pendahuluan Ami
    Dokumen12 halaman
    Laporan Pendahuluan Ami
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • LP Batu Ureter
    LP Batu Ureter
    Dokumen15 halaman
    LP Batu Ureter
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi
    Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi
    Dokumen9 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi
    Maharini Shesha Primaswari
    Belum ada peringkat