Sistem karotis terutama melayani hemisfer otak dan sistem
vertebrabasilaris terutama memberu darah bagi batang otak,
serebelum dan bagian posterior hemisfer. Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama oleh 3 faktor.
Dua yang paling penting adalah tekanan untuk memompa
darah dari sistem arteri kapiler ke sistem vena dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak.
Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas dan
koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku) Dari faktor pertama, yang penting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, pembuluh darah dan lain-lain) dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun.
Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya
otoregulasi pembuluh darah otak yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50 – 150 mmHg. Faktor darah selain viskositas darah dan daya membekunya juga diantaranya seperti kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 berpengaruh terhadap diameter arteriol Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang asam (ph Rendah), menyebabkan vasodilatasi, sebaiknya bila tekanan parsial CO2 turun, PO2 naik, atau suasana pH tinggi, maka terjadi vasokontriksi. Viskositas/kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan koagulobillitas yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis dan aliran darah lambat, akibat ADO yang menurun. Secara konvensional terdapat empat area bahasa pada manusia, yang pada sebagian besar manusia terdapat pada hemisfer serebri kiri. Dua area bahasa adalah reseptif dan dua lainnya adalah eksekutif yang menghasilkan bahasa.
Area reseptif,untuk mengatur persepsi bahasa yang diucapkan
yaitu area 22 posterior yang disebut area Wernicke (Korteks kiri, pertemuan dari lobus parietal, temporal, oksipital) dan girus Heschls (area 41 dan 42).
Kedua, yang mengatur persepsi bahasa tulisan yang menempati
girus angulus (area 39) pada lobus parietal inferior, anterior terhadap area reseptif visual Bagian eksekutif utama terletak di area Broadman, area 44 dan 45 disebut area Broca (Lobus Frontal Kiri) dan bertanggung jawab untuk aspek motorik bicara
Zona penerimaan visual dan somatosensori terintegrasi pada
lobus parietal, sedangkan penerimaan auditori terletak di lobus temporal Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi:
Fungsi pengaturan bertanggungjawab untuk tingkat energi dan
tonus korteks secara keseluruhan.
Fungsi proses berlokasi pada belakang korteks, mengontrol
analisa informasi, pengkodean dan penyimpanan. Korteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan sensori seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber digabungkan dengan sumber sensori lainnya untuk dianalisa dan pembentukan. Proses formulasi berlokasi pada lobus frontal, bertanggungjawab untuk formasi intensi dan perilaku. Fungsi utamanya adalah untuk mengaktifkan otak untuk pegaturan atensi dan konsentrasi. Proses Bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris :
Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba
berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa.
Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi,
tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara. Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area wernick, merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal).
Area 39 broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yang
mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis.
Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga
pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi. Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini rangsangan diteruskan ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick.
Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam
bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit).
Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf
motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting. Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak.
Afasia mencakup gangguan berbahasa secara menyeluruh
walaupun biasanya terdapat gangguan yang lebih menonjol daripada gangguan lainnya.
Tercakup di dalam afasia adalah gangguan yang lebih selektif,
misalnya gangguan membaca (alexia), gangguan menulis (agrafia), gangguan belajar atau ketrampilan (apraksia), gangguan mengenal (agnosia), gangguan menghitung (akalkulasi) Afasia Broca (motorik, ekspresif) Disebabkan lesi di area Broca. Pemahaman auditif dan membaca tidak terganggu, tetapi sulit mengungkapkan isi pikiran. Gambaran klinis afasia broca ialah bergaya afasia non-fluent Afasia Wernicke (sensorik, reseptif). Disebabkan lesi di area Wernicke. Pada kelainan ini pemahaman bahasa terganggu. Penderita tidak mampu memahami bahasa lisan dan tulisan sehingga ia juga tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri katakan. Gambaran klinis afasia Wernicke ialah bergaya afasia fluent