Anda di halaman 1dari 19

Nama anggota:

Rezky Oktovision I1C015025


Nurlaili Zuhriyyah I1C015029
Novi Amalia N. I1C015041
Norma Dewi A. I1C015063
Nurul Hamidah R. I1C015079
Novita Nanda Sari I1C015085
Nur Aini Indah F. I1C015093
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny.Y
Jenis Kelamin : Perempuan
SUBJECTIVE : sesak nafas, nyeri perut, batuk
berdahak, sulit BAB
Tanggal
MRS : 1/4/2017
RIWAYAT MRS : Sesak nafas, nyeri perut, batuk
DIAGNOSIS : CHF, DM, Anemia Aplastik
PATOFISIOLOGI
Terjadinya CHF pada
pasien diabetes melitus
diawali oleh gangguan
metabolisme yang
menyebabkan stress
oksidatif, neuropati
otonom, gangguan
homeostasis kalsium,
dan Aktivasi sistem
RAAS. Dimana hal
tersebut menyebabkan
disfungsi endotelial,
atheroskeloris,
fibrosis jantung, dan
disfungsi jantung yang
pada akhirnya
menimbulkan gagal
jantung
ANEMIA APLASTIK

Anemia sering terjadi pada gagal jantung dan


sering menimbulkan hasil yang buruk. Salah satu
jenis anemia adalah anemia aplastik. Kerusakan
yang terjadi pada anemia aplastik terdapat pada
sel induk dan ketidakmampuan jaringan sumsum
tulang yang menyebabkan sel induk (stem cell)
tidak dapat berkembang dengan baik.
DRP 1 TERAPI TANPA INDIKASI
Subjektif -
Objektif -

Pemberian injeksi ondansetron pada pasien


tidak tepat karena tidak terdapat indikasi
pada pasien. Penggunaan injeksi
ondansetron diindikasikan untuk pasien
yang sedang menjalani kemoterapi atau
mengonsumsi cisplatin (AHFS,2008).
Berdasarkan uraian di atas, injeksi
ondansetron tidak perlu diberikan kepada
pasien karena pasien tidak sedang
menjalani kemoterapi dan tidak mengalami
gejala mual dan muntah
DRP 2 WRONG DRUG: CHF
Subjektif Sesak nafas, batuk Berdasarkan Guideline PDSKI, CHF
yang diderita pasien merupakan CHF
kelas II seharusnya menggunakan
Objektif kreatinin  yaitu 1,39 terapi dengan kombinasi 3 golongan
Hb  3,7 (1/4); 5 (2/4); 6,6 (3/4); 9,3 (4/4) obat yaitu diuretik, ARB/ACEI dan β-
RR  22 (1/4); 32 (2/4); 22 (3/4) bloker sehingga diperoleh outcome yang
efektif.
Nama obat Furosemide injeksi Berdasarkan uraian diatas pasien
aturan pakai 1x sehari 1 ampul (20 mg) selama 16 mgg tersebut harusnya menggunakan
kombinasi 3 golongan obat bukan hanya
ESO Hipertensi, alkalosis, hiperkalemia, sakit
golongan diuretik saja yaitu furosemide.
kepala, kantuk, kram otot, mulut kering

Nama obat Candesartan tablet (4mg)


aturan pakai 1x sehari selama 2 minggu
ESO Pusing, sakit kepala, vertigo, ISPA,
hipotensi, hiperkalemia

Nama obat Metoprolol tablet (25mg)


aturan pakai 1x sehari selama 2 minggu
ESO Hipertensi, alkalosis, hiperkalemia, sakit
kepala, kantuk, kram otot, mulut kering

Target • Tekanan darah normal <140/90 mmHg dgn


keberhasilan pemantauan @8jam
• Monitoring nilai RR 16-20
• Monitoring nilai kreatinin serum hingga
0,55-1,02
KLASIFIKASI CHF
GUIDELINE CHF KELAS II-IV (PDSKI,2015)
DRP 3 ADR MODERATE: DM
Subjektif -
Objektif GDS  pada hari ke-1 dan ke-4 MRS yaitu sebesar:
-GDS hari ke-1 : 474 mg/dL
-GDS hari ke-4 : 270 mg/dL

-Terdapat interaksi obat antara metformin dengan insulin yang dapat


meningkatkan resiko hipoglikemia.
-Terdapat interaksi obat antara metformin dengan furosemide berupa asidosis
laktik.
Perlu dilakukannya monitoring gula darah pasien dan perlu memeriksa gula
darah pasien.
ANEMIA APLASTIK
Subjektif -

Objektif Hb  pada hari ke-1, 2,3,5


-Hb hari ke-1 : 3,7
-Hb hari ke-2 : 5
-Hb hari ke-3 : 6,6
-Hb hari ke-5 : 9,3

Berdasarkan data rekam medik, pasien memiliki


nilai Hb dibawah nilai normal. Selain itu
berdasarkan pemeriksaan gambaran darah tepi
pasien diketahui mengalami anemia aplastic.
Nama obat: ceftriaxon I.V Menurut Marcus et al 2015 pasien dengan nilai Hb
Dosis: 2x sehari (1gr) selama 4-14 hri kurang dari 6 g/dl secara mutlak harus diberikan
ESO: feses hitam, sakit dada, batuk, demam transfusi PRC.
Nama obat: sandimun tablet Penggunaan 1 unit PRC dapat meningkatkan 1gr/dL
Dosis: 1x sehari 100 mg hemoglobin pada wanita umur 60 tahun (Liumbruno,
ESO: hipertensi,  kreatinin serum, tremor Bennardello, Lattanzio, Piccoli, & Rossetti, 2009).
Keberhasilan: monitoring reaksi sensitivitas Pasien mendapatkan terapi PRC sebnyak 20 kolf.
Satu kolf berisi 500 cc, maka total PRC yang
Transfusi darah karena Hb <7 gr/dL sehingga diberikan kepada pasien adalah 10.000 cc.
dibutuhkan 9 unit PRC atau kolf.
ES: infeksi pd tempat penusukan
Keberhasilan: Hb tercapai 12 g/dl
Nama obat: asam folat
Dosis: 1x sehari (1mg)
ESO: demam, kulit merah, sesak nafas
Kerberhasilan: monitoring Hb
Nama obat Aturan pakai 1/4 2/4 3/4 4/4 5/4 6/4
Terapi

Ceftriaxone Injk 2x sehari 1A      

Furosemid 2x sehari 1A (20 mg)      


Parenteral Ranitidin Injk 2x sehari 1A     


Ondansentron 2x sehari 1A     

Novorapid 10-10-10     

-
Metformin Tab 2x sehari (500 mg)  - - - -

Oral
Sandimun 1x sehari (100 mg)    

Asam Folat 1x sehari (1 mg)    

NaCl 20 tpm      

IVFD PRC 20 kolf   


Terapi Nama obat Aturan pakai 1/4 2/4 3/4 4/4 5/4 6/4

Ceftriaxone Injk 2x sehari      

Furosemid 2x sehari 1A (20mg)      

Parenteral 
Ranitidin Injk 2x sehari 1A     

Novorapid 10-10-10     

Metformin Tab 2x sehari (500mg)  - - - - -

Sandimun 1x sehari(100mg)    
Oral 
Asam Folat 1x sehari (1mg)   

Metoprolol 1x sehari (25mg)      

Candesartan 1x sehari (4mg)      

NaCl 20 tpm      
IVFD
PRC 20 kolf   
PLAN
 Tujuan terapi
 Mengembalikan kualitas hidup
 Mengurangi frekuensi eksaserbasi gagal jantung kongesif dan
memperpanjang hidup
 Mengontrol dan menjaga kondisi jantung supaya tidak
semakin memburuk
 Mengontrol gula darah pasien
 Mengatasi anemia aplastik
 Menyesuaikan dosis obat yang diterima pasien dengan
keadaan jantung pasien.
 Terapi Non-farmakologi
1. CHF
 Membatasi asupan cairan 1,5 – 2 L/hari
 Pengurangan berat badan hingga tercapai hingga tercapai
IMT > 30 Kg/M2
 Latihan fisik (PDSKI, 2012)
2. Diabetes Melitus
 Diet rendah karbohidrat dan lemak
 Menjaga berat badan
 Latihan aerobik (Dipiro, 2015)
3. Anemia Aplastik
 Hindari kegiatan yang meningkatkan denyut jantung atau
aktivitas berlebihan
 Hindari berada di tempat terlalu tinggi karena dapat
menurunkkan O2 (Ronald, 2008)
 KIE untuk pasien
 Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit gagal jantung
kongestif
 Mengedukasi pasien untuk modifikasi gaya hidup berupa:
 Diet rendah garam dan mengkonsumsi makanan yang seimbang
 Menjaga kebersihan, kelembaban dan pencahayaan di dalam rumah
 Latihan fisik atau olahraga teratur
 Menginformasikan untuk menggunakan obat sesuai dengan aturan dan
jadwal yang diberikan
 KIE untuk keluarga pasien
 Mengingatkan pasien untuk menggunakan obat sesuai dengan aturan
dan jadwal yang diberikan.
 Mengingatkan pasien untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang
berlebih dan stres.
 Membantu pasien untuk melakukan aktivitas yang sulit dilakukan oleh
pasien.
 KIE untuk dokter dan perawat yang merawat pasien
 Menginformasikan dan mengingatkan jadwal dan aturan penggunaan
obat.
 Membantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sulit dilakukan
oleh pasien.
 Memonitoring keseimbangan cairan karena pasien mendapatkan terapi
diuretik setiap hari.
Obat Monitoring Target Keberhasilan
Keberhasilan ESO
Furosemid RR normal, hilangnya batuk, Hipertensi, alkalosis, hiperkalemia, sakit RR terkontrol 16-20/menit,
Kreatinin serum normal, kepala, kantuk, kram otot, mulut kering Kreatinin serum terkontrol (0,55-1,22
Tekanan darah normal (MIMS,2016) mg/dl) (PDSKI,2015),
Tekanan darah terkontrol (<140/90
mmHg) dengan pemantauan tiap 8 jam (A
to Z Drug, 2008)

Candesartan RR normal, hilangnya batuk, Pusing, sakit kepala, vertigo, ISPA, RR terkontrol 16-20/menit,
Kreatinin serum normal hipotesis, hiperkalemia (MIMS,2016). Kreatinin serum terkontrol (0,55-1,22
mg/dl)
(PDSKI,2015)

Metoprolol RR normal, Pening, insomnia, kelelahan, sakit RR terkontrol 16-20/menit,


Kreatinin serumnormal kepala, vertigo, sesak nafas, hipotensi Kreatinin serum terkontrol (0,55-1,22
(MIMS, 2016) mg/dl)
(PDSKI,2015)

Metformin Gula darah Diare, mual, muntah, perut kembung, Gula darah terkontrol (<200 g/dl)
asidosis laktik (Drugs.com, 2018)

Novorapid Gula darah Hipoglikemi, reaksi anafilaksis, Gula darah terkontrol (<200 g/dl)
lipodistrofil (MIMS,2016)

PRC (Packed Hb Infeksi pada tempat penusukan, reaksi Nilai Hb hingga tercapai 12 g/dl
Red Cell) hipersensitivitas

Asam Folat Hb Demam, kulit merah (MIMS, 2016) Nilai Hb hingga tercapai 12 g/dl

Ceftriaxone Tidak terjadi infeksi nosokomial Feses hitam, sakit dada (MIMS,2016) Tidak timbul gejala klinis terjadinya
infeksi

Sandimun Reaksi hipersensitivitas Hipertensi, meningkatkan kreatinin Monitoring reaksi hipersensitivitas


serum (MIMS,2016)
KESIMPULAN
 Problem medik pasien sesusai diagnose adalah CHF
stage II, Diabetes Melitus, dan Anemia Aplastik ,
Terdapat beberapa DRP pada pengobatan pasien Ny. Y
yaitu wrong drug pada terapi CHF yang hanya diberikan
Furosemid, terapi tanpa indikasi pada pemberian loop
ondansentron, ADR Moderate pada pemberian insulin-
metformin dan metformin-furosemid.
 Penatalaksanaan secara farmakologis untuk pasien Ny.
Y sebaiknya diberikan kombinasi diuretik dengan ARB
dan β-Blocker. Diuretik yang digunakan adalah
Furosemide, ARB yang digunakan adalah Candesartan,
dan β-Blocker yang digunakan adalah metoprolol
suksinat. Pemberian jeda penggunaan metformin-
furosemid dan metformin-insulin kurang lebih 3 jam
untuk menghindari adanya interaksi. Penggunaan
Ondansetron dihentikan karena merupakan terapi tanpa
indikasi.
PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
 AHFS Drug Information. 2008. American Society of Health System Pharmacist.
 Anonim .2018.https://drugs.com/interactions. Diakses tanggal 12 maret 2018.
 Dipiro et al., 2008.Pharmacotherapi A Pathophysiologis Approach Seventh Edition.Mc Graw Hill.new york
 Dipiro et al., 2015.Pharmacotherapy Handbook Ninth edition. Mc Graw Hill, New york
 Hsich and Pina. 2014. HF in Woman Journal of America Collage. Of Cardiolgy. 491-498
 IAI.2016. Informasi Spesialite Obat Indonesia.Jakarta : PT. ISFI
 Isyanto & abdulsalan, Maria. 2005. Masalah pada tatalaksana anemia aplastik didapat. Sari Pediatri Vol.7. Jakarta
 Kombolgyze, 2016. Monograph saxagliptin and metformin hydrochloride tablets. Astra Zaneca.Canada
 Liumbruno, G., Bennardello, F., Lattanzio, A., Piccoli, P., & Rossetti, G. (2009).Recommendations for the transfusion of red
blood cells. Blood Transfusion, 7(1), 49–64. https://doi.org/10.2450/2008.0020-08
 McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bohm M, Dickstein K,
 et al, (2012). ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
 chronic heart failure: The task force for the diagnosis and treatment ofacute and chronic heart failure 2012 of the
European Society of Cardiology. European Heart Journal. 33. pp: 1787-847.
 Medsafe, 2017, Metformin, New Zealand Data Sheet.
 MIMS. 2016. MIMS. Jakarta: PT.ISFI
 Müller, M. M., Geisen, C., Zacharowski, K., Tonn, T., & Seifried, E. (2015). Transfusion von Erythrozytenkonzentraten:
Indikationen, Trigger und Nebenwirkungen. Deutsches Arzteblatt International, 112(29–30), 507–518.
https://doi.org/10.3238/arztebl.2015.0507
 Papadimotriou, L., et al. 2017. Heart Failure Guidelines on Pharmacotherapy. Division of Cardiology. Story of medicine.
USA
 PDSKI.2015. Buku Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. PDSKI
 Ram, V., Dave, P., & Josho, H. (2012). Development and validation of a stability-indicating HPLC assay method for
simultaneous determination of spironolactone and furosemide in tablet formulation. Journal of Chromatographic
Science.50 : 721 – 726.
 Sutanegara, D., 2006, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, edisi FKUI, Jakarta. Hal: 1034-1042.

Anda mungkin juga menyukai