Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK IV

JUNAEDI ( 7010017041)
MUSLIMIN ( 70100117)
MUH.RIFKI ABDILLAH ( 7010011704)
ULFA MAWADDAH (70100117075 )
RETI DAYANTI (701001170
AULIA DIFA RAHAYU (701001170
RAHMIATI (70100117
(RAFIUNINGTYAS DWI CAHYANI (701001170
A.FITRA FEBRIYANTI SYAM (70100170
Jadi ???
Koloninersia Pelvic floor
dysfungtion
Konstipasi dibedakan menjadi
Konstipasi primer Konstipasi sekunder
1. Normal transit 1. Kondisi endokrin
constipation 2. Kondisi saluran cerna
2. Slow transit 3. Kondisi neurogenik
constipation 4. Kondisi psikogenik
3. Dyssynergic defecation
Tanda dan Gejala(dipiro et,al.2008)
Pasien mengeluh:
a. Rasa kembung pada perut
b. Kelelahan dan skit kepala
c. Mual dan muntah
d. Pergerakan usus yang hilang
e. Feses dengan ukuran kecil
f. Kesulitan dan sakit saat mengeluarkan feses

Konstipasi menunjukkangejala yang parah


apabila ditandai dengan gejala berlansung
lebih dari 3 minggu, terdapat darah dalam
tinja,penurunan berat badan,demam,
anoreksi, mual dan muntah
Tes Laboratorium
_ proktoskopi
-Sigmoidoskopi
- kolonoskopi
-- barium enema yang
diperlukan untuk
menentukan adanya
kolorektal patologi
(Dipiro et al,2008)
 Keterangan : Obat
 Golongan Obat : golongan ini kerjanya
Memperbesar dan relatif lambat (1-3 hari),
melakukan massa tetapi hanya sedikit yang
feses (Bulking berpengaruh terhadap
aktivits usus normal
Agents).
dibandingkan dengan
 Nama Obat :
laksatif lainnya. Bulking
Psyllium
Agents mengandung
Metilselulosa partikel yang dapat
isphaluga. menyerap air lebih
 Dosis : 4-6 g per banyak, sehingga
hari. Bervariasi meningkatkan aktifits
sesuai produk. usus dalam membentuk
feses.
 Golongan Obat :  Keterangan :
Laksatif Osmotik. Menyebabkan efek
 Nama Obat dan osmotik pada usus besar.
Dosis : Laktulosa 15- Digunakan pda
30mL oral, Sorbitol konstipasi akut.
30-50 g per hari, Golongan osmotik tidak
Garam magnesium 2- diserap melainkan dapa
4 g 8% suspensi meningkatkan sekresi
dalam air atau 5-10 g air kedalam usus.
dengan segelas air, Sehingga cukup aman
Macrogol ½ -1 tube untuk digunaakan.
perhari, Gliserin 3 g Misalnya pada penderita
per hari. gagal ginjal.
 Keterangan : Obat
 Golongan Obat :
golongan ini bekerja
Laksatif Stimulan.
memiliki onset kerja
 Nama Obat dan
yang cepat dan hanya
Dosis : Bisacodyl 10
digunakan bila
mg rektal, Senna ½-2
pengobatan yang lain
tablet, Sodium
gagal. Obat ini bekerja
picosulfat 2-15 mg
pada ujung saraf
per hari, PEG
dinding usus, memicu
electrolyte solution 4
konstraksi otot, dan
L, Fenolftalein 30-270
menyebabkan
mg/oral.
peristaltik usus.
 Golongan Obat :
Melunakkan atau  Keterangan : obat
pelumas feses ini bekerja dengan
(lubricant laxatives). menurunkan
 Nama Obat dan tegangan permukaan
Dosis : Minyak feses, sehingga
mineral 15-30 mL mempermudah
oral, Docusate 50- penyerapan air.
360 mg/hari.
KASUS
Myrna Cook adalah seorang wanita berusia 54 tahun yang datang ke
UGD mengeluh peningkatan kram perut selama beberapa hari. Terakhir Ia
buang air besar adalah 6 hari yang lalu. Dia mulai “tidak merasa baik ”4 hari
yang lalu, dengan sedikit kedinginan, kembung, nafsu makan berkurang,
dan kelelahan. Dia memberitahu tidak ada demam, N / V, CP, atau SOB. Dia
melaporkan itu kemarin, ketika kramnya paling parah, dia menggunakan
magnesium sitrat, Miralax, dan fleet enema tetapi masih tidak memiliki
pergerakan usus.
Dia menyatakan bahwa dia biasanya buang air besar setiap hari, tanpa
mengejan, dan menghabiskan kurang dari 10 menit, dengan sedikit usaha
untuk buang air besar. Dia melaporkan mengalami hal serupa sekitar 1 tahun
yang lalu; Namun, pada saat itu gejalanya merespons untuk magnesium sitrat
dan Miralax. Dia tidak menggunakan pelunak feses secara teratur. Dia
melaporkan minum kurang lebih 1 galon air setiap hari, bahkan sebelum
konstipasi dimulai. Kolonoskopi terakhirnya, dilakukan 6 tahun yang lalu,
hasilnya biasa saja
PMH
asma
Obstructive sleep apnea
HTN
Mitral valve stenosis
Atrial fibrillation
deperesi
hiotiroidisme
Anemia defisiensi zat besi
penyakit asam lambung (gastroesophageal
ref lux
 Diltiazem CR 240 mg po daily
Digoxin 0.25 mg po daily
Flecainide 100 mg po BID
Atenolol 25 mg po daily
Buspirone 10 mg po BID
Duloxetine 60 mg po daily
Lansoprazole 30 mg po daily
Warfarin 2.5 mg po daily
Fluticasone/salmeterol 500/50 1 puff BID
Albuterol inhaler 90 mcg 2 puffs Q 4 h PRN
Levothyroxine 50 mcg po daily
Multivitamin 1 tablet po daily
Ferrous gluconate 324 mg po TID
-Riwayat keluarga
Ibunya berumur 70 tahun dan masih
sehat, ayahnya meninggal pada umur 50 tahun
dikarenakan kanker.dia mempunyai tiga
saudra laki-laki dan tga audara perempuan.
Salah seorang saudaranya terjangkit
Hepatitis,dia memiliki dua anak laki-laki tang
sehat.
-riwayat hidup
Dia menikah dan bekerja sebagai pekerja
sosial merokok sejak 20 tahun yang lalu,tetapi
tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
terlarang.
Gen
Wanita yang menyenangkan dalam kesulitan ringan; tampak lelah

VS
BP 122/60, P 57, RR 16, T 36.2°C; Wt 112.4 kg, Ht 5'5'‘

Kulit
Elastisitas kulit normal

HEENT (Head, Eye, ear, nose, and throat


PERRLA dan EOM penuh tanpa nystagmus; tidak ada ikterus scleral; lisan mukosa
lembab; tidak ada ulserasi yang tercatat

Leher / Getah Bening


Lentur, tidak ada limfadenopati atau JVD; tidak ada thyromegaly atau bruit

CV
Reguler, S1 dan S2 tanpa murmur
Paru-paru
Suara nafas normal; tidak ada kresek, rales, atau mengi

AbdOMEN
Lembut, gemuk, lunak; bunyi usus menurun; tinja teraba di sebelah kiri sisi

Dubur
Wasir eksternal dicatat; tidak ada bangku di ruang dubur; tidak ada massa yang
merasakan; nada yang adil; dorong kekuatan yang adil; tidak ada permintaan

MS / Ext
Tidak ada kelembutan; kekuatan bagus; sensasi utuh; tidak ada edema Neuro A & O × 3;
CNs II-XII simetris dan utuh; DTR 2+
Na 138 mEq/L
Glu 133 mg/dL
RBC 6.05 × 106/mm3
RDW 15.4%
K 4.7 mEq/L
Ca 9.3 mg/dL
Hgb 15.5 g/dL
Cl 101 mEq/L
TSH 2.70 mIU/mL
Hct 48%
CO
2 30 mEq/L Free T4 1.2 ng/dL MCV 79 fl
BUN 14 mg/dL TIBC 251 mcg/dL MCH 26 pg
SCr 0.8 mg/dL Ferritin 85.4 ng/mL MCHC 33%
ASSESMENT
Sembelit dengan gejala sekunder ketidaknyamanan perut, etiologi tidak
diketahui

PLAN
Dapatkan rontgen perut dan CT scan untuk mengevaluasi kemungkinan
penyebab sembelit; berkonsultasi dengan layanan GI

CLINICAL COURSE
Sinar-X polos perut menunjukkan loop gas-dilatasi di usus besar. CT scan
perut kemudian dilakukan dan menunjukkan hasil yang besar jumlah tinja
di usus besar. Layanan GI dikonsultasikan, dan rekomendasi dibuat untuk
menahan warfarin untuk kolonoskopi. Itu rejimen pencahar yang
digunakan untuk persiapan usus kolonoskopi berhasil membersihkan
ususnya untuk prosedur dan juga dalam menghilangkan sakit perut pasien.
Kolonoskopi biasa-biasa saja, dan dia dipulangkan dengan arahan untuk
membentuk rejimen untuk mempertahankan fungsi usus yang teratur
Nama : Ny. Myrna
Usia : 54 tahun,
Datang ke UGD dengan keluhan
peningkatan kram perut selama
beberapa hari.
Dia mulai “tidak enak badan” 4 hari yang lalu,
dengan keluhan:
-sedikit kedinginan
-kembung
-penurunan nafsu makan
-kelelahan dan tidak demam
-N/V
-CP
-SOB (Shortness Of Breath)
Setelah itu dia merasakan kejang yang
lebih parah dari sebelumnya, kemudian dia
menggunakan sitrat magnesium, miralax,
dan fleet enema, tetapi belum terjadi
perubahan kinerja pada ususnya.
diperlukan s-ray untuk mengetahui
potensial sembelit dan konsultasi GI.
Farmakologi
Jika pencahar osmotik kurang efektif, pencahar stimulan dapat sebagai
terapi tambahan. pencahar stimulan merangsang motilitas usus dan/atau
meningkatkan sekresi air dan elektrolit.

Namun perlu diingat obat pencahar tidak untuk digunakan terus-


menerus,segera hentikan enggunaan jika konstiasi telah sembuh. Obat
pencahar bisa membuang vitamin dan nutrisi lain yang diperlukan
sebeum terserap sepenuhnya. Jadi Kebiasaan meminum obat pencahar
cenderung memerlemah otot-oto tusus dan mengurangi daya fungsinya.
Akibatnya sekali pasien berhenti minum obat pencahar secara teratur
sembelit bukan sajamuncul kembali melainkan akan semakin buruk.
Terapi non-farmakologis digunakan untuk meningkatkan frekuensi BAB pada
pasien konstipasi, yaitu dengan menambah asupan serat sebanyak 10-12 gram
per hari dan meningkatkan volume cairan yang diminum, serta meningkatkan
aktivitas fisik/ olahraga. Sumber makanan yang kaya akan serat, antara lain:
sayuran, buah, dan gandum. Serat dapat menambah ‘volume’ feses (karena
dalam saluran pencernaan manusia ia tidak dicerna), mengurangi penyerapan
air dari feses, dan membantu mempercepat feses melewati usus sehingga
frekuensi defekasi/ BAB meningkat (Dipiro, et al, 2005).
penggunan laksatif golongan
bulkformin yang berkelanjutan dapat
menyebabkan dehidrasi pada
penggunanya. Secara umum, jika
digunakan secara luas laksatif dapat
menyebabkan vitamin dan nutrisi yang
diperlukan tubuh terbuang selama
dicerna. Laksatif juga dapat
menghambat absorpsi atau
menghilangkan efikasi obat.
1. Kembangkan daftar masalah terapi potensial pada pasien ini selain yang terkait
dengan sembelitnya.
Pasien telah minum obat pencahar (magnesium sitrat, miralax namun tak kunjung
padahal setahun sebelumnya ketika pasien mengalami sembelit obat pencahar tersebut
masih bisa meredakan gejala sembelit pasien. Hasil Kolonoskopi terakhirnya, yang
dilakukan 6 tahun yang lalu, hasilnya biasa saja. Untuk itu, pasien disarankan untuk
melakukan kolonoskopi ulang melihat pasien mengeluh kram perut selama beberapa
hari. Terakhir Ia buang air besar adalah 6 hari yang lalu. Dia mulai “tidak merasa baik
”4 hari yang lalu, dengan sedikit kedinginan, kembung, nafsu makan berkurang, dan
kelelahan

2. apa saja kontributor nonfarmakologis yang mungkin untuk sembelitnya?


Terapi non-farmakologis digunakan untuk meningkatkan frekuensi BAB pada pasien
konstipasi, yaitu dengan menambah asupan serat sebanyak 10-12 gram per hari dan
meningkatkan volume cairan yang diminum, serta meningkatkan aktivitas fisik/
olahraga. Sumber makanan yang kaya akan serat, antara lain: sayuran, buah, dan
gandum. Serat dapat menambah ‘volume’ feses (karena dalam saluran pencernaan
manusia ia tidak dicerna), mengurangi penyerapan air dari feses, dan membantu
mempercepat feses melewati usus sehingga frekuensi defekasi/ BAB meningkat
(Dipiro, et al, 2005).
3. Apa saja kemungkinan kontributor farmakologis untuk itu? sembelit pada pasien
ini?
erapi farmakologis dengan obat laksatif/ pencahar digunakan untuk meningkatkan
frekuensi BAB dan untuk mengurangi konsistensi feses yang kering dan keras.
Secara umum, mekanisme kerja obat pencahar meliputi pengurangan absorpsi air
dan elektrolit, meningkatkan osmolalitas dalam lumen, dan meningkatkan
tekanan hidrostatik dalam usus. Obat pencahar ini mengubah kolon, yang
normalnya merupakan organ tempat terjadinya penyerapan cairan menjadi organ
yang mensekresikan air dan elektrolit (Dipiro, et al, 2005)

Informasi apa yang harus diperoleh dari seorang pasien yang hadir dengan keluhan
utama konstipasi?

Pasien harus mengetahui bahwa Penggunaan laksatif yang berlebihan mempunyai


efek yang sama dengan mengabaikan keinginan BAB – refleks pada proses defekasi
yang alami dihambat. Kebiasaan pengguna laksatif bahkan memerlukan dosis yang
lebih besar dan kuat, sejak mereka mengalami efek yang semakin berkurang
dengan penggunaan yang terus-menerus (toleransi obat).
Apa tujuan farmakoterapi dalam mengobati konstipasi?

tujuan terapinya adalah menghilangkan gejala, artinya pasien tidak lagi


mengalami konstipasi atau proses defekasi/ BAB (meliputi frekuensi dan
konsistensi feses) kembali normal. Strategi terapi dapat menggunakan terapi
farmakologis maupun non-farmakologis.

Apakah rejimen pasien saat ini untuk anemia defisiensi besi sesuai? Jika tidak,
rekomendasi apa yang bisa Anda buat mengoptimalkan rejimen ini?

Suplemen zat besi diberikan unuk menggantikan kekurangan zat besi di dalam
tubuh. Suplemen ini lebih baik saat perut kosong. pEnggunaan suplemen zat
besi dalam jangka anjang hingga beberapa bulan.
Setelah upaya nonfarmakologis dicoba, apa yang akan dilakukan menjadi pilihan terapi
obat yang paling tepat untuknya, termasuk dosis dan jadwal? Berikan alasan untuk
jawaban Anda.
Bagaimana Anda memantau pasien ini untuk memastikan bahwa Anda tujuan
farmakoterapi telah tercapai? Bagaimana Anda menindaklanjutinya dengan dia
untuk memastikan resolusi sembelit?

Seorang farmasis mampu memberikan perhatian terhadap kondisi pasien. Untuk


itu seorang farmasis wajib memiliki keterampilan yang baik dalam berinteraksi
dengan pasien. Konseling merupakan proses interaktif dengan pasien/keluarga
pasien untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan sehingga
terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah
yang dihadapi pasien

Anda mungkin juga menyukai