Anda di halaman 1dari 25

ASKEP

KATARA
K
BY: ESTI OKTAVIANI P., Ns., M. Kep.
Pengertian
• Katarak adalah lensa yang
berkabut atau opak.
• Pada inspeksi visual, katarak
nampak abu2 atau putih susu.
Etiologi
• Proses penuaan
• Kongenital
• Trauma mata: tajam / tumpul
• Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
• Penyakit sistemik: DM, hipoparatiroidisme
• Terpajan sinar UV B yang lama
• Kelainan mata: uveitis (inflamasi traktus uvea) anterior
• Alkohol
• Merokok
• Asupan vit. antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu lama
KLASIFIKASI KATARAK
• Menurut terjadinya katarak dapat diklasifikasikan
menjadi :
1.Katarak Developmental
• Terjadinya katarak karena proses pertumbuhan
misalnya :katarak congenital, katarak juvenil
2 Katarak degeneratif
• Terjadinya katarak karena proses degenerasi misal
katarak senile
3. Katarak komplikata
• Terjadinya katarak karena komplikasi dari suatu
penyakit mata atau sistemik
4. Katarak traumatik
• Terjadinya katarak karena suatu trauma langsung
atau tidak langsung, bisa disertai dislokasi ke
anterior (depan) atau posterior (belakang) dari
lensa.
Menurut usia penderita katarak
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak Kongenital
• Katarak yang dijumpai sejak lahir atau usia < 1
tahun
2.Katarak Juvenil
• Katarak yang terlihat pada usia 1 tahun dan < 30
tahun
3.Katarak Presenilel
• Katarak yang terjadi pada usia 30 – 40 tahun
4.Katarak Senile
• Katarak yang dimulai pada usia > 40 tahun
PATOFISIOLOGI
• Bertambahnya usia – nukleus berubah warna
mjd coklat kekuningan – densitas di sekitar
opasitas – opasitas pada kapsul posterior.
• Perubahan fisik n kimia lensa – hilang
transparansi – perubahan serabut halus
multipel (zunula) memanjang dari badan
silier ke sekitar luar lensa – penglihatan
mengalami distorsi (melihat garis lurus mjd
bergelombang).
• Perubahan kimia protein lensa – koagulasi –
menghambat jalannya cahaya ke retina-
mengabutkan pandangan .
Manifestasi Klinis
• Penurunan ketajaman penglihatan
• Silau
• Pengembunan mutiara keabuan pada
pupil
• Pandangan kabur atau redup
• Susah melihat di malam hari
• Pupil tampak kekuningan, abu2 atau
putih
Penatalaksanaan
1. Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE,
intracapsular cataract extraction):
pengangkatan seluruh lensa. Zonula
dipisahkan-lensa diangkat dg cryoprobe,
yg diletakkan secara langsung pada
kapsula lentis. Bedah beku pada suhu
pembekuan, mengangkat lesi atau
abnormalitas. Instrumen bedah beku
bekerja dg prinsip logam dingin akan
melekat pada benda yang lembab.
Cryoprobe diletakkan pada kapsula lentis,
kapsul akan melekat pada probe. Lensa
2. Ekstraksi katarak
ekstrakapsuler(ECCE, extracapsular
cataract extraction). Mikroskop
digunakan utk melihat struktur mata
selama pembedahan. Prosedur:
pengambilan kapsula anterior, menekan
keluar nukleus lentis, mengisap sisa
fragmen kortikal lunak menggunakan
irigasi dan alat hisap. Prosedur ini
menjaga kapsula posterior dan zonula
lentis tetap utuh, sehingga dpt
mempertahankan arsitektur bagian
posterior mata.
3. Fakoemulsifikasi: pengambilan lensa
melalui insisi yg lebih kecil dg alat
ultrason frek. tinggi utk memecah
nukleus dan korteks lensa mjd partikel
kecil yg kemudian diaspirasi dan irigasi
kontinus. Penyembuhan lebih pendek
dan penurunan insiden astigmatisme
pascaoperasi.
• 4. Pengangkatan lensa – teknik ini
memerlukan koreksi optikal, dengan 3
metode:
a. Kaca mata apakia – memberikan
pandangan sentral yg baik. Pembesaran
25% - 30% -> penurunan dan distorsi
pandangan perifer -> kesulitan
memahami karena benda tampak jauh
lbih dekat dr sebenarnya (kesalahan
orientasi spasial). Kacamata -> aberasi
sferis (mengubah garis lurus mjd
lengkung). Kaca mata ini sangat tebal dan
membuat mata tampak sangat besar.
b. Lensa kontak – lebih nyaman dr kaca mata
apakia, tdk terjadi pembesaran bermakna
(5%-10%), tak terdapat aberasi sferis, tdk ada
penurunan lapang pandang, tdk ada
kesalahan orientasi spasial.
c. IOL (Implan Lensa Intraokuler): lensa
permanen plastik yang diimplantasi ke dalam
mata melalui pembedahan. IOL mampu
menghasilkan bayangan dengan bentuk dan
ukuran normal. 95% IOL dipasang di kamera
posterior dan 5% dipasang di kamera anterior.
Kontraindikasi: uveitis berulang, retinopati
diabetika proliferatif, dan glaukoma
neovaskuler.
Komplikasi
• Kerusakan endotel kornea
• Sumbatan pupil
• Glaukoma
• Perdarahan
• Fistula luka operasi
• Edema makula sistoid
• Pelepasan koroid
• Uveitis
• Endoftalmis.
• Pembentukan membran sekunder
Pendidikan pasien
• Pembatasan aktivitas:
- diperbolehkan: menonton TV dan membaca (jgn terlalu
lama)
- Aktivitas spt biasa ttpi dikurangi
- Awal: mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi /
shower (dg bantuan)
- Tdk boleh membungkuk atau mencondongkan kepala sedikit
ke belakang.
- Tidur dg perisai pelindung mata logam berlubang pd malam
hari, mengenakan kaca mata pd siang hari
- Ketika tidur: berbaring, telentang atau miring, tdk boleh
telungkup
- Aktivitas dg duduk
- Mengenakan kaca mata hitam
- Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu di lantai
• Dihindari (minimal 1 minggu):
- Tidur pada sisi yg sakit
- Menggosok mata, menekan kelopak untuk
menutup
- Mengejan saat defekasi
- Memakai sabun mendekati mata
- Mengangkat benda lebih dr 7 kg
- Hubungan seks
- Mengendarai kendaraan
- Batuk, bersin dan muntah
- Menundukan kepala sampai bawah pinggang
- Melipat lutut saja dan punggung tetap lurus
utk mengambil sesuatu di lantai.
• Obat dan perawatan mata
- Pergunakan obat sesuai aturan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memakai
obat
- Membersihkan mata dengan bola kapas steril
atau kasa yg dibasahi air steril atau larutan
NaCl, sapu kelopak mata dengan lembut dari
sudut dalam ke luar.
- Saat meneteskan mata: duduk dan kepala
condong ke belakang, dengan lembut tarik ke
bawah batas kelopak mata bawah
- Menggunakan semua obat tepat sesuai dengan
resep
• Melaporkan tanda dan gejala yang tak
biasa
- Nyeri pada dan sekitar mata, nyeri kepala
menetap
- Setiap nyeri yg tak berkurang dg obat
pengurang nyeri
- Nyeri diserti mata merah, bengkak atau keluar
cairan, inflamasi dan cairan dari mata
- Nyeri dahi dg onset mendadak
- Perubahan ketajaman penglihatan, kabur,
pandangan ganda, selaput pada lapang
penglihatan, kilatan cahaya, percikan atau
bintik di depan mata, halo di sekitar sumber
cahaya.
Diagnosa keperawatan
• Nyeri akut bd. Agen injuri biologis, fisik
Intervensi:
- Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO
sesuai resep
- Berikan kompres dingin
- Kurangi tingkat pencahayaan: cahaya diredupkan,
diberi tirai/kain
- Anjurkan penggunaan kaca mata hitam pada
cahaya kuat
• Ansietas bd. Kerusakan sensori, kurang
pemahaman perawatan pascaoperatif,
pemberian obat
- Orientasikan pasien pd lingkungan yg baru
- Jelaskan kegiatan perioperatif: preoperatif (tingkat
aktivitas, pembatasan diit, obat2an); intra operatif
(pentingnya berbaring diam selama pembedahan atau
memberi peringatan kepada ahli bedah ketika terasa
akan batuk atau berganti posisi, Muka ditutup dengan
kain dan diberi O2, suara bising dari peralatan yg tak
biasa, Pemantauan: pengukuran TD yg sering); pasca
operasi: pemberian posisi, pembalutan, tingkat
aktivitas, pentingnya bantuan untuk ambulasi sampai
stabil dan asekuat secara visual.
- Jelaskan prosedur dan intervensi
- Libatkan aktivitas sosial dan pengalihan
• Resiko cedera b.d kerusakan
penglihatan
- Bantu pasien ketika melakukan ambulasi
pascaoperasi sampai stabil dan mencapai
penglihatan dan keterampilan koping yang
memadai, menggunakan teknik bimbingan
penglihatan
- Bantu pasien menata lingkungan
- Orientasikan lingkungan
- Jangan memberikan tekanan pada mata yg
terkena trauma
- Gunakan prosedur saat memberikan obat
mata
• Resiko infeksi bd. Luka operasi
- Jaga teknik aseptik, cuci tangan sesering
mungkin
- Awasi tanda2 komplikasi (perdarahan,
peningkatan TIO, infeksi, kilatan cahaya,
reaksi efek samping obat)
- Jelaskan posisi yg dianjurkan
- Instruksikan pembatasan aktivitas – tirah
baring
- Jelaskan tindakan yg harus dihindari
- Berikan obat sesuai resep
Thank you . . .
• PERSIAPAN PASIEN PADA PRE OPERASI
PAKOEMULSIFIKASI
• PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI TRABEKULOTOMI
• PENDIDIKAN PASIEN POST OPERASI
PAKOEMULSIFIKASI DAN TRABEKULOTOMI

Anda mungkin juga menyukai