Anda di halaman 1dari 24

WRAP UP SKENARIO 2

BLOK MEDIKOLEGAL
B-3
“Mayat Perempuan di Kamar Kos”
SKENARIO 2
Mayat Perempuan di Kamar Kos

Mayat seorang permepuan diduga berusia 23 tahun


ditemukan meninggal di kamar kos-kosannya di daerah Salemba.
Korban ditemukan setengah telanjang dengan tangan diikat dan
mulut di sumpal. Mayat dalam keadaan mulai membusuk, berbau,
ditemukan belatung pda bagian lubang hidungnya, kulit mulai
mengelupas dan tampak pembuluh darah mulai melebar pada bagian
dada dan leher. Diperkirakan kejadian sekitar 3 hari yang lalu.
Polisi menduga korban diperkosa sebelum dibunuh. Tim
identifikasi mengambil sidik jari korban dan mengambil swab vagina
untuk memastikan adanya sperma pelaku
KATA SULIT
1. Perkosaan : Persetubuhan diluar nikah atas dasar pemaksaan/
kekerasan/ ancaman
PERTANYAAN
1. Mengapa pada mayat ditemukan belatung pada hidungnya ?
2. Bagaimana cara membedakan korban diperkosa lalu dibunuh
dengan dibunuh lalu diperkosa ?
3. Bagaimana cara menentukan waktu kematian ?
4. Mengapa pembuluh darah melebar hanya pada bagian dada dan
leher ?
5. Bagaimana pandangan islam tentang pembunuhan dan
pemerkosaan ?
6. Mengapa mayat bisa busuk dan berbau ?
7. Selain swab vagina dan sidik jari, pemeriksaan apa lagi yang
dilakukan ?
8. Cara menentukan penyebab kematian ?
JAWABAN
1. Bakteri usus menghasilkan gas kemudian menuju hidung dan mulut lalu
menimbulkan bau dan lalat datang dan berkembang biak
2. Dilihat dari robekan hymen, luka memar karena perlawanan sebelum
dibunuh, dan olah TKP
3. Salah satunya dilihat dari adanya belatung diperkiraan 36-40 jam
setelah dibunuh.
4. Karena asfiksi yang menyebabkan tonus otot menghilang dan
pembuluh darah yang pecah yang akhirnya vasodilatasi
5. Hukuman untuk pembunuhan terbagi atas
• Qishash : pelaku dibunuh juga
• Diyyat : bayar denda 100 ekor unta
6. Pemerkosaan yang menimbulkan efek psikologis terhadap korban
boleh digugurkan.
7. Tempat yang lembab membuat mayat cepat busuk dan adanya
belatung.
8. Visum, autopsy, dan penyelidikan TKP
9. Hasil autopsy dan Visum
Hipotesis
• Mati tidak wajar disebabkan oleh pembunuhan, bunuh diri, dan
kecelakaan. Proses yang terjadi setelah kematian adaalah
pembusukan oleh bakteri dan belatung. Untuk menentukan
penyebab kematian dapat diperoleh dari hasil autopsi, visum, dan
olah TKP. Pada kasus perkosaan ditemukan robekan hymen yang
tidak wajar dan luka memar serta olah TKP yang mendukung. Dalam
pandangan islam, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan dapat
dihukum sesuai syariat islam.
Sasaran Belajar
1. LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase Perubahan Kematian
2. LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Visum et Repertum
3. LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Investigasi Kasus Pemerkosaan
4. LI. 4. Memahami dan menjelaskan Pandangan Islam tentang
Pemerkosaan dan Pembunuhan
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
• Tanatologi = Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran
Forensik yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian
yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh
setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut

• Manfaat = untuk dapat menetapkan hidup atau matinya korban,


memperkirakan lama kematian korban, dan menentukan wajar atau
tidak wajarnya kematian korban
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
• Jenis Kematian =
1. Mati somatis (mati klinis) ialah suatu keadaan dimana oleh karena
sesuatu sebab terjadi gangguan pada ketiga sistem utama
tersebut yang bersifat menetap (Idries, 1997).
2. Mati suri (apparent death) ialah suatu keadaan yang mirip
dengan kematian somatis, akan tetapi gangguan yang terdapat
pada ketiga sistem bersifat sementara.
3. Mati seluler (mati molekuler) ialah suatu kematian organ atau
jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian
somatis.
4. Mati serebral ialah suatu kematian akibat kerusakan kedua
hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan
serebelum.
5. Mati otak (mati batang otak) ialah kematian dimana bila telah
terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang
irreversible, termasuk batang otak dan serebelum.
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
• Cara Mendeteksi Kematian
• Dengan berbagai macam pemeriksaan tertentu terkait dengan organ

• Perubahan pada tubuh setelah kematian


• Kerja jantung dan peredaran darah terhenti,
• Pernafasan berhenti,
• Refleks cahaya dan kornea mata hilang,
• Kulit pucat,
• Terjadi relaksasi otot.
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
• Tanda tidak pasti kematian
• Pernafasan berhenti,dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi,
auskultasi)
• Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba
• Kulit pucat, tapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya,karena
mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebuiruan
• Tonus otot menghilang dan ralaksasi. Relaksasi otot-otot wajah
menyebabkan kulit menimbul, sehingga kadang-kadang membuat orang
menjadi tampak lebih muda. Kelemasan otot sesaat setalah kematian
disebut relaksasi primer.
• Pembukuh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setalah
kematian
• Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang
masih dapat dihilangkan dengan menetaskan air
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian

• Tanda Pasti Kematian • Isi lambung


• Aktivitas serangga
• Livor Mortis • Olah TKP
• Rigor Mortis
Cadaveric Spasmus
Heat stiffening
Cold stiffening
• Suhu Tubuh
• Dekomposisi
Mummifikasi
Adipocere
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Visum et
Repertum
• Visum = Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis dari pihak
yang berwajib mengenai apa yang dilihat / diperiksanya berdasarkan keilmuan dan
berdasarkan sumpah, untuk kepentingan peradilan.

Dari definisi diatas dapatlah ditarik beberapa unsur penting, yaitu:


• LAPORAN TERTULIS
Sebaiknya diketik dan pada akhir alinea ditutup dengan garis
• DIBUAT OLEH DOKTER
Semua jenis ekahlian dokter dapat membuatnya.
• PERMINTAAN TERTULIS DARI PIHAK YANG BERWAJIB
Permintaan dari pihak-pihak lain tidak dapat dilayani (misalnya permintaan keluarga).
• APA YANG DILIHAT/ DIPERIKSA BERDASARKAN KEILMUAN
Merupakan bagian yang obyektif.
• BERDASARKAN SUMPAH
Dicantumkan di bagian penutup.
• KEPENTINGAN PERADILAN
Berarti bukan untuk kepentingan-kepentingan lain misalnya asuransi.
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
• Landasan Hukum
• Pasal 216 KUHP
• Pasal 222 KUHP
• Pasal 224 KUHP
• Pasal 184 KUHP
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
• Jenis Visum Et Repertum
1. Visum seketika adalah visum yang dibuat seketika oleh karena
korban tidak memerlukan tindakan khusus atau perawatan
dengan perkataan lain korban mengalami luka - luka ringan
2. Visum sementara adalah visum yang dibuat untuk sementara
berhubung korban memerlukan tindakan khusus atau perawatan.
3. Visum lanjutan adalah visum yang dibuat setelah berakhir masa
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Fase
Perubahan Kematian
Visum et repertum orang hidup dapat terdiri dari luka:
• Luka yang paling banyak terjadi adalah luka mekanis, biasanya luka
ini bisa Karena
• Luka benda tumpul
• Luka benda tajam
• Luka tembakan senjata api
• Kemudian luka akibat kekerasan fisis diantaranya adalah
• Luka akibat suhu tinggi atau luka bakar
• Luka akibat listrik.
• Luka akibat zat kimia terdiri dari
• Luka akibat asam kuat
• Akibat basa kuat
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Investigasi
Kasus Pemerkosaan
• Investigasi Kasus Pemerkosaan
• Tugas dokter dalam kasus delik kesusilaan ini adalah membuktikan :
• Adanya persetubuhan
• Adanya tanda kekerasan
• Adanya tanda kedewasaan
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Investigasi
Kasus Pemerkosaan
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Investigasi
Kasus Pemerkosaan
• KESIMPULAN VISUM ET REPERTUM:
1. Pada wanita ini : nama; umur (bila umur tidak diketahui, sebutkan
pantas dikawin/ tidak), didapatkan:
2. Tanda kekerasan…..
3. Selaput dara (deskripsi bentuk luka dan lokasi/ jam)…
4. Bila tidak ada kerusakan : tidak ada tanda kekerasan
5. Bila rusak : mengalami robek yang (bisa) diakibatkan oleh alat
kemaluan pria dalam keadaan ereksi.
6. Bila ragu : mengalami robek sehingga alat kemaluan pria dalam
keadaan tegang tidak dapat masuk tanpa mengakibatkan kerusakan
seperti ini.
7. Bila robek lama : terdapat robekan lama.
8. (Contoh deskripsinya : terdapat robekan yang tepinya masih/ tidak
berdarah, rata/ tidak, sampai kedasar/ tidak dan terdapat di tempat
yang sesuai dengan arah jarum jam pada jam…)
9. Didapatkan sperma pada pemeriksaan usap vagina…
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Investigasi
Kasus Pemerkosaan
• Pemeriksaan bercak air mani
1. Preparat tanpa pewarnaan (langsung):
2. Preparat dengan pewarnaan
Pewarnaan Baechi

• Pemeriksaan cairan mani


1. Reaksi Florence
2. Reaksi Berberio

• Pemeriksaan tersangka
• Menemukan epitel vagina pada penis tersangka dengan pemeriksaan
mikroskopis
LI. 4. Memahami dan menjelaskan Pandangan
Islam tentang Pemerkosaan dan Pembunuhan
• Hukum Jinayat
1. Jinayat Terhadap Jiwa
Pembunuhan dengan sengaja (al-‘amd) =
Pembunuhan dengan sengaja oleh seorang mukallaf secara sengaja (dan
terencana) terhadap jiwa yang terlindungi darahnya, dengan cara dan alat yang
biasanya dapat membunuh.
Pembunuhan yang mirip dengan sengaja (syibhu al-’amdi)
Membunuh dengan cara dan alat yang biasanya tidak membunuh.
Sangsi Hukuman:
Diyat = 100 unta, di antaranya 40 ekor yang sedang hamil
Pembunuhan karena keliru (al-khatha’)
kesalahan semata tanpa direncanakan, dan tidak ada maksud membunuh sama
sekali.
Sangsi Hukuman: Diyat berupa 100 ekor unta secara berangsur-angsur selama
tiga tahun.
2. Jinayat kepada badan selain jiwa
LI. 4. Memahami dan menjelaskan Pandangan
Islam tentang Pemerkosaan dan Pembunuhan
2. Jinayat kepada badan selain jiwa = Penganiayaan yang tidak
sampai menghilangkan nyawa:
ُ ‫ج َرا‬
Luka-luka ‫ح‬ ْ ‫جو‬
َ ‫َال‬ ُ ‫الشجَا‬
ُ
Lenyapnya fungsi anggota tubuh ِ‫منَافِع‬ َ ‫ال‬ ُ َ ‫إ ْتال‬
ْ ‫ف‬
ِ
Hilangnya anggota tubuh ‫ضا ِء‬ َ ‫ف األ َ ْع‬
ُ َ ‫إ ْتال‬
ِ
LI. 4. Memahami dan menjelaskan Pandangan
Islam tentang Pemerkosaan dan Pembunuhan
• HUKUM PERKOSAAN DALAM ISLAM
• Perkosaan dalam bahasa Arab disebut al wath`u bi al ikraah (hubungan
seksual dengan paksaan). Jika seorang laki-laki memerkosa seorang
perempuan, seluruh fuqaha sepakat perempuan itu tak dijatuhi hukuman
zina (had az zina), baik hukuman cambuk 100 kali maupun hukuman rajam.
• Pembuktian perkosaan
1. Pertama, pengakuan (iqrar) orang yang berbuat zina sebanyak empat
kali secara jelas, dan dia tak menarik pengakuannya itu hingga
selesainya eksekusi hukuman zina.
2. Kedua, kesaksian (syahadah) empat laki-laki Muslim yang adil (bukan
fasik) dan merdeka (bukan budak), yang mempersaksikan satu
perzinaan (bukan perzinaan yang berbeda-beda) dalam satu majelis
(pada waktu dan tempat yang sama), dengan kesaksian yang menyifati
perzinaan dengan jelas.
3. Ketiga, kehamilan (al habl), yaitu kehamilan pada perempuan yang tidak
bersuami.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai