Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL REVIEW

 Kelompok 9
Asmaul Husna (1501103010080)
Islahil Akmalia (1501103010071)
Jihan Rojana (1501103010091)
Rahmawati Putri (1501103010011)
CRITICAL REVIEW
JURNAL NASIONAL

Judul : Analisis Pengaruh Karakteristik Corporate Governance


terhadap Kinerja Perusahaan
( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Jurnal : Diponegoro journal of accounting
Volume dan halaman : Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017,
halaman 1-12
Ringkasan Artikel
Pendahuluan
 Perusahaan didirikan untuk memeaksimalkan kekayaan pemilik
perusahaan, dalam upaya mencapai kemakmuran pemilik perusahaan
diperlukan usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan (salvatore, 2005).
Kesejahteraan perusahaan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan
yang baik. Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja yang telah
dicapai, namun adanya perbedaan pada fungsi kepemilikan dan
pengendalian perusahaan menyebabkan corporate governance yang
lemah.
 Kelemahan pada sistem corporate governance di Asia telah banyak
dikaitkan dengan penyebab utama krisis ekonomi yang melanda pada
tahun 1997 (Kim et al, 2010; Dickinson dan Mullineus, 2001; Capulong et
al, 2000; Johnson et al, 2000). Monks dan Minow (2001) menyatakan
bahwa corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang
menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan
yang menentukan arah dan kinerja perusahaan.
 Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dari karakteristik
corporate governance dan struktur kepemilikan saham terhadap kinerja
perusahaan
Dasar Teoritis
 Dewan direksi merupakan mekanisme corporate
governance yang penting sebab, dewan direksi dapat
memastikan bahwa manajer mengikuti kepentingan
dewan sehingga, dapat menurangi konflik agensi yang
terjadi antara manajer dan pemegang saham.
 Mekanisme dalam corporate governance dapat
diperkuat dengan keberadaan dewan komisaris
independen. Dewan komisaris yang independen dapat
bertindak sebagai penengah dalam perselisihan antara
manajer internal dan memberikan nasihat kepada
direksi serta mengawasi kebijaksanaan direksi (Fama
dan Jensen,1983).
Lanjutan Dasar Teoritis
 Adrian Cadbury (1992) mengemukakan bahwa
corporate governance merupakan sistem yang
digunakan untuk mengatur dan mengendalikan atau
mengawasi perusahaan. Struktur corporate
governance salah satunya adalah keberadaan
komite audit. Keberadaan komite audit dapat
menjadikan perusahaan terkendali dan terkontrol
dengan baik sehingga dapat berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Hipotesis
o H1 : Besaran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
o H2 : Independensi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahan.
o H3 : Besaran komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan
o H4 : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
o H5 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
o H6 : Kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
o H7 : Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Kesimpulan
GCG dengan variabel (dewan direksi, dewan komisaris dan
komite audit) merupakan mekanisme corporate governance
yang memiliki tugas sebagai pelaksana dalam menentukan
arah dan kebijakan perusahaan serta pengawas manajer.
Oleh karena adanya konflik kepentingan antara Manajer
dengan pemegang saham, maka perlu adanya GCG (dewan
direksi, dewan komisaris dan komite audit) yang beretika dan
dapat menjadi penengah agar dapat mencapai kinerja
perusahaan yang lebih baik tanpa adanya self interest dari
pihak manapun. Keberadaan komite audit sebagai mekanisme
GCG juga dapat mengurangi berbagai kecurangan individu
akibat perlakuan tidak etis dalam pelaksanaan dan
pelaporan perusahaan yang tidak sesuai standar, yang
nantinya akan berdampak pada kinerja perusahaan.
Kekuatan dan Kelemahan Artikel
Kekuatan
 Pendahuluan
Di bagian pendahuluan terdapat pembahasan tentang GCG yang merupakan
implementasi dari etika dan fenomena krisis ekonomi di asia akibat kelemahan GCG.
 Dasar teoritis

Teori yang dipaparkan ada kaitannya dengan etika dan penerapan GCG melalui
variabel dewan komisaris, komite audit dan pemegang saham.
 Data dan metodologi

Data yang digunakan mudah diakses.


 Hasil dan pembahasan

Artikel ini membahas masalah GCG dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.
GCG dalam hal ini yang dibahas yaitu bagaimana dewan komisaris, komite audit dan
kepemilikan saham ditata dengan baik agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
 Kesimpulan

Simpulannya mencakup keseluruhan isi artikel mengenai GCG dan etika serta mudah
dipahami.
Kelemahan

 Pendahuluan
Terlalu banyak teori dibanding pendapat peneliti sendiri. sebaiknya dipaparkan pendapat
peneliti mengenai fenomena kegagalan penerapan GCC akibat lemahnya etika di sebuah
perusahaan.
 Dasar teori

Tidak ada sub bab tersendiri untuk menjelaskan definisi variabel penelitian seta terdapat
referensi dibawah 5 tahun terakhir.
 Data dan metodologi

Objek penelitian yang digunakan masih relatif terbatas yaitu hanya menggunkan perusahaan
manufaktur saja sehingga sample yang digunakan dalam penelitian dianggap masih kurang
mencakup kondisi kinerja perusahaan di Indonesia. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian hanya menggunakan besaran dewan direksi, independensi dewan komisaris
dan besaran komite audit dalam proksi karakteristik corporate governance dan belum
menambahkan variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
 Hasil dan pembahasan

Tidak menjelaskan mengenai GCG dan etika secara lebih mendalam.


 Kesimpulan

Menurut kami kesimpulannya sudah baik karena ada meyinggung tentang GCG dan etika.
Impikasi untuk riset berikutnya
 Sebagai teori dan referensi bagi riset mengenai GCG

Referensi lain
 Faozan, Akmad. (2013), implimentasi Good Corporate
Governance dan Peran Dewan Pengawas Syariah di Bnk
Syariah. Jurnal ekonomi islam, vol 7 No 1.
 Santoso, Agus. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap nilai Perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai
variabel intervening. SNAPER-EBIS 2017, hal 67-77.
CRITICAL REVIEW
JURNAL INTERNASIONAL
Judul : Impact Of Good Corporate Governance In
Corporate Performance
Jurnal : International Journal of Management and
Applied Science, ISSN: 2394-7926
Volume dan halaman : Volume-1, Issue-9, Oct.-2015
Penulis : Maria Inez Sanchia, Tuntun Salamantun Zen,
SE.,M.Si.,Ak
Ringkasan Artikel
Pendahuluan

 Pada pertengahan 1997 konsep GCG mulai banyak didiskusikan di Asia, termasuk
Indonesia. Indonesia ekonomi mengalami perlambatan pertumbuhan. Tidak hanya
Krisis Politik dan Sosial, tetapi juga dihadapi Indonesia Krisis ekonomi dan keuangan,
yang membuat perusahaan tidak mampu membayar hutang kepada bank dan
obligasi di mata uang asing. Nilai-nilai perusahaan miliki menurun ketika mereka
tidak mampu mengatasi krisis dan dapat membayar hutang. Sebagai dampak dari
krisis, banyak perusahaan tidak dapat bertahan dan akhirnya ambruk.

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak tata kelola perusahaan
yang baik terhadap kinerja suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang
berpartisipasi dalam The Indonesian Institute Corporate Governance (IICG) periode
2009-2012 berturut-turut sebagai sampel. Uji Analisis Data Panel dilakukan untuk
menunjukkan hubungannya. Berdasarkan analisis dan uji hipotesis, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari implementasi Good Corporate
Governance dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI): Self-
assessment, dokumen, makalah dan observasi terhadap kinerja perusahaan yang
diukur dengan EVA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan GCG
tidak berdampak pada perusahaan kinerja yang diukur dengan EVA.
Kajian Pustaka

 Good Corperate Governance (GCG)


Secara umum, Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem untuk
mengendalikan dan mengatur perusahaan, yang dapat dilihat dari mekanisme
hubungan antar semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Terdapat lima
prinsip dasar yaitu: transparency, accountability, responsibility,independency,
dan fairness.

 Economic Value Added


Steward, sebagai pendiri dan CEO evadimensions.com menyatakan bahwa
“Nilai tambah ekonomis atau keuntungan ekonomi adalah cara khusus untuk
mengukur laba yang lebih baik dari yang lain. Ini mengukur "keuntungan
ekonomi" dibandingkan dengan laba akuntansi. Ini diukur setelah dikurangi
“kesempatan” penuh biaya semua modal yang diinvestasikan dalam aset
bisnis. Itu tidak mengukur laba sampai semua investor, termasuk pemegang
saham, telah mendapatkan pengembalian minimum untuk menanggung risiko.
EVA, singkatnya, mengubah neraca menjadi beban lain untuk penghasilan,
sama seperti harga pokok penjualan. Menggunakan EVA disebabkan
manajemen untuk meningkatkan tanggung jawab mereka untuk meningkatkan
nilai pemegang saham. Menilai kinerja perusahaan menggunakan EVA
menyebabkan tujuan penyesuaian manajemen dengan kepentingan pemegang
saham.
Kesimpulan
Dalam setiap perusahaan memiliki keinginan untuk mencapai keberhasilan dan
kesuksesan. Tidak cuma jangka pendek¸ bahkan jangka panjang. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut, perlu adanya pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance)
yang dilandasi oleh integritas yang tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan GCG tidak berdampak pada perusahaan kinerja yang diukur dengan
EVA. Prinsip-prinsip GCG belum menjadi kultur dalam perusahaan dan belum
dimanfaatkan hingga pada tingkat penunjang kinerja perusahaan secara signifikan dan
dalam menilai kinerja perusahaan. Sistem birokrasi dan penegakan hukum yang masih
sangat buruk di Indonesia, serta pemberantasan korupsi yang lemah semakin
mendukung kurangnya keseriusan perusahaan perusahaan di Indonesia dalam
menerapkan Good Corporate Governance.
Disadari atau tidak, penerapan Good Corporate Governancedalam implementasi etika
dalam bisnis memiliki peran yang sangat besar. Pada intinya etika bisnis bukan lagi
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis tetapi menjadi
suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Salah satu contohnya pada prinsip-prinsip GCG
mencerminkan etika bisnis yang dapat memenuhi keinginan seluruh stakeholdernya.
Etika bisnis yang baik dan sehat menjadi kunci bagi suatu perusahaan untuk
membuatnya tetap berdiri kokoh dan tahan terhadap segala macam serangan
ketidakstabilan ekonomi.
Kekuatan dan Kelemahan artikel

A. Kekuatan
 Latar Belakang
Peneliti memaparkan secara jelas latar belakang alasan penelitian, yaitu menganalisis dampak tata
kelola perusahaan yang baik terhadap kinerja suatu perusahaan.

 Dasar Teori
Pemaparan mengenai kerangka pemikiran dijelaskan dengan baik dalam menggambarkan
hubungan antar variabel

 Data dan Metodologi


Uraian mengenai populasi dan sampel serta teknik analisis datanya dijelaskan dengan baik.

 Pembahasan
Interpretasi terkait hasil pengujian hipotesis sudah tepat, dengan penjelasannya yang ringkas.

 Kesimpulan
Simpulan di buat singkat dan jelas
Kelemahan
 Latar belakang
Tidak menjelaskan mengenai fenomena yang terjadi pada perusahaan (subjek) yang diteliti.

 Dasar teori
Teori yang dikemukan masih kurang variasi,

 Data dan metodologi


Tidak terdapat uraian mengenai definisi dan operasional variabel yang jelas. Kurangnya
sampel yang digunakan. Kurangnya jumlah sampel mungkin berdampak pada hasil data.
(Karena sampel mewakili populasi).
Pengukurannya hanya menggunakan EVA.

 Pembahasan
Tidak mengemukan pengaruh secara simultan, serta penjelasannya relatif sangat singkat

 Kesimpulan
Peneliti tidak menuliskan semua hasil dari hipotesis.
Implikasi untuk riset berikutnya
Adapun implikasi untuk riset berikutnya yaitu sebagai teori dan
pengembangan variabel indikator GCG.

Referensi Lain
Adegbite, E. (2015). Good corporate governance in Nigeria :
Antecedents , propositions. International Business Review, 24(2), 319–330.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai