Powerpoint Hipospadia
Powerpoint Hipospadia
1.Alfonsus Roga
2. Emiliana Wea Dhato
3. Frederikus X. Nuwa.
4.Katarina A. Siena.
5.Kristina Yasinta Redo
6.Maria Christina Bupu
7.Maria Gregoriana Bate Gale
8. Maria Marselina Awe
9. Maria Omeda Heda
10. Siti Maswain
A. LATARBELAKANG
Hipospadia terjadi pada 1 dalam 300 kelahiran anak
laki-laki dan merupakan anomali penis yang paling
sering.
Perkembangan uretra in uretro di mulai usia 8
minggu dan selesai dalam 15 minggu
Hipospadia terjadi bila penyatuan di garis tengah
lipatan uretra tidak lengkap sehingga meatus uretra
terbuka pada sisi ventral penis.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan
pada klien dengan Hipospadia.
2. Tujuan Khusus
Memahami definisi Hipospadia
Mengetahui etiologi, patofisiologi Hipospadia
Mengetahui manifestasi klinik Hipospadia
Mengetahui komplikasi Hipospadia
Mengetahui pelaksanaan Medis dan pelaksanaan
Keperawatan Hipospadia
Mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan
Hipospadia
A.DEFENISI
Hipospadia adalah merupakan kelainan bawaan berupa lubang uretra yang
terletak di bagian bawah dekat pangkal penis.
B. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara
lain :
1. Hipospadia disebabkan oleh kegagalan penutupan yang sempurna pada
bagian ventral lekuk uretra
2. kekurangan jumlah atau fungsi reseptor androgen
3. Terdapat presdisposisi genetik non-Mendelian pada hipospadia
4. Kriptorkismus (cacat perkembangan yang ditandai dengan kegagalan buah
zakar untuk turun ke dalam kandung buah zakar)
5. Penurunan sifat genetik
6. Faktor eksogen antara lain pajanan prenatal terhadap kokain, alkohol,
fenitoin, progestin, rubella, atau diabetes gestasional (
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang
dangkal di bagian bawah penis yang menyerupai meatus
uretra eksternus.
2. Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis,
menumpuk di bagian punggung penis.
3. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi
meatus dan membentang hingga ke glans penis, teraba lebih
keras dari jaringan sekitar.
4. Kulit penis bagian bawah sangat tipis.
5. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak
ada.
6. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar
dari glans penis..
7. Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke
kantung skrotum).
8. Kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal.
D. KOMPLIKASI
1. Striktur uretra (terutama pada sambungan meatus
uretra yang sebenarnya dengan uretra yang baru dibuat)
atau fistula
2. Infertility
3. Resiko hernia inguinal
4. Gangguan psikososial
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Kelainan terjadi akibat kegagalan lipatan
uretra untuk berfusi dengan sempurna pada
masa pembentukan saluran uretral embrionik.
Fungsi dari garis tengah dari lipatan uretra
tidak lengkap terjadi sehingga meatus uretra
terbuka pada sisi ventral dari penis
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan
menyerupai tapi yang menutup sisi dorsal dari
glans
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen
2. USG sistem kemih kelamin
3. BNO – IVP karena biasanya pada
hipospadia juga disertai dengan kelainan
kongenital ginjal
4. Kultur urine (Anak-hipospadia)
G.PENATALAKSANAAN MEDIS DAN
KEPERAWATAN
1.PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Operasi pelepasan chordee dan tunneling.
Dilakukan pada usia 1½ - 2 tahun. Pada tahap ini
dilakukan insisi chordee dari muara uretra sampai
ke glans penis.
b. Operasi ureteroplasti
Biasanya dilakukan enam bulan setelah operasi
pertama. Uretra dibuat dari kulit penis bagian
ventral yang di insisi secara longitudinal paralel di
kedua sisi.
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian fokus
Kaji biodata pasien
Kaji riwayat masa lalu : antenatal, natal
Kaji riwayat pengobatan ibu waktu hamil
Kaji keluhan utama
Kaji skala nyeri (post op.)
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi kelainan letak meatus uretra
Palpasi adanya distensi kandung kemih
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnosa pasien pre operasi :
Managemen regimen terapeutik tidak efektif b.d pola
perawatan keluarga
Perubahan eliminasi (retensi urine) b.d obstruksi
mekanik
Kecemasan b.d akan dilakukan tindakan operasi
2. Diagnosa pasien post operasi :
Kesiapan dalam peningkatan managemen regimen
terapeutik b.d petunjuk aktifitas adekuat
Nyeri b.d prosedur post operasi
Resiko tinggi infeksi b.d invasi kateter
Perubahan eliminasi urine b.d trauma operasi
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2016, jam
08.30, di Ruang Bougenville RSUD Bajawa Flores.
RESUME KASUS
An T umur 12 thn, MRS tgl 15 agustus dengan diagnosa
Hipospadia. Keluhan Utama: BAK lancar tetapi tidak
memancar. Sebelumnya pada tanggal 9 agustus 2016,
An. T berobat ke poli Bedah RSUD Bajawa. Setelah
dilakukan pemeriksaan An T didiagnosa Hipospadia.
Oleh dokter bedah dianjurkan untuk operasi. Rencana
tindakan operasi tanggal 17 Agustus 2016 jam 12.00.
Sekarang An. T dirawat di Ruang Bougenville. An. T
mengatakan cemas akan menjalani operasi, An. T terlihat
gelisah.
Pada pengkajian pola eliminasi
An. T mengatakan sebelum dan selama
sakit BAB 1 x/hari, BAK ± 5 x/hari
(1500 cc). BAK lancar tetapi tidak
memancar. Pada pemeriksaan
genetalia : terdapat kelainan letak meatus
uretra di penil. Pemeriksaan TTV :
N : 82 x/menit TD : 110/70 mmHg
S : 36.3’C, RR : 24 x/menit
No Data Masalah Etiologi