DISUSUN OLEH :
Ulima Dwi Permata 17360372
Cika Asih Lestari 17360299
Titra Yulianti 17360370
Popy Priharum Astinah 17360353
Puji Dwi Astuti 17360354
Marlina Puji Astuti 17360363
Intan Anggriani Yulissa 17360327
Zenia Fathona 17360377
Nurma Nisa Mufidah 17360352
Hasan Al-Banna 17360025
Arni Arizqi 102117121
Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan nasional.
Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan di Provinsi
Sumatera Utara.
Mahasiswa mengetahui kebijakan dan kewenangan pembangunan
kesehatan di Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten/Kota.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah
perencanaan strategi bidang kesehatan.
Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah kebijakan
pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Mahasiswa mengerti tentang pokok, unggulan maupun
spesifik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Mahasiswa mengerti tentang masalah-masalah yang
dihadapi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
1. KEPENDUDUKAN PROVINSI SUMATERA
UTARA
Berada di bagian barat Indonesia, 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur,
Luas daratan 72.981,23 km2
Berdasarkan luas daerah •- Luas daerah terbesar Kabupaten Langkat (6.262,00 km2) /8,58% dari
total wilayah Sumatera Utara
menurut kabupaten/kota di •- Luas daerah terkecil Kota Tebing Tinggi (31,00 km2)/ 0,04% dari total
Sumatera Utara : luas wilayah Sumatera Utara.
Sex Ratio •- Laki-laki < perempuan dengan sex ratio sebesar 99,60
•- rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota keluarga
Berdasarkan data BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 tercatat memiliki
Laju Pertumbuhan jumlah penduduk 14.102.911 jiwa terdiri dari 7.037.326 jiwa laki-laki dan
7.065.585 jiwa perempuan,
2. SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) :
- IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu, umur panjang dan hidup sehat,
pengetahuan dan standar hidup layak
- IPM tertinggi Medan (78,87), Pematang Siantar (76,34) dan Binjai (73,81).
- IPM terendah Nias Barat (58,25), Nias Selatan (59,74) dan Nias (58,85)
3. KEADAAN LINGKUNGAN
Rumah Sehat :
- Tahun 2015 dari 3.295.701 unit rumah, yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
1.987.270 (60,3%)
- Tahun 2016 terdapat 425.890 rumah yang di bina (32,55), memenuhi syarat kesehatan
ada sebanyak 233.949 rumah (54,93%), sehingga total rumah yang memenuhi syarat
sebesar 2.221.219 unit (67,40%)
Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Air Minum :
- Air kemasan (32,26%) -Pompa (19,22%)
-Sumur gali (18,92%) -Ledeng sebesar (13,58%)
-Mata air (12,04%) -Masih terdapat 3,98 % air minum bersumber dari
sungai dan air hujan
Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Kotoran/Tinja :
Berdasarkan Susenas 2016 SPAL 74,08%, lobang tanah/ pantai/ tanah lapang/ kebun
sebesar 12,88%, kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut sebesar 11,63% dan lainnya
sebesar 1,41%.
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM):
Tahun 2016 dari 15.912 unit TTU, yang memenuhi syarat kesehatan 11.481
(72,15%), meningkatan sebesar 0,36% di banding tahun 2015
4. KEADAAN PERILAKU MANUSIA
Keadaan Perilaku :
Penilaian RT ber-PHBS baik 6 indikator dari 10 indikator PHBS RT yang mempunyai balita dan 5 indikator
untuk tidak punya balita
Tahun 2015 mengalami penurunan 2,51% dari tahun 2014, tetapi pada tahun 2016 kemudian mengalami
peningkatan kembali sebesar 2,71 %
5. DERAJAT KESEHATAN
Angka Kematian Bayi (AKB) :
- Berdasarkan laporan profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2016 dari 281.449 bayi lahir
hidup, jumlah bayi yang meninggal sebanyak 1.132 bayi sebelum usia 1 tahun
Angka Kematian Balita (AKABA) :
- (AKABA) di Sumatera Utara tahun 2012 (SDKI) sebesar 54/1.000 KH
Angka Kematian Ibu (AKI):
- Berdasarkan SDKI AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 KH
Morbiditas (Angka Kesakitan) :
Diare :
- Jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 761.557 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 235.495 (30,92%)
- Kasus diare tertinggi Sibolga (99,28 %), Pakpak Barat (77,32%) dan Samosir (70,80%)
• Pneumonia :
- Tahun 2016 Perkiraan kasus sebesar 280.620 kasus, yang ditemukan dan ditangani hanya sebesar 16.000 kasus
(5,70%)
TB Paru :
- Tahun 2016 Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+) mencapai 105,02/100.000 penduduk
- 3 Kab/Kota tertinggi adalah Kota Medan sebesar 3.006/100.000, Kab. Deli Serdang sebesar 2.184/100.000 dan
Simalungun sebesar 962/100.000.
- 3 Kab/Kota terendah adalah Kabupaten Nias Barat sebesar 50/100.000, Pakpak Barat sebesar 67/100.000 dan
Gunung Sitoli sebesar 68/100.000
Acute Flaccid Paralyses (AFP) :
- Tahun 2016 kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan sebanyak 86 kasus dari 4.422.372 jiwa anak berumur <
15 tahun
HIV/AIDS :
- Tahun 2016 Penambahan kasus baru HIV tahun 2016 sebesar 1.352 kasus dan kematian akibat AIDS
sebanyak 392 kasus.
- 3 Kabupaten/Kota dengan penderita baru HIV/AIDS Kota Medan yaitu 617 kasus, Kabupaten Deli Serdang
189 kasus dan Kab. Karo sebanyak 178 kasus
Kusta : prevalensi rate kusta di Provinsi Sumatera Utara masih melatif rendah 1,36 per 100,000 penduduk
Demam Berdarah Dengue (DBD)
- tahun 2016 kasus DBD di Sumatera Utara sebanyak 8.715 kasus
dengan angka kesakitan atau Insidance Rate (IR) sebesar 63,3/100.000
penduduk
- Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni sebanyak 1.784
kasus dengan CFR 0,62%
Filariasis
Pada tahun 2016 jumlah kasus baru filariasis dilaporkan sebanyak 30
kasus baru dan jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2015 (44
kasus).
Sehingga total jumlah kasus filariasis yang tercata sampai dengan
tahun 2016 adalah sebanyak 148 kasus dan angka kesakitan
penduduk akibat filariasis dikonfersikan sebesar 1,08/100.000 penduduk
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Dinas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Sekretaris - Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
- Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Sub Bagian Umum
- Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
- Sub Bagian Keuangan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
- Sub Bagian Program -Seksi Kefarmasian
-Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat -Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Unit Pelaksana Teknis Dinas
- Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat –Rumah Sakit Kesehatan Indra Masyarakat
–Rumah Sakit Kesehatan Paru Masyarakat
- SeksiKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja –UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit –UPT Pelatihan Kesehatan
- Seksi Surveilans dan Imunisasi –UPT Provincial Training Center Kesehatan Masyarakat
–UPT Rumah Sakit Kusta Lausimomo
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular –UPT Pelayanan Ambulan dan Pengaduan Masyarakat
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kelompok Jabatan Fungsional
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN
BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI
PUSKESMAS
(ORIENTASI DI PUSKESMAS PASAR MERAH)
Puskesmas
•Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -
Pengertian tingginya di Wilayah Kerjanya.
•Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat.
•Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
•Hidup dalam lingkungan sehat.
Tujuan •Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Jumlah
Luas Jumlah Jumlah Penduduk Jumlah
No Kelurahan Wilayah Lingkungan Laki- Perempuan Penduduk
(Ha) RW KK laki
1 Teladan 70,52 13 - 3.478 5.508 5.076 10.584
Timur
2 Pasar 31,82 8 - 1.632 1.532 1.605 3.137
Merah
barat
3 Kota 30.06 19 - 1.746 2.625 2.721 5.346
Matsum III
1. ISPA 412 402 390 0 423 440 246 390 208 254 179 3240
2. Hipertensi 55 62 44 34 48 34 44 36 62 48 61 528
3. Diare 42 46 0 27 33 17 59 32 61 43 18 378
9. Dyspepsia 28 34 0 8 14 0 0 0 0 0 0 84
3. TOGA Binaan 210 205 193 193 205 205 205 193 193 205 205 205 2417
4. Kegiatan Promkes
Penyuluhan Kesehatan 10 8 6 6 2 4 5 7 11 4 5 7 75
Jumlah kunjungan Rumah 165 220 150 105 121 158 632 479 89 25 380 300 2824
Penyebaran Informasi 1440 2000 3120 2800 680 863 1835 4222 4970 2900 4750 3500 33080
5. PHBS Rumah Tangga 65 % 2580 120 170 150 105 171 158 632 140 89 70 380 300 1385 53 % Belum
Tercapai
7. UKBM
Posyandu 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 100% Tercapai
Poskestren 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100% Tercapai
SBH 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 100% Tercapai
TOGA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% Tercapai
Laporan Petugas Kesling UPT Puskesmas Pasar Merah tahun 2018
Indikator Sasaran Jumlah yang memenuhi Target Pencapaian
criteria
KIA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
11 Kunjungan Balita Lengkap 96% 1643 163 151 139 191 142 123 257 129 133 131 31 54 1644 100% Tercapai
KB Lama-Baru UPT Puskesmas Pasar Merah Januari - Desember 2018
No Bulan Peserta Jenis KB
IUD Kondom Implan Suntik Pil
1. Januari Baru 0 0 0 0 0
Lama 3 3 0 173 18
2. Februari Baru 1 2 3 40 10
Lama 1 2 0 170 29
3. Maret Baru 0 0 0 17 2
Lama 3 3 1 136 13
4. April Baru 3 1 1 28 2
Lama 0 1 0 14 15
5. Mei Baru 1 0 0 19 3
Lama 1 0 2 125 13
6. Juni Baru 1 1 0 20 4
Lama 0 0 0 160 7
7. Juli Baru 2 2 0 23 0
Lama 0 0 1 20 20
8. Agustus Baru 0 0 0 11 1
Lama 0 0 0 100 270
9. September Baru 0 0 0 21 0
Lama 0 0 0 128 15
10. Oktober Baru 0 0 0 12 5
Lama 0 0 0 160 3
11. November Baru 0 0 0 25 10
Lama 0 0 0 105 10
12. Desember Baru 0 0 0 5 2
Lama 0 0 0 105 150
Upaya Perbaikan Gizi
Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelilaan
terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas
meliputi :
Upaya perbaikan gizi keluarga
Upaya perbaikan gizi Institusi
Upaya penanggulangan kelainan gizi
Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium
Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan kurang energi kronis
Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain
Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
No Bulan Penyakit
Diare TB ISPA DBD HIV IMS Hepatitis
1. Januari 42 1 412 0 0 0 0
2. Februari 46 7 402 0 0 0 0
3. Maret 0 0 0 1 0 0 0
4. April 27 0 0 1 0 0 0
5. Mei 33 4 423 1 0 0 0
6. Juni 17 4 440 1 0 0 0
7. Juli 59 5 390 0 0 0 0
8. Agustus 32 4 276 2 0 0 0
9. September 0 0 0 0 0 0 0
10. Oktober 61 3 108 3 0 0 0
11. November 1 2 3 4 0 0 0
12. Desember 0 0 0 3 0 0 0
Jumlah 318 30 2524 15 0 0 0
Data Penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah 2018
Jml
cNo. Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des (Jiwa
)
1. 42 46 24 27 34 17 59 32 0 61 41 30 413
Kasus Penyakit ISPA di Puskesmas Mandala Januari - September 2018
Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah 2018
Jml
No Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
(Jiwa)
1. 410 402 165 383 423 440 390 429 0 208 254 280 3886
6. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
- Pemberian Asi
Stunting
Definisi Operasional :
Total 50 100
Balita laki-laki berjumlah 22 (42,30%) dan balita perempuan 30 (57,69%). Balita yang
memiliki riwayat pemberian ASI Eksklusif berjumlah 37 (71.86%) dan yang tidak ASI
Eksklusif berjumlah 15 (28.84%). Balita pendek berjumlah 9 (17.30%), yang sangat pendek
berjumlah 4 (7,69%), balita yang normal berjumlah 36 (69,23%), dan balita tinggi
berjumlah 3 (5.76%). Balita dengan ASI Ekslusif dengan status gizi normal berjumlah 34
(65.3%), balita dengan ASI Eksklusif dengan status gizi stunting berjumlah 3 (5.76%), balita
dengan ASI Eksklusif dengan status gizi tinggi berjumlah 3 (5.76%). Dan untuk balita yang
tidak ASI Eksklusif dengan gizi normal berjumlah 2 (3.84%), balita tidak ASI Eksklusif
dengan status gizi stuntimg berjumlah 10 (19.2%) dan balita tidak ASI Eksklusif dengan
status gizi tinggi yaitu 0.
Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan Provinsi Sumatra Utara
Tahun 2019 dengan p-value = 0,000 (0,000< 0,05).
SARAN
1.Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi dan menganalisis
program - program Kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kota Medan
Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih membina dan mengevaluasi
Puskesmas yang ada di wilayah Kota Medan dalam menjalankan program-program
yang ada di Puskesmas
3. Puskesmas Pasar Merah
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya melakukan kunjungan
untuk memantau kesehatan bayi terkait pertumbuhan dan perkembangannya.
Menyarankan untuk melakukan 12 indikator PHBS.
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya kebersihan lingkungan.
Penganjuran penerapan KIA
Memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap tentang ISPA
Memberikan Informasi dan pengetahuan lengkap terkait Diare
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya melakukan kunjungan untuk
memantau kesehatan bayi terkait pertumbuhan dan perkembangannya.
Menyarankan untuk melakukan 12 indikator PHBS.
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya kebersihan lingkungan.
Penganjuran penerapan KIA
Memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap tentang ISPA
Memberikan Informasi dan pengetahuan lengkap terkait Diare
Bagi Pasien/Responden
Penderita stunting sebaiknya melakukan kontrol secara rutin di Puskesmas agar bisa
mengontrol kesehatan dan gizi, dan perlu ada konseling mengenai stunting
Fakultas kedokteran Malahayati
Diharapkan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati menjadikan penelitian ini sebagai bahan acuan untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
Disarankan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati agar berperan aktif dalam kegiatan program-program
kesehatan masyarakat.
Peneliti selanjutnya
Diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah
satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian
lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya, variabel yang berbeda, dan
jumlah sampel yang lebih banyak.
TERIMA KASIH