Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH :
Ulima Dwi Permata 17360372
Cika Asih Lestari 17360299
Titra Yulianti 17360370
Popy Priharum Astinah 17360353
Puji Dwi Astuti 17360354
Marlina Puji Astuti 17360363
Intan Anggriani Yulissa 17360327
Zenia Fathona 17360377
Nurma Nisa Mufidah 17360352
Hasan Al-Banna 17360025
Arni Arizqi 102117121

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Menurut UU RI No.36 tahun 2009
 Perpres RI No.72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
 Visi Dinkes Provinsi Sumatera Utara  ‘’Mewujudkan Provinsi Sumatera
Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing”
 Misi Dinkes Provinsi Sumatera Utara :
1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau.
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan.
TUJUAN

Tujuan Umum
 Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan nasional.
 Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan di Provinsi
Sumatera Utara.
 Mahasiswa mengetahui kebijakan dan kewenangan pembangunan
kesehatan di Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten/Kota.
Tujuan Khusus
 Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah
perencanaan strategi bidang kesehatan.
 Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah kebijakan
pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
 Mahasiswa mengerti tentang pokok, unggulan maupun
spesifik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
 Mahasiswa mengerti tentang masalah-masalah yang
dihadapi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
1. KEPENDUDUKAN PROVINSI SUMATERA
UTARA

Berada di bagian barat Indonesia, 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur,
Luas daratan  72.981,23 km2

Berdasarkan luas daerah •- Luas daerah terbesar  Kabupaten Langkat (6.262,00 km2) /8,58% dari
total wilayah Sumatera Utara
menurut kabupaten/kota di •- Luas daerah terkecil  Kota Tebing Tinggi (31,00 km2)/ 0,04% dari total
Sumatera Utara : luas wilayah Sumatera Utara.

Sex Ratio •- Laki-laki < perempuan dengan sex ratio sebesar 99,60
•- rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota keluarga

Berdasarkan data BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 tercatat memiliki
Laju Pertumbuhan jumlah penduduk 14.102.911 jiwa terdiri dari 7.037.326 jiwa laki-laki dan
7.065.585 jiwa perempuan,
2. SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) :
- IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu, umur panjang dan hidup sehat,
pengetahuan dan standar hidup layak
- IPM tertinggi  Medan (78,87), Pematang Siantar (76,34) dan Binjai (73,81).
- IPM terendah  Nias Barat (58,25), Nias Selatan (59,74) dan Nias (58,85)

3. KEADAAN LINGKUNGAN
Rumah Sehat :
- Tahun 2015  dari 3.295.701 unit rumah, yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
1.987.270 (60,3%)
- Tahun 2016  terdapat 425.890 rumah yang di bina (32,55), memenuhi syarat kesehatan
ada sebanyak 233.949 rumah (54,93%), sehingga total rumah yang memenuhi syarat
sebesar 2.221.219 unit (67,40%)
 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Air Minum :
- Air kemasan (32,26%) -Pompa (19,22%)
-Sumur gali (18,92%) -Ledeng sebesar (13,58%)
-Mata air (12,04%) -Masih terdapat 3,98 %  air minum bersumber dari
sungai dan air hujan
 Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Kotoran/Tinja :
Berdasarkan Susenas 2016 SPAL 74,08%, lobang tanah/ pantai/ tanah lapang/ kebun
sebesar 12,88%, kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut sebesar 11,63% dan lainnya
sebesar 1,41%.
 Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM):
Tahun 2016  dari 15.912 unit TTU, yang memenuhi syarat kesehatan 11.481
(72,15%), meningkatan sebesar 0,36% di banding tahun 2015
4. KEADAAN PERILAKU MANUSIA
Keadaan Perilaku :
 Penilaian RT ber-PHBS baik  6 indikator dari 10 indikator PHBS RT yang mempunyai balita dan 5 indikator
untuk tidak punya balita
 Tahun 2015 mengalami penurunan 2,51% dari tahun 2014, tetapi pada tahun 2016 kemudian mengalami
peningkatan kembali sebesar 2,71 %
5. DERAJAT KESEHATAN
 Angka Kematian Bayi (AKB) :
- Berdasarkan laporan profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2016 dari 281.449 bayi lahir
hidup, jumlah bayi yang meninggal sebanyak 1.132 bayi sebelum usia 1 tahun
 Angka Kematian Balita (AKABA) :
- (AKABA) di Sumatera Utara tahun 2012 (SDKI) sebesar 54/1.000 KH
 Angka Kematian Ibu (AKI):
- Berdasarkan SDKI  AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 KH
 Morbiditas (Angka Kesakitan) :
Diare :
- Jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 761.557 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 235.495 (30,92%)
- Kasus diare tertinggi  Sibolga (99,28 %), Pakpak Barat (77,32%) dan Samosir (70,80%)
• Pneumonia :
- Tahun 2016  Perkiraan kasus sebesar 280.620 kasus, yang ditemukan dan ditangani hanya sebesar 16.000 kasus
(5,70%)
 TB Paru :
- Tahun 2016  Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+) mencapai 105,02/100.000 penduduk
- 3 Kab/Kota tertinggi adalah Kota Medan sebesar 3.006/100.000, Kab. Deli Serdang sebesar 2.184/100.000 dan
Simalungun sebesar 962/100.000.
- 3 Kab/Kota terendah adalah Kabupaten Nias Barat sebesar 50/100.000, Pakpak Barat sebesar 67/100.000 dan
Gunung Sitoli sebesar 68/100.000
 Acute Flaccid Paralyses (AFP) :
- Tahun 2016  kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan sebanyak 86 kasus dari 4.422.372 jiwa anak berumur <
15 tahun
 HIV/AIDS :
- Tahun 2016  Penambahan kasus baru HIV tahun 2016 sebesar 1.352 kasus dan kematian akibat AIDS
sebanyak 392 kasus.
- 3 Kabupaten/Kota dengan penderita baru HIV/AIDS  Kota Medan yaitu 617 kasus, Kabupaten Deli Serdang
189 kasus dan Kab. Karo sebanyak 178 kasus
 Kusta : prevalensi rate kusta di Provinsi Sumatera Utara masih melatif rendah  1,36 per 100,000 penduduk
 Demam Berdarah Dengue (DBD)
- tahun 2016  kasus DBD di Sumatera Utara sebanyak 8.715 kasus
dengan angka kesakitan atau Insidance Rate (IR) sebesar 63,3/100.000
penduduk
- Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni sebanyak 1.784
kasus dengan CFR 0,62%

 Filariasis
Pada tahun 2016 jumlah kasus baru filariasis dilaporkan sebanyak 30
kasus baru dan jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2015 (44
kasus).
Sehingga total jumlah kasus filariasis yang tercata sampai dengan
tahun 2016 adalah sebanyak 148 kasus dan angka kesakitan
penduduk akibat filariasis dikonfersikan sebesar 1,08/100.000 penduduk
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
STRUKTUR ORGANISASI
 Kepala Dinas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
 Sekretaris - Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
- Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Sub Bagian Umum
- Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
- Sub Bagian Keuangan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
- Sub Bagian Program -Seksi Kefarmasian
-Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
 Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat -Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Unit Pelaksana Teknis Dinas
- Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat –Rumah Sakit Kesehatan Indra Masyarakat
–Rumah Sakit Kesehatan Paru Masyarakat
- SeksiKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja –UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
 Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit –UPT Pelatihan Kesehatan
- Seksi Surveilans dan Imunisasi –UPT Provincial Training Center Kesehatan Masyarakat
–UPT Rumah Sakit Kusta Lausimomo
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular –UPT Pelayanan Ambulan dan Pengaduan Masyarakat
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kelompok Jabatan Fungsional
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN
BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI
PUSKESMAS
(ORIENTASI DI PUSKESMAS PASAR MERAH)
Puskesmas
•Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -
Pengertian tingginya di Wilayah Kerjanya.

•Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat.
•Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
•Hidup dalam lingkungan sehat.
Tujuan •Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

•Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan


•Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Fungsi •Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas Pasar Merah

Sejarah a.Puskesmas Pasar Merah dibangun pada tahun 1968


Singkat b. Yang terletak di jl.HM Joni no.104,Teladan Timur, kota Medan,Sumatera Utara
Puskesmas
Pasar c. Pada saat ini Pusekesmas Pasar merah di pimpin oleh dr. El rina (Mulai 16 Mei 2013
Merah s/d sekarang), sedangkan jumlah pegawai terdiri dari 37 orang
DATA GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS PUSKESMAS PASAR MERAH
Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas Pasar Merah melayani empat kelurahan yang
ada di wilayah kerja di Kecamatan Medan Kota yaitu:
1. Kelurahan Teladan Timur
2. Kelurahan Pasar Merah Barat
3. Kelurahan Kota Matsum III
4. Kelurahan Sei Rengas I dengan 14
UPT Puskesmas Pasar Merah terletak di jl.HM Joni no.104,Teladan Timur, kota Medan,Sumatera
Utara
, dengan batas wilayah:
1.Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Pasar merah Timur
2.Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Sudirejo I
3.Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Teladan Barat
4.Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Desa Binjai
 Luas wilayah = 165,5 Ha
 Jumlah Penduduk = 23.623 jiwa
 Jumlah laki-laki = 11.845 jiwa
 Jumlah Perempuan = 11.778 jiwa
 Jumlah Kelurahan = 4 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan = 54 Lingkungan
1. Data Demografi Berdasarkan Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah
Periode 2018

Jumlah
Luas Jumlah Jumlah Penduduk Jumlah
No Kelurahan Wilayah Lingkungan Laki- Perempuan Penduduk
(Ha) RW KK laki
1 Teladan 70,52 13 - 3.478 5.508 5.076 10.584
Timur
2 Pasar 31,82 8 - 1.632 1.532 1.605 3.137
Merah
barat
3 Kota 30.06 19 - 1.746 2.625 2.721 5.346
Matsum III

4 Sei Rengas I 29,10 14 - 1.788 2.180 2.376 4.556

Jumlah 161,5 54 - 8.644 11.845 9.329 23.623


Sarana Kesehatan
Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah tahun 2018
No. Sarana kesehata Jumlah
1 Puskesmas 1
2 Klinik Spesialis Berkelompok 1
3 BPU/Klinik 5
4 Rumah Sakit Swasta 2
5 Apotek 15
6 Praktek Dokter Spesialis 15
7 Praktek Dokter Umum 28
8 Praktek Dokter Gigi 24
9 Rumah Bersalin 6
10 Posyandu 27
11 Praktek sinse 2
12 Praktek Bidan 2
13 Tukang Gigi 1
14 Optik 1
15 Laboratorium 1
16 Praktek fisioterapi 1
Total 132
Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pasar
Merah Periode Januari - Desember 2018
No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jumlah

1. ISPA 412 402 390 0 423 440 246 390 208 254 179 3240

2. Hipertensi 55 62 44 34 48 34 44 36 62 48 61 528

3. Diare 42 46 0 27 33 17 59 32 61 43 18 378

4. Penyakit Rongga Mulut dan 54 0 34 34 38 30 24 21 0 0 58 293


rahang

5. Tonsilitis 0 0 0 289 0 0 0 0 0 0 0 289

6. Gangguan Gigi dan 51 37 32 43 35 27 32 0 0 0 0 257


Penyangga lain

7. Penyakit kulit karena infeksi 24 28 0 22 0 17 31 33 0 20 0 175

8. Penyakit sistem otot dan 44 36 0 0 0 0 29 23 0 39 0 171


pengikat

9. Dyspepsia 28 34 0 8 14 0 0 0 0 0 0 84

10. Penyakit kulit karena jamur 19 18 0 4 0 8 13 13 0 10 0 85


PROGRAM PRIORITAS PUSKESMAS PASAR MERAH
Upaya Promosi Kesehatan
No Kegiatan Target Sasaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumla % Pencapaia
h n
1. Posyandu Aktif 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 100%
2. Posyandu Purnama 45 % 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 100 % Tercapai

3. TOGA Binaan 210 205 193 193 205 205 205 193 193 205 205 205 2417
4. Kegiatan Promkes
Penyuluhan Kesehatan 10 8 6 6 2 4 5 7 11 4 5 7 75

Jumlah kunjungan Rumah 165 220 150 105 121 158 632 479 89 25 380 300 2824

Penyebaran Informasi 1440 2000 3120 2800 680 863 1835 4222 4970 2900 4750 3500 33080

5. PHBS Rumah Tangga 65 % 2580 120 170 150 105 171 158 632 140 89 70 380 300 1385 53 % Belum
Tercapai

6. Promkes Pada SD 36 % 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 % Belum


Tercapai

D.s Siaga Aktif Pratama 40 % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 % Tercapai

7. UKBM
Posyandu 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 100% Tercapai
Poskestren 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100% Tercapai
SBH 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 100% Tercapai
TOGA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% Tercapai
Laporan Petugas Kesling UPT Puskesmas Pasar Merah tahun 2018
Indikator Sasaran Jumlah yang memenuhi Target Pencapaian
criteria

Rumah Sehat 4907 3105 60% 63,3% (Tercapai)


Air minum 23814 23256 86% 97,6% (Tercapai)
Ketersediaan air bersih 23256 23814 86% 97,6% (Tercapai)
Jamban 23814 22614 64% 94,9% (Tercapai)

Tempat-tempat umum (TTU) 76 42 68% 55,2% (Belum Tercapai)

Tempat pengolahan makanan (TPM) 44 25 68% 56,8% (Belum Tercapai)

Desa SBS (Stop Buang Air Besar 54 31 34% 57,4% (Tercapai)


Sembarangan)
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
UPT Pasar Merah Januari s/d Desember 2018

KIA

No Nama Kegiatan Target Sasaran Pencapaian Jumlah % Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. K1 95% 455 38 36 39 34 39 37 71 33 40 29 43 30 455 100% Tercapai

2. K4 90% 455 36 34 35 34 37 34 68 33 37 27 42 25 442 97% Tercapai

3. Deteksi Resiko Tinggi 20% 91 6 8 7 7 5 2 16 11 13 8 5 2 90 99% Tercapai

4. Persalinan Nakes 90% 438 36 34 35 34 37 36 68 33 37 27 42 25 438 100% Tercapai

5. Persalinan dengan Komplikasi 20% 438 0 11 7 7 1 2 24 11 13 8 5 2 91 21% Tercapai

6. Kunjungan Nifas Lengkap 90% 438 36 34 35 34 37 36 68 33 37 27 42 25 438 100% Tercapai

7. KN1 95% 455 46 34 35 34 37 26 68 33 37 27 42 25 444 98% Tercapai


8. KN Lengkap 90% 455 36 29 35 31 32 24 73 37 34 32 37 25 425 93% Tercapai

9. Komplikasi Neonatus Tertangani 20% 455 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% Belum


Tercapai

10. Kunjungan Bayi Lengkap 96% 455 36 30 32 35 32 24 54 37 34 32 37 25 408 90% Belum


Tercapai

11 Kunjungan Balita Lengkap 96% 1643 163 151 139 191 142 123 257 129 133 131 31 54 1644 100% Tercapai
KB Lama-Baru UPT Puskesmas Pasar Merah Januari - Desember 2018
No Bulan Peserta Jenis KB
IUD Kondom Implan Suntik Pil
1. Januari Baru 0 0 0 0 0
Lama 3 3 0 173 18
2. Februari Baru 1 2 3 40 10
Lama 1 2 0 170 29
3. Maret Baru 0 0 0 17 2
Lama 3 3 1 136 13
4. April Baru 3 1 1 28 2
Lama 0 1 0 14 15
5. Mei Baru 1 0 0 19 3
Lama 1 0 2 125 13
6. Juni Baru 1 1 0 20 4
Lama 0 0 0 160 7
7. Juli Baru 2 2 0 23 0
Lama 0 0 1 20 20
8. Agustus Baru 0 0 0 11 1
Lama 0 0 0 100 270
9. September Baru 0 0 0 21 0
Lama 0 0 0 128 15
10. Oktober Baru 0 0 0 12 5
Lama 0 0 0 160 3
11. November Baru 0 0 0 25 10
Lama 0 0 0 105 10
12. Desember Baru 0 0 0 5 2
Lama 0 0 0 105 150
Upaya Perbaikan Gizi
Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelilaan
terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas
meliputi :
 Upaya perbaikan gizi keluarga
 Upaya perbaikan gizi Institusi
 Upaya penanggulangan kelainan gizi
 Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium
 Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
 Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan kurang energi kronis
 Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
 Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain
 Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih
 keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
No Bulan Penyakit
Diare TB ISPA DBD HIV IMS Hepatitis

1. Januari 42 1 412 0 0 0 0
2. Februari 46 7 402 0 0 0 0
3. Maret 0 0 0 1 0 0 0
4. April 27 0 0 1 0 0 0
5. Mei 33 4 423 1 0 0 0
6. Juni 17 4 440 1 0 0 0
7. Juli 59 5 390 0 0 0 0
8. Agustus 32 4 276 2 0 0 0
9. September 0 0 0 0 0 0 0
10. Oktober 61 3 108 3 0 0 0
11. November 1 2 3 4 0 0 0
12. Desember 0 0 0 3 0 0 0
Jumlah 318 30 2524 15 0 0 0
 Data Penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah 2018

Jml
cNo. Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des (Jiwa
)

1. 42 46 24 27 34 17 59 32 0 61 41 30 413
 Kasus Penyakit ISPA di Puskesmas Mandala Januari - September 2018
 Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah 2018

Jml
No Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
(Jiwa)
1. 410 402 165 383 423 440 390 429 0 208 254 280 3886
6. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah Upaya yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan
Puskesmas yang telah ada, yaitu:

 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


 Upaya Kesehatan Olahraga
 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
 Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
 Upaya Kesehatan Mata (UKM)
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut (USILA)
 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (BATRA)
 Laboratorium Sederhana dan pemeriksaan sputum BTA
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Merah
Kegiatan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik Senior
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pasar Merah, mulai tanggal senin, 28 januari s/d
jumat 15 Februri 2019.
Adapun kegiatan yang kami lakukan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Merah antara
lain:
 Ruang poli umum
 Ruang farmasi
 Ruang KIA dan KB
 Ruang poli gigi
 Ruang laboratorium
 Ruang pendaftaran
 Melakukan survei keluarga sehat 2019
 Melakukan penyuluhan mengenai HIV/AIDS, Merokok, Diare, DBD, Cacingan, Cuci Tangan,
DM, PPOK, Hipertensi, Tb Paru, ISPA
 Melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
BAB VI
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS
GLUGUR DARAT TAHUN 2019
LATAR BELAKANG

 Stunting merupakan suatu masalah yang sedang dihadapi di dunia


ini. Menurut data WHO 2012, terdapat sebanyak 162 juta anak
usia di bawah 5 tahun (balita) secara global mengalami stunting.
Seseorang dikatakan sebagai stunting apabila tinggi badannya
berada di bawah minus dua standar deviasi (<-2SD) dari tabel
status gizi WHO child growth standard (WHO, 2012).
 Berdasarkan data Global Nutrition Report (GNR) 2014, beberapa
negara yang pernah dilaporkan memiliki angka kejadian stunting
melibihi 40% antara lain Banglades, Kamboja, Etopia, Nepal,
Yemen, dan Zambia. India juga merupakan salah satu negara
dengan angka kejadian stunting anak balita yang tinggi yaitu
38,8% (Data Rapid Survey Of Children [RSOC] tahun 2013 –2014)
(GNR, 2014).
Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 diketahui
bahwa prevalensi kejadian stunting secara nasional adalah
30,8 %, yang terjadi pada BALITA (Riskesdas, 2018).
Stunting merupakan indikator keberhasilan kesejahteraan,
pendidikan dan pendapatan masyarakat. Dampaknya
sangat luas mulai dari dimensi ekonomi, kecerdasan,
kualitas, dan dimensi bangsa yang berefek pada masa
depan anak. Anak usia 3 tahun yang stunting severe (-3 <
z ≤ 2) pada laki-laki memiliki kemampuan membaca lebih
rendah 15 poin dan perempuan 11 poin dibanding yang
stunting mild(z > -2).
Sumatera Utara merupakan salah satu dari 15 provinsi
dengan prevalensi anak usia di bawah 5 tahun dengan
stunting yaitu memiliki angka kejadian sebesar 32 %.
 Rumusan Masalah : Apakah ada hubungan pemberian ASI
Eksklusif dengan kejadian stunting?
 Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan pemberian asi
ekslusif dengan kejadian stunting pada balita di upt
puskesmas glugur darat tahun 2019.
 Tujuan Khusus : Untuk mengetahui distribusi frekuensi jenis
kelamin BALITA yang datang ke puskesmas Glugur Darat.
 Untuk mengetahui distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
pada BALITA yang datang ke puskesmas Glugur Darat
 Untuk mengetahui distribusi frekuensi status gizi stunting pada
BALITA yang datang ke puskesmas Glugur darat.
Manfaat Penelitian
 Bagi Peneliti : Memberi pengalaman dalam melaksanakan
penelitian di masyarakat umum dan menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai hubungan pemberian asi
ekslusif dengan kejadian stunting pada balita di upt
puskesmas glugur darat tahun 2019.
 Bagi Instansi Terkait : Sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat pada
pelaksanaan program gizi khususnya untuk sunting.
 Bagi Peneliti Lain : Menjadi sumber referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan meneliti pada bidang kajian sejenis
sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat memperbaharui
dan menyempurnakan penelitian ini.
 Jenis Penelitian : Analitik Obsevasional
 Lokasi penelitian :Puskesmas Glugur Darat
 Waktu Penelitian :25-28 Februari 2019.
 Populasi :seluruh Balita yang datang berobat ataupun imunisasi ke UPT
Puskesmas Glugur Darat dari tanggal 25-28 februari 2019
 Sampel : Diambil menurut kriteria inklusi sebanyak 52 Responden
 Tehnik Sampel : Total sampling

Kerangka Konsep Penelitian :


Variabel Independen Variabel dependen

- Pemberian Asi
Stunting
 Definisi Operasional :

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur skala

1. Pemberian ASI Ada tidaknya pemberian Kuesioner 1 =ASI Eksklusif Ordinal


ASI secara eksklusif atau 2= tidak ASI eksklusif
tidak.

2. Status GIZI Stunting Suatu pengukuran status Kuesioner 1=Normal Ordinal


gizi dengan 2=Stunting
perbandingan PB/U atau 3=Tinggi
TB/U.
HASIL PENELITIAN

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden

Umur Frekuensi Persentase (%)


Lansia (60-74) 45 90

Lansia Tua (≥75) 5 10

Total 50 100

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 13 26
Perempuan 37 74
Total 50 100
BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Permasalahan Pemecahan Masalah
1. Sarana Posyandu : terdapat 27 sarana Posyandu yang 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan
seharusnya hanya 21 sarana posyandu untuk mewakili pentingnya melakukan kunjungan untuk memantau
2081 balita kesehatan bayi terkait pertumbuhan dan
2. Dari 2.580 rumah tangga, yang tidak ber-PHBS perkembangannya.
sebanyak 1.385 (53%) 2. Menyarankan untuk melakukan 12 indikator PHBS.
3. Sanitasi tempat-tempat umum dan tempat 3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
pengolahan makanan belum mencapai target, yaitu pentingnya kebersihan lingkungan.
55,2% untuk sanitasi tempat-tempat umum (target 4. Penganjuran penerapan KIA dan Memberikan
68%) dan 56,8% untuk sanitasi tempat pengolahan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya
makanan (target 68%). melakukan kunjungan untuk memantau kesehatan bayi
4. Program KIA belum sepenuhnya mencapai target terkait pertumbuhan dan perkembangannya.
sasaran yaitu PWS KIA untuk kunjungan bayi lengkap 5. Memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap
yaitu 90% (target 96%). tentang ISPA, Memberikan Informasi dan pengetahuan
5. ISPA , penyakit menular tertinggi yaitu 2524 kasus. lengkap terkait Diare dan Memberikan pengetahuan
Selain itu Diare sebanyak 318 kasus dan TB Paru lengkap terkait penyakit TB Paru
sebanyak 30 kasus. 6. Memberikan pengetahuan terkait penyakit Hipertensi
6. Hipertensi sebanyak 528 kasus. 7. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk kontrol
7. Kasus kelainan gigi dan mulut : 211 kasus pencabutan rutin kesehatan gigi dan mulut.
gigi tetap, pencabutan gigi sulung sebanyak 198 dan 8. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa
kasus penyakit pulpa dan penyakit periapikal kesehatan jiwa merupakan salah satu bagian yang
sebanyak 169 kasus. harus juga diperhatikan
8. Kasus terbanyak dalam bidang kesehatan jiwa:
Gangguan Psikotik sebanyak 26 penderita dan
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi sebanyak
2 penderita.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

Puskesmas Pasar Merah


 Sarana Posyandu : terdapat 27 sarana Posyandu yang seharusnya hanya 21 sarana posyandu
untuk mewakili 2081 balita
 Dari 2.580 rumah tangga, yang tidak ber-PHBS sebanyak 1.385 (53%)
 Sanitasi tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan belum mencapai target,
yaitu 55,2% untuk sanitasi tempat-tempat umum (target 68%) dan 56,8% untuk sanitasi tempat
pengolahan makanan (target 68%).
 Program KIA belum sepenuhnya mencapai target sasaran yaitu PWS KIA untuk kunjungan
bayi lengkap yaitu 90% (target 96%).
 ISPA , penyakit menular tertinggi yaitu 2524 kasus. Selain itu Diare sebanyak 318 kasus dan TB
Paru sebanyak 30 kasus.
 Hipertensi sebanyak 528 kasus.
 Kasus kelainan gigi dan mulut : 211 kasus pencabutan gigi tetap, pencabutan gigi sulung
sebanyak 198 dan kasus penyakit pulpa dan penyakit periapikal sebanyak 169 kasus.
 Kasus terbanyak dalam bidang kesehatan jiwa: Gangguan Psikotik sebanyak 26 penderita
dan Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi sebanyak 2 penderita.
Kesimpulan Hasil Penelitian Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian
Stunting pada Balita di UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019

Balita laki-laki berjumlah 22 (42,30%) dan balita perempuan 30 (57,69%). Balita yang
memiliki riwayat pemberian ASI Eksklusif berjumlah 37 (71.86%) dan yang tidak ASI
Eksklusif berjumlah 15 (28.84%). Balita pendek berjumlah 9 (17.30%), yang sangat pendek
berjumlah 4 (7,69%), balita yang normal berjumlah 36 (69,23%), dan balita tinggi
berjumlah 3 (5.76%). Balita dengan ASI Ekslusif dengan status gizi normal berjumlah 34
(65.3%), balita dengan ASI Eksklusif dengan status gizi stunting berjumlah 3 (5.76%), balita
dengan ASI Eksklusif dengan status gizi tinggi berjumlah 3 (5.76%). Dan untuk balita yang
tidak ASI Eksklusif dengan gizi normal berjumlah 2 (3.84%), balita tidak ASI Eksklusif
dengan status gizi stuntimg berjumlah 10 (19.2%) dan balita tidak ASI Eksklusif dengan
status gizi tinggi yaitu 0.
Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan Provinsi Sumatra Utara
Tahun 2019 dengan p-value = 0,000 (0,000< 0,05).
SARAN
1.Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi dan menganalisis
program - program Kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kota Medan
Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih membina dan mengevaluasi
Puskesmas yang ada di wilayah Kota Medan dalam menjalankan program-program
yang ada di Puskesmas
3. Puskesmas Pasar Merah
 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya melakukan kunjungan
untuk memantau kesehatan bayi terkait pertumbuhan dan perkembangannya.
 Menyarankan untuk melakukan 12 indikator PHBS.
 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya kebersihan lingkungan.
 Penganjuran penerapan KIA
 Memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap tentang ISPA
 Memberikan Informasi dan pengetahuan lengkap terkait Diare
 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya melakukan kunjungan untuk
memantau kesehatan bayi terkait pertumbuhan dan perkembangannya.
 Menyarankan untuk melakukan 12 indikator PHBS.
 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya kebersihan lingkungan.
 Penganjuran penerapan KIA
 Memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap tentang ISPA
 Memberikan Informasi dan pengetahuan lengkap terkait Diare

4. Puskesmas Glugur Darat


Bagi masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya ASI
Eksklusif serta stunting sehingga mengetahui gejala serta faktor resiko dari stunting
dan dapat mencegah akan terjadinya kejadian stunting pada balita di daerah kerja
Puskesmas Glugur Darat.
Bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya
Diharapkan kepada dokter maupun tenaga kesehatan untuk memberikan konselor
khususnya terhadap orang tua yang mempunyai balita tentang pentingnya ASI
Eksklusif dan juga gejala Stunting. Informasi kepada orang tua balita mengenai
stunting, salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan
penyuluhan maupun menggunakan media masa seperti leaflet yang bisa
menggambarkan dengan jelas, tepat dan akurat mengenai stunting sehingga para
orang tua sudah cukup paham dalam melakukan pencegahan.
Bagi peneliti selanjutnya
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait ASI Eksklusif dengan
stunting sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat lebih dikembangkan bagi
variabel yang diteliti.

Bagi Pasien/Responden
Penderita stunting sebaiknya melakukan kontrol secara rutin di Puskesmas agar bisa
mengontrol kesehatan dan gizi, dan perlu ada konseling mengenai stunting
Fakultas kedokteran Malahayati
 Diharapkan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati menjadikan penelitian ini sebagai bahan acuan untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
 Disarankan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati agar berperan aktif dalam kegiatan program-program
kesehatan masyarakat.
Peneliti selanjutnya
Diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah
satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian
lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya, variabel yang berbeda, dan
jumlah sampel yang lebih banyak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai