Pembimbing :
dr. Asmin Lubis, DAF., Sp.An., KAP., KMN
Disusun Oleh:
Kharisma Wildan Fuadi 15360438
Friska Al Lestari 16360320
Regina Nada El Ashar 71160891154
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
• Benjolan di payudara
• Nyeri tulang (vertebra,
• Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
femur)
• Nipple discharge, retraksi puting susu, dan
• Sesak dan lain
krusta
sebagainya
• Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange,
ulserasi, venektasi
• Benjolan ketiak dan edema lengan
Status Lokalis
- Payudara kanan atau kiri atau bilateral
- Massa tumor :
Pemeriksaan
Lokasi Fisik
Ukuran
Konsistensi
Bentuk dan batas tumor
Terfiksasi atau tidak kekulit, atau dinding dada
- Perubahan kulit
- Kemerahan, dimpling, edema/nodul satelit
- Peaudeorange,ulserasi
- Perubahan puting susu/nipple - Status kelenjar getah bening
Tertarik KGB aksila:
Erosi Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir
Krusta terhadap sesama atau jaringan
Discharge sekitar
KGB infraklavikula : idem
KGB supraklavikula : idem
- Pemeriksaan pada daerah metastasis
Lokasi : tulang, hati, paru, otak
Bentuk
Keluhan
- Pemeriksaan Laboratorium, dianjurkan:
• Pemeriksaan darah rutin dan
pemeriksaan kimia darah sesuai
perkiraan metastasis
• Tumor marker : apabila hasil tinggi, perlu
diulang untuk follow up
Pemeriksaan
Penunjang - Pemeriksaan Pencitraan
Mamografi Payudara
USG Payudara
• Kunjungan pre-anestesi
– Anamnesis
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan laboratorium
– Klasifikasi status fisik
Menentukan prognosis pasien perioperative
menggunakan klasifikasi yang dibuatoleh American Society of Anesthesiologist (ASA).
Kelas Definisi
ASA 1 pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik.
ASA 2 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemikringan sampai sedang
pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang disebabkan karena
ASA 3
berbagai penyebab tetapi tidak mengancam nyawa.
pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang secara langsung
ASA 4
mengancam kehidupannya.
pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang sudah tidak
ASA 5
mungkin ditolong lagi, dioperasi ataupun tidak dalam24 jam pasien meninggal.
ASA 6 pasien mati batang otak yang akan menjalani transplantasi organ untuk donor.
Jika prosedur merupakan prosedur emergensi, maka status pemeriksaan diikuti “E” (Misal,
E
“2E”)
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi. Tujuan
premedikasi :
– Meredakan kecemasan dan ketakutan
– Memperlancar induksi anestesi
– Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
– Mengurangi refleks yang tidak diharapkan
– Mengurangi isi cairan lambung
– Mengurangi rasa sakit
– Menghilangkan efek samping dari obat sebelum dan selama anestesi
– Menurunkan basal metabolisme tubuh
Analgetik opium :
- Morfin 0,15 mg/kgbb, intramuskuler
- Petidin 1,0 mg/kgbb, intramuskuler
Sedatif :
- Diazepam 0,15 mg/kgbb, oral/intramuskuler
- Pentobarbital 3 mg/kgbb per oral atau, 1,5 mg/kgbb intramuskuler
- Prometazin 0,5 mg/kgbb per oral
- Kloral hidrat sirup 30 mg/kgbb
Vagolitik antisialogog :
- Atropin 0,02 mg/kgbb, intramuskuler atau intravena pada saat induksi maksimal 0,5 mg
Antasida :
- Ranitidine 150 mg per oral setiap 12 jam dan 2 jam sebelum operasi
- Omeprazole 40 mg, 3-4 jam sebelum operasi
- Metoclopramide 10 mg per oral sebelum operasi
• Induksi anestesi ialah tindakan
untuk membuat pasien dari sadar
• Induksi intravena
INDUKSI • Induksi Intamuskular
ANESTESI • Induksi inhalasi
Untuk persiapan induksi anestesi sebaiknya kita ingat kata STATICS:
S = Scope
Stetoskop dan Laringo-Scope
T = Tubes
Pipa trakea, pilih sesuai usia
A = Airway
STATICS Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway)
atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway).
T = Tape
Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak
terdorong atau tercabut
I = Introducer
Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus
plastik (kabel) yang mudah dibengkokkan
C = Connector
Penyambung antara pipa dan peralatan
anestesi
S = Suction
Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya
Intubasi Endotrakeal
Indikasi intubasi endotrakeal
– Menjaga jalan nafas yang bebas oleh sebab apapun
– Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
– Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
– Operasi-operasi pada kepala, leher, mulut, hidung dan
tenggorokan
– Pada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernafasan
yang tenang dan tak ada ketegangan
– Pada operasi intrathorakal, supaya jalan nafas selalu terkontrol
– Untuk mencegah kontaminasi trakea
– Bila dipakai controlled ventilation maka tanpa pipa endotrakeal
dengan pengisian cuffnya dapat terjadi inflasi ke dalam gaster
– Pada pasien-pasien yang mudah timbul laringospasme
– Pada pasien-pasien dengan fiksasi vocal cord
• Gas Anestesi
Obat-obat anestesi umum
– N2O
– Halotan
– Isofluran
– Desfluran
– Sevofluran
- Pucat 1
- Sianosis 0
Pernapasan - Teratur, batuk, menangis 2
- Depresi 1
- Perlu bantuan 0
Tekanan - Berubah sekitar 20% 2
Darah - Berubah 20-30% 1
- Berubah >30% 0
Kesadaran - Bangun, sadar penuh dan orientasi baik 2
- Beraksi terhadap rangsangan 1
- Tidak berespon 0
Pergerakan - Gerak bertujuan 2
- gerak tak bertujuan 1
- Tidak bergerak 0
Riwayat Pengobatan :
• Pernah melakukan kemoterapi di RS H. Adam Malik sebanyak 6x
sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Alergi :
• Alergi makanan disangkal oleh pasien
• Alergi obat disangkal oleh pasien
• Alergi udara disangkal oleh pasien
Riwayat Psikososial
• Merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Present
Sensorium : Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Berat Badan : 38 kg
• Vital Sign
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Tinggi Badan : 137 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit :
Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor (kembali cepat)
• Kepala :
Normocepali
• Mata :
Anemis (-/-), Ikterik (-/-), Edema palpebra (-/-)
• Hidung :
Hidung luar: Bentuk (Normal), hiperemis (-), Nyeri tekan (-),
Deformitas (-).
• Mulut :
Hiperemis pharing (-), Pembesaran tonsil (-)
• Leher :
Massa (-), pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Jantung
• Inspeksi : Tidak ditemukan kelainan
• Palpasi : Iktus (tidak teraba)
• Perkusi : Batas Jantung
• Atas : ICS II parasternalis sinistra
• Kanan : ICS II linea parasternalis dextra
• Kiri : ICS V linea midklavikula sinistra
• Auskultasi : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
• Inspeksi : Pergerakan nafas simetris. Tipe
pernafasan abdominotorakal, retraksi costae (-
/-)
• Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
• Perkusi : beda pada lapangan kanan
• Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
• Inspeksi : Datar, Simetris
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar dan Lien
tidak teraba
• Perkusi : Nyeri Ketok (-)
• Auskultasi : Peristaltik (5x/ menit)
• Ekstremitas : Edema (-/-)
RENCANA TINDAKAN
• Tindakan : Mastektomi Radikal Modifikasi
• Anesthesi : GA-ETT
• PS-ASA : II
• Posisi : Supinasi
• Pernapasan : Terkontrol dengan ventilator
mekanik
KEADAAN PRA BEDAH
B1 (Breath)
B4 (Bladder)
• Airway : Clear
• RR : 24x/menit • Urine Output : -
• SP : Vesikuler ka=ki • Kateter : tidak terpasang
• ST : Ronchi (-), Wheezing (-)
B5 (Bowel)
B2 (Blood)
• Abdomen: Soepel
• Akral : Hangat/Merah/Kering
• TD : 110/70 mmHg • Peristaltik: Normal (+)
• HR : 80x/menit • Mual/Muntah : (-)/(-)
• B3 (Brain) • B6 (Bone)
• Sensorium : Compos Mentis,
GCS= 15 • Oedema : (-)
• Pupil : Isokor, ka=ki
3mm/3mm
• RC : (+)/(+)
PERSIAPAN OBAT GA-ETT
Premedikasi Pernapasan
• Midazolam 40 mg • O2 : 4 L/menit
• Fentanyl 100 mcg
• N2O :-
Medikasi • Sevoflurane : pemberian awal
• Propofol : 10 mg 1,5% dan dilanjutkan dengan
• Atracurium : 40 mg dosis 1%