Anda di halaman 1dari 37

Mastektomi Radikal Modifikasi pada Kanker Payudara dengan

Teknik General Anasthesi – Endotracheal Tube

Pembimbing :
dr. Asmin Lubis, DAF., Sp.An., KAP., KMN
Disusun Oleh:
Kharisma Wildan Fuadi 15360438
Friska Al Lestari 16360320
Regina Nada El Ashar 71160891154

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU


ANASTESIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
TAHUN2017
Kanker payudara merupakan
KANKER keganasan pada jaringan payudara
yang dapat berasal dari epitel duktus
PAYUDARA maupun lobulusnya.

Diagnosis Kanker Payudara


Anamnesa

Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
• Benjolan di payudara
• Nyeri tulang (vertebra,
• Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
femur)
• Nipple discharge, retraksi puting susu, dan
• Sesak dan lain
krusta
sebagainya
• Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange,
ulserasi, venektasi
• Benjolan ketiak dan edema lengan
Status Lokalis
- Payudara kanan atau kiri atau bilateral
- Massa tumor :
Pemeriksaan
Lokasi Fisik
Ukuran
Konsistensi
Bentuk dan batas tumor
Terfiksasi atau tidak kekulit, atau dinding dada
- Perubahan kulit
- Kemerahan, dimpling, edema/nodul satelit
- Peaudeorange,ulserasi
- Perubahan puting susu/nipple - Status kelenjar getah bening
Tertarik KGB aksila:
Erosi Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir
Krusta terhadap sesama atau jaringan
Discharge sekitar
KGB infraklavikula : idem
KGB supraklavikula : idem
- Pemeriksaan pada daerah metastasis
Lokasi : tulang, hati, paru, otak
Bentuk
Keluhan
- Pemeriksaan Laboratorium, dianjurkan:
• Pemeriksaan darah rutin dan
pemeriksaan kimia darah sesuai
perkiraan metastasis
• Tumor marker : apabila hasil tinggi, perlu
diulang untuk follow up
Pemeriksaan
Penunjang - Pemeriksaan Pencitraan
Mamografi Payudara
USG Payudara

- Diagnosa Sentinel Node


- Pemeriksaan Patologi Anatomi
- Tru-cut Biopsi atau Core Biopsy
- Biopsi Terbuka dan Spesimen Operasi
Tatalaksana Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi paling
awal dikenal untuk pengobatan kanker
payudara.
Mastektomi
• Mastektomi Radikal Modifikasi
(MRM)
• Mastektomi Radikal Klasik (Classic
Radical Mastectomy)
• Mastektomi dengan teknik
onkoplasti
• Mastektomi Simpel
Definisi Anestesi
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-
"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk
merasa"),
secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa
sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

Anestesi yang sempurna harus memenuhi 3 syarat


(Trias Anestesi), yaitu :
• Hipnotik, hilang kesadaran
• Analgetik, hilang perasaan sakit
• Relaksan, relaksasi otot-otot
Anestesi Umum
Anestesi umum atau general anesthesia merupakan suatu keadaan dimana
hilangnya kesadaran disertai dengan hilangnya perasaan sakit di seluruh tubuh
akibat pemberian obat-obatan anestesi dan bersifat reversible. Anestesi umum
dapat diberikan secara intravena, inhalasi dan intramuskular.

Indikasi anestesi umum :


– Pada bayi dan anak-anak
– Operasi besar
– Pasien dengan gangguan mental
– Pembedahan yang lama
– Pembedahan yang dengan lokal anestesi tidak begitu praktis dan
memuaskan
– Pasien dengan obat-obatan anestesi lokal pernah mengalami alergi.
• Teknik anestesi umum ada 3, yaitu :
– Anestesi umum intravena.
– Anestesi umum inhalasi
– Anestesi berimbang

• Kunjungan pre-anestesi
– Anamnesis
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan laboratorium
– Klasifikasi status fisik
Menentukan prognosis pasien perioperative
menggunakan klasifikasi yang dibuatoleh American Society of Anesthesiologist (ASA).

Kelas Definisi
ASA 1 pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik.

ASA 2 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemikringan sampai sedang

pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang disebabkan karena
ASA 3
berbagai penyebab tetapi tidak mengancam nyawa.

pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang secara langsung
ASA 4
mengancam kehidupannya.

pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang sudah tidak
ASA 5
mungkin ditolong lagi, dioperasi ataupun tidak dalam24 jam pasien meninggal.

ASA 6 pasien mati batang otak yang akan menjalani transplantasi organ untuk donor.

Jika prosedur merupakan prosedur emergensi, maka status pemeriksaan diikuti “E” (Misal,
E
“2E”)
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi. Tujuan
premedikasi :
– Meredakan kecemasan dan ketakutan
– Memperlancar induksi anestesi
– Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
– Mengurangi refleks yang tidak diharapkan
– Mengurangi isi cairan lambung
– Mengurangi rasa sakit
– Menghilangkan efek samping dari obat sebelum dan selama anestesi
– Menurunkan basal metabolisme tubuh
Analgetik opium :
- Morfin 0,15 mg/kgbb, intramuskuler
- Petidin 1,0 mg/kgbb, intramuskuler

Sedatif :
- Diazepam 0,15 mg/kgbb, oral/intramuskuler
- Pentobarbital 3 mg/kgbb per oral atau, 1,5 mg/kgbb intramuskuler
- Prometazin 0,5 mg/kgbb per oral
- Kloral hidrat sirup 30 mg/kgbb

Vagolitik antisialogog :
- Atropin 0,02 mg/kgbb, intramuskuler atau intravena pada saat induksi maksimal 0,5 mg

Antasida :
- Ranitidine 150 mg per oral setiap 12 jam dan 2 jam sebelum operasi
- Omeprazole 40 mg, 3-4 jam sebelum operasi
- Metoclopramide 10 mg per oral sebelum operasi
• Induksi anestesi ialah tindakan
untuk membuat pasien dari sadar

3 menjadi tidak sadar, sehingga


memungkinkan dimulainya
anestesi dan pembedahan.

• Induksi intravena
INDUKSI • Induksi Intamuskular
ANESTESI • Induksi inhalasi
Untuk persiapan induksi anestesi sebaiknya kita ingat kata STATICS:
S = Scope
Stetoskop dan Laringo-Scope
T = Tubes
Pipa trakea, pilih sesuai usia
A = Airway
STATICS Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway)
atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway).
T = Tape
Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak
terdorong atau tercabut
I = Introducer
Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus
plastik (kabel) yang mudah dibengkokkan
C = Connector
Penyambung antara pipa dan peralatan
anestesi
S = Suction
Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya
Intubasi Endotrakeal
Indikasi intubasi endotrakeal
– Menjaga jalan nafas yang bebas oleh sebab apapun
– Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
– Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
– Operasi-operasi pada kepala, leher, mulut, hidung dan
tenggorokan
– Pada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernafasan
yang tenang dan tak ada ketegangan
– Pada operasi intrathorakal, supaya jalan nafas selalu terkontrol
– Untuk mencegah kontaminasi trakea
– Bila dipakai controlled ventilation maka tanpa pipa endotrakeal
dengan pengisian cuffnya dapat terjadi inflasi ke dalam gaster
– Pada pasien-pasien yang mudah timbul laringospasme
– Pada pasien-pasien dengan fiksasi vocal cord
• Gas Anestesi
Obat-obat anestesi umum
– N2O
– Halotan
– Isofluran
– Desfluran
– Sevofluran

• Obat-obat Anestesi Intravena


– Hipnosis
• Golongan barbiturat (pentotal)
• Benzodiazepin
• Propofol
• Ketamin
– Analgetik
• Morfin
• Fentanil
• Meperidin
– Pelumpuh Otot (Muscle Relaxant)
• Pelumpuh otot depolarisasi
• Pelumpuh otot non-depolarisasi
Pemulihan Pasca Anestesi
ALDRETTE SCORE (dewasa)
Parameter Kriteria Score
Warna kulit - Merah muda 2

- Pucat 1
- Sianosis 0
Pernapasan - Teratur, batuk, menangis 2
- Depresi 1
- Perlu bantuan 0
Tekanan - Berubah sekitar 20% 2
Darah - Berubah 20-30% 1
- Berubah >30% 0
Kesadaran - Bangun, sadar penuh dan orientasi baik 2
- Beraksi terhadap rangsangan 1
- Tidak berespon 0
Pergerakan - Gerak bertujuan 2
- gerak tak bertujuan 1
- Tidak bergerak 0

Jika jumlahnya > 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.


LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Sabariah
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 50 tahun
• Alamat : Aek Kanopan
• Tanggal berobat : 6 Oktober 2017
• Pekerjaan : IRT
• Status Perkawinan : Menikah
• No RM : 26 10 17
ANAMNESIS
• Keluhan Utama :
Benjolan di payudara kanan
• Telaah :
Seorang pasien datang ke Rumah Sakit Haji
Medan dengan keluhan benjolan pada payudara
kanan sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya
kecil dan lama kelamaan semakin membesar.
Benjolan dengan konsistensi keras, dirasakan
tidak sakit dan tidak berwarna merah.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Terdahulu:
• Tidak ada

Riwayat Pengobatan :
• Pernah melakukan kemoterapi di RS H. Adam Malik sebanyak 6x
sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat Peyakit Keluarga :


• Bapak hipertensi

Riwayat Alergi :
• Alergi makanan disangkal oleh pasien
• Alergi obat disangkal oleh pasien
• Alergi udara disangkal oleh pasien

Riwayat Psikososial
• Merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Present
Sensorium : Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Berat Badan : 38 kg

• Vital Sign
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Tinggi Badan : 137 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit :
Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor (kembali cepat)
• Kepala :
Normocepali
• Mata :
Anemis (-/-), Ikterik (-/-), Edema palpebra (-/-)
• Hidung :
Hidung luar: Bentuk (Normal), hiperemis (-), Nyeri tekan (-),
Deformitas (-).
• Mulut :
Hiperemis pharing (-), Pembesaran tonsil (-)
• Leher :
Massa (-), pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Jantung
• Inspeksi : Tidak ditemukan kelainan
• Palpasi : Iktus (tidak teraba)
• Perkusi : Batas Jantung
• Atas : ICS II parasternalis sinistra
• Kanan : ICS II linea parasternalis dextra
• Kiri : ICS V linea midklavikula sinistra
• Auskultasi : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
• Inspeksi : Pergerakan nafas simetris. Tipe
pernafasan abdominotorakal, retraksi costae (-
/-)
• Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
• Perkusi : beda pada lapangan kanan
• Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
• Inspeksi : Datar, Simetris
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar dan Lien
tidak teraba
• Perkusi : Nyeri Ketok (-)
• Auskultasi : Peristaltik (5x/ menit)
• Ekstremitas : Edema (-/-)

• Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan


STATUS LOKALISATA
Payudara Kanan
Massa Tumor :
• Lokasi : Sekitar Areola (central)
• Ukuran : Diameter 8cm
• Konsistensi : Keras
• Bentuk : Bulat
• Perubahan Kulit : Tidak ada
• Perubahan Areola : Ekskoriasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Laboratorium:

Darah Rutin • Metabolik


• Hb : 11,2 g/dl • KGDs : 97 mg/dl
• Ht : 37,8 %
• Eritrosit : 4,4 x 106 /µL • Fungsi Ginjal
• Leukosit : 4.700 / µL • Ureum : 16 mg/dl
• Trombosit : 265.000 /µL • Kreatinin: 1,12 mg/dl
• Faal Hati
• Bilirubin total : 0,32 mg/dL
• Bilirubin direk : 0,17 mg/dL
• SGPT : 16 U/I
RESUME
Sabariah 50 tahun, dengan keluhan benjolan pada payudara
kanan sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya kecil dan
lama kelamaan semakin membesar. Benjolan dengan
konsistensi keras, dirasakan tidak sakit dan tidak berwarna
merah.

RENCANA TINDAKAN
• Tindakan : Mastektomi Radikal Modifikasi
• Anesthesi : GA-ETT
• PS-ASA : II
• Posisi : Supinasi
• Pernapasan : Terkontrol dengan ventilator
mekanik
KEADAAN PRA BEDAH
B1 (Breath)
B4 (Bladder)
• Airway : Clear
• RR : 24x/menit • Urine Output : -
• SP : Vesikuler ka=ki • Kateter : tidak terpasang
• ST : Ronchi (-), Wheezing (-)
B5 (Bowel)
B2 (Blood)
• Abdomen: Soepel
• Akral : Hangat/Merah/Kering
• TD : 110/70 mmHg • Peristaltik: Normal (+)
• HR : 80x/menit • Mual/Muntah : (-)/(-)

• B3 (Brain) • B6 (Bone)
• Sensorium : Compos Mentis,
GCS= 15 • Oedema : (-)
• Pupil : Isokor, ka=ki
3mm/3mm
• RC : (+)/(+)
PERSIAPAN OBAT GA-ETT
Premedikasi Pernapasan
• Midazolam 40 mg • O2 : 4 L/menit
• Fentanyl 100 mcg
• N2O :-
Medikasi • Sevoflurane : pemberian awal
• Propofol : 10 mg 1,5% dan dilanjutkan dengan
• Atracurium : 40 mg dosis 1%

Sebelum tindakan ekstubasi


• Prostigmin + Atropine (3:3)

15 menit setelah operasi selesai


• Ketorolac 30 mg
• Ondansetron 4mg
• Ranitidin 50 mg
Jumlah Cairan Durasi Operatif
• PO : RL 300 cc • Lama Anestesi = 10.25 –
• DO : RL 2200 cc 12.50WIB
• Lama Operasi = 10.35 –
Perdarahan
12.50WIB
• Kasa Basah : 28 x 10 =
280 cc
• Kasa 1/2 basah: 8 x 5 = 40
cc
• Suction : 1400 cc
• Cuci : 1500 cc
• EBV : 65 x 38 = 2470
cc
• EBL 10 % = 247 cc
20 %= 494 cc
30 % = 741 cc
Teknik Anastesi : GA-ETT
• Posisi supine→ Premedikasi dengan Inj.
Midazolam 40 mg dan Inj. Fentanyl 100 mcg→
Oksigenasi dengan O2 5-10 menit sampai
saturasi 99%→ Induksi: Propofol 10 mg→
Sleep non apnoe→ Inj. Atracurium 40 mg→
Sleep apnoe→ Ventilasi (+)→
Insersi ETT no. 7,5 → cuff (+)→ SP kanan =
kiri→ fiksasi.
POST OPERASI
• Operasi berakhir pukul : 12.50 WIB
• Setelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery
Room. Tekanan darah, nadi dan pernapasan dipantau
setiap 15 menit selama 2 jam.
• Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette score > 9
– Pergerakan :2
– Pernapasan :2
– Warna kulit :2
– Tekanan darah :2
– Kesadaran :2
PERAWATAN POST OPERASI

Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang


pemulihan setelah dipastikan pasien pulih dari
anestesi dan keadaan umum, kesadaran serta
vital sign stabil, pasien dipindahkan ke bangsal
dengan anjuran untuk istirahat selama 24 jam,
makan dan minum sedikit demi sedikit apabila
pasien sudah sadar penuh dan peristaltik
normal.
TERAPI POST OPERASI
• Istirahat sampai pengaruh obat anestesi hilang
• IVFD RL 26 gtt/menit
• Minum sedikit-sedikit bila sadar penuh dan
peristaltik (+) dan kembali dalam frekuensi yang
normal
• Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
• Inj. Ranitidin 50 mg/12jam
• Inj. Ondansetron 4 mg/10 jam
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai