Zat warna kontras, Cuci dengan air dan keringkan 30 s ungu Warna
kontras
Lanjutan
Pengecatan Ini pertama kali oleh Christian Gram
(1884)
Diantara bakteri yang dicat ada yang dapat menahan
zat warna ungu (metilviolet, kristalviolet,
gentianviolet) dalam tubuhnya meskipun telah
didekolorisasi dengan alkohol atau aseton.
Bakteri yang memberi reaksi semacam ini disebut
Gram positif
Bakteri yang tidak menahan zat warna setelah
dekolorisasi dengan alkohol akan kembali tidak
berwarna dan bila diberikan pengecetan dengan zat
warna kontras, akan berwarna sesuai dengan warna
kontras. Bakteri yang memperlihatkan reaksi
semacam ini dinamakan bakteri Gram negatif.
Lanjutan
Reaksi Gram ini bukanlah suatu ketentuan mutlak.
Reaksi ini dapat berubah menurut umur biakan, pH
medium, dan sebab lain.
Sifat Gram positif adalah ciri beberapa sel bakteri yang
relatif mudah umurnya, semakin tua sel bakteri
kemungkina sifat ini akan hilang.
Untuk pengecatan Gram sebaiknya digunakan biakan
muda (sebelum berakhirnya fase logaritma)
Ciri-ciri Khas bakteri Gram positif dan
Gram negatif
No Bakteri Gram Negatif Bakteri Gram positif
1 Sangat sensitif terhadap zat warna Kurang sensitif terhadap zat
trifenilmetan warnatrifenilmetan
2 Sensitif terhadap penisilin Sensitif terhadap streptomisin
3 Resisten terhadap alkali; tidak larut Sensitif terhadap alkali; larut oleh 1
oleh 1 % KOH % kOH
4 Biasanya kokus atau batang Biasanya batang tidak membentuk
pembentuk spora (kecuali spora (kecuali Neisseria yang
Lactobacillus, Corynebacterium). berbentuk kokus).
5 Dapat bersifat tahan asam Tampaknya tidak pernah tahan
asam
Pengecetan tahan asam
Bakteri tahan asam sangat banyak mengandung
lipida, asam lemak, kandungan inilah yang
mencerminkan sifat tahan asam pada golongan bakteri
tersebut.
Disebut pengecetan tahan asam karena pada beberapa
jenis bakteri sukar dilakukan pengecetan, tetapi sekali
dapat tercat tidak mudah untuk dilunturkan,
meskipun dengan menggunakan zat peluntur
(decolorizing agent) asam (atau asam alkohol)
Yang termasuk bakteri golongan ini adalah genus
Mycobacterium (Mycobacterium tuberculosis, M.
leprae, M. smegmatis)
Lanjutan
Film bakteri pada kaca objek yang telah difiksasi,
disiram dengan karbolfuksin, kemudian dipanaskan
sampai keluar uap (tidak sampai mendidih).
Pemanasan diulang beberapa kali agar bahan cat tetap
hangat kemudian didiamkan selama lima menit.
Dekolorisasi dilakukan dengan asam-alkohol dalam
waktu yang singkat, kemudian cepat cuci dengan air.
Pengecatan dengan cat kontras dilakukan dengan
metilenbiru dalam larutan KOH 1/10000
Setelah dicuci kembali dengan air, preparat
dikeringkan di udara.
Pengecatan Granula Metakromatik
Diantara bakteri bentuk batang gram positif, ada di
dalam selnya ditemukan granula polifosfat yang
disebut juga granula metakromatik atau volutin
bodies. Granula ini bersifat kromofil dan
metakromatik yang berarti mempunyai aktivitas kuat
terhadap zat-zat warna dan seringkali tampak
berwarna lain dari zat warna yang diberikan.
Pada Corynobacterium diptheriae, granula berwarna
nila atau biru hitam setelah dicat metilen biru atau
toluidinbiru
Lanjutan
Pengecatan granula yang banyak digunakan di
klinik adalah pengecatan Neisser dan Albert
Pengecetan Neiser
1. digunakan 3 larutan cat, larutan metilen biru
(Neisser A), larutan kristal violet (neisser B),
larutan krisoidin atau tengguli Bismarck atau
bismarck brown (Neisser C)
2. Pengecetan pertama menggunakan larutan A
dan B dengan perbandingan 2:1, selama 30 s
3. Preparat dibilas dengan larutan C dan didiamkan
di atas film preparat selama ½-1 menit, kemudian
dikeringkan di atas kertas saring
Lanjutan
Hasil Pengecetan
Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma berwarna
kuning (krisoidin) atau tengguli (Bismarck Brown)
Pengecetan ini digunakan untuk Corynobacterium
diptheriae
Pengecatan Spora
Spora bakteri adalah endospora
Spora dicat dengan warna hijau malakit (karbolfuksin)
Jenis pengecatan Spora
Menurut Klein
A. Biakan bakteri berspora yang berumur 48-72 jam disuspensi
dalam larutan garam fisiologis .
B. Kedalam suspensi tersebut ditambahkan larutan karbolfuksin,
kemudian dipanaskan dalam penangas air pada suhu 80°C
selama 10 menit.
C. Dari suspensi yang berwarna ini dibuat film yang tipis di atas
kaca objek, setelah kering difiksasi.
D. Selanjutnya preparat dicelupkan beberapa detik dalam asam
sulfat 1%, disusul dengan pencucian dengan air
E. Akhirnya dicat dengan larutan metilenbiru selama 3 menit,
dicuci dengan air dan dikeringkan.
Lanjutan
Pegecatan spora dengan cara lain
A. Pengecatan Ziehl-Neelsen dengan sedikit modifikasi. Dalam
hal ini hanya dilakukan dengan alkohol. Hasil
pengecatannya adalah spora berwarna merah dan sel
bakteri berwarna biru
B. Film preparat disiram dengan larutan hijau malakhit jenuh
(kira-kira 7,6 %) dan ditunggu selama 10 menit sambil
sewaktu-waktu dipanaskan, kemudian dicuci dengan air
selama 10 detik. Pengecatan dilanjutkan dengan larutan
safranin dlam air (0,25%) selama 15 detik.akhirnya dicuci
dengan air dan keringkan. Hasil pengecatan adalah spora
berwarna hijau dan sel berwarna merah
Pengecatan Kapsul
Beberapa cara pengecatan telah dikemukakan dalam usaha
memperlihatkan adanya kapsul, antara lain ialah sebagai
berikut:
Cara pengecatan negatif
hasil pengecatan ini memperlihatkan bakteri berwarna
merah, sedang kapsul tampak sebagai daerah kosong di
sekitar tubuh bakteri, dan latar belakang berwarna gelap.
Cara pengecatan negatif ini dikemukan oleh Burri-Gins.
Cara pengecatan kapsul
untuk mengecat kapsul telah dikemukakan beberapa
cara, satu diantaranya adalah Tyler
ISTILAH DAN PENGERTIAN
Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan
tiap benda atau substansi dari semua kehidupan
dalam bentuk apapun.
Disinfeksi
Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan
organisme yang dapat menyebabkan infeksi.
Disinfektan
Disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk
melaksanakan disinfeksi.
Lanjutan
Antiseptika
Antiseptika pada umumnya dimaksudkan bahan-
bahan yang mematikan atau menghambat
mikroorganisme , khususnya yang berkontak dengan
tubuh tanpa mengakibatkan kerusakan besar pada
jaringan.
Bakteriostatika
Bakteriostatika, istilah ini mengandung arti
mempunyai sifat menghambat multiplikasi, akan
tetapi bila zat penghambat itu telah dihilangkan maka
multiplikasi dilanjutkan kembali.
Lanjutan
Bakterisida
Bakterisida adalah setiap zat atau agen yang dapat
membunuh atau memusnahkan bakteri.
Bakterin
Vaksin yang dibuat dari bakteri yang mati, dan dapat
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri jenis itu
Bakteriolisin
Jenis antibodi yang terbentuk dalam darah dan dapat
menghancurkan bakteri
Lanjutan
Bakteriolisis
Pembasmian dan pelarutan bakteri
Bakteriostatis
Pencegahan atau penghentian pertumbuhan bakteri
Bakteriostat
Substansi atau agen yang menghambat pertumbuhan
atau perkembangbiakan bakteri
Ex. Golongan sulfonamida
Lanjutan
Bakterisidal
Berkemampuan untuk membunuh atau
memusnahkan bakteri
Bakteritik
Sifat atau karakter yang ditimbulkan bakteri
Bakateriuria
Terdapat bakteri dalam urine
Septik
Berkenaan dengan kondisi sepsis
Lanjutan
Septikimia
Persistenal dan muplikasi bakteri di dalam darah
Sepsis
Status toksis atau sakit oleh pertumbuhan
mikroorganisme yang merusak setelah berkontak
dengan jaringan yang menghasilkan pus atau nanah
Asepsis
Keadaan dimana tidak adanya mikroorganisme dalam
jaringan hidup atau tidak ada sepsis (pembusukan).
Sebab-sebab kerusakan sel
Denaturasi dan Koagulasi
Denaturasi : Kerusakan akibat pecahnya ikatan
hidrogen dalam struktur sekunder dan tersiernya.
Koagulasi : Perubahan dari bentuk cair kebentuk
padat
Penyebab koagulasi : bahan pengendap koloid
seperti H+, garam, logam berat dan pemanasan
Penyebab denaturasi : jenis-jenis alkohol, fenol dan
formaldehida
Lanjutan
Kombinasi kimia Non-spesifik
Misalnya: klor, iodium, kresol, fenol, dan
formaldehida
Basa kuat dan asam kuat adalah destruktif terhadap
hampir semua bahan-bahan organik
Semua zat tersebut kerjanya non spesifik yakni dapat
bergabubg cepat dengan jaringan tubuh, kasein,
feses, lendir, kulit maupun protoplasma
mikroorganisme
Lanjutan
Kombinasi kimia spesifik
Misalnya : sulfonamida dan antibiotika
Sianida dan karbonmonoksida dapat meracuni
hemoglobin dan sitokromoksidase yang
menghambat pernapasan sel
Kedua bahan ini sangat beracun begitu pula
Sodium fluorida yang mengganggu metabolisme
karbohidrat dan senyawa arsen yang mengganggu
respirasi
Lanjutan
Aktifitas pada permukaan sel
Misalnya : Surfaktan yang bekerja menurunkan
tegangan permukaan
Surfakatan juga membentuk bungkus pada
permukaan mikroba atau enzim sehingga
mengganggu kontak antarenzim dengan substratnya
Surfaktan juga dapat merusak dan menghancurkan
dinding sel yang mengakibatkan sel lisis
Surfaktan juga melarutkan atau mengemulsi lipida
membran sel dan dinding sel
Polimiksin bersifat seperti tersebut
Faktor-faktor yang mempengaruhi Sterilisasi
dan disinfeksi
Hidrasi
Koagulasi berlangsung dengan baik jika proteinnya
cukup mengandung air
Pemanasan kering membutuhkan suhu yang lebih tinggi
dari pemanasan dalam keadaan lembab, Pemanasan
kering membutuhkan suhu 165°C-170°C selama 1 jam
(dimatikan dengan penghangusan)
Pemanasan terbatas pada bahan-bahan seperti alat-alat
kaca, logam, serbuk dan minyak.
Pemanasan basah (lembab) dengann autoklap dengan
tekanan 15 ib per in² selama 12-20 menit pada suhu 121 °C
Lanjutan
Pengaruh suhu
Semakin rendah suhu semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk membunuh organisme
Suhu tinggi umumnya mengurangi tegangan
permukaan, mengurangi viskositas, dan mengurangi
absorbsi
Konsentrasi
Bila konsentrasi dipertinggi dalam batas yang sempit
maka akan lebih mempercepat dan meyakinkan kerja
disinfektan
Umumnya keefektifan berhubungan secara
eksponensial dengan konsentrasi (tidak secara linier)
Lanjutan
Oligodinamika
Adalah aktivitas yang diperlihatkan logam berat
dalam jumlah yang sangat sedikit
Ex. Bila sekeping logam berat (Cu) diletakkan di atas
lempeng medium pembiakan agar nutrisi yang telah
diinokulasi Staphylococcus aureus, kemudian
dieramkan, maka logam itu berdifusi dalam jumlah
yang sangat sedikit ke dalam medium dan
menghambat pertumbuhan yang berada disekitar
logam itu
Lanjutan
Disinfektan
Suatu difisinfektan yang ideal bila mempunyai sifat-
sifat berikut :
Efektifitasnya tinggi, dapat membunuh sejumlah besar
jenis mikroba dalam konsentrasi yang rendah
Tidak merusak dan tidak mewarnai bahan-bahan
seperti pakaian, alat rumah tangga dan baunya tidak
menyengat
Mempunyai sifat mikrobisida yang sempurna (dalam
waktu beberapa menit atau paling lama 1 jam), tidak
hanya berfungsi sebagai mikrobiostatis
Lanjutan
Koefisien Fenol
Koefisien fenol dihitung berdasarkan rasio
pengenceran tertinggi dari disinfektan (X) yang diuji
Organisme Uji yang dipakai adalah : Salmonella typhi,
Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa
Jika suatu disinfektan telah ditetapkan koefisien
fenolnya maka sudah menjadi kebiasaan untuk
menggunakan disinfektan itu dalam konsentrasi 20 x
koefisien fenol
Filter bakteri
Digunakan untuk memisahkan bakteri dari cairan
yang tidak tahan panas atau bahan kimia
Filter bakteri tidak mensterilkan cairan dari virus dan
bakteriofag
Terdapat banyak jenis filter bakteri dan satu
diantaranya adalah membran filter yang terbuat dari
selulosa asetat, diamter pori-porinya antar 0,1 µm-
0,005 µm
Sterilisasi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara
Sterilisasi kering, melalui
Pemijaran : diterapkan pada ose, ujing pinset, sudip
Jilatan : diterapkan pada jarum, mulut tabung biakan,
kaca objek, kaca penutu, dan skalpel.
Tanur Uap panas ( (hot air oven)
Sebagian besar sterilisasi kering dilakukan
dengan alat ini. Biasanya digunakan suhu
160°C-165°C selama 1 jam. Cara ini diterapkan
alat-alat yang terbuat dari kaca.
Lanjutan
Sterilisasi Basah, dilakukan dengan cara
Penggodogan dalam air
Cara ini hanya cukup untuk mematikan
mikroorganisme yang tidak berspora
Digunakan dalam skala rumah tangga tapi bukan
sterilisasi
Efek pensterilan dapat diperbaiki dengan penambahan
2 % natrium karbonat
Lanjutan
Uap mengalir
Suatu proses sterilisasi dengan menggunakan uap
pada suhu 100 °C yang dilairkan pada benda yang akan
disterilkan untuk beberapa menit berkali-kali (tiga
sampai 4 kali) dengan selang waktu 24 jam. Waktu
selang itu memberi kesempatan pada spora yang
resisten dan nonaktif menjadi aktif kembalisebagai
sel vegetatif yang mudah dimatikan oleh suhu 100 °C
Cara ini diterapkan pada media gelatin, suhu, dan
karbohidrat
Lanjutan
Menggunakan Uap dalam Tekanan
Menggunakan autoklap
Pada tekanan 15 ib (2 atm), suhu 121 °C selama 20
menit