Anda di halaman 1dari 20

Carcinoma

Tonsil

ACHMAD AMIR, S. KED


KRESNANDI Y, S. KED
DINI FAKHRIZA, S. KED
KINANTI MAHMUD, S. KED
RIDLO RUDITYA, S. KED
AHMAD DZULFIKAR, S. KED

PEMBIMBING:
DR. SOEHARTONO, SP.THT-KL
Pendahuluan

keganasan pada orofaring yang


paling yang sering dijumpai

muncul dengan stadium lanjut


karena lesi awal umumnya tanpa
gejala

human papiloma virus (HPV)


diakui memiliki peran sekitar 25%
dari karsinoma orofaring.
Epidemiologi

 Karsinoma tonsil adalah keganasan kepala dan leher


yang memiliki insiden bervariasi:
 Lebih dari 500.000 kasus baru keganasan pada kepala leher
muncul di AS dan eropa setiap tahunnya
 Laki-laki (79,9%) dan wanita (20,1%) dengan distribusi umur
terbanyak dijumpai pada usia 55-59th (18,7%), sedangkan
umur <40th (3,7%)
 Ras kulit putih (73,7%) dan yang paling sedikit ras asia (0,5%)
Anatomi Tonsila Palatina
pengunyah Suka
kesehatan sirih makanan
mulut
minuman
kurang
panas
papilloma Sinar
virus (HPV) ultraviolet,
HPV tipe sinar-x dan
16 dan 18 sinar gamma

paparan
Rokok
radiasi

Kontak
dengan
alkohol
senyawa
kimia

Faktor
tembakau,
perokok
Resiko Virus
berat Ca. onkogenik

Tonsil
Patogenesis

Faktor resiko
Ca. Tonsil

Paparan
kronis
Field Cancerization

Hyperplasia Dysplasia Carcinoma


Sel Carcinoma

 Berproliferasi autonom
 Menghambat sinyal growth inhibition
 Kemampuan menghindari apoptosis
 Immortal
 Angiogenesis
 Menginvasi jaringan lain dan metastasis
Klasifikasi

 Menurut jaringan asal


 Epitel 90-95% karsinoma sel skuamos
non-keratinizing dan keratinizing karsinoma,
lymphoepithelioma,
karsinoma sel verrucous
 Kelenjar  kelenjar ludah minor

 Limfoid
Manifestasi Klinik

1. Karsinoma tonsil ini tidak menunjukkan gejala


awal. Dalam tahap selanjutnya beberapa gejala
yang sangat menonjol
2. Terbentuk benjolan dileher sebagai akibat
metastasis carcinoma tonsil ke kelenjar getah
bening di leher.
3. Kesulitan dalam menelan
4. Sakit tenggorokan atau suara serak di tenggorokan
5. Air liur mengandung darah
6. Pada satu sisi tonsil mungkin dapat membesar
7. Berat badan turun
8. Merasa massa di tenggorokan
Lokalisasi dan penyebaran

- Jaringan tonsil
- Plika anterior
- Plika posterior
- Fossa tonsilaris
Staging

 Tx: Tumor primer tidak dapat dinilai


 T0: Tidak ada kejadian tumor primer
 Tis
: Carcinoma in situ
 T1: Diameter tumor ≤ 2 cm
 T2: Diameter tumor 2-4 cm
 T3: Diameter tumor > 4 cm
 T4a
: Tumor meluas ke laring, otot-otot lidah yang
lebih dalam atau ektrinsik, otot pterygoid medial,
palatum durum, atau mandibula
 T4b : Tumor meluas ke otot pterygoid lateral, lempeng
pterygoid, nasofaring lateral, basis crania atau
arteri karotis

(NCCN, 2011)
Kejadian, ukuran, jumlah, dan lokasi metastase regional
 Nx : Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
 N0 : Tidak ada metastase ke kelenjar limfe regional
 N1 : Metastase ke kelenjar limfe regional ipsilateral tunggal,
diameter ≤ 3 cm
 N2 : Metastase ke kelenjar limfe regional ipsilateral tunggal,
diameter 3-6 cm; ke kelenjar limfe regional multipel, diameter
< 6 cm; kelenjar limfe bilateral atau kontralateral, diameter < 6 cm
 N2a : Metastase ke kelenjar limfe regional ipsilateral tunggal,
diameter 3-6 cm
 N2b : Metastase ke kelenjar limfe regional multipel, diameter < 6
cm
 N2c : Metastase ke kelenjar limfe bilateral atau kontralateral,
diameter < 6 cm
 N3 : Metastase ke kelenjar limfe, diameter > 6 cm

Metastase jauh
 Mx : Metastase jauh tidak dapat dinilai
 M0 : Tidak ada metastase jauh
 M1 : Terdapat metastase jauh.2
(NCCN, 2011)
Diagnosis

 Anamnesis
 Rasa nyeri waktu menelan (disfagia)
 Rasa nyeri di telinga (otalgia) karena nyeri alih (referred pain)
 Kesulitan menelan (odinofagia)
 Merasa ada benda asing
 Rasa nyeri di lidah dan gangguan gerakan lidah
 Kadang-kadang pasien tidak bisa membuka mulut (trismus).

 Pemeriksaan fisik status generalis : Penurunan berat badan


 Pemeriksaan fisik status lokalis
 a) Inspeksi (tonsil)
 Pembesaran unilateral
 Permukaan tidak rata
 Ulserasi
 b) Palpasi (leher)
 Teraba massa tumor (letak, besar, konsistensi, fiksasi pada kulit dan jaringan
sekitarnya)
 Pembesaran kelenjar regional (lokasi, ukuran,dan jumlah,).
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Fungsi hepar  riwayat minum alkohol.
 Radiologi
 CT scan leher, dengan atau tanpa kontras. Untuk menilai metastasis
dan luas tumor.
 MRI. Untuk menilai ukuran tumor dan invasi jaringan lunak.
 CT scan thorax. Untuk menilai metastasis khususnya ke daerah
paru-paru.
 Biopsi
 Biopsi dilakukan langsung pada massa tumor (insisional)
diagnosis pasti
 Panendoskopi
 untuk memastikan diagnosa dan staging, dan mengetahui adanya
synchronous primary tumor.
 meliputi laringoskopi direkta, esofagoskopi dan trakeo-bronkoskopi.
 Tes Human Papiloma Virus (HPV)
 untuk menilai prognosis dengan metode quantitative reverse
transcriptase PCR (QRT-PCR).
Terapi

 Penatalaksanaan karsinoma tonsil yaitu penanganan pada tumor


primer dan kelenjar limfe regional
o Radioterapi
o Operasi
o Kombinasi Radioterapi + Operasi
o Kemoterapi
 Jenis penatalaksanaan dipengaruhi oleh ukuran tumor, ada atau
tidaknya metastase ke kelenjar limfe, ketersediaan fasilitas
radioterapi atau bedah, keadaan umum pasien, dan persetujuan
pasien.
 Terapi pembedahan dan/ radioterapi direkomendasikan pada
stadium 1 dan 2.
 Sedangkan kombinasi radioterapi dan reseksi komposit untuk
stadium 3 dan 4.
Follow up pasien

 Pada pasien pasca pengobatan, dilakukan


pemeriksaan klinis untuk tahun pertama setiap 3
bulan, tahun kedua tiap 4 bulan, tahun ketiga tiap 6
bulan. Selanjutnya setiap tahun.
 Bila didapatkan kecurigaan tumor residif  CT scan
dan biopsi tumor
Prognosis

 Survival rate selama 5 tahun pada pengobatan


karsinoma tonsil berdasarkan staging tumor yaitu :
 Stage I = 80%
 Stage II = 70%
 Stage III = 40%
 Stage IV = 30%
 Prognosis ditentukan berdasarkan stadium tumor,
histopatologi tumor, dan pengobatan yang diberikan
 Pada tumor stadium lanjut umumnya prognosisnya
buruk

Anda mungkin juga menyukai