Anda di halaman 1dari 36

LUKA BAKAR

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF
RS ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
2017
PENDAHULUAN
Definisi
Luka bakar suatu btk kerusakan atau
kehilangan jaringan yg disebabkan kontak
dgn sumber panas/dingin shg dpt
menyebabkan kematian

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma


dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak
awal (fase syok) sampai fase lanjut
Penyebab Luka Bakar
• Paparan suhu tinggi (api, kontak api,
air panas, uap panas, gas panas)
• Listrik
• Petir
• Zat kimia (asam atau basa kuat)
• Radiasi
• Suhu yang sangat rendah (frost bite).
Anatomi Kulit
3 lapisan utama : epidermis, dermis dan
lapisan subkutis.
Lapisan Epidermis t.d 5 lapisan :
 stratum corneum,
 stratum lucidium,
 stratum granulosum,
 stratum spinosum
 stratum basale (germinativum)
Gambar anatomi Kulit
Faal Kulit
proteksi,
absorbsi,
eksresi,
persepsi,
pengatur suhu tubuh,
membentuk pigmen
membentuk vitamin D, dan
keratinisasi.
Patofisiologi Luka Bakar
 Pembuluh kapiler rusak & permeabilitas
edema bulla (membawa elektrolit)
volume cairan intravaskuler
 Sel darah rusak anemia
 Fase Luka bakar
- cedera inhalasi (gang. sal. napas)
- gang. mekanisme bernapas
- gang. sirkulasi (keseimbangan cairan
elektrolit, syok hipovolemia)
Obstruksi
Kontak Edema mukosa Gejala
(jarang
dengan agen orofaring & berupa suara
dijumpai,
kausal laring s/d serak/stridor,
terjadi 8 jam
membran sulit bernafas,
pasca
alveoli gelisah
cedera)
(hipoksik)

Inflamasi
mukosa,
hipersekresi

Disrupsi, silia Terbentuk fibrin


dan atau Obstruksi lumen
mukosa (lebih sering
nekrosis + partikel karbon
bereaksi dijumpai, terjadi
kemudian pada hari ke-2
lepas dengan sekret
membentuk cast s/d 4 pasca
(sloughing cedera)
mucosa) (mucus plug)
Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial Endothelial damage


Damage

Platelet agrgegation Complement (C5a)


Activation
Type II Release of neutrophil
pneumocyte chemotactic aggregation
damage Endotoxin
Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals Macrophage
- Proteolytic enzymes mobilization
Decrease - Arachidonic Acid Metabolites
surfactant - PAF Release of cytokines
production (TNF, IL-1)
Alveolocapilary membrane permeability
Vasocontriction
Exudation of fluid protein. RBCs into
Atelectasis and interstitium
Impaaired lung Decreased flow to
compliance selected areas
Pulmonary edema and hemorrhage with
severe impairment of alveolar ventilation
V/Q Mismatching
Right to left shunt, hyaline membrane
formation, and finally fibrosis
Scheme of
ARDS !!
Acute respiratory failure
Cedera Inhalasi
Obstruksi sal. napas bag. atas :
- Edema mukosa
- Percampuran epitel mukosa yg nekrosis
dgn sekret kental (fibrin >>)
Obstruksi sal. napas bag. bawah :
Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli
m’bentuk membran hialin gang. difusi
& perfusi O2 ARDS
Gangguan Mekanisme Bernapas
Eskar yg melingkar di perm. rongga
toraks gang. ekspansi rongga
thoraks pada saat inspirasi.
Gangguan Sirkulasi
o Ekspansi cairan intravaskuler, plasma
(protein) elektrolit ke ruang intersisiel
cairan di jar.intersisiel gang.
keseimbangan tek. hidrostatik & onkotik,
gang. perfusi metabolisme seluler
Gangguan Sirkulasi

Serebral Ensefalopati
Ginjal ATN ARF
Usus Stress Ulcer
Perifer iskemi otot NO Sepsis
Pembagian zona kerusakan jaringan
1. Zona koagulasi / nekrosis
Daerah yg mengalami kontak dgn sumber panas.
2. Zona statis
Terjadi kerusakan endotel pembuluh darah,
trombosit dan leukosit  gangguan perfusi (no
flow phenomena)
3. Zona Hiperemis
Mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa
banyak melibatkan reaksi seluler.
Klasifikasi Luka Bakar
Derajat I :
• Hanya mengenai lap-epidermis
• Kulit tampak eritema, kering tanpa terbentuk bulla.
• Terasa nyeri/hipersensif
• Sembuh dlm 5 –10 hari

Derajat II dangkal :
• Mengenai epidermis dan superficial dermis
• Kulit tampak hiperemis, lembab, nyeri dan terbentuk
bulla
• Sembuh < 3 minggu
Derajat II Dalam :
• Mengenai epidermis dan sebagian besar dermis
• Sembuh > 3 minggu dengan meninggalkan parut

Derajat III :
• Mengenai epidermis & dermis serta lapisan di
bawahnya.
• Kulit tampak pucat, abu-abu dan permukaan lebih
rendah dari sekitarnya.
• Tidak ada bulla dan tidak nyeri
• Memerlukan skin graft, lama sembuh
Luas Luka Bakar

Pd orang dewasa digunakan Rule


of Nine dari Wallace,
bayi digunakan rumus 10
pada anak rumus 10-15-20
Luas Luka Bakar
PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn)


– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah
10 tahun atau di atas usia 50 tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
– Pasien-pasien dengan resiko tinggi
• Luka bakar sedang (moderate burn)
– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia
< 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan
usia lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi – jika ada indikasi ARDS
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
TATALAKSANA RESUSITASI

• Tatalaksana resusitasi jalan nafas:


– Intubasi
– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
– Pemberian oksigen 100%
– Perawatan jalan nafas
– Penghisapan sekret (secara berkala)
– Pemberian terapi inhalasi
– Bilasan bronkoalveolar
– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
– Eskarotomi pada dinding toraks  memperbaiki
kompliansi paru
Resusitasi

Cairan intraseluler Cairan Ekstraseluler

40% 15% 5% Dextrose 5%

RL
NaCl 0,9%

Koloid
Protein plasma
Darah
Formula Cairan 24 jam Kristaloid Pada Koloid Pada 24
pertama 24 jam kedua jam kedua

Parkland RL 4 ml / kg / 20-60% Pemantauan


%LB estimate plasma output urine 30
volume ml/jam

Evans (Yowler, Larutan saline 1 50% volume 50% volume


2000) ml/kg/%LB, 2000 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml D5W*, dan pertama + 2000 pertama
koloid 1 ml/ kg / ml D5W
%LB
Slater (Yowler, RL 2 L/24 jam +
2000) fresh frozen
plasma 75
ml/kg/24 jam
Brooke (Yowler, RL 1.5 ml / kg / 50% volume 50% volume
2000) %LB, koloid 0.5 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml / kg/ %LB, pertama + 2000 pertama
dan 2000 ml ml D5W
D5W

Modified Brooke RL 2 ml / kg /
%LB

MetroHealth RL + 50 mEq ½ lar. Saline, 1 U fresh frozen


(Cleveland) sodium pantau output plasma untuk
bicarbonate per urine tiap liter dari ½
liter, 4 ml / kg / lar. saline yg
%LB digunakan +
D5W
dibutuhkan utk
hipoglikemia.
Monafo 250 mEq/L 1/3 lar. Saline,
hypertonic saline pantau pantau output
Demling output urine 30 urine
ml/jam, dextran
40 dalam lar.
saline 2
ml/kg/jam untuk
8 jam, RL
pantau output
urine 30
ml/jam, dan
fresh frozen
plasma 0.5
ml/jam untuk 18
jam dimulai 8
jam setelah
terbakar.
Formula Evans-Brooke

Formula Evans Forrnula Brooke

1ml/kgBB/ %LB koloid 0.5ml/kgBB/%LB koloid


(darah) (darah)
lml/kgBB / %LB larutan 1.5ml/kgBB/%LB larutan
saline saline (elektrolit)
(elektrolit) 2000ml glukosa
2000ml glukosa Pemantauan :
Pemantauan : Diuresis (30-50 ml/jam)
Diuresis (>50 ml/jam)
Formula Baxter/Parkland

RL : 4ml / kgBB / % LB


pemantauan jumlah diuresis antara
0,5 - 1 ml/kgBB/ jam

 Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8


jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Resusitasi cairan pada syok

Cairan kristaloid
 Tiga kali defisit cairan yg menyebabkan
syok diberikan dlm 2 jam pertama
 Sisa jmlh cairan yg diperhitungkan
menurut metode Baxter/ Parkland
diberikan berdasarkan kebutuhan sampai
dgn 24 jam.
Terapi pembedahan pada luka bakar

• Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan


nekrosis dan debris (debridement) yang
dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera
termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar
derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini
diikuti tindakan hemostasis dan juga “skin
grafting” (dianjurkan “split thickness skin
grafting”).
• Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan
eksisi fasial
Skin grafting

• Tujuan dari metode ini:


– Menghentikan evaporate heat loss
– Mengupayakan agar proses penyembuhan
terjadi sesuai dengan waktu
– Melindungi jaringan yang terbuka
• Teknik mendapatkan kulit pasien secara
autograft dapat dilakukan secara split
thickness skin graft atau full thickness skin
graft
• Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit
donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat
lubang – lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring
dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 :
6) dengan mesin.  mess grafting.
• Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka
yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan
luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor
sebelumnya.
• Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan
mesin ‘dermatome’ ataupun dengan manual dengan
pisau Humbly atau Goulian.
• Beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyatuan kulit donor dengan
jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:
– Kulit donor setipis mungkin
– Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed
(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut
tekan)
• Drainase yang baik
• Gunakan kasa adsorben
PROGNOSIS

• Prognosis dan penanganan luka bakar


tergantung:
– Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
– Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
– Letak daerah yang terbakar
– Usia dan keadaan kesehatan penderita
– Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta
parut hipertrofik dan kontraktur.
Komplikasi

SIRS,
MODS,
Sikatriks,
kontraktur

Anda mungkin juga menyukai