Anda di halaman 1dari 45

ARSITEKTUR VERNAKULAR

SOSIAL BUDAYA
NUA ATA SAGA

UMA
DESA SAGA
Desa Saga terletak di wilayah Kecamatan
Detusoko, Kabupaten Ende.
Desa ini awalnya adalah sebuah Hamente.
Pada tahun 1968 Saga menjadi wilayah Desa
sendiri.
SEJARAH NUA ATA SAGA
Arti kata “SAGA”
Saga berarti tempat persembahan bagi para leluhur
atau dua gheta lulu wula ngae wena tana

Saga berasal dari “Sa” yang berarti bunyi dan “Ga”


yang berarti menabjukan, jadi Saga berarti bunyi atau
gaung yang menabjukan

Saga berasal dari kata Sangga yang berarti pancaran


atau sinar yang menyinari
Tahun berdirinya Nua Ata Saga
Nua ata Saga telah ada sejak tahun 1800-an

Saga terdiri dari 1 suku yaitu suku Lio, namun


terdiri dari dua embu yaitu embu wolo dan
embu limbu
TUJUH UNSUR KEBUDAYAAN
KEPERCAYAAN
MATA PENCAHARIAN
KESENIAN
BAHASA
SISTEM PENGETAHUAN
SISTEN PERALATAN
SISTEM KEPEMERINTAHAN
KEPERCAYAAN

KEPERCAYAAN
AGAMA KEPERCAYAAN ADAT
Di desa Saga masih menganut sistem kepercayaan terhadap roh nenek moyang

KEPERCAYAAN ADAT

Watu pa’a du’a Tenda teo

watu pa’a du’a dan tenda teo merupakan tempat sesajen yang digunakan untuk
memberi makan dan persembahan pada roh nenek moyang

Proses pemberian makan kepada roh leluhur


MATA PENCAHARIAN

Tabel mata pencaharian desa Saga

Cengkeh dan kopi merupakan komoditi utama desa Saga


KESENIAN

SENI RUPA
 UKIRAN
 PATUNG

SENI MUSIK

SENI TARI
KESENIAN

Kesenian yang terdapat dan


PAKAIAN ADAT masih terlestarikan hingga saat ini
di desa Saga
Mamo maika Wea Ola roe

Prosesi ole roe Benga Ata du’a one sa’o


UKIRAN
Nggala Keba Nipa
UKIRAN

Gawi
Senjata Manu
Koba leke Kolo Kamba Riabewa

Lamba
UKIRAN

Sau Podo Nggo


Patung ini terdapat di dalam keda yang
dianggap sakral
PATUNG

Patung Guru dan Kara


Nggo Lamba feko
SENI MUSIK
Tarian nggolamba
SENI TARI

Tarian gawi
Baju bebas

Ragi mite
PAKAIAN ADAT
Baju merah

Ragi mite
Lambu nu’a

Lawo
SISTEM PENGETAHUAN

Dengan infrastruktur pendidikan berupa sebuah gedung sekolah dasar yang berada didusun satu
yaitu Sekolah Dasar Khatolik Saga 1
sobe Ngesu dan alu kogabe
SISTEM PERALATAN

Rambo Pado Ke’a


Nge’bhi Ka’do Ola teo Jerat Tikus

Tenda teo Watu pa’a du’a Waja


Bhabhe Gara Sokal

Kaka dénga Kukur lesung


Bahasa yang digunakan di desa Saga adalah bahasa Ende Lio dan bahasa Indonesia, sedangkan
saat prosesi adat menggunakan bahasa adat.
BAHASA
PEMERINTAHAN NASIONAL

SISTEM KEPEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN ADAT

LAKI PU’U NUA


SAGA WAWO
LAKI NDU

SAGA WENA
SAGA ONE LAKI PU’U LIMBU LAKI PU’U WOLO

LAKI WUNU KOLI LIMBU LAKI KAGO KAO / LAKI LOGE BOTE LAKI TURU TA’I

LAKI WUNU KOLI WOLO PAIRIA NIU BEWA


LAKI PU’U NUA
Tugas :
1. Koe kolu (ritual pertama sebelum pembangunan rumah)
2. Kago awu atau goro tumba (pembangunan sumba nua atau pagar kampung)
3. Melakukan nggua uta dan uwi

NUA
ATA
SAGA

DESA SAGA
LAKI NDU
Tugas :
1. Ndeto tau peto au tau bo (menyelidiki berbagai pelanggaran)
2. Keso besi kero mbelo (mengadili dan memutuskan)
3. Tena biko liri boa (mendamaikan)
LAKI PU’U LIMBU
Tugas :
Memiliki tugas yang sama dengan laki pu’u nua namun bertempat di luar dari nua ata Saga
atau di uma.

NUA
ATA
SAGA
DESA SAGA
LAKI PU’U WOLO
Tugas :
Memiliki tugas yang sama dengan laki pu’u nua namun bertempat di luar dari nua ata Saga
atau di uma.

NUA
ATA
SAGA
DESA SAGA
LAKI WUNU KOLI LIMBU DAN WOLO

Tugas :
Bertugas saat pembangunan Keda, serta mengurusi konsumsi (daging) saat ritual adat
LAKI KAGO KAO / LAKI LOGE BOTE

Tugas :
Mengurusi akomodasi dan konsumsi nasi pada ritual adat.
PAIRIA NIU BEWA
Tugas :
Mendampingi laki ndu atau ria bewa serta menyiarkan hasil perkara yang telah diputuskan
oleh ria bewa.

LAKI TURU TA’I


Tidak memiliki garis keturunan langsung dengan Mosalaki, namun karena merupakan
seorang yang berada sehingga diberi kedudukan dan diangkat sebagai seorang Mosalaki.
PROSESI PERTANIAN
PROSESI KEMATIAN
PROSESI PEMBANGUNAN RUMAH
PROSESI ADAT

PORSESI PENERIMAAN TAMU


PROSESI PERNIKAHAN
PROSESI KELAHIRAN
1. Gaga Jala ( pembersihan jalan kekebun )
2. Po’o api nu ( api diasapkan keatas )
3. Po’o te’u ( tolak bala untuk mengusir hama )
4. Tepo mulu ( tanam perdana )
PROSESI PERTANIAN
5. Ka ke’o ( syukuran pertama )
6. Joka ule ( Tolak bala menjelang panen )
7. Keti are sa’e jawa ( Panen perdana padi dan jagung )
8. Nggua Ria ( syukuran )
• Teo Nggo ( Menggantung gong )
• Dhu Are ( Tumbuk padi )
• Nogo ( pembukaan acara Nggua Ria )
• Sare Are Tu ( pengantaran beras kerumah saudari )
• Keti Uta Bue
• Keli dan uwi (pinang dan ubi)
• Roro uwi
PROSESI PERTANIAN
PROSESI KEMATIAN

1. Meka tana
2. Tolak bala
3. Poru (hari ketiga)
4. Peri elu ( menghapus air mata)
PROSESI PEMBANGUNAN RUMAH
1. Kolo lengi (penanaman tiang as)
2. Senda (penanaman tiang dan pendudukan balok)
3. Tekka wisu (pemahatan balok)
4. Padja wisu (pelumuran darah ayam pada tiang)
5. Poto puki (pemasangan penutup atap)
6. Nai’sa o (peresmian)
PROSESI PENERIMAAN TAMU

Peneriamaan secara nasional

Peneriamaan secara adat


1. Ndu’u sai lati ndeki (perkenalan keluarga)
2. Perkenalan diri
3. Mbabo gajo (penyampaian hari belis)
PROSESI PEERNIKAHAN

4. Karia (makan bersama)


5. Mbabo (belis)
6. Penentuan tanggal
7. Pengantaran ke paroki
8. Painaja (panggilan ke 3)
1. Ta’o laki tana (penanaman ari-ari oleh mosalaki)
2. Makan bersama
PROSESI KELAHIRAN

3. Ta’o sawa (pemberian persembahan kepada leluhur)


FILOSOFI BENTUKAN BANGUNAN

Filosofi bentuk bangunan mengikuti bentukan perahu


dan gunung
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

DIAN K. R. B. OEMATAN
JENDRIFID C. NDOLU
IMANUEL E. NDAPA
BERTINUS JENAI
PAULINUS MARTO

Anda mungkin juga menyukai