Anda di halaman 1dari 49

IMBALAN KERJA

05/04/19 Tata Salta


UU NO.13 TAHUN 2003

PEMUTUSAN
HUBUNGAN
KERJA

HUBUNGAN
PENGUPAHAN
KERJA

UU NO.13 TAHUN 2003

05/04/19 Tata Salta


UU NO.13 TAHUN 2003

Siapa sajakah yang merupakan subjek UU No.13 Tahun


2003?

• Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 1, pengusaha


adalah perorangan, persekutuan baik fa maupun CV,
badan hukum yang berdiri sendiri seperti, yayasan,
koperasi, PT dan organisasi nirlaba, baik LSM maupun
organisasi yang dibentuk pemerintah,

• Badan Usaha Milik Negara.


05/04/19 Tata Salta
JENIS IMBALAN KERJA
VERSI UU. NO. 13 TAHUN 2003

• Imbalan Kerja Jangka Pendek (IKJP) terdiri dari:


– gaji
– Uang lembur,
– bonus,
– Cuti tahunan,
– THR dan tunjangan lainnya

• Imbalan Pasca Kerja (IPK) terdiri dari:


– Uang Pesangon (UP),
– Uang Penghargaan Masa Kerja (PMK),
– Uang Penggantian Hak (UPH).
05/04/19 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003

PROGRAM IMBALAN PASCA KERJA SECARA UMUM


DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA JENIS, YAITU
PROGRAM IMBALAN PASTI DAN IURAN PASTI

DENGAN BERLAKUNYA UU NO.13 TAHUN 2003, MAKA


IMBALAN PASCA KERJA YANG TERDIRI DARI PESANGON,
PENGHARGAAN MASA KERJA, DAN UANG PENGGANTIAN
HAK MENJADI BERSIFAT PASTI ATAU DEFINED BENEFIT.
HAL INI SEBAGAIMANA DITEGASKAN DALAM PASAL 167

05/04/19 Tata Salta


Pengertian Kesejahtran
• Kesejahtraan pekerja meliputi unsur-unsur :
– Senantiasa berkaitan hubungan antara
pemberi kerja dengan pekerja sebagai
peserta.
– Pemberi kerja adalah pihak yg aktif memberi
mamfaat.
– Mamfaat yang diberikan dalam hal pekerja
tidak mampu lagi bekerja, setelah lanjut usia
atau meninggal.

05/04/19 Tata Salta


Dana Pensiun
Badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan mamfaat pensiun.

TUJUAN

Karyawan :
Pemberi Karja :
• Rasa Aman terhadap
• Kewajiban Moral
masa depan.
• Loyalitas
•Kompensasi yang
• Kompetisi pasar
lebih baik karena
tenaga kerja :
pekerja m tambahan
konpensasi.
05/04/19 Tata Salta
Mamfaat Pensiun :
Pensiun Normal

Pensiun Pensiun
Cacat Dipercepat

Pensiun ditunda

05/04/19 Tata Salta


Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun

• Pembayaran secara sekaligus (Lump sum)

• Pembayaran secara berkala ( anuity)

05/04/19 Tata Salta


Dasar Hukum Pensiun
• PP tentang Dana Pensiun
• UU No.,13 tahun 2003 tentang tenaga
kerja hubungan kerja dan Imbalan kerja
dan Pasca Kerja.

05/04/19 Tata Salta


PP dana Pensiun UU No 13
• Mengatur :
1. Siapa yang berhak menjadi peserta pensiun
2. Dasar pensiun.
3. mamfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam
bentuk apa.
4. Kapan dapat meninkmatinya dan berapa besar
mamfaat yang dijanjikan kepada peserta.
5. Iuran pensiun.
6. Hak-hak sebelum mencapai usia pensiun
7. Sumber pembiayaan.

05/04/19 Tata Salta


Janis Program Pensiun
1. Program pensiun memfaat Pasti.
2. Program peniun iuran Pasti.

05/04/19 Tata Salta


1. Program pensiun mamfaat pasti :
• Final Earning pension plan.
• Final average earning.
• Career Average earnings.
• Falt benafit

K
• Lebih menekankan pada hasil akhir.
E
L • Mamfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu
E
B • Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomdasi masa
I
H kerja yg dilalui pekerja
A
N • Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yg
akan diterima pd saat mencapai masa peniun.

Kel • Perusahaan menanggung kekurangan dana apabila hasil


em
ah
investasi tidak mencukupi.
an • Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan
05/04/19 • . Tata Salta
2. Program Pensiun Iuran Pasti
• Money Purchase Plan
• Profit Sharing Plan
• Saving plan
• Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungan
Kel atau diperkirakan.
ebi
han • Karyawan dpt memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap
tahun.
• Lebih mudah untuk diadministrasikan

• Penghasilan pd saat pensiun lebih sulit untuk diperkirakan


Kel •
em
Kkaryawan menanggung risiko atas ketidak berhasilan Investasi
aha • Tiadak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilaui
n karyawan.

05/04/19 Tata Salta


PROGRAM PENSIUN DG IURAN & TANPA IURAN

1 2

• CONTRIBUTORY, • NON CONTRIBUTORY,


dimana pekerja dan dimana pekerja dan
pemberi kerja
pemberi kerja
diwajibakan
diwajibakan membayara iuran
membayara iuran

05/04/19 Tata Salta


1. Kelebihan cotributory :
• Secara teoritis, program pensiun dengan iuran
( contributory plan ) ini akan mengurangi biaya pemberi
kerja, dg benefit yg sama dibandingkan dg non
contributory plan.
• Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak.
• Karyawan akan lebih berkepentingan dan menghargai
program pensiun apabila ikut membayar iuran.
• Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai
usia pensiun, mereka akan memperoleh kembali
akumulasi iuran ditambah hasil pengembanganya.

05/04/19 Tata Salta


2. Kelebihan non-contributory
1. Dalam contributory karyawan dpt
menuntut, tetapi dalam non-contributory
tidak.
2. Peng administrasian non-contributory
lebihmudah dibandingkan contributory
pensiun plan.
3. Jumlah gaji pekerja akan lebih besar
karena tidak dipotong untuk iuran pensiun.

05/04/19 Tata Salta


Penyelenggaraan Program Pensiun

• Pemberi kerja
Membentuk
sendiri lembaga
dana pensiun.

• Mengikut
sertakan
pekerjanya ke
DPLK lain.
05/04/19 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN IMBALAN PASCA KERJA:
JENIS MANFAAT BESARAN
•Pensiun (psl 167) 2 P + 1 PMK + UPH
•Pekerja meninggal dunia (psl 166) 2 P + 1 PMK+ UPH
•Pekerja mengundurkan diri (psl 162) UPH
Diberhentikan karena:
•Pekerja melakukan kesalahan (psl 158) UP* + UPH
•Pekerja melakukan tindak pidana sehingga
ditahan oleh yang berwajib (psl 160) 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
•Pekerja melakukan pelanggaran PKB (psl 161) 2 P + 1 PMK + UPH

•Perubahan status akibat merger & akuisisi (psl 163) 1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK + UPH
•Perusahaan tutup karena rugi secara terus
1 P + 1 PMK + UPH
menerus (psl 164 ayat 1)**
2 P + 2 PMK + UPH
P =Pesangon
•Perusahaan melakukan efisiensi (psl 164 ayat 3) UPH: Uang Penggantian Hak
•Perusahaan pailit (psl 165) PMK= Penghargaan
masa kerja.

05/04/19
•Sakit berkepanjangan (psl 172) Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan pesangon sebagaimana diatur dalam
pasal 156 ayat 2 adalah sebagai berikut:

MASA KERJA BESAR PESANGON X


(DALAM TAHUN) UPAH
MK < 1 1
1  MK < 2 2
2  MK < 3 3
3  MK < 4 4
4  MK < 5 5
5  MK < 6 6
6  MK < 7 7
7  MK < 8 8
9
8  MK
05/04/19 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana
diatur dalam pasal 156 ayat 3 adalah sebagai berikut:

MASA KERJA PENGHARGAAN MASA


(DALAM TAHUN) KERJA X UPAH
MK < 3 1
3  MK < 6 2
6  MK < 9 3
9  MK < 12 4
12  MK < 15 5
15  MK < 18 6
18  MK < 21 7
21  MK < 24 8
10
24  MK
05/04/19 Tata Salta
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

• PSAK No.24 (revisi 2004) merupakan adopsi dari IAS


No.19 tentang, “Employee Benefits” yang dikeluarkan
pada tahun 1999.

• IAS No.19 telah direvisi dengan dikeluarkannya


Amendment to IAS No.19 tentang, “Actuarial Gains and
Losses, Group Plan and Disclosures” pada tahun 2004,

• Amendemen tersebut banyak membahas tentang


alternatif-alternatif perlakuan akuntansi atas laba atau rugi
yang berasal dari perubahan asumsi aktuaria yang
digunakan.
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IKJP

Berdasarkan PSAK No.24 (revisi 2004) par. 9, imbalan


kerja jangka pendek (IKJP) terdiri dari:

• Upah, gaji dan iuran jaminan sosial,


• Cuti berimbalan jangka pendek,
• Hutang bagi laba atau bagi bonus,
• Imbalan non-moneter,
• Tunjangan hari raya (tidak diatur).

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IKJP

Pengakuan dan pengukuran imbalan kerja jangka


pendek:

• Imbalan kerja jangka pendek diakui dengan jumlah


tidak didiskonto (undiscounted basis),

• Diakui sebagai beban operasi pada tahun berjalan.

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA
KERJA TANPA PENDANAAN

IMBALAN UNDISCOUNTED

KERJA JANGKA
PSAK PENDEK
NO.24
(REVISI
2004)

DISCOUNTED
IMBALAN
EFEKTIF KERJA JANGKA
BERLAKU 1 PANJANG
JULI 2004
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
IMBALAN PASCA
KERJA SEPERTI
PESANGON, PMK,
UPH, JHT,
JAMSOSTEK, DLL
IMBALAN KERJA
JANGKA
PANJANG

IMBALAN JANGKA
PANJANG LAINNYA
SEPERTI CUTI
BERIMBALAN JANGKA
PANJANG

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN

KEWAJIBAN IMBALAN A
D
P
C RO
A RE JE
PASCA KERJA UU LA D C
D ME H S I T TE
NO.13 TAHUN 2003 IP T A M D
E O T E U
R D U TH N
K E -S I
E Y A O T
N A T D
A N U
N G N
K YA
A
N

BERDASARKAN PSAK NO.24 IMBALAN PASCA


KERJA IMBALAN PASTI HARUS DIUKUR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROJECTED UNIT CREDIT

05/04/19 Tata Salta


PROFESI AKTUARIS DAN AKUNTAN
PUBLIK

MELAKUKAN
PERHITUNGAN AKTUARIS HARUS
BERDASARKAN MELAKUKAN
STANDAR KERJA PERHITUNGAN
YANG DIKELUARKAN SECARA OBJEKTIF
OLEH PERSATUAN DAN NETRAL,
AKTUARIS SEHINGGA DAPAT
INDONESIA DITERIMA DALAM
LAPORAN KEUANGAN
AKTUARIS
INDEPENDE
N

05/04/19 Tata Salta


Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik
• Aktuaris adalah profesi atau ahli yang bertugas melakukan
penaksiran terhadap tingkat kematian, cacat dini, resiko
ansuransi dan hal-hal lain yang terkait dengan manusia.
• Ahli ini mempelajari ilmu aktuaria yang merupakan cabang
ilmu matematika.
• Aktuaris ditugaskan oleh perusahaan sebagai ahli untuk
melakukan estimasi atas berapa besar imbalan pasca
kerja yang harus diakui pada laporan keuangan.
• Aktuaris haruslah bersifat independen dalam melakukan
tugasnya tanpa memihak manajemen ataupun pekerja.
• Output dari pekerjaan aktuaris adalah laporan yang berisi
tentang perhitungan kewajiban imbalan pasca kerja serta
asumsi-asumsi yang dipakai dalam perhitungan.
05/04/19 Tata Salta
Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik

• Kewajiban imbalan pasca kerja adalah suatu


estimasi akuntansi sehingga perhitungan estimasi
atas kewajiban imbalan pasca kerja adalah
tanggung jawab manajemen.

• Peranan aktuaris hanyalah sebagai ahli yang


membantu manajemen dalam melakukan estimasi.

• Manajemen tetap bertanggung jawab atas estimasi


yang dihasilkan seperti yang dijelaskan pada SA
seksi 342 tentang, ‘Audit atas Estimasi Akuntansi’.
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN

PSAK NO.24 (REVISI 2004)


PAR.75:

P
U
C
D
ASUMSI

IT
M

D
A

E
KEUANGAN

E
SU

R
N

A
G

G
M

PK
G

A
SI

A
N

N
A

A
K

K
ASUMSI

TU

A
N
A
R
AKTUARIA

IA
ASUMSI
DEMOGRAF
I
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
L
MORTALITAS A
B
TURN OVER A

D
DEMOGRAFI CACAT A
N
KLAIM
KESEHATAN R
U
G
BUNGA DISKONTO
I

KENAIKAN A
KEUANGAN GAJI K
T
HASIL AKTIVA U
PROGRAM A
R
LAIN-LAIN I
A
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Contoh:
Pada tahun pelaporan 31 Desember 2003 Tuan Tata Salta SE
Ak. bekerja pada Bank “BRI” dengan gaji sebesar Rp
10.000.000 per bulan sebagai Kepala Analis Kredit. Umur pada
tanggal pelaporan adalah 30 tahun dan mulai bekerja pada
saat umur 25 tahun dan akan pensiun pada usia 55. Tingkat
kenaikan gaji diasumsikan 8% per tahun dengan tingkat suku
bunga diskonto 10% per tahun, berapakah imbalan pasca kerja
yang akan dibayar oleh Bank “BRI” dan berapakah kewajiban
yang diakui untuk tahun-tahun yang lalu? Buatlah jurnal
pencatatan pada tahun 2003!
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jawab:
Gaji pada saat pensiun = Rp 10.000.000 x (1+0,08) (55-30)
= Rp 10.000.000 x (6,84848)
= Rp 68.484.800

(a) 2 x pesangon = 2 x Rp 68.484.800 x 9 = Rp 1.232.726.400


(b) Penghargaan masa kerja = 10 x Rp 68.484.800 = Rp
684.848.000
(c) Uang pengantian hak = 15 % x ((a) + (b)) = Rp 287.636.160
(d) IPK pada masa yang akan datang = (a) + (b) + (c)
= Rp 2.205.210.560

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Berdasarkan metode projected unit credit, maka terlebih dahulu kita
hitung satuan unit manfaat dan biaya jasa kini, sebagai berikut:

(e) Satuan unit manfaat (SUM) adalah,


(d)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.0923 x 0.8402*
= Rp 5.700.503
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (29 – 25)
= Rp 22.802.012
(h) Biaya bunga = 10% x ((f)+(g)) = Rp 2.850.252

*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau
pengalaman tahun-tahun sebelumnya

Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P : Peluang

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:

Nilai kini kewajiban imbalan pasca


kerja per 1 Januari 2003 Rp 22.802.012

Biaya jasa kini 5.700.503


Beban bunga 2.850.252
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2003 Rp 31.352.767

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:

(Jurnal Pencatatan-1)
(Dr)Laba ditahan 22.802.012
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 22.802.012
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun
sebelumnya (g)

(Jurnal Pencatatan-2)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja 8.550.755
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
8.550.755
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui pada tahun berjalan
((f) + (h))

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
BAGAIMANA SEANDAI NYA ASUMSI
AKTUARIA BERUBAH PADA TAHUN
BERIKUTNYA
?
PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 94:
Perusahaan harus mengakui sebagian keuntungan dan kerugian aktuaria
sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya
melebihi jumlah yang lebih besar 10% dari nilai kini imbalan pasti pada
tanggal tersebut.

PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 95:


Bagian yang diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuaria adalah selisih
antara koridor pada paragraf 94 dengan perbedaan angka sebagai akibat
perubahan asumsi aktuaria dibagi dengan sisa masa kerja karyawan yang
bersangkutan.

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Pada contoh diatas apabila pada pelaporan 31 Desember 2004 ada
asumsi aktuaria yang berubah, dimana tingkat bunga diskonto
menurun menjadi 5% pada tahun berikutnya, maka hitungan untuk
tahun 2004 akan menjadi:

(e) Satuan unit manfaat adalah,


(d.)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.3101 x 0.8402*
= Rp 19.151.961
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (30 – 25)
= Rp 95.759.805
(h) Biaya bunga = 5% x ((f)+(g)) = Rp 5.745.588

*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman
tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P : Peluang
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:

Nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja


per 1 Januari 2004 Rp 31.352.767
Biaya jasa kini 19.151.961
Beban bunga 5.745.588
Rugi aktuaria (selisih) 64.407.038
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2004 Rp 120.657.354
Rugi aktuaria yang diakui adalah rugi aktuaria setelah dikurangi
nilai koridor 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
sebesar Rp 12.065.735 (10% x Rp 120.657.354).

Rugi aktuaria yang diakui adalah sebesar Rp 2.093.652 (Rp


64.407.038-Rp 12.065.735 )/25.

Rugi aktuaria yang tidak diakui adalah sebesar Rp 62.313.386 (Rp


64.407.038 – Rp 2.093.652).
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN

Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan pada tahun 2004


adalah:

(Jurnal pencatatan-3)
(Dr)Rugi aktuaria 2.093.652
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 2.093.652
Mencatat kerugian akibat perubahan asumsi aktuaria

Pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah


sebagai berikut:

(Jurnal pencatatan-4)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja 24.897.549
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
24.897.549
Mencatat Penambahan beban imbalan pasca kerja untuk tahun
yang berjalan ((f.)+(h.)).
05/04/19 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
APA YANG PERLU DIUNGKAPKAN
?
PSAK NO.24
(REVISI
PADA LAPORAN KEUANGAN 2004) PAR.
126

1. Kebijakan akuntansi dalam mengakui keuntungan atau kerugian


aktuaria,
2. Keuntungan atau kerugian aktuaria yang tidak diakui,
3. Nilai kini jumlah kewajiban imbalan pasca kerja,
4. Jumlah kewajiban yang diakui pada neraca,
5. Mutasi kewajiban selama tahun berjalan,
6. Jumlah biaya yang diakui pada laporan keuangan dengan urutan
sebagai berikut:
- Biaya jasa kini,
- Biaya bunga,
- Keuntungan atau kerugian aktuaria,
- Biaya jasa lalu,
- Pengaruh PHK atas keuangan perusahaan.
7. Asumsi-asumsi aktuaria yang dipakai, seperti tingkat bunga
05/04/19 Tata Salta
diskonto, kenaikan gaji dan asumsi-asumsi yang lain.
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Pada tahun 2003, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca kerja berdasarkan
Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berlaku efektif
sejak 25 Maret 2003. Kewajiban ditentukan berdasarkan penilaian atas kewajiban
imbalan pasca kerja per 31 Desember 2003 dengan menggunakan metode projected
unit credit. Imbalan pasca kerja untuk tahun yang berjalan dicerminkan pada laporan
laba rugi dan neraca. Rincian kewajiban imbalan pasca kerja dan beban imbalan
pasca kerja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai
berikut:

2004 2003

Nilai kini kewajiban imbalan


pasca kerja per 1 Januari Rp 95.759.805 Rp 22.802.012
Biaya jasa kini 19.151.961 5.700.503
Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria yang tidak
diakui ( 62.313.386) -

Nilai kini kewajiban imbalan


pasca kerja per 31 Desember Rp 58.343.968 Rp 31.352.767

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Mutasi saldo kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:

2004 2003

Saldo kewajiban per 1 Januari Rp 31.352.767 Rp 22.802.012


Biaya jasa kini 19.151.961 5.700.503
Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria 2.093.652 -

Saldo kewajiban per 31 Desember Rp 58.343.968 Rp 31.352.767

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi sebagai berikut:

2004 2003

Biaya jasa kini Rp 19.151.961 Rp 5.700.503


Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria yang diakui 2.093.652 -

Beban imbalan pasca kerja Rp 26.991.201 Rp 8.550.755

Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan:


Diskonto 5% 10%
Kenaikan gaji 8% 8%
Probabilita yang berasal dari tingkat
turnover pegawai 0,8402 0,8402

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Bagaimana seandainya jika
Tuan Deni mengalami sakit ?
berkepanjangan pada awal
Januari tahun 2005
Tuan Dian akan memperoleh sebesar:

Manfaat karyawan = 2P + 2 PMK + UPH


= (2(Rp 10.800.000*) x 7)+(2(Rp10.800.000*)
x 3) + 15% x 216.000.000 
= Rp 248.400.000

*Gaji awal pada tahun 20x5

05/04/19 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan
adalah:

(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja 58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK 190.056.032
(Cr)Kas 248.400.000

Mencatat pembayaran imbalan pasca kerja


kepada Tuan Dian dan kerugian akibat
pemutusan hubungan kerja

Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada


05/04/19 Tata Salta
laporan laba rugi sebagai bagian dari beban dan
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jurnal pencatatan yang dibutuhkan bila kita
menghitung PPh pasal 21 atas uang pesangon
adalah :

(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja 58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK 190.056.032

(Cr)Kas 215.050.000
(Cr) Hutang PPh pasal 21 (final)
33.350.000
Mencatat pembayaran IPK kepada Tuan Dian dan
kerugian akibat pemutusan hubungan kerja
05/04/19 Tata Salta
Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada
Terima kasih

05/04/19 Tata Salta

Anda mungkin juga menyukai