Anda di halaman 1dari 47

LAPSUS

Penyakit Jantung Koroner


STEMI INFERIOR

Oleh:
G Karin A Tania 17710253

Pembimbing:
Dr. DhaniTri Wahyu Nugroho, Sp.JP

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSU DR WAHIDIN SUDIROHUSODO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S
 Usia : 52 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Pajaran 16/05 Tarik
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Tanggal MRS : 01 Januari 2019
ANAMNESA

KELUHAN UTAMA NYERI DADA


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri dada. Nyeri
dada dirasakan sejak 1 jam yang lalu sebelum pasien dibawa ke
IGD. 2 hari sebelumnya pasien merasakan hal yang sama namun
nyerinya hilang timbul. Nyeri dada seperti tertindih benda berat
terutama sebelah kiri. Nyeri dada menjalar ke bahu kiri dan
punggung namun tidak ke dagu. Nyeri dada muncul tiba-tiba saat
pasien sedang istirahat, lama nyeri dada dirasakan kurang lebih 2
jam. Pasien biasa tidur dengan 2 bantal, nyeri dada dirasakan
memberat saat bekerja dan istirahat, sesak (-), pusing (+),
mules(-), mual (+), muntah (+) 2x , makan dan minum dbn, BAB
dan BAK dbn.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 HT disangkal
 DM disangkal
 Jantung disangkal
 Gastritis akut (+)
RIWAYAT
• Tidak ada yang sakit seperti ini
PENYAKIT
KELUARGA

Riwayat
• Belum mendapat pengobatan
Pengobatan

• Pasien merokok ½ pak perhari


Riwayat
Sosial dan • Sering konsumsi jamu-jamuan
Kebiasaan
Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Keadaan Umum : Lemah
 GCS : 456

 Vital Sign
 Tensi : 90/60
 Nadi : 73
 Suhu : 36°C
 RR : 20
 SPO2 : 97%
 Kepala Leher
 A/I/C/D : -/-/-/-
 Trakea : Tidak didapatkan deviasi
 JVP : Tidak ada peningkatan JVP
 KGB : Tidak didapatkan pembesaran KGB
 Thorax
 Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris tidak ada nafas yang
tertinggal, tidak ada retraksi ICS
Palpasi : Fremitus suara dan fremitus raba simetris
kanan dan kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+) Ronki Basah Halus (-/-)
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Heave (-), Thrill (-)
Perkusi : Batas Kanan Bawah ICS V Parasternal Line Dextra
Batas Kiri Bawah ICS IVMidclavikula sinistra
Auskultasi :S1/S2 tunggal-reguler, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen
Inspeksi :Datar
Auskultasi :Bising Usus Normal
Perkusi :Timpani
Palpasi :Abdomen Supel, nyeri tekan (-), Hepar-Lien tidak
didapatkan pembesaran

 Ekstremitas : Akral Hangat, Oedem tungkai (-), Sianosis perifer (-),


CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
 GDA : 85
 Troponin I/T : positif

Darah Lengkap Hasil Harga Normal


WBC 10,7 4,8-10,8

HB 13,4 12-18

HCT 39,1 37-52

PLT 259 150-450


Serum Elektrolit Hasil Harga Normal

Natrium 135,1 mmol/L 135-155 mmol/L

Kalium 3,8 mmol/L 3,6-5,5 mmol/L

Chlorida 104,1 mmol/L 95-108 mmol/L


Elektrokardiogram
01 Januari 2019

Interpretasi EKG :
Rate : 60 x/menit
Irama : Sinus
Hipertrofi : tidak terdapat
hipertrofi
Infark : infark inferior (ST
elevasi II,III,aVF)
Radiologi
Tanggal 01 Januari 2019

Kesan : soft tissue dalam batas


normal, bone dalam batas normal,
tidak ada deviasi trachea, jantung
tampakk membesar, pulmo dalam
batas normal
Diagnosis
Diagnosis akhir berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dapat diambil adalah “Penyakit Jantung
Koroner dengan STEMI inferior”
Diagnosis Penyakit Jantung

Diagnosa • Sindroma Koroner Akut


Etiologi
Diagnosa • AMI inferior
Anatomi
Diagnosa • kompensata
Fisiologi
Planning Diagnosa
 GDA
 Serum Elektrolit
 BUN
 Serum kreatinin
 Asam Urat
 LFT
 Profil lipid
Terapi awal 01 Januari 2019
Non Medikamentosa
 Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, penanganan,
serta komplikasi dari penyakit yang diderita oleh pasien.

Medikamentosa
 Tirah baring
 Oksigen 3 lpm
 Infus
 Drip trombolitik 1,5jt unit dalam PZ 100cc/45 mmenit
 Injeksi Lovenox 0,3cc iv
Terapi Advice di ICCU 01 Januari 2019

 Tirah baring total


 O2 nasal 3 lpm
 Inf. PZ 500cc/24 jam
 Aspilet 1-0-0
 Clopidogrel 75mg 1-0-0
 Atorvastatin 40mg 0-0-1
 Miozidine 35mg 1-0-1
 Nitrokaf R 1-0-1
 Inj Lovenox 2x0,6
 Tiaryt tab ½-0-0
EKG datang di ICCU
EKG 1 jam post Trombolitik
Follow Up Pasien
02 Januari 2019
EKG basal 02 Januari 2019 (hari ke 2)
Follow up
03 Januari 2019
EKG basal tanggal 03 Januari 2019
Follow Up 04 Januari 2019
EKG basal Tanggal 04 Januari 2019
Follow Up 05 Januari 2019
Follow Up 06 Januari 2019
PENYAKIT JANTUNG KORONER
 Definisi

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang


disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan
pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung.
Karena sumbatan ini, terjadi ketidakseimbangan antara
masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena sehingga
fungsinya terganggu.
ANATOMI
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Non-Modifiable Modifiable

• Usia • Hipertensi
• Jenis kelamin • Diabetes Mellitus
• Ras • Dislipidemia
• Riwayat Keluarga • Overweight dan
Obesitas
• Riwayat Merokok
• Faktor Psikososial
• Aktivitas Fisik
• Gaya Hidup
Manifestasi Klinis
• Nyeri dada spt tertekan atau tertindih benda berat pada daerah retrosternal
• Menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, are interskapular, bahu, epigastrium,
• Keluhan berlangsung intermitten/ beberapa menit atau persisten >20
menit.
Angina Tipikal • Disertai keluhan diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak napas,
syncope.

• Nyeri yang menjalar hampir sama dengan angina tipikal.


• Rasa gangguan pencernaan.
• Sesak napas yang tidak dapat diterangkan.
• Rasa lemah mendadak yang sulit duraikan.
Angina • Sering dijumpai pada usia muda (25-40 tahun) atau usia
Atipikal lanjut (>75 tahun), wanita, diabetes mellitus, gagal gnjal
kronik, atau demensia.
Diagnosis
Diagnosa STEMI dapat ditegakkan apabila didapatkan adanya
nyeri dada khas infark yang terjadi pada saat istirahat selama
>20 menit, elevasi segmen ST baru pada J point pada 2 lead
yang berdampingan dengan cut point >0,1mV pada semua
lead selain V2-V3 dimana pada lead V2-V3 cut point ialah
>0,2mV pada pria atau >0,5mV pada wanita dan
peningkatan serial dari enzim jantung.
TERAPI
 Langkah awal penanganan Sindroma Koroner Akut yaitu
Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin (disingkat MONA), yang
tidak harus diberikan semua atau bersamaan.
 Tirah Baring
 Suplemen Oksigen harus diberikan segera bagi mereka
dengan saturasi O2 arteri <95% atau yang mengalami
distress respirasi
 Suplemen Oksigen dapat diberikan pada semua SKA dalam 6
jam pertama tanpa mempertimbangkan saturasi O2 arteri
 Aspirin 160-320mg diberikan segera pada semua pasien yang tidak
diketahui intoleransinya terhadap aspirin. Aspirin tidak bersalut lebih
terpilih meningkat absorpsi sublingual (di bawah lidah) yang lebih
cepat
 Penghambar reseptor ADP
 Dosis awal ticagrelor yang dianjurkan adalah 180mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 2x90mg/hari kecuali pada pasien STEMI
yang direncanakan untuk reperfusi menggunakan agen fibrinolitik
 Dosis awal clopidogrel adalah 300mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 75mg/hari (pada pasien yang idrencanakan untuk terapi
reperfusi menggunakan agen fibrinolitik, menghambat reseptor ADP
yang dianjurkan adalah clopidogrel.
 Nitrogliserin (NTG) spray/ tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri
dada yang masih berlangsung saat tiba diruang gawat darurat.
 Morfin sulfat 1-5mg iv dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien
yang tidak responsif dengan terapi dosis NTG sublingual.
PEMBAHASAN
TABEL FAKTOR RESIKO
Tabel Stratifikasi Risiko
TABEL SKOR TIMI

Berdasarkan stratifikasi risiko skor TIMI pada pasien jumlah skor TIMI 3
masuk dalam risiko menengah dimana risiko kejadian kedua kardiovaskuler
hingga <19,9%. Stratifikasi TIMI divalidasi untuk prediksi kematian 30 hari
dan 1 tahun pada berbagai spektrum SKA termasuk UAP dan STEMI.
Berdasarkan
anamnesa,
pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan
penunjang, diagnosis
KESIMPULAN
yang dapat diambil
adalah Penyakit
jantung Koroner
dengan STEMI
inferior.

Anda mungkin juga menyukai