Anda di halaman 1dari 38

SOSIALISASI MASALAH

KESEHATAN JIWA DI
PUSKESMAS

dr. Melati P. I. S. Sitorus


PRINSIP UMUM LAYANAN KESWA
1. Komunikasi dengan pasien dan
keluarga (carers)
2. Pemeriksaan (assessment)
3. Tatalaksana dan monitoring
4. Penggerakan dan penyediaan
dukungan sosial
5. Perlindungan terhadap hak asasi
6. Perhatikan kesehatan secara umum
PENGENALAN DETEKSI DINI
MASALAH KESEHATAN JIWA
Deteksi Dini:

• langkah sebelum dilakukannya proses diagnosis


• menjamin terlaksananya pengobatan atau
penatalaksanaan penyakit sedini mungkin sehingga
mencegah terjadinya konsekuensi yang lebih buruk,
seperti bertambah parahnya penyakit, terjadinya
penyulit dan kecacatan.
KELOMPOK PASIEN BERISIKO TINGGI
Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan
penapisan/pemeriksaan psikiatrik pada seluruh pasien,
maka perhatian terutama harus ditujukan kepada
beberapa kelompok pasien yang berisiko tinggi, yaitu:
1. Pasien dengan penyakit fisik kronis (infeksi & non-
infeksi)
2. Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada
hubungannya dengan masalah kejiwaan (keluhan fisik
timbul/memberat jika ada masalah psikis)
3. Keluhan fisik beraneka ragam/berganti-ganti, gangguan
fisik/kelainan organik (-)
4. Pasien yang mengalami pengalaman hidup yang
ekstrem (trauma psikologis, stress yang berat,
kehilangan)
5. Pasien dengan disabilitas
CATATAN:
Penapisan/deteksi dini selain oleh dokter
dapat dilakukan juga oleh perawat, bahkan
deteksi dapat dilakukan oleh kader
kesehatan jiwa.
Sedangkan diagnosis medik, intervensi
farmakologis, rujukan dilakukan oleh
dokter.
Intervensi psikososial dapat dilakukan oleh
dokter dan/atau perawat.
CARA MELAKUKAN DETEKSI DINI
DAN TINDAK LANJUT

Biasanya deteksi dapat dilakukan oleh awam,


kader kesehatan/kesehatan jiwa, perawat dan
dokter. Bedanya, setelah terdeteksi dokter
dapat langsung melanjutkan ke proses
pemeriksaan dan diagnosis.
Untuk memudahkan mengingat, dapat
digunakan Tabel Utama mhGAP-IG yang
menyediakan informasi tentang presentasi
yang umum dari beberapa gangguan jiwa.
MASTER CHART: KONDISI PRIORITAS UNTUK PENAPISAN
 Merasa murung, mudah sedih
 Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya
menyenangkan DEPRESI
 Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau
keluhan fisik lain yang berkepanjangan
 Gangguan tidur

MENYAKITI
• Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang
DIRI/USAHA
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya
BUNUH DIRI

 Merasa kuatir atau takut yang berlebihan


 Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang
 Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain ANSIETAS
seperti pusing, mual

• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal


(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-
orang membicarakan dirinya) – (waham)
•Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya PSIKOSIS
(halusinasi)
•Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara
mudah tersinggung)
KENDALA UNTUK
PEMERIKSAAN PSIKIATRIK DI
KLINIK/PUSKESMAS:
• JUMLAH PASIEN BANYAK
• WAKTU DAN TENAGA
TERBATAS

STRATEGINYA:

SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS


PADA PASIEN DENGAN KONDISI YANG
MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI
JEMBATAN/PERALIHAN
Untuk membuat perpindahan topik lebih halus. Terutama
perpindahan ke topik yang sangat berbeda dari
sebelumnya.
• Misalnya:
• Setelah mendiskusikan masalah fisik dan hendak beralih
memeriksa status mental
Untuk mengintroduksi topik yang sensitif
CONTOH JEMBATAN/PERALIHAN
Sekarang saya perlu memeriksa apa yang
dialami dan perasaan ibu/bapak/saudara.
Bagaimana perasaan ibu/bapak/saudara
selama dua minggu terakhir?
Apakah keluhan-keluhan yang baru kita
bicarakan tadi berhubungan dengan kondisi
perasaan ibu/bapak/saudara? Bagaimana …….
Pada banyak orang, keluhan-keluhan seperti
yang ibu/bapak/saudara alami ini terkait erat
dengan suasana pikiran dan perasaan.
Bagaimana ……
DIAGRAM ALUR PEMERIKSAAN MASALAH
KESWA DI POLI UMUM Keluhan Utama

KU Fisik KU Mental-Emosional

KU Fisik Murni KU Fisik Terindikasi ME Keluhan berhubungan


dengan perasaan,
• Keluhan fisik • Keluhan Psikosomatik pikiran & perilaku:
banyak dan • Hipertensi • Gangguan tidur
berganti-ganti • Rheumatoid Arthtritis • Gangguan perilaku
• Penyakit kronis • Tirotoksikosis • Gangguan emosi
(infeksi dan non- • Ulkus Peptikum • Gangguan pikiran
infeksi) • Kolitis Ulserativa
• Pengalaman hidup • Asma Bronkial
yang ekstrem • Neurodermatitis
• Disabilitas

MASTE
SKRINING R
CHART
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Status Mental
• Pemeriksaan Fisik

• Diagnosis Banding
• DIAGNOSIS
PERTANYAAN PENYARING
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana
perasaan Bapak/Ibu?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa
senang terhadap hal-hal yang dulunya
dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya
berkurang atau lelah sepanjang waktu?

Perasaan apa yang paling banyak Bapak/Ibu rasakan


selama dua minggu terakhir, apakah senang/gembira,
sedih, cemas/kawatir, takut, atau marah?
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana
perasaan Bapak/Ibu?

CEMAS/KAWATIR/WAS-WAS

Proses diagnosis untuk Gangguan Cemas


GEJALA DAN TANDA GANGGUAN ANSIETAS

Komponen Psikologik Komponen Fisik


1. Kognitif: Berkeringat
- berfokus pada apa yang menjadi Gemetar
perhatiannya, lapang persepsi Jantung berdebar
menyempit, tidak mampu menerima Nafas pendek
rangsang luar Nadi dan tekanan darah naik
Mulut kering
2. Perilaku dan emosi: Diare/konstipasi
Mual/rasa tidak enak di lambung
- Khawatir, cemas, panik Nyeri perut/dada
- Tegang, perasaan tidak aman Kepala terasa ringan
- Bicara berlebihan dan cepat Pusing
- Gerakan tersentak-sentak Rasa tercekik
- Takut hilang kendali, takut mati, takut Ketegangan otot
menjadi gila Rasa baal/mati rasa, rasa kesemutan
- Rasa akan pingsan Sulit tidur
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan
Bapak/Ibu?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa senang
terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya berkurang atau
lelah sepanjang waktu?

Pertanyaan 1: SEDIH/MURUNG
ATAU
2 dari 3 pertanyaan penyaring positif

Proses diagnosis untuk Gangguan Depresi


KELUHAN PASIEN
Pasien medik yang juga menderita gangguan mental
lazimnya datang dengan keluhan:
- kelelahan
- insomnia
- nyeri
- gejala gastrointestinal atau
- gejala somatik lain

Bukan mengatakan:
- “saya depresi” atau
- “ada yang tidak beres dengan mental saya”

Katon W et all, 1982


KAPAN MENCURIGAI DEPRESI?
Gejala yang banyak dan Umur lanjut
kabur (misal gastro- Obesitas
intestinal,kardiovaskular,
neurologis) Kerabat tingkat pertama
Kelelahan atau gangguan dengan riwayat depresi
tidur Lingkungan rumah yang
Nyeri kronik ( mis. nyeri serba kekurangan
punggung , nyeri kepala) Kesulitan keuangan
Penyalahgunaan zat Perubahan hidup yang
(alkohol atau obat-obatan) besar
Dua atau lebih penyakit Kehamilan atau pasca
kronik persalinan
Kehilangan minat Terisolasi dari pergaulan
terhadap aktivitas seksual sosial
GEJALA DEPRESI1
Sedih/murung Kehilangan Tidak bertenaga,
setiap waktu minat mudah lelah

Rasa tidak berguna/ Konsentrasi/


rasa bersalah perhatian
berkurang
Depresi
Pandangan masa
depan yang suram Gangguan
dan pesimistis pola makan

Harga diri dan Gagasan/perbuatan


kepercayaan diri membahayakan diri/
berkurang Gangguan Tidur bunuh diri

1. PPDGJ – III , 1993/ICD-10 18


KUNCI MENENTUKAN
DIAGNOSIS DEPRESI
(RINGAN-SEDANG-BERAT)

• Depresi Ringan : Ditemukan 2 gejala utama + 2


gejala tambahan + hendaya fungsi psikososial
• Depresi Sedang : Ditemukan 2 gejala utama + 3
gejala tambahan + hendaya fungsi psikososial
• Depresi Berat : Ditemukan 3 gejala utama + > 3
gejala tambahan + hendaya fungsi psikososial
Semua keadaan berlangsung minimal 2 minggu

19
DEPRESI PASCA PERSALINAN
Dialami oleh sekitar 10% perempuan pasca
melahirkan. Berlangsung beberapa minggu pasca
melahirkan hingga beberapa bulan (1-4 bulan) atau
1 tahun.
Berisiko terhadap ibu dan bayi, termasuk memiliki
dampak jangka panjang dalam tumbuh kembang
anak
DEPRESI PADA ANAK & REMAJA
Gejala yang sering tampak pada kelompok usia
ini adalah :
• Perilaku antisosial
• Prestasi disekolah menurun
• Menarik diri dari pergaulan atau aktivitas
sosial
• Berat badan bertambah atau menurun dengan
drastis
• Penyalahgunaan zat
• Agresif

21
DEPRESI PADA LANSIA
Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain
sd 40%
Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan ↓
- Berat badan ↓
- Apatis, anergi
- Penarikan diri
Risiko penurunan fungsi fisik meningkat

Reynold et al. 1994, Koenig et al. 1997, Pennix et al. 1998 22


KAPAN MERUJUK
Jika pasien menunjukkan gejala-gejala
psikosis atau pikiran bunuh diri
Jika tidak berespons terhadap satu atau
dua pengobatan yang adekuat; atau gejala
memburuk
Konsultasi diagnosis
Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik
lain, penyalahgunaan zat
Jika perlu tindakan spesialistik:
psikoterapi,ECT, rawat inap

23
ISI SURAT RUJUKAN
Diagnosis atau perkiraan diagnosis
Alasan rujukan
Derajat kedaruratan
Obat-obatan(dosis dan lama penggunaan)
dan pengobatan lain yang telah diberikan

24
GANGGUAN PSIKOTIK
Psikosis ditandai oleh:
• Terganggunya realitas atau kemampuan menilai
kenyataan  Distorsi pikiran dan persepsi:
• Halusinasi
• Waham/delusi
Emosi yang tidak patut atau rentangnya
sempit
Pembicaraan yang inkoheren atau irelevan
Kecurigaan berlebihan dan tak berdasar
PSIKOSIS
Dapat terlihat abnormalitas perilaku yang berat,
seperti perilaku disorganisasi, agitasi, eksitasi,
dan inaktivitas/overaktivitas.

Dapat juga terlihat gangguan emosi, seperti


apatis atau diskoneksitas antara emosi yang
utarakan dengan afek yang diobservasi (seperti
ekspresi wajah dan bahasa tubuh)
KONDISI YANG MENIMBULKAN
PSIKOSIS
Gangguan psikiatri:
• Skizofrenia dan gangguan terkait,
Gangguan medik
• Trauma fisik, epilepsi lobus temporalis,
demensia, penyakit neurologik dan endokrin,
kelainan metabolik
Gangguan penyalahgunaan zat
• Terutama amfetamin dan halusinogen
PERJALANAN PENYAKIT
Sebagian individu memiliki perjalanan penyakit
yang relatif stabil, sementara sebagian yang
lain memperlihatkan perburukan progresif
yang berhubungan dengan disabilitas yang
cukup berat.
Luaran klinis:
• orang tersebut pulih sepenuhnya atau pulih sebagian
dengan beberapa gejala tertinggal;
• orang tersebut pulih tetapi terdapat beberapa episode
berikutnya (relaps/kambuh); dan
• gejala berlanjut sampai 3 bulan atau lebih (psikosis
kronik)  dapat terjadi perburukan fungsi (deteriorasi)
GEJALA NEGATIF
Emosi yang mendatar
Tidak adanya motivasi dan energi
Kehilangan minat dan kesenangan dalam aktivitas
Interaksi sosial berkurang

Sering kali gejala negatif menjadi lebih menonjol


pada fase yang lebih lanjut (kronis)
GEJALA POSITIF
Distorsi persepsi Halusinasi

Distorsi pikiran Waham

Kesulitan dalam
Pembicaraan mempertahankan percakapan
dan/atau tetap fokus pada
terdisorganisasi suatu topik

Perilaku yang tidak biasa dan


Perilaku aneh serta kesulitan dalam
terdisorganisasi merencanakan dan
menyelesaikan aktivitas
PSIKOEDUKASI:
PESAN UNTUK ORANG DENGAN PSIKOSIS

Penting: melanjutkan aktivitas sosial yang biasanya,


pendidikan, dan pekerjaan  sejauh memungkinkan;
Penderitaan dan masalah dapat dikurangi dengan
pengobatan;
Penting: minum obat secara teratur;
Hak setiap orang: dilibatkan dalam setiap keputusan
yang diambil berkaitan dengan pengobatannya;
Penting: menjaga kesehatan dengan diet sehat,
melakukan aktivitas fisik secara aktif,
mempertahankan perawatan diri.
PSIKOEDUKASI:
PESAN TAMBAHAN UNTUK KELUARGA DARI
ORANG DENGAN GANGGUAN PSIKOTIK
Orang dengan psikosis mungkin mendengar suara-
suara atau menyakini secara jelas sesuatu yang salah.
Orang dengan psikosis sering tidak menyadari bila
dirinya sakit dan kadang menjadi bersikap kasar.
Harus ditekankan: Pentingnya pengenalan akan
kambuhnya/memburuknya gejala-gejala dan perlunya
penilaian ulang.
Perlu ditekankan: pentingnya melibatkan orang dengan
psikosis dalam aktivitas keluarga dan sosial lainnya.
Anggota-anggota keluarga sebaiknya tidak melakukan
kritik yang terus menerus atau keras atau bersikap
kasar terhadap anggota keluarga yang mengalami
gangguan psikosis.
PSIKOEDUKASI:
PESAN TAMBAHAN UNTUK KELUARGA DARI
ORANG DENGAN GANGGUAN PSIKOTIK
Orang dengan psikosis sering didiskriminasi meskipun
seharusnya mereka menikmati hak asasi manusia yang
sama dengan semua orang
Orang dengan psikosis mungkin memiliki kesulitan
• untuk pulih, atau
• untuk berfungsi dalam lingkungan hidup atau lingkungan kerja
yang penuh stres.
RUJUKAN KASUS GANGGUAN
PSIKOTIK
Rujukan bukan hanya berarti
mengirimkan pasien untuk
mendapatkan penatalaksanaan dari
pihak lain (spesialis ataupun non-
spesialis), tetapi juga termasuk
konsultasi atau bertanya kepada yang
lebih ahli.
INDIKASI UNTUK
MERUJUK KASUS
1. Kegawatdaruratan: perilaku kekerasan
dan agitasi yang tidak teratasi, efek
samping yang berat
2. Resistensi pengobatan: tidak berespon
adekuat terhadap percobaan dua jenis
antipsikotik dalam dosis dan lama
pemberian yang tepat
KONSULTASI SPESIALIS, JIKA TERSEDIA,
DIANJURKAN UNTUK KASUS:

1. Penderita wanita yang hamil atau


menyusui
2. Penghentian pengobatan
3. Episode pertama
4. Jika terjadi keraguan dalam diagnosis dan
penatalaksanaan
SURAT RUJUKAN
Dalam surat rujukan hendaknya disertakan informasi yang
cukup lengkap untuk menjamin kesinambungan layanan:
1. Riwayat singkat penyakit/kondisi sekarang
2. Hasil pemeriksaan dan diagnosis
3. Masalah yang dihadapi
4. Penatalaksanaan yang telah dilakukan
5. Tujuan rujukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai