Anda di halaman 1dari 21

MN N

PENDAHULUAN
 Intususepsi dikenal juga dengan nama “Invaginasi” .
Intususepsi merupakan penyebab tersering dari
obstruksi usus akut pada bayi, ketika satu bagian atas
dari usus invaginasi ke bagian bawah dari usus
tersebut.
 Di negara berkembang, pasien mungkin ditemukan
telah dalam kondisi serius, dan angka kematian yang
tinggi karena terbatasnya akses kesehatan. ± 65%
kasus intususepsi timbul pada bayi berusia kurang
dari 1 tahun dengan insiden puncak antara bulan
kelima dan kesembilan kehidupan.
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI

Gambar 1. Anatomi usus halus


Secara anatomi usus halus dibagi menjadi tiga bagian
yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Panjang
duodenum kira-kira 20 cm, jejenum 100-110 cm,
sedangkan ileum 150-160 cm. Jejunoileum memanjang
dari ligamentum Treitz ke katup ileosekal. Jejunum
lebih besar dan lebih tebal jika dibandingkan dengan
ileum, dan hanya memiliki satu atau dua arcade
valvular dibandingkan empat sampai lima pada ileum.
Dinding usus halus terdiri atas tunica serosa, tunica
muscularis, tunica submucosa dan tunica mucosa.
Gambar 2. Anatomi usus besar
Kolon dibagi lagi menjadi kolon ascenden, tranversum,
descenden dan sigmoid.Tempat kolon membentuk
kelokan tajam pada abdomen kanan disebutfleksura
hepatica dan kiri disebut fleksura lienalis.
Lapisan dindingnya terdiri atas lapisan tunica serosa,
tunica muscularis, tunica submucosa dan tunica
mucosa.
II. DEFINISI
Invaginasi disebut juga
intususepsi adalah suatu
keadaan dimana segmen usus
masuk ke dalam segmen
lainnya; yang bisa berakibat
dengan obstruksi /
strangulasi. Umumnya
bagian yang proksimal
(intususeptum) masuk ke
bagian distal (intususepien).
III. ETIOLOGI
Terbagi dua :
1. Idiophatic : dibawah umur satu tahun tidak
dijumpai penyebab yang spesifik sehingga
digolongkan sebagai ―infatile idiphatic
intussusceptions‖
2. Kausal : lebih besar (lebih dua tahun) adanya
kelainan usus sebagai penyebab invaginasi seperti :
inverted Meckel’s diverticulum, polip usus,
leiomioma,leiosarkoma, hemangioma, blue rubber
blep nevi, lymphoma, duplikasi usus
IV. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya invaginasi dimulai dengan
hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih
mobail menyebabakan usus masuk ke dalam
lumen usus distal  kemudian berkontraksi 
terjadi edema  mengakibatkan terjadinya
perlekatan yang tidak dapat kembali normal
sehingga terjadi invaginasi.
V. KLASIFIKASI
 Entero-enterika : usus halus masuk ke dalam usus
halus
 Colo-kolika: kolon masuk ke dalam kolon
 Ileo-colica: ileum terminal yang masuk ke dalam
kolon asendens
 Ileosekal: ileum terminal masuk ke dalam sekum di
mana lokus minorisnya adalah katup ileosekal.
VI. MANIFESTASI KLINIS

 Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan


keadaan gizi yang baik, tiba-Tiba menangis kesakitan
 kedua kakinya terangkat ke atas
 beberapa menit diluar serangan, anak / bayi kelihatan
seperti normal kembali
 Serangan nyeri perut datangnya berulang-ulang (jarak 15-
20 menit, lamanya 2-3 menit)
 Nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi cairan dan
makanan yang ada di lambung
 Di luar serangan si penderita terlihatlelah dan lesu dan
tertidur sampai datang serangan kembali.
 Defekasi berupa fesesbiasa-feses bercampur darah segar
dan lendir-hanya berupa darah segar bercampur lendir
tanpa feses
 Perut belum kembung (Karena sumbatan belum total) dan
tidak tegang
 INVAGINASI TUMOR :
 Gejala khas awal
“dance’s sign”
Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat
peristaltik, sedangkan pada perut bagian kanan
bawah teraba kosong ini akibat caecum dan kolon
naik ke atas, mengikuti proses invaginasi .
 Kongesti
 Oedema
 Hiperfusi
 Mual muntah
DIAGNOSIS
Anamnesis, pemeriksaanfisik, laboratorium dan radiologi

ANAMNESIS
1. Nyeri perut (Sifatnya KOLIK)
2. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian
kanan atas, kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau
kiri atas
3. Buang air besar campur darah dan
4. Trias invaginasi
PEMERIKSAAN FISIK

 Teraba massa seperti sosis di daerah subcostal yang


terjadi spontan
 Nyeri tekan (+)
 Dance’s sign (+) - Sensasi kekosongan pada kuadran
kanan bawah karena masuknyasekum pada kolon
ascenden
 RT : pseudoportio(+),à Sensasi seperti portio vagina
akibat invaginasi usus yang lama
 Pada feces lender darah (+)
Trias invaginasi :
1. Kolik hilang timbul
2. Teraba massa biasanya di abdomen kuadran kanan
atas
3. Colok dubur (Rectal toucher) didapatkan lendir darah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Peningkatan jumlah leukosit ( leukositosis
>10.000/mm3)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto abdomen 3 posisi
Tanda obstruksi (+) : Distensi, Air fluid level,
Hering bone (gambaran plika circularis usus).
 Barium inloop sering tampak cupping dan
coilspring.
 USG tampak dougnut sign
PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan adalah :
 1.Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
 2.Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan
selang nasogastrik
 3.Antibiotika
 4.Laparotomi Eksplorasi
DIAGNOSIS BANDING:
 Gastro-enteritis
 Divertikulum Meckel
 Disentri amoeba
 Enterokolitis
 Prolapsus recti
 Rectal prolaps
KOMPLIKASI:
Jika invaginasi terlambat atau tidak diterapi, bisa
timbul beberapa komplikasi berat, seperti kerusakan
bahkan kematian jaringan usus, perforasi usus (usus
pecah), infeksi, bahkan kematian pada penderita
KESIMPULAN
• Intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal (kearah oral) kerongga
lumen usus yang lebih distal (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala
obstruksi berlanjut strangulasi usus. Definisi lain Invaginasi atau intususcepti
yaitu masuknya segmen usus(Intesusceptum) ke dalam segment usus di
dekatnya (intususcipient).
• Pada umumnya usus bagian proksimal yang mengalami invaginasi
(intussuceptum) memasuki usus bagian distal(intussucipient)
• Daerah yang secara anatomis paling mudah mengalami invaginasi adalah
ileocoecal (dimana ileum yang lebih kecil dapat masuk dengan mudah ke
dalam coecum yanglonggar)
• Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang
mempunyaikelainan pada ususnya sebagai penyebabnya
• Sedangkan invaginasi pada dewasa terutama adanya tumor yang
menyebabkannya
• Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
• Terapi dapat dilakukan dengan reduksi hidrostatik, reduksi
pneumostatik,reduksi manual (milking) dan reseksi usus.

Anda mungkin juga menyukai