Blok 6.2 K12
Blok 6.2 K12
2 – K12
Klasifikasi Gastritis
Gastritis akut = inflamasi akut dg kerusakan erosi pada bagian
superfisial.
Gastritis kronik = peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun.
terdiri : - gastritis superficial,
- gastritis atrofik dan
- gastritis hipertrofik.
Gastritis akut
Etiologi banyak faktor, a.l :
obat : AINS (Anti-Inflamasi Nonsteroid), steroid, agen kemo dsb
bakteri : H. pylori (paling sering), H. heilmanii, Streptococci, Staphylococci,
Protecus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis, dll.
Virus : Sitomegalovirus dan herpes.
jamur : Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.
Lain2 : stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi dari bahan makanan dan
minuman, garam empedu, iskemia dan trauma
Patogenesis
Mukosa barier lambung melindungi lambung dari proses autodigesti acid,
diperankan oleh prostaglandin
Bila mukosa barier ini rusak perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin
dan stimulasi saraf colinergic
HCl dapat berdifusi balik kedalam mucus dan menyebabkan luka pada kapiler,
edema, perdarahan, dan erosi pada lambung timbul gastritis
Infeksi Helicobacter pylori
• Mukosa gaster sebenarnya sangat terlindungi dari infeksi bakteri.
• H. pylori mampu melakukan adaptasi dengan cara unik shg dapat masuk
ke dalam lapisan mukus, melakukan perlekatan dengan sel epitel,
elevasi respon imun terjadi kolonisasi dan transmisi persisten
• Dlm gaster, bakteri ini memproduksi ensim urease yang dapat
mengkatalisis proses hodrolisis urea pada mukosa lambung menjadi
amonia & CO2. Amonia ini berperan sebagai mekanisme pertahanan
hidup H. pylori dalam lingkungan asam
Manifestasi klinis
o Gejala klinis gastritis pd anak tdk spesifik, dapat berupa : mual,
muntah, nyeri dan kram perut, nafsu makan hilang, demam, lemah,
nyeri dada yang tajam dan mengganggu, rasa asam di mulut dan
kembung.
o Secara klinis, sulit membedakan gastritis yang terinfeksi H pylori
dengan yang tidak terinfeksi H. pylori.
o Sebagian besar kasus infeksi H. pylori pada anak bersifat asimtomatis
Pemeriksaan Fisik
Mgkn dijumpai : pucat, lemah, keringat dingin dan apabila dalam
keadaan berat, sampai penurunan kesadaran.
Pada pem tanda vital dapat ditemukan takikardi, takipnea, dan
peningkatan suhu tubuh. Nyeri tekan pada regio epigastrik
merupakan temuan klinis khas pada anak dengan gastritis.
Pem penegakan diagnosis
Metode Invasif
Pemeriksaan endoskopi : melihat “sarang” H pylori
Gastric Biopsi Test aktivitas enzim urease
Pem histopatologi : derajat inflamasi & morfologi H. Pylori
Biakan / kultur organisme H. Pylor
Komplikasi gastritis :
Penyebabnya :
1. infeksi : virus, bakteri , parasit
2. bukan infeksi : malabsorbsi, intoleransi, keracunan dsb
Pembagian :
- diare akut : < 7 hari
- diare prolong : 7 – 14 hr
- diare kronis : > 14 hr
- diare disentriform : berlendir/darah
Patomekanisme :
Diare osmotik : ok virus, intoleransi, malabsorbsi dsb
Diare sekretorik : ok kolera & bakteri lain, inf parenteral dsb
Diagnosis :
Untuk mencari kausa :
Anamnesis : ciri perjalanan penyakit
Pem fisik : tanda dehidrasi & komplikasi
Lab darah & feses : kemungkinan kausa
Radiologi : kemungkinan komplikasi
Komplikasi
o Dehidrasi ggn elektrolit, asidosis - kematian
o Infeksi bakteri perforasi/peritonitis sepsis
o Infeksi kronis gizi buruk
o Invaginasi nekrosis usus
Gejala klinis diare infeksi virus :
- dimulai panas dan muntah, diikuti diare
- diare cair, ampas sdkt spt biji lombok, L/D (-), feses asam
- frekuensi 10 – 15 x/hr (saat puncak)
- lama diare rata2 : 5-7 hr / lebih
- kadang disertai kembung
- tenesmus jarang
- dapat menyebabkan dehidrasi
Perjalanan bakteri :
• Masuk bersama mknn/minuman sebagian dpt melewati asam lambung
usus halus melekat pd sel2 mukosa (ileum & yeyunum) invasi –
sel M (epitel kusus Peyer’s patch) folikel limfe kel limfe mesenterika
sirkulasi sistemik SRE (hepar & lien).
• Multiplikasi dlm sel fagosit mononuklear dlm folikel limfa, kel limfe
mesenterika, hepar & lien
Periode inkubasi - ditentukan oleh :
- jumlah & virulensi kuman
- respon imun pejamu
o salmonella typhi keluar dr habitat duktus torasikus sirkulasi
sistemik, tempat favorit : hepar, lien, sumsum tulang, kandung
empedu, dan Peyer’s pacht ileum terminalis
o Ekskresi dr empedu : dpt invasi ulang dinding usus ato keluar lewat tinja
Peran endotoxin : belum jelas
• Diduga : stimulasi makrofag produksi sitokin nekrosis sel, ggn
vaskuler, demam, depresi ss tlg, kelainan darah & stimulasi imun
Respon imunologis :
• Mekanisme respon imun blm diketh dg pasti , diperkirakan imun seluler
lebih berperan : (<) limfosit T, pd karier : ggn reaktifitas seluler thd Ag, dan
sejumlah besar bakteri virulen melewati usus tiap hr & dikeluarkan lwt
tinja tanpa masuk epitel pejamu
Manifestasi klinis :
Periode inkubasi antara 5-40 hr, rata2 10-14 hr
Gejala klinis bervariasi dr yg ringan (sembuh sendiri) sp berat, hrs dirawat
Berhub dg : faktor galur salmonella, status nutrisi & imunologik pejamu
Gejala klasik : model demam step-ladder temperature chart : demam
timbul insidius (tinggi t.u sore-mlm, pd normal), naik bertahap sp titik
tertinggi pd akhir mgg pertama demam bertahan tinggi & pd mgg ke 4
turun perlahan / lisis.
Saat demam tinggi dpt disertai gejala SSP spt delirium, kesadaran
berkabut, obtundasi, & penurunan kesadaran lain
Gejala penyerta : sefalgia, malaise, nausea, mialgia, nyeri abd & tenggrk
Gejala intestinal : diare, obstipasi, lidah kotor – tepi hiperemis,
meteorismus, hepatomegali, splenomegali
Rose spot : pd org kulit putih: ruam makulopapular, uk 1-5 mm, di drh abd,
thorax, extremitas & punggung ; anak Indo jarang
Penyulit / komplikasi :
Perforasi usus (0.5-3%), perdarahan usus (1-10%), sering pd mgg ke 3 sakit
ditandai : penurunan suhu, hipotensi & takikardi; nyeri abd lokal ka-bawah
menyelubung muntah, nyeri abd depan, defence musculare & tanda
peritonitis lain
Ggn neuropsikiatri : ggn kesadaran, disorientasi, delirium, dsb
Ggn neurologi : trombosis, afasia, ataksia, tuli, myelitis transfersa, neuritis
perifer-kranial, meningitis, ensefalitis, SGB
Myokarditis : aritmia, perubh ST-T, syok, nekrosis jantung
Hepatitis typhosa ; kolesistitis akut-kronis
Sistitis – pyelonefritis, gomerulonefritis – sindrom nefrotik (prog buruk)
Trombositopenia, DIC, HUS, fokal infeksi
DD :
Pd stad awal : influenza, GE, bronkitis
Pd stad lanjut : tbc, inf jamur sistemik, bruselosis, shigelosis, malaria, dsb
Tatalaksana :
Bisa dirawat dirumah dg : tirah baring, isolasi, cairan – nutrisi cukup, + antibiotik
Utk kasus berat : rawat RS :
- penuhi kebuth cairan - nutrisi, elektrolit & obs komplikasi/penyulit
- antibiotik : utk bakteriemia
- Kloramfenikol 100 mg/kg/hr dlm 4 dosis, 10-14 hr ato 5 hr stlh
demam (-) , pd kasus malnutrisi / penyulit, tx lanjut sd 3-4 mgg (kss
meningitis/sejenisnya)
- Ampisilin 200 mg ato Amox 100 mg / kg dlm 4 dosis
- Kotrimoxzasol : SMZ 50 mg/kg & TMP 10 mg/kg dlm 2 dosis
- Sefalosporin gen3 (ceftriaxon) 100 mg/kg 1-2 dosis , Cefo 150-200
mg/kg dlm 3-4 dosis;
- Cefixim oral : 10-15 mg/kg dlm 3 dosis, tu bila AL < 2.000
Pd ggn kesadaran (delirium, stupor dsb) : dpt + Dexametason iv
Pd anemia : transfusi darah (PRC)
Pd kasus perforasi / peritonitis : laparotomi
Prognosis :
Mortalitas : di neg maju < 1%, di neg berkembang > 10%
Berhub dg : keterlambatan, komplikasi
Kasus karier kronis : pd 1-5% pend demam tifoid
Pencagahan :
Jaga kualitas kebersihan tangan, makanan / minuman
Utk makanan panaskan sp suhu 57 C, salmonella mati
Imunisasi aktif (typhim vi)
Cekap semanten