Anda di halaman 1dari 38

BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND (BOD) /

KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGIS (KOB)


SERTA ANALISA OKSIGEN TERLARUT
DENGAN METODE TITRASI WINKLER DAN
DO METER

KELOMPOK 5 OFFERING H
1. Dwi Chandra Lukito 160332605898
2. Eka Putri Nurlailiyah 150332608297
3. Eka Wulandari 160332605823
4. Evita Putri Permatasari 160332605874
DEFINISI
BOD atau KOB adalah suatu analisa empiris yang melakukan pendekatan secara
global proses-proses mikrobilogis yang benar-benar terjadi didalam air.

ANGKA BOD atau KOB


Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir
semua zat organik yang terlarut dalam air dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi
dalam air.

Tujuan Pemeriksaan BOD


- Menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri
- Mendesain sistem-sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut.
Bakteri Pengoksidasi

• Jenis bakteri yang mampu mengokisdasi zat organis yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan air
buangan penduduk, berada pada umumnya di setiap air alam.

• Dalam air jernih maupun air buangan industri yang mengandung zat organis, jumlah bakteri
tidak banyak sehingga perlu ditambahkan benih bakteri.

• Untuk oksidasi atau penguraian zat organis pada beberapa jenis air buangan industri
(mengandung : fenol, detergen, minyak, dsb) bakteri harus diadaptasi beberapa hari melalui
kontak dengan air buangan sebelum dapat digunakan sebagai benih analisa BOD pada air
tersebut.

• Beberapa zat organis maupun inorganis dapat bersifat racun (sianida, tembaga, dsb) dan harus
dikurangi sampai batas yang diinginkan.

• Derajat keracunan pada bakteri ini juga dapat diperkirakan melalui analisa BOD.
PRINSIP ANALISA
• Reaksi biologis pada tes BOD dilakukan pada temperatur 20 ⁰C dan dilakukan
sekama 5 hari hingga diperoleh istilah sebagai berikut :

BOD205
Ket : Angka 20 menunjukkan temperature inkubasi
Angka 5 menunjukkan lama waktu inkubasi

• Jumlah zat organis yang ada didalam air diukur melalui jumlah oksigen yang
dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organis tersebut.

• Reaksi BOD dilakukan dalam botol tertutup, maka jumlah oksigen yang telah
dipakai adalah perbedaan kadar oksigen didalam larutan pada saat t=0 hari dan
kadarnya pada saat t=5 hari.
Terdapat 5 jenis gangguan pada analisa BOD antara lain :

c. Kemasukan udara
a. Proses nitrifikasi b. Zat beracun
pada botolnya

e. Kekurangan
d. Kekurangan bakteri yang
nutrien (garam) dibutuhkan proses
tersebut.
a. Proses Nitrifikasi
Didalam botol BOD , proses nitrifikasi dapat mulai terjadi setelah 2
sampai 10 hari. NH3 yang dihasilkan dari proses oksidasi akan dirubah menjadi
NO3- (nitrat) lewat NO2- (nitrit) oleh jenis bakteri tertentu:
2NH4+ + 3O2 2NO2- + 4H+ + 2H2O
2NO2- + O2 2NO3-

Di alam terbuka terdapat 2 penyebab yang mencegah pertumbuhan


bakteri nitrifikasi :
1. Karena suhu 10 ⁰C
2. Air sungai yang tercemar telah sampai ke muara

Oleh karena itu dalam analisa BOD baku pertumbuhan bakteri


penyebab proses nitrifikasi harus dihalangi inhibitor, walaupun
kemungkinan suhu tinggi pada daerah tropis mempercepat proses
nitrifikasi secara alamiah.
b. Zat beracun

 Zat beracun dapat memperlambat pertumbuhan bakteri yaitu memperlambat


reaksi BOD bahkan membunuh organisme tersebut.
 Apabila suatu zat sangat beracun bakteri tidak bisa hidup sama sekali atau sukar
berkembang, hanya sebagian jumlah bakteri yang aktif mengoksidasi zat
tersebut. Maka nilai BOD yang tercatat sangat rendah dibanding zat yang tidak
beracun.
Contoh zat beracun :
1.Cr(VI) bukan Cr(III)
2.Hg
3.Pb
4.CN- (sianida)
 Untuk kategori zat lain seperti fenol dan senyawa-senyawa zat organis asal
minyak tanah, tidak beracun sama sekali tetapi memperlambat proses BOD.
c. Kemasukan (atau keluarnya) oksigen dari botol selama
inkubasi.

- Botol harus ditutup dengan hati-hati ( tutup botol diberi seal water)
- Gelembung udara tidak boleh berada dalam botol
- Gelembung udara dapat dikeluarkan dengan mengetuk botol
- Pada waktu inkubasi botol BOD harus disimpan pada tempat gelap.
d. Kekurangan nutrien (garam)

 Nutrien merupakan salah satu syarat bagi kehidupan bakteri.

 Nutrien terbentuk dari bermacam-macam garam (Fe, K, Mg, dsb)

 Sampel (air buangan penduduk, air sungai) mengandung cukup nutrien, tetapi

zat tersebut kurang dari air buangan industri.

 Kekurangan nutrien sukar diduga, maka sebaiknya pada setiap botol BOD

ditambah nutrien secukupnya sebelum masa inkubasi, yaitu pada saat t=0
e. Kekurangan bakteri yang dibutuhkan proses tersebut
Karena benih dari bermacam-macam bakteri dapat berkurang jumlahnya
atau kurang cocok bagi jenis air buangan yang akan dianalisa, maka cara
pembenihan harus selalu diikuti dengan baik sehingga menjamin jumkah populasi
bakteri yang diperlukan (cocok).

Cara lain untuk mendeteksi gangguan adalah pengenceran sampel supaya


dosis zat beracun dapat berada dibawah konsentrasi yang berbahaya. Cara ini
terbatas karena kadar pksigen terlarut dalam sampel terbatas sehingga
pengenceran hanya dapat dilakukan sebanyak 10 kali.
Batas Deteksi ( Ketelitian)
 Hasil BOD diperbolehkan menyimpang dari harga sebenarnya sebesar ± 5%
untuk seseorang yang telah berpengalaman.

 Hasil antara 2 laboratorium atau lebih dapat berbeda ± 10%.

 Penyimpangan disebabkan oleh adanya proses-proses mikrobiologis yang


kurang dapat diatur oleh manusia, serta kesulitan pada analisa zat oksigen yang
terlarut dalam sampel.
Pengambilan dan Pengawetan
Sampel

 Sampel BOD harus dilakukan atau dimulai paling lama 2 jam setelah
pengambilan sampel ( karena proses biologis terus berlangsung dalam botol
sampel sehingga BOD akan turun secara otomatis)
 Jika hal diatas tidak segera dilakukan, maka sampel harus disimpan pada suhu ±
4⁰C paling lama 24 jam.
Prosedur
a. Alat
 Botol – botol inkubasiWinkler
 Inkubator
 4 labu takar 1L, 3 labu takar 2L, pipet, dispenser otomatis

b. Reagen
1. Air suling 6. Lart NaOH atau KOH
2. Lart buffer fosfat 7. Bubuk inhibitor nitrifikasi
3. Lart magnesium fosfat 8. Benih (inokulum, seed)
4. Lart kalsium klorida 9. Air pengencer
5. Lart feriklorida
CARA KERJA

1. Dinetralkan sampai pH mencapai 7


2. Ditambahkan zat pereduksi (Na2SO3, Na2S2O3)
untuk mengurangi kadar klor aktif
3. Dilakukan pengocokan untuk menurunkan kadar
oksigen dalam sampel
4. Dihilangkan zat yang beracun
5. Dilakuka pengenceran untuk mengurangi kadar
oksigen setelah masa inkubasi
- pengenceran dilakukan 2 kali dengan pengenceran
R, S, dan. 1 bahan dijadikan blanko
Pengenceran yang sesuai

1. Bila COD sampel telah diketahui, maka taksiran BOD yang terdeteksi
adalah sebagai berikut :
R (rendah) : sampel sedikit bersifat biodegradabel
BODR = 0,16 x COD
S (sedang) : sampel cukup bersifat biodegradabel
BODs = 0,32 x COD
T (tinggi) : sampel sangat bersifat biodegradabel
BODt = 0,65 x COD
Kemudian ditentukan derajat pengenceran P sesuai dengan taksiran
BODnya dengan cara seperti pada tabel 1
2. Bila COD tidak diketahui, untuk menafsir pegencerannya P yang cocok
juga dapat diperkirakan dengan jenis cemarannya, kemudian disesuaikan
dengan tabel 1
Jenis air baku BODs perkiraan mL sampel yang Derajat
harus diencerkan pengenceran P
menjadi 2 liter
Air ledeng, air sumur 0–8 1000 0,5
Air sungai 15 500 0,25
Air sungai tercemar 30 250 0,125
60 125 0,0625
Air drainase tercemar 125 60 0,03

Air buangan 250 30 0,015


penduduk rielering 500 15 0,075

Air buangan industri 1000 8 0,004


2000 4 0,002
4000 dst 2 dst 0,001 dst
6. Dipilih 3 ata lebih derajat pengenceran, bila salah satu derajat
pengenceran P = 0,25 (sesuai tabel 1).
- 2 botol BOD diisi dengan larutan tersebut, 1 untuk analisis dan
1 untuk pengukuran setelah inkubasi
- pengenceran S dengan menambahkan 1 liter larutan R dan 1
liter larutan pengencer
- pengenceran T dibuat dengan menambah 1 liter larutan S
kemudian ditambah 1 liter larutan pengencer
2 botol BOD diisi dengan larutan T.
7. Disimpan botol-botol BOD dalam inkubator suhu 20o C) selama
1 jam. Setelaah 1 jam botol dibuka sebentar kemudian diisi
dengan air pengencer sampai tidak ada gelembung
8. Disimpan kembali separuh dari larutan dotol BOD dalam
inkubator selama 5 hari. Separuhnya dilakukan analisis oksigen
terlarutnya
9. Dilakukan analisis OT (oksigen terlaarut) pada botol blanko 1, R,
S, dan T pada t = 0 dan t = 5. analisis dengan menggunakan cara
elektrokimia atau dengan titrasi Winker. Agar hasilnya teliti
setelah inkubasi, OT harus antara 3 dan 6 mg O3/t, dengan
demikian diperlukan 8 botol untuk analisa 1 BOD, yaitu :

T = 0 hari T = 5 hari
Blanko 1 Blanko 2
R1 R2
S1 S2
T1 T2
10. Dibuat duplikat blanko jika sampel BOD lebih banyak, agar
analisis lebih teliti
PENGECEKAN KETELITIAN ANALISIS BOD
Cara kerja untuk melakukan pengecekan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Larutan standar dibuat dengan melarutkan pada kurang lebih 0,5
liter dan air suling dalam labu takat 1 liter :
- 750 g glukosa monohidrat (MB = 198)
- 750 g asam L-glutamik garam-Na monohidrat (MB 187)
- 1,21 g KH2PO4
- 1,06 g K2HPO4
- 0,10 g MgSO4
- 0,01 g FeCl3
- 0,10 CaCL3
2. Ditambahkan larutan NaOH atau H2SO4 sampai pH mencapai 7,
kemudian diencerkan dengan air suling hingga 1 liter. Larutan
mengandung kadar COD = 1270 mg O3/L (BODs = 0,65 x
1270 = 825 mg O3/L)
Hasil pengenceran harus dalam batas lebih atau kurang dari 5% dari
angka BOD teoritis yang disebut, jika tidak mencapai 5% maka
terdapat kesalahan dalam persiapan benih kurang sempurna. Cara
kerja masih harus dioptimalkan dengan perhitungan sebagai berikut :

BODs20 = sebagai mg O3/L


X0 = OT sampel pada t = 0 hari mg O3/L
X5 = OT sampel pada t = 5 hari mg O3/L
B0 = OT blanko pada t = 0 hari mg O3/L
B5 = OT blanko pada t = 5 hari mg O3/L
P = derajat pengenceran
ANALISA OKSIGEN TERLARUT DENGAN
METODE TITRASI WINKLER
TEORI
Adanya oksigen terlarut di dalam air adalah sangat penting
untuk menunjang kehidupan ikan dan organisme air lainnya.
Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran secara ilmiah
banyak tergantung kepada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut.
Oksigen terlarut di dalam air berasal dari udara dan dari proses
fotosintesis tumbuh-tumbuhan air.
Terlarutnya oksigen di dalam air tergantung pada
temperatur, tekanan barometrik udara dan kadar mineral di dalam
air.
Ada 2 metode yang banyak digunakan untuk analisa oksigen
terlarut :
1. Metode titrasi dengan cara winkler
2. Metode elektrokimia dengan DO meter yang menggunakan
sebuah elektroda membran.
PRINSIP ANALISA
Reaksi 4a = MnSO4 + 2KOH → Mn(OH)2 + K2SO4
Reaksi 4b = Mn(OH)2 + ½ O2→ MnO2 + H2O
𝑝𝐻 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
Reaksi 5 = MnO2 + KI + 2H2O Mn(OH)2 + I2 +
2KOH
Reaksi 6 = I2 + 2S2O32- → S4O6- + 2I-
GANGGUAN
Adanya zat-zat pereduksi dan pengoksidasi dapat
mengganggu reaksi-reaksi pada analisis sebagai berikut :
1. Zat yang mengoksidasi iodida (misal Fe3+ , NO2-, OCl-)
dapat mengganggu reaksi 5
2. Zat yang mereduksi iodin (misal S2- , SO42-, Fe2+)
mengganggu reaksi 6
Metode modifikasi Alsterberg dengan menggunakan
natrium azida (NaN3) akan menghilangkan gangguan
nitrit tersebut. Penambahan KF menghilangkan
gangguan feri.
KETELITIAN
Penyimpanan baku sampel 20 μg O2/l pada sampel air
bersih, dan 60 sp 100 μg O2/l pada sampel air buangan
masih diperkenankan untuk analisa yang dilakukan
dengan baik.
Pengambilan sampel dan
pengawetannya
Sampel dituangkan ke dalam botol Winkler. Botol tersebut
mempunyai volume 250-300 ml, memiliki leher sempit dengan
tutup dari bahan gelas. Analisa oksigen terlarut harus dikerjakan
segera setelah pengambilan sampel.
PROSEDUR
Alat yang digunakan =
1. Botol Winkler dengan ketelitian ± 0,1 ml lengkap dengan tutupnya
2. Buret 25 ml atau 50 ml untuk titrasi tiosulfat
3. Pipet
4. Gelas arloji
5. Erlenmeyer
6. Labu takar

Reagen yang digunakan :


1. Larutan mangan sulfat
2. Larutan alkali-iodida-azida
3. Indikator kanji (amilum) 0,5%
4. Larutan tiosulfat 0,025N
5. Larutan kalium fluorida
Cara Kerja
1. Sampel yang sudah ada di botol winkler ditambahkan dengan
2 ml larutan mangan sulfat dibawah permukaan cairan
2. Ditambahkan 2 ml Larutan alkali-iodida-azida dan botol
ditutup dan di kocok dengan hati-hati
3. Dibiarkan mengendap selama 10 menit
4. Ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding
5. Botol digoyang dengan hati-hati
6. Iodin yang dihasilkan kemudian dititrasi dengan larutan
tiosulfat 0,025 N sampai berwarna coklat muda
7. Ditambahkan indikator kanji 1-2 ml sampai terbentuk warna
biru, dilanjutkan titrasi dengan larutan tiosulfat sampai warna
biru hilang
Untuk menaikkan ketelitian analisa maka dibuat duplikat setiap
analisa.
PERHITUNGAN
𝑎. 𝑁. 8000
𝑂𝑇 =
𝑉−4
OT = oksigen terlarut (mg O2/l)
a = volume titran natrium tiosulfat (ml)
N = normaliti larutan natrium tiosulfat (ek/l)
V = volume botol winkler (ml)
ANALISA OKSIGEN TERLARUT DENGAN DO-METER

• Prinsip
- Pengukuran oksigen terlarut di dalam air dengan metoda elektrokimia
menggunakan elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda dalam
larutan elektrolit.
katoda O2 + 2H2O + 4e- ↔ 4OH- (x1)
anoda Pb + 2OH- ↔ PbO + H2O + 2e- (X2)
2Pb + O2 ↔ 2PbO
• Gangguan
- Beberapa gas yang terlarut dalam air (kecuali O2) yang menembus
membrane dapat mempengaruhi pengukuran. Gas terlarut seperti CO,
CO2, H2 tidak terlau berpengaruh karena nilainya yang kecil, tetapi jika
terdapat gas H2S, SO2, NO, NO2 dapat mempengaruhi karena nilanya
besar.

• Ketelitian
- Ketelitan bergantung pada mutu elektroda, membrane, alat DO meter
dan setelitian standarisasi ( ketelitian praktikan)
PROSEDUR
• Alat
• Botol winkler
• Kain basah
• Botol plastic kecil
• Pompa aerasi

• Bahan
• Air suling
• Natrium sulfit
• Sampel air
• Persiapan elektroda

- Ruangan antara
anoda/katoda dan
membrane terisi dengan
elektrolit(tidak boleh ada
gelembung)
- Elektroda siap jika
membrane serta elektrolit
telah dipasang dengan baik
- Apabila membrane tidak
dipakai sebaiknya disimpan
ditempat yang lembab/
basah
• Pembersihan Anoda dan Katoda
a. JenisWTW
- Dibersihkan elektroda dan katoda menggunakan air
suling
- Dimasukan kepala kedalam larutan perak khusus sampai
spirallak rendam
- Dibersihkan kembali dengan air suling( jamgan
memegang spiral atau mengaturnya dengan pena gelasi
fiber
- Direndam elektroda dalam larutan asam nitrit 15%, jika
perak telah menggendap pada katoda emas( jangan
terlalu lama agar spiral emas tidak terlarut
- Diisi elektroda kembali dengan elektrolit
b. JenisYSI
- Dibersihkan katida dengan kain atau kertas
- Dibersihkan elektroda dengan KCl
- Dipasang membrane baru (jika katoda terkontaminasi yang tidak dapat
dibersihkan maka elektroda harus diganti)
- Jangan menyentuh membrane dengan jari
Standarisasi Elektroda
a. Standarisasi tunggal
Cara 1 :
- membrane elektroda dikeringkan
- elektroda dimasukkan dalam botol plastic kecil yang berlobang
- diisi beberapa tetes air suling lalu diukur
Cara 2 :
- botolWinkler diisi air suling lalu diaerasi dengan diffuser
- tekan tombol “mbar” untuk untuk tekanan udara
- tekan tombol “ slope” lalu diatur agar bacaan tetap 100%
• Standarisasi Ganda
- Distandarisasi pada angka nol
- Dimasukkan elektroda dalam botol winkler yang terisi air leding
- Disesuaikan % sat pada 0
- Dilakukan standarisasi 2 kali

• Pengukuran oksigen terlarut


- Dimasukkan elektroda ke dalam larutan hingga sensor suhu terendam
- Digerakkan elektroda atau diaduk larutan dengan pengaduk magnetis
- Dibaca hasil

Anda mungkin juga menyukai