Jakarta, 15 Desember 2015
WALK THROUGH SURVEY DI PT.
ALAKSANA EXUSINDO DITINJAU
DARI SISI KESEHATAN DAN
ERGONOMI
Anasti Putri P, S.Ked; Meiliani Safitri, S. Ked; Mellisa
Aslamia A, S.Ked; Mentari, S.Ked; Nabilla Audi S, S.Ked;
Raysa A, S.Ked; Sindi J, S.Ked; Tri Kartika U, S.Ked;
Windy A, S.Ked; Yelsen Sumalim, S.Ked
Pusat Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jakarta Pusat
Periode 7 Desember – 15 Desember 2015
POKOK BAHASAN
POKOK
BAHASAN
Latar Belakang
Hasil Pengamatan dan Pemecahan Masalah
Kesimpulan dan Saran
Profil Perusahaan
Landasan Teori
Dasar Hukum
Pelaksanaan
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Produkfitas
↑
Keselamatan
Kerja ↑
Kesehatan
Kerja ↑
Kondisi K3 di Indonesia masih rendah
DASAR HUKUM
DASAR
HUKUM
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
UU No 13 Tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang Ketenagakerjaan
UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja
Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan
kerja
Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan
penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di
tempat kerja
Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan
hiperkes bagi dokter perusahaan
DASAR HUKUM
(2)
Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan
hiperkes bagi paramedic perusahaan
Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dalam penyelanggaraan keselamatan kerja
Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan
kerja.
SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan
ruang makan
SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering
yang mengelola makanan bagi tenaga kerja
Permenakertrans No.Per 05/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan di tempat kerja.
LANDASAN TEORI
KESEHATAN KERJA
Kesehatan Kerja
• adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas
kerja yang optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23).
Dapat diusahakan melalui fungsi dokter, yaitu:
• Promotif
• Preventif
• Kuratif
• Rehabilitatif
ERGONOMI
Menurut ILO
Lingkunga
n kerja
(Ahli
hiperkes) Mesin
Manusia
Perusahaa
(Dokter dan
n (Ahli
paramedik)
teknik)
Meningkatkan
Kesejahteraan
dan Efisiensi
RUANG LINGKUP ERGONOMI
Teknik
Desain Fisik
Ruang
Sosiologi Lingkup Psikoloi
Ergonomi
Fisiologi Anatomi
Anthrop
ometri
APLIKASI ERGONOMI PADA TENAGA KERJA
Posisi Kerja
• Posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja; posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
Proses Kerja
• Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.
Tata Letak Tempat Kerja
• Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada
katakata.
Mengangkat Beban
• Bermacammacam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,
tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan.
APLIKASI ERGONOMI PADA TENAGA KERJA(2)
APLIKASI ERGONOMI PADA TENAGA KERJA(3)
PELAKSANAAN
PELAKSANA
AN
Lokasi Pengamatan
• PT. Alakasa Extrusindo
• Jl. Pulogadung 4 Rawa Terate Cakung Jakarta Timur DKI
Jakarta, 13920, Indonesia.
Tanggal dan Waktu Pengamatan
• Hari Senin, 14 Desember 2015
• Pukul 08.45 hingga 12.00 WIB
PROFIL PERUSAHAAN
IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama :
• PT Alakasa Extrusindo
Sektor usaha :
• Manufaktur aluminium ekstrusi
Alamat :
• Jl. Pulogadung no. 4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
Jumlah pekerja :
• 175 orang, terdiri dari 70% bagian produksi, 30% bagian staf
Waktu kerja :
• Staff : Pukul 08.00 – 16.30
• Operator :
• Shift 1: pukul 08.00 – 16.00 WIB
• Shift 2: pukul 16.00 – 00.00 WIB
• Shift 3: pukul 00.00 – 08.00 WIB
• “Penerapan jadwal 3 shift dilakukan bila perusahaan sedang menerima banyak order”
Dokter perusahaan :
• 1 orang
DENAH
PERUSAHAAN
Gambar 1. Denah Perusahaan PT. Alakasa Extrusindo
ALUR
PRODUKSI
Melting
Die manufacturing
and correction,
Extrusion
Fabrication
Anodizing
Powder coating
Packing
ALUR PRODUKSI
(2)
HASIL PENGAMATAN
DAN
PEMECAHAN MASALAH
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(2)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(2)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(3)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(4)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(5)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(5)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(6)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(7)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(8)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(9)
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH(10)
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan:
• Dari aspek fasilitas pelayanan kesehatan, sebetulnya dengan adanya unit pelayanan
kesehatan di dalam lingkungan perusahan sudah sangat baik, namun demikian bentuk
pelayanan kesehatan belumlah optimal.
• Dari aspek pelayanan kesehatan, fungsi promotif dan preventif yang dijalankan
belum dilakukan secara optimal, hal ini dapat dilihat dari lingkungan kerja yang
kurang memadai dan juga ketidak patuhan tenaga kerja dalam penggunaan APD. Untuk
pelayanan kuratif dan rehabilitative sudah cukup baik.
• Dari aspek pencegahan HIV, AIDS, dan narkoba, perusahaan masih belum
menjalankan program apapun yang terkait.
• Dari aspek pemeriksaan kesehatan. Perusahaan sudah menjalankan pemeriksaan awal
dengan baik untuk menyaring tenaga kerja yang masuk. Pemeriksaan berkala dan
khusus masih belum dilakukan.
• Dari aspek ergonomi, kursi, sikap bekerja, cara mengangkat masih belum sesuai
dengan prinsip ergonomis.
• Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, pekerja hanya diberi uang makan yang sudah
termasuk dalam gaji bulanan. Perusahaan tidak memiliki kantin maupun ruang
makan.
• Beberapa penyakit yang sering terjadi antara lain myalgia, gastritis, diabetes mellitus,
dan ISPA.
• Belum ada data terhadap penyakit akibat kerja selama ini.
• Perusahaan memiliki ruang P3K, namun belum memiliki personil P3K yang
memadai
• Personil kesehatan hanya terdiri dari seorang dokter perusahaan
KESIMPULAN DAN SARAN(2)
Saran
Saran
• Menyediakan makanan untuk tenaga kerja.
• Perlu disediakan ruang makan atau kantin untuk
makan agar tenaga kerja dapat makan dan
beristirahat di tempat yang seharusnya.
• Memulai rekapitulasi data dalam hal PAK yang
terjadi sehingga tindakan yang sesuai dapat
dilakukan sedini mungkin.
• Mengisi unit P3K dengan unit yang terlatih dan
memiliki sertifikat pelatihan
• Langkah yang diambil oleh pihak perusahaan
hendaklah menambah tenaga kesehatan guna
membantu dokter perusahaan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada para tenaga
kerja
TERIMAKASIH
Kelompok 1 :
Tanya : apakah diperlukan pemeriksaan kesehatan
khusus? Pemeriksaan apa?
Kelompok 3 :
Apakah myalgia pada seluruh pekerja atau tempat
tertentu?
Bagaimana masalah ergonomi pada pekerja
fabrikasi?