Anda di halaman 1dari 14

BANTUAN VENTILASI UNTUK MENINGKATKAN

OKSIGENASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN


OBSTRUKSI JALAN NAFAS
STUDI KASUS

Proposal Karya Tulis Ilmiah


Di ajukan untuk memenuhi persyaratan dalam
Memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Di Akademi Keperawatan Yappi Sragen

Oleh :
WAHYU WIDODO
16057

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI


SRAGEN-JAWA TENGAH
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penggunaan ventilasi


mekanik di Eropa terhadap 5.000 klien pada kasus
gagal nafas akut (69%), koma (17%), gagal nafas
kronis (13%) dan gangguan neuromuskuler (2%)
(Rodriquez, Dojati, &Brochard, 2005).
Menurut Kozier dan Erb dalam Asmadi (2008),
kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar dan
mendesak.Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel
tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan
menimbulkan kematian.
Nebulasi adalah salah satu terapi inhalasi dengan
menggunakan alat bernama nebulizer.Alat ini
mengubah cairan menjadi droplet aerosol
sehingga dapat dihirup oleh pasien. Obat yang
digunakan untuk nebulizer dapat berupa solusio
atau suspensi (Tanto, 2014).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Bantuan Ventilasi Untuk
Meningkatkan Oksigenasi Pada Asuhan
Keperawatan Obstruksi Jalan Nafas ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis
2. Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. PPOK

a. Pengertian b. Etiologi
Penyakit Paru Obstruksi 1) Usia
Kronis (PPOK) adalah 2) Merokok
keadaan penyakit yang 3) Genetik dan keluarga
ditandai oleh keterbatasan
aliran udara yang tidak c. Manifestasi Klinis
sepenuhnya reversibel. Menurut Padila. (2012).
keterbatasan aliran udara ini 1) Batuk kronis
biasanya progresif dan 2) Sputum yang sangat produktif
berhubungan dengan respons 3) Mudah terkena iritasi oleh iritasi-iritasi
peradangan yang abnormal inhalan, udara dingin atau infeksi
dari paru terhadap partikel 4) Sesak nafas
atau udara yang berbahaya 5) Terdapat otot bantu pernafasan
(Tanto, 2014). 6) Hipoksia dan hiperkapnea
7) takipnea
D. Patofisiologi E. Klasifikasi
Menurut 1) Bronkitis kronis
Morton,dkk, (2012) 2) Empisema
patofisiologi PPOK : 3) Bronkitis empisema
seiring 4) Asma kronis dan
perkembangan bronkitis asmatis
PPOK, perubahan 5) TBC yang menjadi G. Penatalaksanaan
patofisiologis PPOM 1) Farmakologi
berikut biasanya 2) Non Farmakologi
terjadi secara 3) Pemeriksaan
berurutan: diagnostik
hipersekesi mukus, F. Komplikasi 4) Pemeriksaan
disfungsi sillia, 1) Kegagalan respirasi laboratorium
keterbatasan aliran 2) Kardiovaskuler
udara, hiperinflanasi 3) Ulkus peptikum
pulmonal, 4) PPOM
abnormalitas 5) Kematian
pertukuran gas,
hipertensi pulmonal.
2. Oksigenasi
a. Pengertian b. Fisiologi
Oksigenasi adalah proses penambahan 1) Ventilasi
oksigen (O2) kedalam sistem (kimia atau 2) Difusi
fisika). (Saputra, 2013) 3) Transport

c. Faktor yang pengaruhi Oksigenasi


1) Perkembangan
2) Lingkungan
3) Gaya hidup
4) Status kesehatan hidup
5) Narkotika
6) Perubahan fungsi pernapasan
7) Perubahan pola pernapasan
8) Obstruksi jalan napas
9) Penatalaksanaan oksigen
10) Latihan napas dalam
11) Latihan batuk efektif
3. Bantuan Ventilasi
a. Pengertian c. Posisi semi fowler
Menurut Bulechek (2016) bantuan ventilasi 1)Setengah duduk
adalah peningkatan suatu pola pernapasan
spontan optimal yang memaksimalkan dimana tempat bagian
pertukaran oksigen dan karbondioksida kepala dinaikkan
dalam paru-paru

b. Aktivitas bantuan Ventilasi


1) Pertahankan kepatenan jalan napas 11) Monitor kelehan otot pernapasan
2) Posisikan pasien 12) Catat area-area
3) Posisikan untuk memvalitasi pencocokanperfusi 13) Kelola pemberian obat
4) Bantu dalam hal perubahan posisi 14) Ambulasi 3-4 x / hari
5) Posisikan untuk meminimalkan upaya bernapas 15) Monitor pernapasan & oksigen
6) Monitor efek-efek perubahan posisi 16) Beri obat
7) Anjuran perbapasan lambat 17) Ajarkan tehnik pernapasan
8) Gunakan tehnik menyenangkan 18) Inisiasi program kekuatan otot
9) Bantu menggubakan dorongan spidometer 19) inisiasi upaya resusitasi
10)Auskultasi suara napas
d. Nebulizer d. S O P
terapi inhalasi dengan
menggunakan alat
bernama nebulizer.

d. Terapi oksigen
Menurut Wongkar.
(2015). terapi oksigen
adalah suatu tindakan
untuk meningkatkan
tekanan parsial oksigen
pada inspirasi, yang
dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan
kadar oksigen inspirasi /
FiO2 (Orthobarik ).
4. Tinjauan Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
pemikiran dasar yang
bertujuan untuk a. Pengkajian
mengumpulkan informasi atau kegawatdaruratan
data tentang pasien, agar
dapat mengidentifikasi,

c. Diagnosis Keperawatan
Menurut Herdman (2018)
d. Rencana keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas
2) Ketidakefektifan bersihan Diagnosa Keperawatan
jalan napas
3) Resiko tinggi infeksi
pernapasan
4) Defisit perawatan diri
5) Intoleransi aktifitas
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
BAB III
METODE STUDI KASUS

Strategi atau pendekatan yang dipakai adalah penelitian deskriptif


dalam bentuk pendekatan case study research (studi kasus)

1. Obstruksi jalan nafas 5. Pemberian posisi semi fowler


2. PPOK 6. Nebulizer
3. Oksigenasi 7. Terapi oksigen
4. Bantuan ventilasi

Studi kasus ini dilakukan di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD


Dr. Moewardi Surakarta. Pengambilan data dilakukan pada 28
Januari sampai 20 April 2019.

pasien obstruksi jalan napas (PPOK) yang dirawat di ruang


Instalasi Gawat Darurat
Observasi, Wawancara, Pengukuran, Dokumentasi, ASKEP, Lembar
Observasi, SOP

Uji keabsahan data dimaksudkan dengan mengambil data baru


(here and new) dengan menggunakan instrument pengkajian yang
sesuai/terstandar serta pengumpulan data dari berbagai sumber

Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan membandingkan


antara hasil studi kasus dengan jurnal penelitian ataupun sumber
sumber lain.

Persetujuan, Tanpa nama, Kerahasiaan, Kemanfaatan,


Tidak membahayakan

Anda mungkin juga menyukai