Pengertian Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000). 2. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa dari
genus plasmodium. Pada manusia plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu: • plasmodium falciparum. • Plasmodium vivax. • Plasmodium malariae. • plasmodium ovale. 3. Daur hidup plasmodium Siklus aseksual di kenal sebagai skizogoni, sedangkan siklus seksual yang membentuk sporozoit di dalam nyamuk sebagai sporogoni. Sporozoit yang aktif dapat ditularkan kedalam tubuh manusia melalui ludah nyamuk kemudian menempati jaringan parenkim hati dan tubuh sebagai skizon. Cont…. Sel hati yang berisi parasit akan pecah dan terjadi tropozoit. Membentuk skizon muda dan setelah matang, membelah menjadi merozoit. Setelah proses pembedahan eritrosit akan hancur, merozoit, pigmen dan sel sisa akan hancur dan berada dalam plasma. Cont’d….
Dalam tubuh nyamuk, parasit
berkembang secara seksual memerlukan waktu 8-12 hari dalam lambung nyamuk, makro dan mikro gametosis berkembang menjadi makro dan mikro gamet. Lalu menembus dinding lambung nyamuk membentuk ookista lalu membentuk sporozoit kemudian sporozoit akan melepaskan dan masuk dalam kelenjar liur nyamuk 4. Manifestasi klinis Pada anak dan orang dewasa timbul gejala demam yang terbagi menjadi berikut: • Stadium dingin • Stadium demam • Stadium berkeringat Secara klinis, gejala malaria pada pasien terdiri atas serangan demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lelah, nyeri kepala, tidak ada napsu makan, mual atau muntah. 5. Klasifikasi Malaria a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum) b. Malaria Kwartana (Plasmodium malariae) c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale) d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) 6. Patofisiologi Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung penyakit. Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat berupa factor yang diturunkan maupun didapat. 7. Komplikasi Komplikasi yang lazim terjadi pada malaria sebagai berikut: • Koma (malaria serebral) • Anemia • hemoglobinuria (blackwater fever) • Gagal ginjal akut • Hipoglikemia 8. Data Penunjang a. Laboratorium b. Diagnosis 1). Pemeriksaan tetes darah untuk malaria a. Tetesan preparat darah tebal. b. Tetesan preparat darah tipis 2). Tes Antigen 3). Tes Serologi 4). Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) 8. Penatalaksanaan Untuk semua spesies Plasmodium, kecuali P.falciparum yang resisten terhadap klorokuin. a. Klorokuin fosfat atau hidroklorokuin sulfat b. primakuin. Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin a. kuinin atau kuinidin glukonat. b. pirimetamin c. Tetrasiklin d. Klindamisin • Terapi Non Farmakologi • Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di sekitar tempat tidur • Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajar • Atau bisa menggunkan kelambu di atas tempat tidur, untuk menghalangi nyamuk mendekat • Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng atau tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk 9. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pengkajian A. Data Demografi 1. Nama Anak 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Alamat
B. Dasar data pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat 2. Sirkulasi 3. Makanan dan cairan 4. Neurosensori 5. Pernapasan 12. Diagnosa Keperawatan • Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme • Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat • Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, mual/muntah • Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam tubuh • Nyeri akut berhubungan dengan agens penyebab cedera biologis • Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum • Resiko syok, Faktor resiko: hipovolemi • Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kesalahan dalam memahami informasi yang ada • Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak 1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme Intervensi: • kaji tanda-tanda vital • Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil. • Pantau suhu lingkungan • Anjurkan pada ibu klien untuk kompres hangat pada daerah dahi dan ketiak • Anjurkan pada ibu klien untuk memakaikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat • Berikan antipiretik. 2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat Intervensi: - Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD - Dapatkan riwayat pasien atau orang terdekat sehubungan dengan lamanya atau intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang sangat berlebihan - Suhu, warna kulit, atau kelembapannya 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, mual/muntah Intervensi: • Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien • Berikan makanan sedikit tapi sering • Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur • Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan 4. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam tubuh Intervensi: • Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan. • Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi. • Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer. • Berikan cairan secara parenteral. 5. Nyeri akut b/d agens penyebab cedera biologis Intervensi: • Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya,lamanya, factor yang memperburuk atau meredakan • Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperti: ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis, menarik dir • Jelaskan kepada ibu tentang tindakan pereda nyeri nonfarmakologi • Istirahatkan klien pada saat nyeri muncul • Tingkatkan pengetahuan pada ibu tentang sebab-sebab nyeri dan menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung. 6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum Intervensi: • Tindakan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan • Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas, catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas. • Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untik berpartisipasi dalam aktivitas atau aktivitas sehari-hari 7. Resiko syok, Faktor resiko: hipovolemi Intervensi: • Monitor keadaan umum pasien • Observasi vital sign setiap 3 jam Kolaborasi: Pemberian cairan intravena 8. Defisiensi pengetahuan b/d keterbatasan kognitif, kesalahan dalam memahami informasi yang ada Intervensi: • Jelaskan/kuatkan penjelasan kepada ibu tentang proses penyakit individu. • Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan bersenang-senang. • Berikan informasi kepada ibu mengenai terapi obat- obatan, interaksi obat, efek samping, dan ketaatan terhadap program. 9. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak Intervensi: • Kaji tingkat kecemasan orang tua. • Dorong dan anjurkan pada iborang tua klien untuk mengungkapkan perasaannya • Lakukan pendekatan dan berikan motivasi pada orang tua untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran