EKOLOGI
WATERFRONT 6A
Anggota :
– Hasil penelitian Worldbank Tahun2005, tentang sebaran income negara, sektor berbasis
kelautan hanya menghasilkankurang dari 5% dari keseluruhan pendapatan negara.
– Kota pesisir di Indonesia merupakan pusat pelayanan aktivitas sosial-ekonomi, dimana
didalamnya terkandung berbagai aset sosial dan ekonomi yangmemiliki nilai ekonomi dan
finansial yang sangat besar.
– Secara ekonomi, kota pesisir memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk pendapatan
nasional. Pada wilayah ini juga terdapat berbagai sumber daya masadepan dengan potensi
yang dapat dikembangkan secara optimal, misalnya potensi perikanan sampai dengan
investasi pembangunan gedung akomodasi perhotelan yang cukup berperan di dalamnya.
– Dampak yang ditimbulkan pula ledakan peduduk dan diikuti infrastruktur yang kian menggiat
di daerah pesisir.
– Investor pun mulai melirik kawasan ini yang ramai peminatnya, dengan alasan view yang di
tawarkan pun tidak kalah menarik dengan perbukitan dan gunung.
Latar Belakang
– Investor turut ikut mengambil dalih keputusan pemerintah dengan membuat reklamasi di daerah
pesisir pantai demi keuntungan pribadi. Hal ini makin diperparah dikarenakan kerangka hukum yang
tidak jelas, tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang masih rendah sehingga yang
terjadi adalah pemanfaatan berlebih (over ekploitated) pada sumber daya pesisir.
– Solusi yang di tawarkan investor berupa pengadaan reklamasi di daerah pesisir , Hal itu tentu saja
memicu terjadinya kenaikan muka air laut
– Kecepatan kenaikan muka air laut saat ini tampak lambat dan tidak berarti, akan tetapi dalam tahun
tahun mendatang kenaikan muka laut tersebut akan menggenangi kawasan pesisir yang memiliki
morfologi pantai yang landai dan di reklamasi.
– Implikasi dari kerentanan pada daerah yang rentan kenaikan muka air laut tersebut pada dasarnya
akan terjadi bencana alam yang tidak saja merubah struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah,
tetapi juga akan berakibat pada perubahan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
– Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana, serta mengurangi bahkan memperkecil
dampak negatif risiko bencana tersebut, perlu memasukan komponen manajemen risiko bencana
alam (risk management of natural disaster) di dalam penyusunan tata ruang wilayah (RTRW).
SKEMA PERMASALAHAN
INVESTOR REKLAMASI
Secara umum :
– Echols dalam Soesanti (2010:116) menyatakan waterfront
merupakan daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan
air atau daerah pelabuhan
– Urban waterfront menurut Wrenn dalam Soesanti (2010:116)
merupakan suatu lingkungan perkotaan yang berada ditepi atau
dekat dengan wilayah perairan.
Jenis-jenis Waterfront
Menurut Tipologinya :
– Waterfront Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang ada
sampai saat ini dan menjaganya agar tetap ada
– Waterfront Redevelopment ( Pembangunan Kembali) merupakan suatu upaya
untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama dengan mengubah
atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada tersebut.
– Waterfront Development ( Pengembangan ) merupakan suatau usaha untuk
menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa
depan dengan cara mereklamasi pantai.
Jenis-jenis Waterfront
Menurut Fungsinya :
– Mixed Use Waterfront adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari
perumahan,perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat
kebudayaan.
– Recreational Waterfront adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan
sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena
bermain, tempatpemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar.
– Residential Waterfront adalah perumahan, apartemen, dan resort yang
dibangun di pinggir perairan.
– Working Waterfront (breen, 1996) adalah tempat-tempat penangkapan ikan
komersial, reparasi kapalpesiar, industry berat, dan fungsi-fungsi pelabuhan
Kriteria Waterfront
– Wilayah pesisir sangat rentan terhadap bencana, salah satunya yaitu kenaikan
muka air laut. Kenaikan muka air laut (sea level rise) adalah fenomena naiknya
permukaan air laut yang diakibatkan oleh berbagai factor yang kompleks
– banjir rob merupakan banjir yang terjadi akibat naiknya muka air laut di
kawasan pesisir.
– hilangnya pulau-pulau kecil
– memicu terjadinya urbanisasi
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut
– Penentuan Zonasi
– Pengaturan Ruang
– Menyusun dan menata bangunan sesuai dengan sempadan laut dan zonasi yang
telah ditetapkan
– Misal : mencegah pembangunan fasilitas umum di kawasan yang rawan terkena
dampak kenaikan muka air laut, di daerah bibir pantai dibuatkan hutam bakau
(mangrove) untuk mencegah abrasi, daerah yang berpotensi tergenang air sebaiknya
dijadikan area olahraga air.
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut
– Tata Bangunan
– Stable Growth Strategy (pembangunan secara bertahap)
1) Membuat tempat wisata pemancingan ikan.
2) Merencanakan tempat pengeringan ikan.
3) Membuat ruang terbuka hijau dan taman bermain.
4) Menggunakan vegetasi hidroponik
5) Perbaikan kualitas dermaga
6) Mengadakan pelatihan pengembangan SDM sektor usaha berbasis rumahtangga.
7) Penimbunan lahan pada daerah pasang surut yang diprakarsai oleh masyarakat.
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut