Anda di halaman 1dari 31

Kriteria Perancangan Permukiman

Pesisir yang Rentan Terhadap


Kenaikan Muka Air Laut

EKOLOGI
WATERFRONT 6A
Anggota :

– Anak Agung Indira Yufanda Heralita 1705521016


– Gusti Agung Putri Dwi Lestari 1705521032
– Nadya Sukma Partami 1705521038
Latar belakang

– Hasil penelitian Worldbank Tahun2005, tentang sebaran income negara, sektor berbasis
kelautan hanya menghasilkankurang dari 5% dari keseluruhan pendapatan negara.
– Kota pesisir di Indonesia merupakan pusat pelayanan aktivitas sosial-ekonomi, dimana
didalamnya terkandung berbagai aset sosial dan ekonomi yangmemiliki nilai ekonomi dan
finansial yang sangat besar.
– Secara ekonomi, kota pesisir memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk pendapatan
nasional. Pada wilayah ini juga terdapat berbagai sumber daya masadepan dengan potensi
yang dapat dikembangkan secara optimal, misalnya potensi perikanan sampai dengan
investasi pembangunan gedung akomodasi perhotelan yang cukup berperan di dalamnya.
– Dampak yang ditimbulkan pula ledakan peduduk dan diikuti infrastruktur yang kian menggiat
di daerah pesisir.
– Investor pun mulai melirik kawasan ini yang ramai peminatnya, dengan alasan view yang di
tawarkan pun tidak kalah menarik dengan perbukitan dan gunung.
Latar Belakang

– Investor turut ikut mengambil dalih keputusan pemerintah dengan membuat reklamasi di daerah
pesisir pantai demi keuntungan pribadi. Hal ini makin diperparah dikarenakan kerangka hukum yang
tidak jelas, tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang masih rendah sehingga yang
terjadi adalah pemanfaatan berlebih (over ekploitated) pada sumber daya pesisir.
– Solusi yang di tawarkan investor berupa pengadaan reklamasi di daerah pesisir , Hal itu tentu saja
memicu terjadinya kenaikan muka air laut
– Kecepatan kenaikan muka air laut saat ini tampak lambat dan tidak berarti, akan tetapi dalam tahun
tahun mendatang kenaikan muka laut tersebut akan menggenangi kawasan pesisir yang memiliki
morfologi pantai yang landai dan di reklamasi.
– Implikasi dari kerentanan pada daerah yang rentan kenaikan muka air laut tersebut pada dasarnya
akan terjadi bencana alam yang tidak saja merubah struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah,
tetapi juga akan berakibat pada perubahan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
– Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana, serta mengurangi bahkan memperkecil
dampak negatif risiko bencana tersebut, perlu memasukan komponen manajemen risiko bencana
alam (risk management of natural disaster) di dalam penyusunan tata ruang wilayah (RTRW).
SKEMA PERMASALAHAN

INVESTOR REKLAMASI

KENAIKAN MUKA AIR LAUT


DAERAH PESISIR PANTAI YANG
BERPOTENSI

PERUBAHAN MORFOLOGI PANTAI


DENGAN TERUS TERJADI ABRASI
KERANGKA
HUKUM YANG
TIDAK JELAS
PERUBAHAN SIGNIFIKAN STRUKTUR
LAHAN DAN POLA PEMANFAATAN RUANG
POTENSI YANG
SEMAKIN WILAYAH DAN POLA AKTIVITAS PESISIR
MENARIK
SEMPIT

REKLAMASI BERDAMPAK PADA BERBAGAI SEKTOR


KHUSUSNYA PERMUKIMAN
Tujuan

– Mengetahui bagaimana pengaruh kenaikan muka air laut terhadap wilayah


permukiman pesisir pantai.
– Mengetahui bagaimana kriteria perancangan permukiman di daerah pesisir
pantai untuk meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh kenaikan muka air
laut.
Manfaat

– Manfaat bagi mahasiswa.


Makalah ini dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa di bidang
arsitektur mengenai kriteria perancangan di pesisir pantai untuk
meminimalisir muka air laut.
– Manfaat bagi masyarakat.
Makalah ini dapat memberikan wawasan kepada masyarakat yang
bermukim di pesisir pantai agar senantiasa menjaga kelestarian
lingkungannya dan bersiaga terhadap kemungkinan naiknya muka air laut.
PENGERTIAN
WATERFRONT
Apa itu Waterfront?

Secara umum :
– Echols dalam Soesanti (2010:116) menyatakan waterfront
merupakan daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan
air atau daerah pelabuhan
– Urban waterfront menurut Wrenn dalam Soesanti (2010:116)
merupakan suatu lingkungan perkotaan yang berada ditepi atau
dekat dengan wilayah perairan.
Jenis-jenis Waterfront

Menurut Tipologinya :
– Waterfront Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang ada
sampai saat ini dan menjaganya agar tetap ada
– Waterfront Redevelopment ( Pembangunan Kembali) merupakan suatu upaya
untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama dengan mengubah
atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada tersebut.
– Waterfront Development ( Pengembangan ) merupakan suatau usaha untuk
menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa
depan dengan cara mereklamasi pantai.
Jenis-jenis Waterfront

Menurut Fungsinya :
– Mixed Use Waterfront adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari
perumahan,perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat
kebudayaan.
– Recreational Waterfront adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan
sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena
bermain, tempatpemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar.
– Residential Waterfront adalah perumahan, apartemen, dan resort yang
dibangun di pinggir perairan.
– Working Waterfront (breen, 1996) adalah tempat-tempat penangkapan ikan
komersial, reparasi kapalpesiar, industry berat, dan fungsi-fungsi pelabuhan
Kriteria Waterfront

Kriteria umum dari perencanaan waterfront (Prabudiantoro, 1997)adalah sebagai


berikut :
– Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau,
sungai, dan lain sebaginya).
– Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau
pariwisata.
– Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman atau
pelabuhan.
– Terdapat pemandangan serta berorientasi ke arah perairan.
– Pembangunan dilakukan arah vertikal-horizontal.
Aspek dan Elemen Perencanaan
Waterfront
– ASPEK ARSITEKTURAL yaitu aspek yang berkaitan dengan pembentukan citra (image)
dari kawasan waterfront dan bagaimana menciptakan kawasan waterfront yang mampu
memenuhi nilai-nilai estetika.
– ASPEK KETEKNIKKAN yaitu aspek yang berkaitan dengan perencanaan struktur dan
teknologi bahan yang dipergunakan dalam perencanaan waterfront yang mampu
mengatasi kendala-kendala dalam perancangan waterfront seperti stabilitas perairan,
banjir, korosi, erosi, kondisi alam setempat, dan lain sebagainya.
– ASPEK SOSIAL BUDAYA yaitu aspek yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat yang berada dan di sekitar kawasan waterfront tersebut. terdapat
dua aspek penting yang mendasari keputusan-keputusan serta solusi rancangan yang
dihasilkan. Kedua aspek tersebut adalah faktor geografis serta konteks perkotaan
Elemen – elemen Perencanaan
Waterfront
– Awalnya berkembang dari arah perairan dengan dibangunnya beberapa sarana
yang menunjang fungsi utama dari area waterfront.
– Ketika area waterfront mulai ramai dikunjungi dan ditempati orang maka
terjadilah perluasan lokasi dan penyebaran ke arah daratan.
– Pertambahan penduduk yang tinggal mendorong munculnya beberapa sarana
penunjang lainnya, seperti dermaga kecil, jalur sirkulasi tambahan, dan
sebagainya.
– Seiring pertambahan penduduk dan aktivitas yang semakin banyak maka
dibuatlah beberapa saluran kanal di area waterfront. Yang bertujuan untuk
tetap mempertahankan ikatan visual dan karakter pada area waterfront, dan
membuat pemisah buatan yang memisahkan secara jelas fungsi-fungsi yang ada
pada site.
Elemen – elemen Perencanaan
Waterfront
– Mulai terbentuknya Pola susunan massa dan ruang pada zona – zona yang
mengacu dan berorientasi ke arah perairan. Zona yang berada langsung
berbatasan dengan daerah perairan utama mempunyai fungsi-fungsi kegiatan
utama yang bersifat publik sehingga dapat diakses dari segala arah oleh semua
orang. Zona ini disebut Zona Utama.
– Setelah zona utama terbentuk barulah kemudian di sekitarnya dibangun zona-
zona ruang yang lebih kecil yang berisi fungsi-fungsi penunjang kawasan utama
tersebut atau berisi daerah permukiman penduduk.
– Terbentuknya sirkulasi atau jaringan jalan merupakan elemen kawasan yang
penting. Sirkulasi adalah lahan yang digunakan sebagai prasarana penghubung
antara zona-zona di dalam kawasan dan akses dengan kawasan lainnya. Sirkulasi
pada area waterfront ada dua jenis, yaitu sirkulasi darat dan sirkulasi air
Pola pada Watefront

– Pola linear biasanya menyebar dan memanjang sepanjang garis


tepi air seperti pantai dan sungai.
– Pola radial adalah pola susunan ruang dan massanya mengelilingi
suatu wilayah perairan seperti danau dan teluk.
– Pola konsentrik merupakan pengembangan dari bentuk radial
yang menyebar secara linear ke arah belakang dari pusat radial.
– Pola branch biasanya terbentuk jika ada anak-anak sungai dan
kanal-kanal
Pola Linear Pola Radial Pola Konsentrik Pola Branch
Gambaran Pola pada Waterfront
Sumber : Soesanti, Siska & Sastrawan, Alexander, Desember 2006, ‘Pola Penataan Zona, Massa, dan Ruang
Terbuka pada Perumahan Waterfront’, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol.34, No. 2, hh. 115-121
Kriteria Perancangan
Permukiman di Kawasan Pesisir
untuk Meminimalisir Dampak
Kenaikan Muka Air Laut
Apa itu Kawasan Pesisir?

– Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 27 tahun 2007, wilayah pesisir adalah


daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh
perubahan di darat dan laut.
– Carlos (2011) juga mendefinisikan bahwa wilayah pesisir adalah daerah
pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian
daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat
laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke
arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran.
Kondisi Permukiman Pesisir di salah satu Pertemuan darat dan laut
wilayah di Indonesia Sumber : materi-perkapalan.blogspot.com
Sumber : lingkunganhidup.co

Aktivitas di daerah pesisir


Sumber : jawapos.com
Kenaikan Muka Air Laut

– Wilayah pesisir sangat rentan terhadap bencana, salah satunya yaitu kenaikan
muka air laut. Kenaikan muka air laut (sea level rise) adalah fenomena naiknya
permukaan air laut yang diakibatkan oleh berbagai factor yang kompleks

Ilustrasi kenaikan muka air laut mengecam wilayah


pantai
Sumber : antaranews.com
Penyebab Kenaikan Muka Air
Laut
a) pemanasan global yang dipicu oleh adanya gas efek rumah kaca yang dominan
ditimbulkan oleh kegiatan industri.
b) penambahan Laju Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengangkutan, melayang (suspense) atau mengendapnya
material fragmental oleh air (Gemilang dkk., 2017).
c) peningkatan jumlah pembangunan gedung-gedung tinggi
Es di kutub mencair akibat
pemanasan global
Sumber : inspiradata.com

Peta Wilayah Sedimentasi di Teluk


Benoa tahun 2015
Gedung-gedung tinggi di tepi laut Sumber : E Journal Balitbang
Sumber : Setkab.go
Dampak Kenaikan Muka Air
Laut
Sejak tahun 1992, satelit altimetri TOPEX/Poseidon
mengindikasikan laju kenaikan muka air laut global
adalah kurang lebih 3mm/tahun

– banjir rob merupakan banjir yang terjadi akibat naiknya muka air laut di
kawasan pesisir.
– hilangnya pulau-pulau kecil
– memicu terjadinya urbanisasi
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut

– Penentuan Zonasi

Peta Rencana Pola Ruang


RTRW Kabupaten  Dasar
Penyusunan Zonasi Wilayah
Peta Zonasi
Analisis
Union Wilayah Pesisir
Overlay
Peta Kawasan Lindung 
Faktor Pembatas Sebagai Skala

Peta Kerentanan Wilayah  Dasar Konsep Zonasi Kawasan Pesisir


Sumber : Isdianto, Andik dkk. 2014. ZONASI WILAYAH PESISIR
penyusun Aturan Zonasi AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT, Coastal Area Zoning Due To
Sea Level Rise. Jurnal Permukiman, 9 (3): 148-157
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut

– Pengaturan Ruang
– Menyusun dan menata bangunan sesuai dengan sempadan laut dan zonasi yang
telah ditetapkan
– Misal : mencegah pembangunan fasilitas umum di kawasan yang rawan terkena
dampak kenaikan muka air laut, di daerah bibir pantai dibuatkan hutam bakau
(mangrove) untuk mencegah abrasi, daerah yang berpotensi tergenang air sebaiknya
dijadikan area olahraga air.
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut

– Penerapan Teknologi Adaptasi Kenaikan Muka Air Laut


– Menggunakan sistem monitoring dan peringatan jika ada bencana kenaikan muka air
laut
– Memperkuat bangunan agar pondasinya lebih tinggi dari batas kenaikan muka air
laut
– Menggunakan struktur penahan gelombang air laut, misalnya seawall, sea dikes,
Teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai alarm
breakwaters, river gates untuk mengurangi tekanan gelombang/arus
pendeteksi dan peringatan kenaikan muka air laut
Sumber : Seminar Nasional Fisika 2016
Contoh Struktur Penahan
Gelombang Air Laut

Seawall Seawall in Netherland


Sumber : Tourism Vancouver Sumber : Interesting Engineering
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut

– Tata Bangunan
– Stable Growth Strategy (pembangunan secara bertahap)
1) Membuat tempat wisata pemancingan ikan.
2) Merencanakan tempat pengeringan ikan.
3) Membuat ruang terbuka hijau dan taman bermain.
4) Menggunakan vegetasi hidroponik
5) Perbaikan kualitas dermaga
6) Mengadakan pelatihan pengembangan SDM sektor usaha berbasis rumahtangga.
7) Penimbunan lahan pada daerah pasang surut yang diprakarsai oleh masyarakat.
Kriteria Perancangan Permukiman di
Kawasan Pesisir untuk Meminimalisir
Dampak Kenaikan Muka Air Laut

– Pengembangan secara aktif dan agresif


1) Pembuatan talud
2) Rehabilitasi pada segmentasi perairan de-ngan program land sharing dalam menata
permukiman.
3) Perbaikan drainase menggunakan sistem drainase tertutup agar tidak terjadi pe-
numpukan sampah.
4) Perbaikan kanal & merencanakan jalan ins-peksi, mengefektifkan sempadan kanal
5) Membuat dermaga yang representatif.
6) Mengatur pola jalan, lebar jalan, drainase, luas kavling yang tidak beraturan dengan
metode konsolidasi (Land Consolidation).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai