Anda di halaman 1dari 36

Patient Safety

dr. Untung Gunarto, Sp.S, MM


PENDAHULUAN

• Keselamatan pasien dan mutu pelayanan kesehatan seharusnya merupakan


prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan.

• Prinsip “First, do no harm” tampaknya belum cukup kuat untuk mencegah


berkembangnya masalah keselamatan pasien.

• Pada tahun 2013, kesalahan medis (medical error) menjadi penyebab kematian
ketiga di Amerika Serikat, sekitar lebih dari 250.000 kematian per tahun

• Survei terbaru tahun 2017 di amerika serikat masih menemukan sekitar 21%
pasien memiliki pengalaman kesalahan medis.

• Di Amerika Serikat, setiap tahun 1 dari 20 orang dewasa mengalami kesalahan


diagnostik (diagnostic error) yang berdampak pada kesehatan fisik, emosional,
dan finansial pasien.

2
PENDAHULUAN

• Di Indonesia, antara tahun 2001-2003 terdapat kesalahan pengobatan


yang mencapai angka 5,07%, sebanyak 0,25% berakhir fatal hingga
kematian.

• Kesalahan pengobatan dan efek samping obat terjadi pada rata-rata 6,7%
pasien yang masuk rumah sakit, diantara kesalahan tersebut sebenarnya
25%-50% dapat dicegah.

• Dalam usaha mengurangi masalah tersebut, diterbitkanlah Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.

• Pengaturan keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu


pelayanan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan.

3
DEFINISI
• WHO : keselamatan pasien adalah tidak adanya bahaya yang mengancam
pasien selama proses pelayanan kesehatan.

• Permenkes 11 / 2017 : keselamatan pasien adalah suatu sistem yang


membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

• Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi pasien


dari sesuatu yang tidak diinginkan selama proses perawatan

4
DEFINISI

INSIDEN KESELAMATAN
✘ WHO : Suatu kejadian atau keadaan ✘ Berdasarkan PMK Nomor 11/2017 ;
tidak disengaja yang dapat Insiden Keselamatan Pasien
mengakibatkan atau telah merupakan setiap kejadian yang
mengakibatkan kerugian yang tidak tidak disengaja dan kondisi yang
perlu pada pasien. mengakibatkan atau berpotensi
Kerugian yang dimaksud dapat mengakibatkan cedera yang dapat
berupa perburukan penyakit pasien dicegah pada pasien.
atau tidak terpenuhinya harapan
dari terapi.

5
JENIS INSIDEN KESELAMATAN
✘ Kondisi Potensi Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.

✘ Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Near miss adalah terjadinya insiden tetapi belum sampai
terpapar ke pasien.

✘ Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
timbul cedera.

✘ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) /Adverse event adalah insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien.

✘ Kejadian sentinel /Sentinel event merupakan suatu KTD yang mengakibatkan kematian,
cedera permanen, atau cedera berat yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk
mempertahankan kehidupan.
6
Pedoman Pelaksanaan Patient Safety
di Indonesia
 Kewajiban rumah sakit menerapkan standar keselamatan pasien diatur oleh UU No 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 43.

 Pedoman pelaksanaannya diatur dengan Permenkes No 1691/MENKES/PER/VIII/2011


tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

 Terdapat KNKP-RS (Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit) yang langsung
berada di bawah Menteri Kesehatan RI. KNKP-RS memiliki fungsi yaitu :
1. Penyusunan standar dan pedoman Keselamatan Pasien;
2. Penyusunan dan pelaksanaan program Keselamatan Pasien;
3. Pengembangan dan pengelolaan sistem pelaporan Insiden, analisis, dan penyusunan
rekomendasi Keselamatan Pasien; dan
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Keselamatan Pasien

7
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan pasien adalah bagian-bagian yang berpotensi
untuk bermasalah dalam pelayanan kesehatan.
Di seluruh Rumah Sakit di Indonesia, diberlakukan 6 Sasaran
Keselamatan Pasien Nasional (SKPN), yang terdiri dari :
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan high alert
4. Memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien pada
setiap prosedur pembedahan
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
6. Mengurangi risiko cedera akibat pasien terjatuh
8
1 SKP 1 : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
“ RS mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan ketelitian identifikasi
pasien”

a. Pasien diidentifikasi dengan DUA IDENTITAS, tidak boleh menggunakan nomor


kamar atau lokasi pasien
b. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah.
c. Pasien selalu diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis.
d. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
e. Melaksanakan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.

9
Identifikasi Pasien

Minimal dua identitas pasien,


tidak boleh nomor kamar

10
Lakukan Identifikasi Saat ....

 pemberian obat

 pemberian darah / produk darah

 pengambilan darah dan spesimen lain untuk


pemeriksaan klinis

 Sebelum memberikan pengobatan

 Sebelum memberikan tindakan


11
Salah
memberi
obat

Salah Salah
pasien tindakan
SALAH
IDENTIFIKASI
PASIEN

Salah Salah
hasil Lab Tranfusi

12
2 SKP 2 : Peningkatan Komunikasi yang Efektif
“ RS mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan”

a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali
secara lengkap oleh penerima perintah.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
d. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

13
Langkah Menerima Perintah Lisan

1. Penerima perintah MENCATAT perintah yang lengkap


2. Kemudian penerima perintah MEMBACAKAN KEMBALI
perintah
3. KONFIRMASI bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat.

14
Hati – Hati Juga dengan Perintah Tertulis
Tulisan harus jelas dan mudah dibaca

15
Hindari menggunakan singkatan yang rancu

16
3 SKP 3 : Peningkatan Keamanan Obat High-Alert

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan. Ada 2 jenis obat :
1. Obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA).
2. Elektrolit konsentrat

17
SOUND ALIKE

18
LOOK ALIKE

19
Elektrolit Konsentrat

20
Cara – cara yang dapat dilakukan oleh RS untuk mencegah KTD :
1. Identifikasi, pemberian label dan penyimpanan obat-obatan NORUM / LASA
2. Identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang
jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).

21
4 SKP 4 : tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien pada setiap prosedur pembedahan

Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi, adalah sesuatu yang


mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di RS. Rumah sakit wajib
mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-
prosedur, dan tepat- pasien.

22
PENANDAAN LOKASI OPERASI
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus
2. Perlu melibatkan pasien
3. Penanda tidak mudah luntur terkena air.
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan
harus terlihat sampai saat akan disayat

23
24
VERIFIKASI PRAOPERATIF
1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar
2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2
implant yg dibutuhkan
4. Gunakan Checklist

25
TIME-OUT …….

1. Dilakukan di tempat tindakan,


2. Dilakukan tepat sebelum insisi dimulai
3. Melibatkan seluruh tim operasi
4. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
5. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi
6. Konfirmasi jumlah alat dan implant yang tersedia

26
27
5 SKP 5 : Pengurangan Risiko Infeksi

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko


infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah CUCI
TANGAN (HAND HYGIENE) yang tepat.

28
Langkah Cuci Tangan

29
30
Momen Cuci Tangan

31
6 SKP 6 : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari
cedera karena jatuh.

Dalam menyediakan pelayanan dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.

Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, konsumsi obat dan telaah terhadap konsumsi
alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh
pasien.

32
Scoring

Intervensi
33
Scoring

Intervensi
34
MENCEGAH PASIEN RISIKO JATUH

 Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan


 Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
 Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien
 Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
 Pastikan lorong bebas hambatan
 Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan
pasien
 Pasang Bedside rel
 Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur

35
thanks!

36

Anda mungkin juga menyukai