Anda di halaman 1dari 40

SEMISOLIDA

ELSA FITRIA APRIANI, M.FARM., APT

1
SEDIAAN SEMISOLIDA

• Sediaan semisolid adalah sediaan yang diberikan secara TOPIKAL melalui kulit,
kornea, rektal, mukosa nasal, vaginal, jaringan bukal, membran uretra dan telinga
bagian luar.
• Sediaan semisolid adalah sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh dengan
maksud untuk mencapai efek lokal hingga efek sistemik.

2
KULIT

Stratum korneum merupakan bagian


terluar kulit yang berfungsi sebagai
barrier utama kulit sehingga
tantangan dalam pemberian obat
secara topikal adalah obat harus
dapat melewati stratum korneum
yang susunannya sangat rapat

3
PENETRASI OBAT MELALUI KULIT

4
PENETRASI OBAT MELALUI KULIT

1. Rute Trans Seluler


Jalur difusi melalui stratum korneum dimana obat akan melewati antar sel
2. Rute Para Seluler
Jalur difusi melalui stratum korneum dimana obat akan melewati celah-celah sel
3. Rute Trans Appendageal
Jalur difusi melalui folikel rambut dan kelenjar keringat

5
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETRASI OBAT
MELALUI KULIT

Sifat Sifat Pembawa


Kondisi
Fisikokimia yang
Fisiologis Kulit
Obat digunakan

6
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETRASI OBAT
MELALUI KULIT
• Konsentrasi obat
• Profil pelepasan obar dari pembawanya
• Permeabilitas stratum korneum
• Pembawa yang dapat meningkatkan kelembaban kulit akan meningkatkan
penetrasi obat melalui kulit
• Waktu kontak obat dengan kulit
• Ketebalan kulit
• Bahan peningkat penetrasi (enhancer)
• Kondisi kulit sehat atau luka
7
FORMULA SEDIAAN SEMISOLIDA

Bahan Bahan
Bahan Aktif
Pembawa Tambahan

8
SIFAT BAHAN PEMBAWA ATAU BASIS YANG IDEAL

• Tidak iritasi
• Mudah dibersihkan
• Tidak meninggalkan bekas
• Stabil
• Tidak bergantung pada pH
• Dapat bercampur dengan banyak obat
• Netral
• Memiliki daya sebar yang baik
• Tidak mengandung mikroba
9
BENTUK SEDIAAN SEMISOLIDA

Salep Pasta Krim

Lotion Gel
10
1. SALEP

Salep adalah sediaan semi padat yang berbahan dasar lemak yang bahan obatnya
harus larut atau terdispersi homogel dalam basis.

11
BASIS SALEP

Basis
Basis Absorpsi
Hidrokarbon

Basis Tercuci Basis Terlarut


Air Air

12
BASIS HIDROKARBON (OLEAGINOUS)

• Basis hidrokarbon adalah basis berbahan dasar minyak yang bebas air.
• Basis hidrokarbon ini bersifat sebagai emolien, dapat melekat dikulit dalam waktu
yang lama, sukar dicuci, dapat mengurangi penguapan kelembapan pada , mudah
menyebar saat digunakan di kulit, lunak, tidak tercampurkan dengan air, sukar
dibersihkan.
• Contoh basis hidrokarbon : Vaselin, White Petrolatum (Parafin), Yellow Ointment
dan White Ointment

13
BASIS HIDROKARBON (OLEAGINOUS)

Yellow Ointment White Ointment


• Mengandung 5% lilin • Mengandung 5% lilin
kuning (cera flava) putih (cera alba) dan
dan 95% petrolatum 95% petrolatum

14
BASIS ABSORPSI

• Basis salep absorpsi adalah basis salep yang mengandung larutan air dalam jumlajh
kecil
• Berperan sebagai emolien meski daya penutupan terhadap kulit tidak seperti pada
basis berlemak, tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air, basis salep ini
dapat digunakan untuk mencampurkan larutan berair dan berlemak, dapat
mengabsorpsi air sehingga membentuk emulsi A/M
• Contoh : Petrolatum Hidrofilik, Adeps Lanae, Lanolin, Cold Cream

15
BASIS ABSORPSI

• PETROLATUM HIDROFILIK

Kolesterol 30 g
Stearyl alkohol 30 g
White Wax 80 g
White Petrolatum ad 1000 g

Adanya kolesterol memungkinkan dasar salep menyerap air atau cairan obat dalam air
hingga terbantuk emulsi A/M dan sukar dihilangkan dari kulit.

16
BASIS ABSORPSI

• Adeps Lanae
Adeps lanae berasal dari lemak bulu domba yang mengandung kolesterol kadar
tinggi.
• Cold Cream
Salep yang dibuat menggunakan emulgator lipofil (adeps lanae, ester asam lemak
sorbitat dan alkohol lemak teroksidasi rendah) yang mempunyai kemampuan
menarik air sehingga membentuk emulsi tipe A/M.

17
BASIS TERCUCI AIR

• Basis tercuci air ini mudah dibersihkan dari kulit dengan air dan dapat diencerkan
dengan air.
• Basis tercuci air ini mempunyai kemampuan menyerap cairan serosal yang keluar
dalam kondisi dermatologis misalnya cairan yang keluar dari kulit yang mengalami
luka (nanah)
• Contoh : Salep Hidrofilik

18
BASIS TERCUCI AIR

• Salep Hidrofilik
Salep hidrofiik mengandung natrium lauril sulfat sebagai bahan pengemulsi dengan alkohol
stearat dan petrolatum putih sebagai fase berlemak serta propilen glikol dan air mewakili fase air

R/ Metil Paraben 0,025 %


Propil Paraben 0,015 %
Natrium Lauril Sulfat 1%
Propilen Glikol 12 %
Stearil Alkohol 25 %
Petrolatum Putih 25 %
Air 37 %
19
BASIS TERLARUT AIR

• Dasar salep ini hanya mengandung komponen yang larut air


• Basis yang larut dalam air disebut sebagai greaseless karena tidak mengandung
bahan berlemak
• Karena dasar salep ini mudah melunak untuk penambahan air, larutan air tidak
efektif dicampurkan ke dalam bahan dasar ini
• Dasar salep ini baik digunakan untuk dicampurkan dengan bahan tidak berair
atau bahan padat
• Contoh : Salep polietilen Glikol

20
METODE PEMBUATAN SALEP

Metode Metode
Pencampuran Peleburan

22
METODE PENCAMPURAN

• Semua komponen salep dicampur hingga homogen


• Bila zat aktif berupa padatan yang tidak larut dalam air maka zat aktif digerus
terlebih dahulu hingga halus baru dicampurkan dengan basis salep
• Bila zat aktif berupa larutan makka larutan tersebut ditambahkan ke dalam basis
sedikit demi sedikit. Namun untuk zat aktif berupa larutan ini tidak cocok
digunakan basis berlemak
• Alat yang digunakan dalam pembuatan salep ini adalah lumpang alu

23
METODE PELEBURAN

• Semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan melebur


bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.
Komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang
sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk
• Bahan-bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir, bila temperatur sudah
turun

24
2. PASTA

• Pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung zat padat halus yang
terdispersi dalam pembawa lemak (seperti basis salep) dalam jumlah cukup besar
(20 – 50 %)
• Adanya zat padat dengan konsentrasi tinggi ini menyebabkan pasta lebih kental
dan lebih kaku dibandingkan dengan salep
• Pasta cocok digunakan sebagai sediaan untuk kulit yang mengalami luka
mengeras namun karena sifatnya yang kaku pasta tidak cocok digunakan pada
bagian tubuh yang berbulu

25
FORMULA PASTA ZINK OKSIDA

• R/ Zink Oksida 25 %
Calamine 5%
Amilum 25 %
White Petrolatum 45 %

Basis yang digunakan adalah white petrolatum


Amilum sebagai pengeras

26
3. KRIM

• Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air
tidak kurang dari 60%.
• Macam-macam Krim :
1. Krim M/A (Vanishing Cream)
2. Krim A/M (Cold Cream)

27
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN KRIM
Keuntungan Cream :
1. Aplikasi mudah
2. Mendinginkan kulit (cold cream)
3. Tidak lengket terutama tipe m/a
4. Mudah dibersihkan

Kerugian Cream :
1. Tidak stabil terutama bila kena asam organik dan panas.
2. Mudah mengering karena cairan menguap.

28
FORMULA KRIM

Fase
Fase Air Emulgator
Minyak

29
FORMULA KRIM

No Bahan Konsentrasi (%)


1 Zat aktif 20
2 Asam stearat 5
3 Setil alkohol 3
4 Isopropil miristat 3
5 Trietanolamin
5
6 Gliseril Monostearat
6 Butil Hidroksi Toluen 0,1
7 Asam Benzoat 0,25
8 Akuades Ad 100 mL

30
4. LOTION

• Lotion adalah preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar


• Lotion mengandung bahan serbuk halus yang tidak larut dalam media
pendispersi sehingga dibutuhkan suspending agent
• Keuntungan dari lotion : Mudah menyebar pada kulit (karena bentuknya lebih
cair)
• Kerugian dari lotion : Mudah dihilangkan dengan air

31
FORMULA LOTION

R/ Zat aktif 5%
Tween 80 7% HLB 15
Setil Alkohol 3% HLB 15
Stearil Alkohol 2% HLB 14
Metil Paraben 0,18 %
Propil Paraben 0,02 %
BHT 0,02 %
Air ad 100 %

Didapatkan HLB Butuh 14,6


Formula lotion sama dengan prinsip emulsi namun kadar airnya ditingkatkan dan emulgator yang
digunakan hanya yang emulgator untuk emulsi M/A 32
5. GEL

• Gel adalah sediaan setengah padat yang mengandung partikel baik organik
maupun anorganik yang tersuspensi dalam media pendispersi
• Media pendispersi pada sediaan gel adalah agen pembentuk gel
• Agen pembentuk gel yang sering digunakan adalah makromolekul sintetik seperti
polimer asam akrilat (Carbomer 934), derivat selulosa (karboksi metil selulosa
atau hidrkosipropil metil selulosa) dan getah alam (gom xanthan)
• Biasanya gel mengandung air hingga 90 %

33
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN GEL

• Keuntungan :
Kadar air cukup besar sehingga nyaman dan terasa dingin di kulit
Tidak berminyak
Lebih jernih

• Kerugian :
Mudah terbilaskan oleh air sehingga daya lekat di kulit kecil

34
FAKTOR YANG DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN
GEL

• Gelling agent harus inert, aman, tidak bereaksi dengan komponen lain dalam
formulasi
• Penggunaan polisakarida memerlukan pengawet
• Konsentrasi polimer harus tepat mencegah sineresis

35
GEL BETAMETASON

R/ Bethametasone Valerate 0,001 %


Etanol 96% 0,1 %
Propilen Glikol 0,2 %
Lutrol F127 0,22 %
Air ad 100 %

Lutrol F127 ini adalah agen pembentuk gel

36
Antioksidan
Butil Hidroksi anisol, butil hidroksi toluen,
asam askorbat, tokoferol, tanin, polifenol,
propil galat

Pengawet
Nipagin, nipasol, asam benzoat, asam sorbat

BAHAN PENDUKUNG Pewarna


FD & C, Carmine, Eritrosin, Karotenoid,
SEDIAAN SEMISOLIDA Antosianin, Titanium dioksida

Humektan (meningkatkan kelembaban)


Gliserin, Propilen glikol, Sorbitol, Polietilen
glikol

Enhancer (Peningkat penetrasi)


sulfoksida dan senyawa sejenis azone,
pyrrolidones, asam-asam lemak, alkohol dan
glikol, surfaktan, urea, dan fosfolipid
37
SEDIAAN SEMISOLIDA YANG BAIK
a. Stabil : Baik selama pemakaian maupun penyimpanan karena dipengaruhi oleh
faktor seperti suhu dan kelembaban
b. Lunak : Harus mempunyai daya sebar yang baik
c. Mudah Dipakai : Konsistensinya harus tidak terlalu keras dan tidak terlalu encer
serta dapat melekat pada kulit selama diperlukan
d. Protektif : Harus mampu melindungi kulit dari pengaruh luar seperti debu dan
sinar matahari
e. Basisnya cocok : Tidak menghambat kerja obat yang dikandung, tidak
mengiritasi dan menghasilkan efek lain yang tidak dikehendaki
f. Homogen : Setiap pemakaian mempunyai kadar yang sama
38
Evaluasi Mutu Sediaan Secara Umum

• Uji organoleptik
• Uji homogenitas
• Uji pH
• Uji daya sebar
• Uji daya lekat
• Uji kadar zat aktif
• Penentuan pengukuran viskositas dan sifat alir
• Uji stabilitas (suhu kamar, suhu rendah,suhu tinggi)
• Uji cycling test
• Uji mikrobiologi
39
MESIN MIXING SEDIAAN SEMISOLIDA

40
MESIN FILLING

41

Anda mungkin juga menyukai