Anda di halaman 1dari 43

Neurobehaviour II

Tetanus
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Derajat Tetanus
• Derajat 1 (ringan)
Trismus ringan sampai sedang,
kekakuan umum, spasme tidak ada,
disfagia tidak ada atau ringan, tidak
ada gangguan respirasi.
• Derajat 2 (sedang)
Trismus sedang dan kekakuan jelas,
spasme hanya sebentar, takipneu
dan disfagia ringan.
Derajat Tetanus
• Derajat 3 (berat)
Trismus berat, otot spastis, spasme
spontan, takipneu, apnoeic spell,
disfagia berat, takikardia dan
peningkatan aktivitas sistem
otonomi
• Derajat 4 (sangat berat)
Derajat 4 disertai gangguan
otonomik yang berat meliputi
sistem kardiovaskuler
Manifestasi Klinis
Dalam waktu 48 jam penyakit ini
menjadi nyata dengan :
• Trismus
• Kaku kuduk sampai opistotonus
• Ketegangan otot dinding perut
• Kejang tonik apabila dirangsang
• Rikus sardonikus
• Kesukaran menelan, gelisah, mudah
terangsang, nyeri kepala, nyeri
anggota badan (gejala dini)
Manifestasi Klinis
• Spasme yang khas, yaitu badan
kaku dengan opistotonus,
ekstermitas inferior dalam keadaan
ekstensi, lengan kaku dan
mengepal kuat. Anak tetap sadar.
Spasme mula-mula intermiten
diselingi dengan periode relaksasi.
Kemudian tidak jelas lagi dan
serangan tersebut disertai dengan
rasa nyeri
Manifestasi Klinis
• Asfiksia dan sianosis
• Panas biasanya tidak tinggi dan
terdapat pada stadium akhir
• Biasanya terdapat leukositosis
ringan dan kadang-kadang terjadi
tekanan cairan di otak.
Penatalaksanaan
Pertolongan pertama saat serangan
kejang adalah :
• Semua pakaian ketat dibuka
• Posisi kepala sebaiknya miring
• Usahakan agar jalan napas bebas
• Pengisapan lendir harus dilakukan
secara teratur dan diberikan
oksigen
Jenis obat- obatan yang diberikan
pada klien dengan tetanus
1. Antibiotika, hanya bertujuan
membunuh bentuk vegetatif dari C.
tetani, bukan untuk toksin yang
dihasilkannya
2. Antitoksin, dapat menggugunakan
Human Tetanus Immunoglobulin (
TIG) dengan dosis 3000-6000 U, satu
kali pemberian saja, secara IM
Jenis obat- obatan yang diberikan
pada klien dengan tetanus
3. Tetanus Toksoid (TT), pemberian
dilakukan secara IM. Pemberian TT
harus dilanjutkan sampai imunisasi
dasar terhadap tetanus selesai
4. Antikonvulsan, mengatasi kejang
Tetanus
Pengkajian
• Identitas klien
• Pengkajian umum, riwayat penyakit
yang diderita sekarang tanpa
kejang, riwayat penyakit sekarang
yang menyertai kejang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, riwayat TumBang,
riwayat imunisasi, dan riwayat
nutrisi
• Pengkajian khusus, sistem tubuh
manusia
Pengkajian
• Pemeriksaan penunjang; lab darah,
pemeriksaan bakteriologik, dan
rekam EMG
Diagnosa
• Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan
penumpukan sputum pada trakea
dan spasme otot pernafasan
• Gangguan pola nafas berhubungan
dengan jalan nafas terganggu
akibat spasme otot-otot pernafasan
• Peningkatan suhu tubuh
(hipertermia) berhubungan dengan
efek toksin (bakterimia)
Diagnosa
• Perubahan nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kekakuan otot pengunyah
• Hubungan interpersonal terganggu
berhubungan dengan kesulitan
bicara
• Gangguan kebutuhan sehari-hari
berhubungan dengan kondisi lemah
dan sering kejang
Diagnosa
• Resiko terjadi ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit berhubungan
dengan intake yang kurang dan
oliguria
• Resiko terjadi cedera berhubungan
dengan sering kejang
• Kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakit tetanus
dan penanggulangannya
berhubungan dengan kurangnya
informasi
Diagnosa
• Kurangnya kebutuhan istirahat
berhubungan dengan sering kejang
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sputum pada trakea dan spasme otot pernafasan
• Bebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi kepala ekstensi
• Pemeriksaan fisik dengan cara auskultasi mendengar suara nafas
(adakah ronchi) tiap 2 – 4 jam sekali
• Bersihkan mulut dan saluran nafas dari sekret dan lendir dengan
melakukan suction
• Oksigenisasi sesuai intruksi dokter
• Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
• Observasi timbulnya gagal nafas/apnea
• Kolaborasi dalam pemberian obat pengencer sekret (mukolotik)
2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu
akibat spasme otot-otot pernafasan
• Monitor irama pernafasan dan respirasi rate
• Atur posisi luruskan jalan nafas
• Observasi tanda dan gejala sianosis
• Berikan oksigenasi sesuai dengan intruksi dokter
• Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
• Observasi timbulnya gagal nafas
• Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
3. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan efek
toksin (bakterimia)
• Atur suhu lingkungan yang nyaman
• Pantau suhu tubuh tiap 2 jam
• Berikan hidrasi atau minum yang adekuat
• Lakukan tindakan teknik aseptic dan antiseptic pada perawatan luka
• Berikan kompres dingin bila tidak terjadi eksternal rangsangan
kejang
• Laksanakan program pengobatan antibiotic dan antipiretik
• Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium leukosit
4. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kekakuan otot pengunyah
• Jelaskan faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam makan dan
pentingnya makanan bagi tubuh
• Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diet TKTP cair, lunak,
dan bubur kasar
• Kolaborasi untuk memberikan caiaran IV line
• Kolaborasikan untuk pemasangan NGT bila perlu
5. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
meningkatnya sekresi atau produksi mukus
• Kaji status pernafasan, frekuensi, irama, setiap 2 – 4 jam
• Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan pasti bila ada
penumpukan sekret
• Gunakan sudip lidah saat kejang
• Miringkan ke samping untuk drainage
• Observasi oksigen sesuai program
• Pemberian sedativa Diazepam drip 10 Amp (hari pertama dan setiap
hari dikurangi 1 amp)
• Pertahankan kepatenan jalan nafas dan bersihkan mulut
6. Defisit velume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak
adekuat
• Kaji intake dan out put setiap 24 jam
• Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, dan turgor kulit setiap
24 jam
• Berikan dan pertahankan intake oral dan parenteral sesuai indikasi (
infus 12 tts/m, NGT 40 cc/4 jam) dan disesuaikan dengan
perkembangan kondisi pasien
• Monitor berat jenis urine dan pengeluarannya
• Pertahankan kepatenan NGT
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketegangan dan spasme otot mastikatoris , kesukaran menelan
dan membuka mulut
• Pasang dan pertahankan NGT untuk intake makanan
• Kaji bising usus bila perlu, dan hati-hati karena sentuhan dapat
merangsang kejang
• Berikan nutrisi yang tinggi kalori dan protein
• Timbang berat badan sesuai protocol
8. Resiko aspirasi berhubungan dengan meningkatknya sekresi,
kesukaran menelan, dan spasme otot faring
• Kaji status pernafasan setiap 2-4 jam
• Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati
• Gunakan sudip lidah saat kejang
• Miringkan ke samping untuk drainage
• Pemberian oksigen 0,5 Liter
• Pemberian sedativa sesuai program
9. Resiko injuri berhubungan dengan aktifitas kejang
• Identifikasi dan hindari faktor pencetus
• Tempatkan pasien pada tempat tidur pada pasien yang memakai
pengaman
• Sediakan disamping tempat tidur tongue spatel
• Lindungi pasien pada saat kejang
• Catat penyebab mulai terjadinya kejang
10. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tetanus
lysin, pembatasan aktifitas (immobilisasi)
• Observasi adanya kemerahan pada kulit
• Rubah posisi secara teratur
• Anjurkan kepada orang tua pasien untuk memakaikan katun yang
longgar
• Pantau masukan cairan, hidrasi kulit dan membran mukosa
• Pertahankan hygiene kulit dengan mengeringkan dan melakukan
massage dengan lotion
11. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring
dan aktifitas kejang
• Pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari-hari
• Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktifitas , BAB/BAK,
membersihkan tempat tidur dan kebersihan diri
• Berikan makanan perparenteral
• Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-
hari
12. Cemas berhubungan dengan kemungkinan injuri selama kejang
• Jelaskan tentang aktifitas kejang yang terjadi pada anak
• Ajarkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya tentang
kondisi anaknya
• Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
• Gunakan komunikasi dan sentuhan terapetik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat
imunisasi:
• Adanya riwayat luka yang terkontaminasi, namun 20% dapat tanpa
riwayat luka.
• Riwayat tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap.
• Trismus, disfagia, rhisus sardonikus, kekakuan pada leher, punggung,
dan otot perut (opisthotonus), rasa sakit serta kecemasan.
• Pada tetanus neonatorum keluhan awal berupa tidak bisa menetek.
• Kejang umum episodik dicetusklan dengan rangsang minimal
maupun spontan dimana kesadaran tetap baik.
• Terdapat temuan laboratorium :
• Lekositosis ringan.
• Trombosit sedikit meningkat.
• Glukosa dan kalsium darah normal.
• Cairan serebrospinal normal tetapi tekanan dapat meningkat.
• Enzim otot serum mungkin meningkat.
• EKG dan EEG biasanya normal.
• Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis nanah yang diambil
dari luka dapat membantu, tetapi Clostridium tetani sulit tumbuh dan
batang gram positif berbentuk tongkat penabuh drum seringnya tidak
ditemukan.
• Kreatinin fosfokinase dapat meningkat karena aktivitas kejang (>
3U/ml)
Implementasi disesuaikan dengan intervensi keperawatan

Berdasarkan hasil dari implementasi (SOAP)

Anda mungkin juga menyukai

  • Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
    Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
    Dokumen35 halaman
    Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
    Zidni Arifa Luthfi
    100% (10)
  • Seorang Pasien Wanita
    Seorang Pasien Wanita
    Dokumen1 halaman
    Seorang Pasien Wanita
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Mpasi
    Lampiran Mpasi
    Dokumen12 halaman
    Lampiran Mpasi
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Imd Versi LKC
    Imd Versi LKC
    Dokumen30 halaman
    Imd Versi LKC
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Mpasi
    Lampiran Mpasi
    Dokumen2 halaman
    Lampiran Mpasi
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Iva Massal
    Iva Massal
    Dokumen21 halaman
    Iva Massal
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • MP ASI Anak Susah Makan
    MP ASI Anak Susah Makan
    Dokumen32 halaman
    MP ASI Anak Susah Makan
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • 5 CEK PRODUK TERDAFTAR (Gabungan)
    5 CEK PRODUK TERDAFTAR (Gabungan)
    Dokumen15 halaman
    5 CEK PRODUK TERDAFTAR (Gabungan)
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Mpasi
    Lampiran Mpasi
    Dokumen12 halaman
    Lampiran Mpasi
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Dokumen26 halaman
    Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • KESPRO
    KESPRO
    Dokumen11 halaman
    KESPRO
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • ATLAS Iva
    ATLAS Iva
    Dokumen1 halaman
    ATLAS Iva
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • KESPRO
    KESPRO
    Dokumen11 halaman
    KESPRO
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Dokumen15 halaman
    Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • P3K Yeni
    P3K Yeni
    Dokumen8 halaman
    P3K Yeni
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • KESPRO
    KESPRO
    Dokumen11 halaman
    KESPRO
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • PHBS Sekolah
    PHBS Sekolah
    Dokumen20 halaman
    PHBS Sekolah
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Nisa
    Nisa
    Dokumen28 halaman
    Nisa
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Nisa
    Nisa
    Dokumen28 halaman
    Nisa
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Lampiran: Laporan Pendahuluan (LP) (Judul Kasus)
    Lampiran: Laporan Pendahuluan (LP) (Judul Kasus)
    Dokumen1 halaman
    Lampiran: Laporan Pendahuluan (LP) (Judul Kasus)
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Dokumen15 halaman
    Kesehatan Reproduksi Nurfa
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • PW Phbs Sekolah
    PW Phbs Sekolah
    Dokumen22 halaman
    PW Phbs Sekolah
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • KESEHATAN REPRODUKSI Muhamadiyah
    KESEHATAN REPRODUKSI Muhamadiyah
    Dokumen95 halaman
    KESEHATAN REPRODUKSI Muhamadiyah
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Kom Pres
    Kom Pres
    Dokumen3 halaman
    Kom Pres
    Indra Dewi
    Belum ada peringkat
  • Peran Dan Fungsi Perawat
    Peran Dan Fungsi Perawat
    Dokumen10 halaman
    Peran Dan Fungsi Perawat
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • KD 2 Gangguan Komunikasi
    KD 2 Gangguan Komunikasi
    Dokumen9 halaman
    KD 2 Gangguan Komunikasi
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen17 halaman
    Tetanus
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • NISA
    NISA
    Dokumen1 halaman
    NISA
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat
  • KD 1 Komunikasi Keperawatan
    KD 1 Komunikasi Keperawatan
    Dokumen7 halaman
    KD 1 Komunikasi Keperawatan
    Silfania Rosevin Gea
    Belum ada peringkat